NIM : A1C4180233
DOSEN PENGAMPU
UNIVERSITAS JAMBI
2020
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS II1
Dewi Hutasoit
A1C418023
Abstrak
PENDAHULUAN
Latar belakang
Saat ini telah kita ketahui bahwa terdapat sifat-sifat yang telah diwariskan oleh
induk kepada keturunannya dan Mendel melakukan percobaan dengan membuat suatu
model pewarisan atas sifat sifat tersebut yang kebenarannya telah diakui saat ini yaitu
dengan menggunakan metode matematis yang dapat membantu menganalisis data yang
dihasilkan.
Semua mahluk hidup yang terdapat dimuka bumi ini memilki rupa yang sangat
beragam dan setiap individunya pasti berbeda-beda. Dapat dipastikan mahluk hidup
pasti mempunyai sifat dan ciri tersendiri yang membuatnya dapat dibedakan antara satu
dengan yang lainnya. Sifat dan juga ciri yang dimiliki ada yang dapat diturunkan dan
ada juga yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi kepada
generasi berikutnya akan mengikuti pola hidup tertentu yang akan menjadi ciri khas
suatu mahluk hidup. Pewarisan sifat yang diberikan oleh induk kepada generasi
selanjutnya disebut dengan hereditas. Dan cabang biologi yang mempelajari khusus
tentang hereditas adalah genetika.
Faktor keturunan yang terdapat pada setiap individu didapat secara berpasangan
yang didalamnya membentuk unit. Mendel sendiri berpendapat bahwa pasangan yang
terbentuk tersebut terpisah secara seimbang didalam bentuk komponen reproduksi
jantan dan reproduksi betina (gamet). Maka daripada itu, masing masing dari karakter
ini akan mewariskan sifat yang dimilikinya kepada generasi berikutnya.
Hukum Mendel II menyatakan bahwa dua pasang atau lebih sifat dari dua
individu menurunkan sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat
yang lain. Artinya alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal
tersebut menjelaskan bahwa gen yang menentukan warna bunga tidak saling
mempengaruhi dengan gen yang menentukkan tinggi tanaman.
Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat beda
titik persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-
gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan
dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1. Kenyataannya,
seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin
disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen. Adanya gen yang bersifat
homozigot letal dan sebagai masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian
banyak peneliti.
Tujuan dilakukannya praktikum, melakukan pengujian lewat test X2 (Chi-
square) untuk mengetahui apakah hasil yang didapat dianggap baik atau tidak.
KAJIAN TEORI
Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yan mengatur pewarisan sifat secara
genetik dari suatu individu terhadap keturunannya. Hukum ini diperoleh dari hasil
percobaan Mendel dan hasil kuantitatifnya. Perhitungan kuantiatif pada persilangan
bermanfaat untuk menentukan banyaknya gamet pada individu dan jumlah genotipe
pada hasil peersilangan serta peluang munculnya genotipe dan memperkirakannya
(Cahyono, 2010).
Dihibrid atau Dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda. Untuk membuktikan hokum Mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan
secara bebas, Mendel melakukan experiment dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna
kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan
terhadap b (kisut) , dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau). Mendel menganggap
bahwa gen-gen pembawa sifat ini berpisah secara bebas terhadap sesamanya sewaktu
terjadi pembentukan gamet (Ferdinand, 2007).
Persilangan antara dua galur murni menghasilkan suatu hibrida F1 yang secara
genetik seragam. Pada pembentukan generasi F2 kombinasi-kombinasi gen
dipertukarkan dan berbagi dalam kombinasi-kombinasi baru pada individu-individu F2.
Secara umum terlihat generasi F2 lebih beragam dari F1 (Arifiano, 2015: 1170).
Untuk menentukan bahwa hasil persilangan ini memenuhi teori 9 : 3 : 3 : 1 atau
menyimpang dari teori perlu dilakukan suatu pengujian secara statistika. Uji X2 atau
Chi-square test atau ada yang menamakannya uji kecocokan goodness of fit. Apabila
x2h lebih kecil daripada x2t dengan peluang tertentu yaiu 0,05, maka dikatakan bahwa
hasil persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila
X2hlebih besar dari pada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak
memenuhi nisbah Mendel pada nilai peluang tertentu biasanya 0,05 (Akbar, 2015: 12).
METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Oktober 2020, pukul 7:30-8.20
WIB bertempat di Jalan Depati Purbo RT.17 , Kelurahan Pematang Sulur , Kecamatan
Telanai Pura, Kota Jambi, Jambi.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan didalam praktikum ini adalah kancing atau bola kecil
terbuat dari plastik yang ukurannya sama tetapi warnanya berlainan misalnya berwarna
merah-biru, merah-hijau, putih-biru dan berwarna putih-hijau dapat juga digunakan
bahan lain atau ukurannya sama sehingga bila dipegang tanpa melihatnya tidak dapat
dipilih dapat juga digunakan kacang kedelai hitam hijau kuning dan kedelai warna
lainnya ataupun bentuk lainnya yang berbeda warna seperti karton yang telah
dimodelkan. Kantong sebaiknya dari kain supaya tidak mudah sobek dan juga isinya
tidak dapat dilihat dari luar.
