1. PENDAHULUAN
Rata-rata dan varians sebenarnya merupakan hal istimewa dari kelompok ukuran
lain yang disebut momen. Dari momen ini pula beberapa ukuran lain dapat diturunkan.
Bentuk-bentuk sederhana dari momen dan ukuran-ukuran yang didapat daripadanya
akan diuraikan di dalam bab ini.
2. MOMEN
Misalkan diberikan variable x dengan harga-harga: x1, x2, …., xn. Jika A =
sebuah bilangan tetap dan r = 0, 1, 2, ……., n, maka momen ke-r sekitar A, disingkat
mr, didefinisikan oleh hubungan:
Σ( )
(1) …………………………… =
Untuk A = 0 didapat momen ke-r sekitar nol atau disingkat momen ke-r:
(2) …………………………… − =
Dari rumus (2), maka untuk r = 1 didapat rata-rata ̅ . Jika A = ̅ kita peroleh
momen ke-r sekitar rata-rata, biasa disingkat dengan mr. Jadi didapat:
( ̅)
(3) …………………………... =
(5) ……………………….. − =
( ̅)
(6) ……………………….. =
dengan n = fi, xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan xi.
Dengan menggunakan cara sandi, rumus 4 menjadi:
(7) ……………………… =
dengan, p = panjang kelas interval, ci = variable sandi.
Dari , harga-harga mr untuk beberapa harga r, dapat ditentukan berdasarkan
hubungan:
= − ( )
= − 3 + 2( )
= −4 + 6( ) − 3( )
Contoh: Untuk menghitung empat buah momen sekitar rata-rata untuk data dalam daftar
distribusi frekuensi, kita lakukan sebagai berikut.
DATA fi ci fici
60 – 62 5 -2 -10 20 -40 80
63 – 65 18 -1 -18 18 -18 18
66 – 68 42 0 0 0 0 0
69 – 71 27 1 27 27 27 27
72 - 74 8 2 16 32 64 128
Jumlah 100 - 15 97 33 253
Dengan menggunakan rumus (7), maka:
= =3 = 0,45 = =3 = 8,73
= =3 = 8,91 = =3 = 204,93
Mo Mo
Gambar a Gambar b
Gambar 1
Kemencengan Distribusi (a) Menceng ke kanan (b) Menceng ke kiri
Keterangan :
sk = koefisien kemencengan Pearson
Apabila secara empiris didapatkan hubungan antar nilai pusat sebagai :
− = 3( − )
Maka rumus kemencengan di atas dapat diubah menjadi :
3( − )
=
∑ ∑ 134 −32
= − = 10 − = 10 (1,62) = 16,2
40 40
1 1
− (∑ ) (40) − 12
= +2 . = 60,5 + 2 . 10 = 60,5 + 10 = 70,5
8
4
= + . = 70,5 + . 10 = 70,5 + 4,44 = 74,94
+ 4+5
, ,
a. = = = −0,46
,
Oleh karena nilai sk-nya negatif (-0,46) maka kurvanya menceng ke kiri atau
menceng negatif.
b. Gambar kurvanya :
10
0
35 45 56 66 76 86 96
Gambar 2
Kurva menceng ke kiri
4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai α3> ±0,50 adalah distribusi
yang sangat menceng
5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai α3 bervariasi antara ± 2 bagi distribusi yang
menceng.
Untuk mencari nilaiα3, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a. Untuk data tunggal
Koefisien Kemencengan Momen untuk data tunggal dirumuskan :
1
∑( − )
= =2
atau
∑ ∑ ∑ ∑
= = −3 +2
dalam pemakaiannya, rumus kedua lebih praktis dan lebih mudah perhitungannya.
leptokurtik
mesokurtik
platikurtik
Contoh soal:
Tentukan keruncingan kurva dari data 2, 3, 6, 8, 11 !
Penyelesaian :
= 6; s = 3,67
- ( − )
2 -4 256
3 -3 81
6 0 0
8 2 16
11 5 625
Jumlah 0 978
1 1
∑( − ) 978 195,6
∝ = = 5 = = 1,08
(3,67) 181,4
Karena nilainya 1,08 (lebih kecil dari 3) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik.
2. Anova Dua Arah dengan Interaksi
Pengujian klasifikasi dua arah dengan interaksi merupakan pengujian beda tiga
rata-rata atau lebih dengan dua faktor yang berpengaruh dan pengaruh interaksi antara
kedua faktor tersebut diperhitungkan.
Jumlah Rata-Rata
Sumber Varians Derajat Bebas f0
Kuadrat Kuadrat
Rata-Rata Baris JKB b–1
=
=
Rata-Rata Kolom JKK k–1 =
Interaksi JK (BK) (k – 1) (b – 1) ( ) =
=
= =
= −
= 4; = 3; =3
Jawab:
1. Hipotesis
∶ = = = = =0
= − ≠0
∶ = = = = =0
= − ≠0
∶ =( ) =( ) =( ) =…= ( ) =0
= − ( ) ≠0
2. Taraf nyata 5% = 0,05
> ; ( )
> , ; ( )( )
> , ( ; )
> 3,01 ⟶
> ; ( )
> , ; ( )( )
> , ( ; )
> 3,40 ⟶
> ( )( ); ( )
> , ( )( ); ( )( )
> , ( ; )
> 2,51 ⟶
3. Perhitungan
2110
= − = 64 + 66 + ⋯ + 38 −
36
4. Kesimpulan
Tingkat aktivitas ekstrakulikuler berpengaruh terhadap prestasi, tingkat ekonomi
tidak berpengaruh terhadap prestasi siswa dan adanya interaksi antara tingkat
ekonomi dengan ekstrakulikuler.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Agus. 2008. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.