Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN GENETIKA

“ IMITASI PERBANDINGAN GENETIS III ”

Nama : Dewi Hutasoit

NIM : A1C4180233

Kelas : Reguler A 2018

DOSEN PENGAMPU

1. Dr. Drs. Jodion Siburian, M.Si.

2. Dr. Afreni Hamidah, S.Pt., M.Si.

3. Dr. Dra. Evita Anggereini, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS II1

Dewi Hutasoit

A1C418023

Abstrak

Didalam ilmunnya genetika, telah mendefenisikan dan juga menganalisis keturuanan


(heredity) atau yang dapat dikenal sebagai konstansi dan perubahan pengaturan dari
berbagai fungsi secara fisiologi yang akan membentuk karakter didalam organisme.
Unit keturunan yang bisa disebut gen dan merupakan suatu segmen didalam DNA yang
pukleotidanya membawa informasi berupa karakter biokimia dan fisiologis. Gentika
mikroba telah menyatakan bahwa gen yang dimiliki organisme terdiri dari DNA, kita
dapat mengenali identitas seseorang dengan cara DNA nya diperiksa. Didalam DNA
kita dapat mengetahui gen apa saja yang diwariskan dari keturunan sebelumnya. Dan
pada praktikum ini akan dilakukan pengujian dengan test chi-square yang mana akan
membantu memberikan gambaran kemungkinan gen-gen yang akan dibawa termasuk
dianggap baik atau tidak.

Kata Kunci : Imitasi, Chi-square test, Gen, Gamet, DNA, Dihibrid.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Saat ini telah kita ketahui bahwa terdapat sifat-sifat yang telah diwariskan oleh
induk kepada keturunannya dan Mendel melakukan percobaan dengan membuat suatu
model pewarisan atas sifat sifat tersebut yang kebenarannya telah diakui saat ini yaitu
dengan menggunakan metode matematis yang dapat membantu menganalisis data yang
dihasilkan.

Semua mahluk hidup yang terdapat dimuka bumi ini memilki rupa yang sangat
beragam dan setiap individunya pasti berbeda-beda. Dapat dipastikan mahluk hidup
pasti mempunyai sifat dan ciri tersendiri yang membuatnya dapat dibedakan antara satu
dengan yang lainnya. Sifat dan juga ciri yang dimiliki ada yang dapat diturunkan dan
ada juga yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi kepada
generasi berikutnya akan mengikuti pola hidup tertentu yang akan menjadi ciri khas
suatu mahluk hidup. Pewarisan sifat yang diberikan oleh induk kepada generasi
selanjutnya disebut dengan hereditas. Dan cabang biologi yang mempelajari khusus
tentang hereditas adalah genetika.

Pasangan individu dengan sifat atau karakter tertentu menghasilkan anakan


dengan variasi sifat genotipe dan fenotipe. Sifat-sifat tersebut diturunkan berdasarkan
teori pewarisan sifat yang diperkenalkan oleh Groger Mendel. Kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi pada generasinya dapat dilakukan perhitungan secara
kuantitatif berdasarkan percobaan-percobaan Mendel.

Faktor keturunan yang terdapat pada setiap individu didapat secara berpasangan
yang didalamnya membentuk unit. Mendel sendiri berpendapat bahwa pasangan yang
terbentuk tersebut terpisah secara seimbang didalam bentuk komponen reproduksi
jantan dan reproduksi betina (gamet). Maka daripada itu, masing masing dari karakter
ini akan mewariskan sifat yang dimilikinya kepada generasi berikutnya.

Hukum Mendel II menyatakan bahwa dua pasang atau lebih sifat dari dua
individu menurunkan sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat
yang lain. Artinya alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal
tersebut menjelaskan bahwa gen yang menentukan warna bunga tidak saling
mempengaruhi dengan gen yang menentukkan tinggi tanaman.

Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat beda
titik persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-
gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan
dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1. Kenyataannya,
seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin
disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen. Adanya gen yang bersifat
homozigot letal dan sebagai masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian
banyak peneliti.
Tujuan dilakukannya praktikum, melakukan pengujian lewat test X2 (Chi-
square) untuk mengetahui apakah hasil yang didapat dianggap baik atau tidak.

