Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Alhamdulillah Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpakan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sebagai mana
biasanya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurakan kepada nabi Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat meyelesaikan Makalah dengan judul “TEORI PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVIS” Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok yang akan dikumpulkan
dan dipresentasikan.
Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata pelajaran
Teori Belajar dan Pembelajaran yang memberikan arahan dan ajaran tentang mata
pejalaran Teori Belajar dan Pembelajaran.
Adapun yang terakhir, Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan, karena
itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan sekaligus
memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Saran........................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
ISI
3
Konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa peserta didik membina sendiri
pengetahuan (individual perception ) atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada (prior experience). Dalam proses ini, peserta didik akan
menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina
pengetahuan baru. Pembelajaran secara konstruktivisme berlaku di mana peserta didik
membina pengetahuan dengan menguji ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada, kemudian mengimplikasikannya pada satu situasi baru dan
mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan binaan intelektual yang akan
diwujudkan.
a. J. Dewey
Pembelajaran berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian
John Dewey. Dalam demokrasi dan pendidikan Dewey menyampaikan pandangan
bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas
merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Ilmu mendidik
Dewey menganjurkan pembelajar untuk mendorong pebelajar terlibat dalam proyek atau
tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah
intelektual dan sosial. Dewey juga menyatakan bahwa pembelajaran disekolah
seharusnya lebih memiliki manfaat dari pada abstrak dan pembelajaran yang memiliki
manfaat terbaik dapat dilakukan oleh pebelajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk
menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka sendiri.
b. J. Piaget
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan diatas pandangan konstruktivis
kognitif (Ibrahim dan Nur, 2004). Pandangan ini banyak didasarkan teori Piaget. Piaget
mengemukakan bahwa pebelajar dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses
perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Bagi Piaget
pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) dari kegiatan/tindakan seseorang (Suparno,
1997). Pengetahuan tidak bersifat statis tetapi terus berevolusi.
c. Vygotsky
Menurut Vygotsky perkembangan intelektual terjadi pada saat individu
berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang dan ketika mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini. Untuk memperoleh
4
pemahaman individu mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah
dimiliki.
a. Adanya pembelajaran yang dibentuk oleh para peserta didik secara mandiri.
b. Adanya hubungan antara pemahaman baru yang dimiliki para peserta didik dengan
pemahaman lama yang mereka miliki.
c. Adanya aturan yang jelas tentang interaksi sosial.
d. Adanya kebutuhan terhadap pembelajaran otentik untuk mewujudkan pembelajaran
yang bermakna (meaningful learning).
Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri atau prinsip belajar yang dijelaskan sebagai
E. berikut.
5
a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh peserta didik dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasa, dan alami.
b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan
tetapi perkembangan itu sendiri.
d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik
lingkungannya.
e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subjek belajar,
tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang
dipelajari.
6
b. Memberi kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
c. Menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
7
a. Peserta didik dimotivasi untuk mengungkapkan pertanyaan, menyusun hipotesis, dan
mengukur kemampuan mereka.
b. Peserta didik diberikan tantangan melalui ide-ide, dan pengalaman yang mampu
melahirkan konflik kognitif atau disekuilibirium.
c. Peserta didik diberikan waktu yang cukup untuk melakukan refleksi, menulis, dan
berdiskusi.
d. Peserta didik melakukan dialog dan kelas dijadikan sebagai suatu komunitas untuk
melakukan kegiatan dialog, refleksi, dan percakapan.
e. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mempertahankan ide
mereka dengan peserta didik lainnya.
f. Peserta didik harus mampu menemukan idenya sendiri, menemukan prinsip, dan
melakukan generalisasi terhadap hal yang dialaminya.
Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
8
b. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai)
c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil
d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Ide-ide konstruktivisme modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah
digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran
kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatran dan penemuan. Dalam membentuk pemahaman
peserta didik, pembelajaran secara kooperatif dapat digunakan sebagai model pembelajaran.
Model ini merupakan derivasi dari teori konstruktivisme.
Salah satu prinsip kunci yang diturunkan dari teori konstruktivisme adalah penekanan
pada hakikat sosial dari pembelajaran. Melalui prinsip ini memungkinkan bahwa peserta
didik belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Berdasarkan teori ini dikembangkanlah pembelajaran kooperatif, yaitu para peserta didik
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
9
Sumbangan dari teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural dalam
pembelajaran.
a. Zone of Proximal Development
Teori Vygotsky mengatakan bahwa peserta didik belajar konsep paling baik
apabila konsep itu berada dalam daerah perkembangan terdekat atau zone of proximal
development peserta didik. Daerah perkembangan terdekat adalah tingkat perkembangan
sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Tingkat perkembangan seseorang
saat ini tidak lain adalah tingkat pengetahuan awal atau pengetahuan prasyarat itu telah
dikuasai, maka kemungkinan sekali akan terjadi pembelajaran bermakna. Tetapi apabila
pengetahuan pembelajaran hafalan yang membosankan dan tidak menumbuhkan motivasi
peserta didik, apabila proses belajar mengajar ini terus menerus berlangsung dari tahun ke
tahun, maka kemungkinan besar banyak peserta didik yang tidak menyukai pembelajaran.
Ide penting lain yang diturunkan Vygotsky adalah scaffolding, yaitu memberikan
sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian
menguranginya dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab saat mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,
menguraikan masalah, memberi contoh, ataupun hal lain yang memungkinkan peserta
didik tumbuh mandiri.
Dalam teori Vygotsky dijelaskan ada hubungan langsung antara domain kognitif
dengan sosial budaya. Kualitas berpikir peserta didik dibangun di dalam ruangan kelas,
sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama antara pelajar
dengan pelajar lainnya yang lebih mampu di bawah bimbingan orang dewasa dalam hal
ini guru.
Ada dua unsur yang utama dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
10
b. adanya proses pemecahan masalah (problem solving).
Pada setiap model pembelajaran dikenal adanya sintaks atau pola urutan yang
menggambarkan keseluruhan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian
kegiatan pembelajaran. Sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-
kegiatan apa yang perlu dilakukan guru atau peserta didik, urutan kegiatan-kegiatan
tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh peserta didik.
11
Adapun sintaks umum model pembelajaran kooperatif adalah:
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Menyajikan informasi
Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
Fase 3 caranya
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
Fase 4 saat
dan belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
Fase 5 telah
Memberikan penghargaan
BAB III
13
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar
untuk merekonstruksi makna sesuatu, apakah teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan
lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman
atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya
menjadi berkembang.
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11999334/TEORI_PEMBELAJARAN_TEORI_PEMBELAJARAN_
KONSTRUKTIVISME
15