NIM : A031181329
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI
DEFENISI BIAYA
Secara umum, biaya merupakan sesuatu yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan
pendapatan. FASB mendefinisikan biaya sebagai suatu aliran keluar (outflows) atau
pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode
yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas. Sedangkan IAI
mendefinisikan biaya sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengkibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada makna biaya, yaitu:
1. Aliran keluar atau penurunan asset (outflow of assets, gross decrases in
assets,decreases in economic benefitd, using up of assets, consumption of assets, use
ofeconomic services, expired costs, applicable costs to current period).
2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus (ongoing
majoroperations, profit-directed activities, for the purpose of generating
revenues,creation of revenues, earning activities).
KLASIFIKASI BIAYA
Mulyadi (2002:14-17), mengemukakan klasifikasi biaya menjadi lima golongan yaitu:
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, atas jangka waktu
manfaatnya biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi yang terjadinya pengeluaran tersebut.
PENGUKURAN BIAYA
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan
untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat didasarkan pada:
1. Cost Historis, merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan umtuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas dasar cost historis, dapat digunakan untuk
jenis aktiva seperti gedung, peralatan dan sebagainya.
2. Cost Pengganti/Cost Masukan Terkini (Replacement Cost/Curent Input Cost),
menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekaran oleh
suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama.
Contohnya, pernilaian untuk persediaan.
3. Setara Kas (Cash Equivalent), jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaa normal. Nilai ini
biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam
kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.
Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktik yang paling banyak digunakan untuk
mengukur biaya adalah cost historis.
PENGAKUAN BIAYA
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu:
1. Sebagai aktiva (potensi jasa)
2. Sebagai beban pendapatan (biaya)
Atas dasar konsep kontinuitas usaha, cost mula-mula diperlakukan sebagai aktiva dan
kemuian baru diperlakukan sebagai pengurang pendapatan (biaya). Misalnya, cost persediaan
ada awalnya dicatat/di akui sebagai aktiva. Apabila cost tersebut telah dinytakan keluar
(dijual) untuk menghasilkan pendapatan, maka cost tersebut dinyatakan sebagai biay, dengan
nama cost barang terjual (cost of goods sold).
Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu,
agar informasi yang dihasilkan akurat bagian cost yang telah di akui sebagai biaya pada
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI
periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (di akui sebagai biaya
periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalahyang muncul
sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu:
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan yang harus dibebankan pada pendapatan
peiode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari
dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan.
Masalah tersebut tidak hanya menyangkut penantuan aktiva/jasa yang benar-benar telah
dipakai, akan tetapi juga menyangkut perhitungan besarnya nilai-nilai aktiva atau jasa yang
telah digunakan. Paton dan Littleton (1940, P. 71) mengungkapkan:
“Masalah utama dalam memandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar
penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya berhubungan lansung dengan
pendapatan tersebut… Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan
sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus bahwa
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : TEORI AKUNTANSI
dengan melihat kondisi yang ada, dasar perbandingan yang paling penting adalah
kelayakan(resonablenses), bukan pengukuran fisik.”
Dari pernyataan tersebut jelas terlihat bahwa tidak semua biaya dapat ditandingkan secara
langsung dengan pendapatan berdasarkan hubungan fisik. Oleh karena itu, umumnya
akuntansi menggunakan dasar unit waktu (periode) sebagai dasar penandingan pendapatan
dengan biaya. Apabila hubungan fisik antara barang yang dijual dengan pendapatan yang
diperoleh dapat ditelusur, konsep penandingan tidak akan menimbulakan masalah.
Masalahnya, bagaimana cara menandingkan biaya dengan pendapatan jika keterkaitan fisik
antara pendapatan dengan biaya sulit untuk ditentukan? Hal ini disebabkan tidak semua biaya
berkaitan secara langsung dengan pendapatan.
Dalam praktek, ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan
antara biaya dengan pendaptan dalam suatu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut
adalah (Kam,1990) hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi
sistematik dan rasional (systematic and rasional allocation) dan pembebanan segera
(immediate recognition).