Anda di halaman 1dari 20

Tugas : Keperawatan Anak II

Dosen : Ns. WAHYUNI WAHAB, S.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK DENGAN


HEPATITIS

Disusun oleh :

KELOMPOK II SEMESTER V

1. T .JEKSEN ELAT
2. LINDA RUMAPASSAL
3. NONSIATA REFWUTU
4. YULIANA YULIET WELIKIN
5. WELMINCI RANATA SABONO
6. MIA SATRIA AMIR
7. ANTOMINA YENSEN
8. LEDIYA SLARMANAT
9. ROSALINA LUTURMAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN STIK FAMIKA


MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2O2O/2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Dan Syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat, dan kuasa-Nya kami dapat dituntun dan disertai serta diberikan
kemampuan dan pengerian dalam menyusun makalah yang berjudul “PERAWATAN PADA
ANAK DENGAN DIAGNOSA HEPATITIS” sehingga dengan ada nya makalah ini dapat
membantu setiap pembaca untuk memahami makana yang terkait dengan konsep
psikoneuroimunologi, sekaligus makalah ini dibuat sebagai tugas mahasiswa untk memenuhi
kriteria penialan mata kuliah KEPERAWATAN ANAK II. Dengan demikian setiap materi
terkait yang telah dibuat ini dapat memberikan dan menambahkan pengetahuan bagi penulis
maupun bagi setiap pembaca agar dapat memahami tentang konsep psikoneuroimunologi.

Kelompok mengucapkan terimakasi kepada dosen mata kulia yang telah memberikan
tugas dan tanggung jawab ini sehingga dapat membuka wawasan dan polah pikir serta
menambahkan pengetahuan bagi kami, dan ucapan terimakasi juga kelompok sampaikan
kepada setiap pihak yang telah menunjang dan memberi support sehingga dalam penyusunan
makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Harapan dari kami menyampaikan semogah makalah ini dapat bermanfaat sebagai
ilmu yang dapat diaplikasikan untuk menunjang setiap pembelajaran dan panduan dalam
setiap proses kita kedepan nya.sebagai Kelompok yang menulis makalah ini, menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini belum terlalu sempurna bahkan masi ada banyak
kekurangan yang terterah didalamnya, oleh kerena itu kami sangat membutuhkan partisipasi
dari setiap pembaca untuk memberi masukan, kritikan, dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, demikian kata pengantar ini dibuat atas perhatian kami sebagai
kelompok mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1 . LATAR BELAKANG......................................................................................................4
2 . TUJUAN...........................................................................................................................4
3. MANFAAT........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
1. KOSEP DASAR TEORI....................................................................................................6
A. PENGERTIAN..............................................................................................................6
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO..........................................................................6
C. GEJALA KLINIS..........................................................................................................8
D. INSIDEN.......................................................................................................................8
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................................9
F. PENATALAKSANAAN.............................................................................................10
BAB III KONSEP DASAR ASKEP........................................................................................11
A. PENGKAJIAN................................................................................................................11
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL..................................13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN..................................................................................13
D. IMPLEMENTASI...........................................................................................................17
E. EVALUASI.....................................................................................................................18
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................20
A. KESIMPULAN...............................................................................................................20
B. SARAN............................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1 . Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus
Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).

Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya
memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa
gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.

Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum,
sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.Hepatitis virus
yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi
disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C
(Dienstag, 1990).

Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan
secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat
ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990;
Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai
Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).

Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan
infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai
infeksi pada seseorang pembawa HBV.

Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi
juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan
cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar
60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun,
tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
2 . Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
hepatitis

2. Tujuan khusus

Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :

a. Pengkajian klien hepatitis

b. Diagnosa yang mungkin timbul pada klien hepatitis

c. Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien hepatitis

d. Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien hepatitis

3. Manfaat
a. Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya

b. Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan

c. Sebagai sumber informasi bagi para pembaca


BAB II

PEMBAHASAN

1. KOSEP DASAR TEORI

A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toxin, seperti kimia atau obat
atau agen penyebab infeksi (Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, 2001:131).