KAJIAN TEORI

Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yan mengatur pewarisan sifat secara
genetik dari suatu individu terhadap keturunannya. Hukum ini diperoleh dari hasil
percobaan Mendel dan hasil kuantitatifnya. Perhitungan kuantiatif pada persilangan
bermanfaat untuk menentukan banyaknya gamet pada individu dan jumlah genotipe
pada hasil peersilangan serta peluang munculnya genotipe dan memperkirakannya
(Cahyono, 2010).

Imitasi merupakan bagian dari teori Social Learning (Teori Pembelajaran


Sosial). Prinsip dasar social learning menyatakan sebagian besar dari yang dipelajari
manusia terjadi melalui peniruan (imitation), penyajian contoh perilaku (modeling)
(Kusuma, 2012).
Perbandingan genetis merupakan suatu cara membedakan dua hal atau tiga hal
berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan
menghasilkan perbandingan yang signifikan. Imitasi perbandingan genetis
adalahperbandingan yang dimiliki makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain
karena memperhitungkan sifat genetik yang dimiliki seseorang masing-masing berbeda
(Cahyono, 2010).
Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar
individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua
macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan
monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan
dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih
rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid
melibatkan dua lokus (Wijayanto, 2013: 79).
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan
dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau
pengelompokkan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet,
dimana gen se-alel secara bebas pergi kemasing – masing kutub ketika meiosis. Hukum
Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk
dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B
untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau
(Campbell, 2004).

Dihibrid atau Dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda. Untuk membuktikan hokum Mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan
secara bebas, Mendel melakukan experiment dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna
kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan
terhadap b (kisut) , dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau). Mendel menganggap
bahwa gen-gen pembawa sifat ini berpisah secara bebas terhadap sesamanya sewaktu
terjadi pembentukan gamet (Ferdinand, 2007).
Persilangan antara dua galur murni menghasilkan suatu hibrida F1 yang secara
genetik seragam. Pada pembentukan generasi F2 kombinasi-kombinasi gen
dipertukarkan dan berbagi dalam kombinasi-kombinasi baru pada individu-individu F2.
Secara umum terlihat generasi F2 lebih beragam dari F1 (Arifiano, 2015: 1170).
Untuk menentukan bahwa hasil persilangan ini memenuhi teori 9 : 3 : 3 : 1 atau
menyimpang dari teori perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji X2 atau
Chi-square test atau ada yang menamakannya uji kecocokan goodness of fit. Apabila
x2h lebih kecil daripada x2t dengan peluang tertentu yaiu 0,05, maka dikatakan bahwa
hasil persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila
X2hlebih besar dari pada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak
memenuhi nisbah Mendel pada nilai peluang tertentu biasanya 0,05 (Akbar, 2015: 12).

METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Oktober 2020, pukul 7:30-8.20
WIB bertempat di Jalan Depati Purbo RT.17 , Kelurahan Pematang Sulur , Kecamatan
Telanai Pura, Kota Jambi, Jambi.
Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan didalam praktikum ini adalah kancing atau bola kecil
terbuat dari plastik yang ukurannya sama tetapi warnanya berlainan misalnya berwarna
merah-biru, merah-hijau, putih-biru dan berwarna putih-hijau dapat juga digunakan
bahan lain atau ukurannya sama sehingga bila dipegang tanpa melihatnya tidak dapat
dipilih dapat juga digunakan kacang kedelai hitam hijau kuning dan kedelai warna
lainnya ataupun bentuk lainnya yang berbeda warna seperti karton yang telah
dimodelkan. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah sobek dan juga isinya
tidak dapat dilihat dari luar.

Prosedur Kerja

Setiap praktikan menerima 2 kantong masing-masing berisi 16 kancing yang


terdiri dari 4 merah-biru, 4 merah-hijau, 4 putih-biru, 4 putih-hijau. Buatlah catatan di
kertas saudara tentang hasil pengambilan kancing tersebut dengan menulis pertemuan
kedua warna kancing dengan simbol genotip. Selesai mencatat hasilnya Kembalikanlah
lagi kancing-kancing itu ke dalam kantong asalnya sesuai asal pengambilan dan sing
kancing dan Kantong kiri kantong kiri dan kancing dan Kantong kanan kantong
kanan.Ulangi percobaan tersebut sampai 10 kali terlebih dahulu mengocok isi kantong
Setiap kali mau memulai pengambilan kancing supaya kencing di dalam kantong
bercampur dan catatlah hasil seperti nomor 3. Buatlah tabel hasil percobaan saudara
yang melakukan 10 kali pengulangan. Lakukan pengujian X 2 terhadap hasil perorangan
maupun kelompok dan dan kelas tabel X2 Chi square test terlampir.

