Anda di halaman 1dari 5

1.

Klasifikasi Pasien Covid-19

Untuk mempermudah penanganan terhadap kasus Covid-19 di instalasi


pelayanan kesehatan Kemkes RI membagi menjadi beberapa status pasien
covid-19. Klasifikasi status pasien menurut Kemkes RI disebut dengan istilah
Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam
Pemantauan (PDP), dan Orang Suspect (OS), berikut penjelasannya:

- OTG dikategorikan sebagai orang tidak bergejala dan memiliki risiko


tertular dari orang yang positif Covid-19. OTG ini memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus positif Covid-19.

- ODP belum menunjukkan gejala sakit, namun telah memiliki riwayat


kontak langsung dengan orang yang diduhga positif covid-19.

- PDP telah memiliki riwayat gejala seperti gangguan pernafasan (Infeksi


saluran pernafasan akut/ISPA), demam (>38oC) atau riwayat demam,
disertai gejala penyakit pernafasan seperti batuk, sesak nafas, sakit
tenggorokan, pilek, pneumonia ringan hingga berat. PDP ini juga memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah yang terpapar covid-19 dan
kontak dengan kasus terkonfirnasi Covid-19 pada 14 hari terakhir.

- Suspek adalah orang yang diduga kuat terjangkit infeksi covid-19, dengan
menunjukkan gejala gangguan pernafasan dan pernah melakukan kontak
dengan pasien positif Covid-19. Pasien dengan kategori ini selanjutnya
akan diperiksa melalui polymerase Chain Reaction (PCR) dan genome
sequencing. Hasil tes pemeriksaan positif Covid-19.

2. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis Covid-19 menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan


Covid-19 (2020) dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Ringan Sedang Berat

Demam > 38oC Demam >380C Demam >380C yang menetap

Batuk Sesak napas, batuk menetap - Ada infeksi saluran napas

Nyeri tenggorokan dan sakit tenggorokan. dengan tanda-tanda:

Hidung tersumbat Pada anak: batuk dan takipneu a.peningkatan frekuensi

malaise Anak dengan pneumonia napas (>30x/menit) hingga


ringan mengalami batuk atau sesak napas (respiratory
kesulitan bernapas + napas distress)
cepat:
b. batuk
frekuensi napas:
- Penurunan kesadaran
<2 bulan, ≥60x/menit
Dalam pemeriksaan lanjut,
2–11 bulan, ≥50x/menit
Ditemukan saturasi oksigen
1–5 tahun, ≥40x/menit dan <90% udara luar
tidak ada tanda pneumonia
Dalam pemeriksanan darah:
berat
Leukopenia, peningkatan
monosit, dan peningkatan
limfosit atipik

3. Patofisiologis

Coronavirus hanya mampu bereplika diri melalui sel host-nya.


Coronavirus menyebar melalui droplet. berikut merupakan patofisiologis
coronavirus setelah menemukan sel host sesuai tropismenya. Virus masuk dan
menempel ke sel host diperantai oleh protein S yang ada dipermukaan virus.
Protein S ini berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE2
(Angiotensin-converting enzyme 2). ACE2 dapat ditemukan pada mukosa oral
dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus,
sumsum tulang, limfa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit
usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. Setelah berhasil masuk
selanjutnya translasi replica gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replika
dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari
kompleks replica virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus.

Setelah transmisi, virus masuk ke saluran nafas atas kemudian bereplikasi


di sel epitel saluran nafas atas. Setelah itu menyebar ke saluran nafas bawah.
Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran pernafasandan virus
dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari
(Yuliana, 2020).

Gambar. Perjalan penyakit Covid (Susilo et al, 2020)


4. Pathway

Coronavirus Menginfeksi Menginfeksi


menyebar melalui saluran pernafasan gastrointestinal
droplet

keadaan tidak kunjung


membaik Paru-paru sulit Mual -> nutrisi
memasok O2 & tidak adekuat
menyalurkan CO2
Takut kematian

Ansietas kematian Sesak nafas Ketidak seimbangan


nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan
Keletihan
pola nafas

Intoleransi aktivitas

Menghambat
kemampuan
individu untuk
merawat diri

Deficit perawatan
diri
Dapus

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Pedoman Cepat Medis dan


Kesehatan Masyarakat Covid-19 di Indonesia.

Susilo et al. 2020. Coronavirus Diseases 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit dalam Indonesia. 7(1): 45-67

Yuliana. 2020. Corona Virus Diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur.


Wellness and Healthy Magazine. 2(1): 187-192

Anda mungkin juga menyukai