Hepatitis adalah keradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit,
bahan toxin, obat-obatan, atau bahan-bahan lain yan dapat merusak hati (RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, 1998 : 77)

Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus,ada 4 jenis virus : virus A(penyebab
hepatitis A),virus B(penyebab hepatitis B),dan serum hepatitis atau yang disebutikterus serum
hemologik,virus lain ialah virus non A& non B yang sering pada pasien pasca tranfusi ,virus
C,D,dll (Ngastiyah,1997:191). Kesimpulan Hepatitis adalah suatu keradangan hati yang
disebabkan oleh virus.

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


1. Hepatitis A

a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27
nm

b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah
oleh air dan makanan

c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari

d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk
dengan penduduk yang sangat padat.

2. Hepetitis B (HBV)

a. -Secara transmisi vertikal ialah dari ibu ke anak. Transmisi vertikal dapat terjadi intra
uterin,intra partum dan post partum.
-Secara horizontal ialah dari anak ke anak. Transmisi horisontal dapat terjadi melalui luka
yang dibuat (parenteral) misalnya dengan transfusi darah,tindik,menyuntik,khitan jika
penggunaan alat-alatnya secara bersama-sama,juga dapat melalui kulit/selaput lendir yang
terluka seperti koreng,luka dimulut atau di dubur,masa inkubasi :1,5-6 bulan.

b. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran
42 nm

c. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak
seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

d. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.

e. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan
terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual
serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga
beresiko.

3. Hepatitis C (HCV)

a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya
30 – 60 nm.

b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak
seksual.

c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari

d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)

a. Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm

b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat
terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia

c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari

d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV)

a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.

b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan
meskipun resikonya rendah.

c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.


d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan,
minum minuman yang terkontaminasi.

C. GEJALA KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing – amsing stadium
adalah sebagai berikut.

1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,


lemah,anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi
lebih coklat.

2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat pada
sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang, tetapi klien masih
lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati
membesar dan nyeri tekan.

3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu
pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda

D. INSIDEN
1. Hepetitis

Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara dengan sanitasi baik.

2. Hepatitis B

Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat
dengan tingkat kesehatan yang buruk.

3. Hepatitis C

90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena

4. Hepatitis D

Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti
negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi

5. Hepatitis E

Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India,
Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen

a. urobilirubin direk

b. bilirubun serum total

c. bilirubin urine

d. urobilinogen urine

e. urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

a.protein totel serum

b.albumin serum

c.globulin serum

d.HbsAG

c. Waktu protombin

a. respon waktu protombin terhadap vitamin K

b. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

c. AST atau SGOT

d. ALT atau SGPT

e. LDH

f. Amonia serum

2. Radiologi

a.foto rontgen abdomen

b.pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif

c.kolestogram dan kalangiogram

d.arteriografi pembuluh darah seliaka


3. Pemeriksaan tambahan

a.Laparoskopi

b.biopsi hati

F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan
asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,
faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah,
perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV,
studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit
adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :

1.Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis
A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)

2. HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per
IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster.
Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)

3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B


(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6
bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral /
deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah
dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam
otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak
dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh
infeksi Hepatitis B ini).
BAB III

KONSEP DASAR ASKEP

A. PENGKAJIAN

a. Biodata.
1. Identitas.

· Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

· Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.

· Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.

b. Keluhan utama

· Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning

c. Riwayat kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas

2. Riwayat Kesehatan Masa lalu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya

3. Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.