Analisis Data

Jika 2 = 0, maka ada kesesuaian sempurna antara hasil observasi dan nilai
harapan. Jika2> 0, maka antara hasil observasi dan nilai harapan tidak terjadi
kesesuaian sempurna. sSemakin besar nilai 2, ketidaksesuaian antara hasil observasi
dan nilai harapan juga semakin besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan dari percobaan adalah :

Tabel 1. Tabel Hasil dihibrida Individu


No Pengulangan Ke Genotip dan Fenotip Jumlah

R_B_ R_bb rrB_ rrbb

1. 1 7 4 3 2 16
2. 2 6 4 3 3 16
3. 3 8 6 0 2 16
4. 4 6 6 4 0 16
5. 5 7 7 0 2 16
6. 6 6 3 5 2 16
7. 7 6 5 2 3 16
8. 8 10 4 0 2 16

9. 9 3 7 4 2 16
10. 10 5 8 1 2 16
64 54 22 20 160

Tabel 2. Tabel Hasil dihibrida Kelompok

No Genotip dan Fenotip Jumlah

Nama R_B_ R_bb rrB_ rrbb

1. Dewi Hutasoit 64 54 22 20 160


2. Sri Juliani 57 41 30 32 160
3. Mely Septiana 94 26 29 11 160
4. Laily Rizki Amalia 83 33 33 11 160
5. Desna Mutia Rinda 88 28 30 14 160
Jumlah 386 182 144 88 800

Tabel 3. Tabel Hasil dihibrida Kelas

No Genotip dan Fenotip Jumlah


Kelompok
R_B_ R_bb rrB_ rrbb

1. Kelompok 1 358 117 106 59 640


2. Kelompok 2 325 138 115 62 640
3. Kelompok 3 386 182 144 88 800
4. Kelompok 4 353 120 118 49 640

Jumlah 1442 557 483 258 2720

Pembahasan

Dihibrid atau Dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda. Untuk membuktikan hokum Mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan
secara bebas, Mendel melakukan experiment dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna
kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan
terhadap b (kisut) , dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau). Mendel menganggap
bahwa gen-gen pembawa sifat ini berpisah secara bebas terhadap sesamanya sewaktu
terjadi pembentukan gamet (Ferdinand, 2007).
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan
dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau
pengelompokkan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet,
dimana gen se-alel secara bebas pergi kemasing – masing kutub ketika meiosis. Hukum
Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk
dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B
untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau
(Campbell, 2004).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pengambilan dan juga


pertemuannya yang diambil secara acak membuktikan bahwa telah ada prinsip segregasi
1 (Hukum Mendel 1). Berdasarkan hasil dari uji Chi-Square didalam analisi perhitungan
genetika mendel maka diperoleh lah hasil perbandingan F2 pada pesilangan
monohibrida yaitu dimana Genotipenya adalah 1: 2: 1 sedangkan untuk fenotipenya 3: 1

DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2015. Implementasi Sistem Hereditas Menggunakan Metode Persilangan
Hukum Mendel untuk Identifikasi Pewarisan Warna Kulit Manusia. Jurnal
Online Mahasiswa. Vol 1(1): 12.

Cahyono. 2010. Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Mendel. Bandung: Institut


Teknologi Bandung.
Campbell. 2004. Biologi Edisi kedelapan jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Ferdinand. 2007. Praktis Belajar BiologiI. Jakarta: Visindo Media Persada.


Kusuma. 2012. Hubungan Celebrity Worship Terhadap Idola K-POP (Korean Pop)
dengan Perilaku Imitasi Pada Remaja. Malang: Universitas Brawijaya.
Arifiano. 2015. Uji F1 dari Persilangan Genotip Antara Beberapa Varietas Kedelai (Glycine
max L. Merril) Terhadap Tetua Masing-Masing. Jurnal Online Agroekoteknologi .