Prosedur Kerja
Analisis Data
Jika 2 = 0, maka ada kesesuaian sempurna antara hasil observasi dan nilai
harapan. Jika2> 0, maka antara hasil observasi dan nilai harapan tidak terjadi
kesesuaian sempurna. sSemakin besar nilai 2, ketidaksesuaian antara hasil observasi
dan nilai harapan juga semakin besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. 1 7 4 3 2 16
2. 2 6 4 3 3 16
3. 3 8 6 0 2 16
4. 4 6 6 4 0 16
5. 5 7 7 0 2 16
6. 6 6 3 5 2 16
7. 7 6 5 2 3 16
8. 8 10 4 0 2 16
9. 9 3 7 4 2 16
10. 10 5 8 1 2 16
64 54 22 20 160
Pembahasan
Dihibrid atau Dihibridisasi ialah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda. Untuk membuktikan hokum Mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan
secara bebas, Mendel melakukan experiment dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna
kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan
terhadap b (kisut) , dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau). Mendel menganggap
bahwa gen-gen pembawa sifat ini berpisah secara bebas terhadap sesamanya sewaktu
terjadi pembentukan gamet (Ferdinand, 2007).
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan
dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes”. Atau
pengelompokkan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet,
dimana gen se-alel secara bebas pergi kemasing – masing kutub ketika meiosis. Hukum
Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk
dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B
untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau
(Campbell, 2004).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2015. Implementasi Sistem Hereditas Menggunakan Metode Persilangan
Hukum Mendel untuk Identifikasi Pewarisan Warna Kulit Manusia. Jurnal
Online Mahasiswa. Vol 1(1): 12.
LAMPIRAN
Dokumentasi :
No Foto Keterangan Waktu
.
1. Koin yang digunakan
Waktu : 08.00 WIB
3. Pengulangan Ke- 1
Waktu : 08.07 WIB
4. Pengulangan Ke- 2
Waktu : 08.09 WIB
5. Pengulangan Ke- 3
Waktu : 08.11 WIB
6. Pengulangan Ke- 4
Waktu : 08. 13 WIB
7. Pengulangan Ke- 5
Waktu : 08.16 WIB
8. Pengulangan Ke- 6
Waktu : 08.19 WIB
9. Pengulangan Ke- 7
Waktu : 08.22 WIB
10 Pengulangan Ke- 8
Waktu : 08.25 WIB
Mengolah tabel
1. Tabel dominan individu
Genotip RR+rr : rr
Fenotip (merah) (putih)
140/160 : 20/160
0,88 : 0,13
75% : 25%
3 : 1
2. Tabel intermediet individu
Genotip RR : Rr : rr
Fenotip (merah) (merah muda) (putih)
64/160 : 70/160 : 20/160
0,40 : 0,44 : 0,13
25% : 50% : 25%
1 : 2 : 1
3. Tabel dominan kelas
Genotip RR+Rr : rr
Fenotip (merah) : (putih)
609/800 : 191/800
0,76 : 0,24
3 : 1
75% : 25%
4. Tabel intermediet kelas
Genotip RR : Rr : rr
Fenotip (merah) (merah muda) (putih)
234/800 : 375/800 : 191/800
0,29 : 0,47 : 0,24
1 : 2 : 1
5. Uji Chi – Square Dominansi Penuh (Kelompok Besar/ Data Kelas)
(2064−2040)2 2
X2 = + (656−680)
2040 680
576 576
X2 = +
2040 680
X2 = 0,2824 + 0,8471
X2 = 1,1295
X = 1,062
Maka X2 hitung < X2 tabel (1,062 < 3,841), sehingga nisbah pengamatan sesuai
dengan nisbah 3 : 1 atau mengikuti Hukum Mendel 1.
(737−680)2 2 2
X2 = + (1327−1360) + (656−680)
680 1360 680
3249 1089 576
X2 =
680
+ 1360 + 680
X2 = 4,778 + 0,801 + 0,847
X2 = 6,426
X = 2,534
Maka X2 hitung < X2 tabel (2,534 < 3,841), sehingga nisbah pengamatan sesuai
dengan nisbah 1 : 2 : 1 atau mengikuti Hukum Mendel 1.
REFLEKSI
Jawab : Pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari praktikum adalah mendapatkan
gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu
secara acak (random) dan mengetahui pengujian lewat test X2 (Chi squere test) untuk
mengetahui apakah hasil yang didapatkan dianggap baik atau tidak.
(b) Kendala (kesulitan) apa saja yang ditemui saat pelaksanaan praktikum?
Jawab : Kendala atau kesulitan yang ditemui pada praktikum genetika ini adalah belum
sepenuhnya memahami cara penentuan perhitungan test X2 (Chi squere test) dan masih
ditemukan nya kesalahan dalam pengambilan kancing dengan pengulangan. (c) Saran
yang dapat diberikan untuk perbaikan pelaksanaan praktikum yang akan datang?
Jawab : Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum yang akan datang
adalah sebaiknya praktikan lebih banyak membaca materi praktikum dan mohon lebih
memahami prosedur (sistematika) dari pengamatan yang dilakukan.