4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati

· Aktivitas

-Kelemahan
-Kelelahan

-Malaise

· Sirkulasi

-Bradikardi ( hiperbilirubin berat )

-Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

· Eliminasi

-Urine gelap

-Diare feses warna tanah liat

· Makanan dan Cairan

-Anoreksia

-Berat badan menurun

-Mual dan muntah

· Peningkatan oedema

-Asites

· Neurosensori

-Peka terhadap rangsang

-Cenderung tidur

· Letargi

-Asteriksis

· Nyeri / Kenyamanan

-Kram abdomen

-Nyeri tekan pada kuadran kanan

· Mialgia

· Atralgia

-Sakit kepala

-Gatal ( pruritus )

· Keamanan
· Demam

· Urtikaria

· Lesi makulopopuler

· Eritema

· Splenomegali

· Pembesaran nodus servikal posterior

· Seksualitas

· Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul

1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi

2. Nyeri kronik berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
dan bendungan vena porta

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual, muntah

4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keada’an pasien mulai
membaik

Kriteria hasil : 1.suhu tubuh dalam batas normal 36-37 °C

2.tanda-tanda vital dalam batas normal

a.nadi 70-80 x/menit

b.Tekanan darah 110-125/60-70 mmHg

c.RR 16-20x/menit
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.

R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi

Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur

R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan


merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan

Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

2. Nyeri kronik berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
dan bendungan vena porta.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.

Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri

P ( Provokativ/Paliativ ) → faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

Q ( Quality ) → dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.

R ( Region ) → daerah perjalanan nyeri.

S ( Severity ) → keparahan atau intensitas nyeri.

T ( Timing ) → lama / waktu serangan atau frekuensi nyeri.

Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas
nyeri

R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

R/ Akui adanya nyeri

Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya


R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia
mengalami nyeri

Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri. Tunjukkan berapa lama nyeri akan
berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya
akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak
terdapat penjelasan)

Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.

Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

ANTROPOMETRI

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi
maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh
antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

BIOKIMIA

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.

CLINIS / klinical sign

Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

DIET
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk.
Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam jumlah yang
memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.

Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan

R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan

Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi
paling sering

R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan
kapasitasnya.

Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang
menurunkan nafsu makan.

Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan

Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak

R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit
untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.

4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang

Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan

Jelaskan sebab-sebab keletihan individu

R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang

Sarankan klien untuk tirah baring

R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat
digunakan untuk penyembuhan penyakit.

Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan


minat-minat

R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan


meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu
kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat


menimbulkan keletihan

Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi)

R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan
intergritas kulit dan jaringan.

Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.

Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)

Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf

Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal

R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui


vasodilatasi

Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk

R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus

Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin

R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan

D. IMPLEMENTASI
Diagnosa 1
1. Mengukur suhu tubuh klien

2. Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas

3. Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari

4. Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu

Diagnosa 2:

1. Mengukur skala nyeri untuk mengetahui perkembangan kondisi klien

2. Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang

3. Memberikan penjelasan mengenai proses infeksi hingga menyebabkan nyeri

4. Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter

Diagnosa 3:

1. Memantau makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan
klien

2. Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien

3. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh

4. Memberikan pola diet rendah lemak

E. EVALUASI
Diagnosa 1 =

S=px mengatakan panas pada suhu badannya menurun

O= -K/U membaik

-suhu badan normal

-TTV normal

A= masalah teratasi sebagaian

P=intervensi di hentikan pasien pulang

Diagnosa ke 2
S= px mengatakan nyerinya menghilang

O= -K/U membaik

-nyeri tekan pada abdomen pasien menghilang

-px terlihat tidak menunjukkan menyerigai kesakitan

-TTV pasien normal

A= masalah teratasi

P=intervensi di hentikan pasien pulang

Diagnosa ke 3

S=px mengatakan mual muntah pasien menghilang

O= -K/U membaik

-nafsu makan pasien mulai membaik

-mual muntah pasien (-)

-TTV pasien normal

A=masalah teratasi

P=intervensi di hentikan pasien pulang.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan
kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan
kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.

B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan serta
memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat
menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

Anda mungkin juga menyukai