LAMPIRAN
Dokumentasi :
No Foto Keterangan Waktu
.
1. Koin yang digunakan
Waktu : 08.00 WIB

2. Koin yang diletakkan


didalam kantong 1 dan
kantong 2
Waktu : 08.05 WIB

3. Pengulangan Ke- 1
Waktu : 08.07 WIB

4. Pengulangan Ke- 2
Waktu : 08.09 WIB

5. Pengulangan Ke- 3
Waktu : 08.11 WIB

6. Pengulangan Ke- 4
Waktu : 08. 13 WIB
7. Pengulangan Ke- 5
Waktu : 08.16 WIB

8. Pengulangan Ke- 6
Waktu : 08.19 WIB

9. Pengulangan Ke- 7
Waktu : 08.22 WIB

10 Pengulangan Ke- 8
Waktu : 08.25 WIB

11. Pengulangan Ke- 9


Waktu : 08.28 WIB

12. Pengulangan Ke- 10


Waktu : 08.32 WIB

13. Pengetikan laporan


sementara
Waktu : 08.45
Lampiran Hitung

 Mengolah tabel
1. Tabel dominan individu
Genotip RR+rr : rr
Fenotip (merah) (putih)
140/160 : 20/160
0,88 : 0,13
75% : 25%
3 : 1
2. Tabel intermediet individu
Genotip RR : Rr : rr
Fenotip (merah) (merah muda) (putih)
64/160 : 70/160 : 20/160
0,40 : 0,44 : 0,13
25% : 50% : 25%
1 : 2 : 1
3. Tabel dominan kelas
Genotip RR+Rr : rr
Fenotip (merah) : (putih)
609/800 : 191/800
0,76 : 0,24
3 : 1
75% : 25%
4. Tabel intermediet kelas
Genotip RR : Rr : rr
Fenotip (merah) (merah muda) (putih)
234/800 : 375/800 : 191/800
0,29 : 0,47 : 0,24
1 : 2 : 1
5. Uji Chi – Square Dominansi Penuh (Kelompok Besar/ Data Kelas)

Fenotip Observed Expected O–E (O – E)2/E


Merah 2064 2040 24 0,2824
Putih 656 680 –24 0,8471
Jumlah 2720 2720 0 1,1295
n
2 (O−E)2
X =∑
i=1 E

(2064−2040)2 2
X2 = + (656−680)
2040 680
576 576
X2 = +
2040 680
X2 = 0,2824 + 0,8471
X2 = 1,1295
X = 1,062
Maka X2 hitung < X2 tabel (1,062 < 3,841), sehingga nisbah pengamatan sesuai
dengan nisbah 3 : 1 atau mengikuti Hukum Mendel 1.

6. Uji Chi – Square Dominansi Sebagian (Kelompok Besar/ Data Kelas)

Fenotip Observed Expected O–E (O – E)2/E


Merah 737 680 57 4,778
Merah Muda 1327 1360 –33 0,801
Putih 656 680 –24 0,847
Jumlah 2720 2720 0 6,426
n
2 (O−E)2
X =∑
i=1 E

(737−680)2 2 2
X2 = + (1327−1360) + (656−680)
680 1360 680
3249 1089 576
X2 =
680
+ 1360 + 680
X2 = 4,778 + 0,801 + 0,847
X2 = 6,426
X = 2,534
Maka X2 hitung < X2 tabel (2,534 < 3,841), sehingga nisbah pengamatan sesuai
dengan nisbah 1 : 2 : 1 atau mengikuti Hukum Mendel 1.
REFLEKSI

(a) Pengetahuan dan pengalaman apa yang didapat dari praktikum?

Jawab : Pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari praktikum adalah mendapatkan
gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu
secara acak (random) dan mengetahui pengujian lewat test X2 (Chi squere test) untuk
mengetahui apakah hasil yang didapatkan dianggap baik atau tidak.

(b) Kendala (kesulitan) apa saja yang ditemui saat pelaksanaan praktikum?

Jawab : Kendala atau kesulitan yang ditemui pada praktikum genetika ini adalah belum
sepenuhnya memahami cara penentuan perhitungan test X2 (Chi squere test) dan masih
ditemukan nya kesalahan dalam pengambilan kancing dengan pengulangan. (c) Saran
yang dapat diberikan untuk perbaikan pelaksanaan praktikum yang akan datang?

Jawab : Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum yang akan datang
adalah sebaiknya praktikan lebih banyak membaca materi praktikum dan mohon lebih
memahami prosedur (sistematika) dari pengamatan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai