Anda di halaman 1dari 3

INSTRUKSI KERJA

PRAKTIKUM KEPERAWATAN KRITIS


Kode/No: Tanggal berlaku : Revisi :

MELAKUKAN TINDAKAN DEFBRILASI


MENGGUNAKAN DC SHOCK

Disiapkan Oleh Disetujui Oleh Diketahui Oleh

Ns.Sugiyarto, SST., M.Kes Siti Lestari,MN Widodo,MN


Dosen Keperawatan Ketua Program Studi Ketua Jurusan keperawatan

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KRITIS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2020
INSTRUKSI KERJA
PRAKTIKUM KEPERAWATAN KRITIS
Kode/No: Tanggal berlaku : Revisi :

DC Shock adalah suatu alat elektrik untuk memberikan arus


listrik searah pada otot jantung secara langsung melalui dinding
dada. Pada kardioversi arus listrik digunakan secara sinkronise,
yaitu Suatu tindakan DC-Shock diberikan tergantung irama
PENGERTIAN jantung yaitu membuat kejutan listrik jatuh tepat bersamaan
dengan gelombang R, sedangkan pada defbrilasi secara
unsyncronise Defibrilasi Unsyncronized (kegawatan) yaitu suatu
tindakan DC-Shock diberikan tanpa tergantung pada irama
jantung.
TUJUAN Menghilangkan spesifik aritmia atau ventrikel fibrilasi
A. UNSYNCRONIZED (DEFIBRILASI)
1. Ventrikel Fibrilasi (VF)
2. Ventrikel Takhikardi (VT) tanpa nadi
Energi yang digunakan adalah 200 Joule (biphasic) dan 360 joule
(monophasic).

INDIKASI B. SYNCRONIZED (KARDIOVERSI)


1. Ventrikel takikardi ada nadi (mulai 100 joule)
2. Supraventrikel takikardi (50 – 100 joule)
3. Atrial Fibrilasi (120 – 200 joule)
4. Atrial Fluter (50 – 100 joule)
Energi awal pada metode syncronized adalah 50 – 100 joule
tergantung pada jenis pasien dan tingkat kegawatan.

KEBIJAKAN 1. ISO 9001 : 2015


2. Standar Akademik
1. Dosen/ Instruktur
PETUGAS 2. Perawat
3. Mahasiswa
1. Defibrilator lengkap dan monitor
2. EKG monitor
PERALATAN 3. Jelly EKG
4. Terapi oksigen
5. Set resusitasi jantung paru dan atau Trolly emergency
1. Persiapan
a. Pasien
1) Jika pasien sadar diberitahu penjelasan tentang
tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Inform concern oleh keluarga atau penanggung
PROSEDUR jawab pasien
3) Posisi pasien diatur terlentang daftar dengan
kepala lebih rendah dari badan
b. Alat. Alat dalam keadaan lengkap dan siap pakai
yang terdiri dari
1) Defibrilator lengkap dan monitor
INSTRUKSI KERJA
PRAKTIKUM KEPERAWATAN KRITIS
Kode/No: Tanggal berlaku : Revisi :

2) EKG monitor
3) Jelly EKG
4) Terapi oksigen
5) Set resusitasi jantung paru dan atau Trolly
emergency
2. Pelaksanaan
a. Letakkan posisi pasien ditempat yang aman dan tidak
ada genangan air atau logam dibawah pasien
/penolong
b. Pasang monitor elektrode defibrilator pada dada
pasien
c. Oleskan jelly pada paddle
d. Hidupkan alat DC Shock, diseleksi ke “lead select”
atau “paddles” apabila elektrode belum terpasang
e. Pilih besar energi yang diperlukan.
f. Stand clear (DC Shock siap)
g. Tempatkan paddle pada posisi yang betul, paddle
sternum pada posisi parasternal kanan interkostal II –
IV, paddle apeks pada posisi apeks kordis.
h. Isi kapasitas dengan menekan “charge ” pada paddle
apeks atau pada alat tersebut
i. Beritahu penolong lain agar tidak menyentuh
pasien/bed
j. Lihat monitor defibrilator lagi untuk memastikan
adanya tipe aritmia VF atau VT tanpa nadi
k. Tekan tombol pelepas energi
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a. Petugas tidak boleh menyentuh tempat tidur dan
pasien
b. Jelly harus cukup untuk mencegah terbakarnya kulit
dada
UNIT 1. Bidang Pengajaran
2. Administrasi Akademik
TERKAIT
3. Penjaminan Mutu
1. Meiliya, Eny. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis. Kozier and Erb/Audrey Berman. Jakarta : EGC
REFERENSI 2. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan Kardiovaskular. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai