Anda di halaman 1dari 5

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BALSAM GANDAPURA SEBAGAI

AROMATERAPI

Ade Tri Sanjaya1, Faustya Ayu Andan S.2, Pramita Utari3, Restu Nur Fatmawati4, Rizka Aeni
Safitri5
Email : faustyaayu80@gmail.com
Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi,
JL. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax (0283)6197570

ABSTRAK
Balsam merupakan sediaan dengan tekstur seperti salep, mengandung bahan aktif tertentu,
yang digunakan sebagai obat luar. Aroma terapi dihasilkan dari minyak atsiri yang memiliki
aroma khas. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yaitu gandapura dengan kandungan
metil salisilat yang digunakan pada penelitian ini.
Proses pembuatan sediaan balsam yaitu dengan cara parafin liquid (16%), menthol (12%),
oleum menthae (12%) dan vaselin album (ad 100%) dileburkan semua bahan di waterbath.
Setelah semua dileburkan masukan minyak gandapura (9%), lalu diaduk sampai homogen,
dimasukan dalam botol kaca (wadah balsam). Ditunggu sampai memadat.
Hasil evaluasi sediaan balsam uji organoleptis (warna putih bening, tekstur setengah
memadat, dan bau/aroma khas gandapura), homogen, nilai pH 6 dan uji daya sebar 6 cm.
Sehingga memenuhi parameter kualitas evaluasi sediaan balsam.

Kata kunci : Aroma terapi, balsam, evaluasi sediaan balsam.

PENDAHULUAN pusat dan langsung merangsang pada sistem


Aroma terapi adalah salah satu cara olfactory, kemudian sistem ini akan
pengobatan penyakit dengan menggunakan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak
bau-bauan yang umumnya berasal dari dibawah kesetimbangan korteks serebral3.
tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, Senyawa-senyawa berbau harum atau
gurih, dan enak yang disebut minyak asiri. fragrance dari minyak atsiri suatu bahan
Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh tumbuhan telah terbukti pula dapat
dan penyembuhan penyakit dengan minyak mempengaruhi aktivitas lokomotor. 2.
essensial (essential oil).1 Minyak atsiri Gandapura (Gaultheria fragran-tissima)
merupakan zat yang memberikan aroma merupakan tanaman minyak atsiri yang
pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki cukup potensial, karena mengandung metil
komponen volatil pada beberapa tumbuhan salisilat sangat tinggi yang banyak
dengan karakteristik tertentu. Saat ini, digunakan dalam industri makanan,
minyak atsiri telah digunakan sebagai minuman, farmasi dan kosmetik4. Secara
parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk
dan obat.2 analgesik, karminatif, diuretik, mengobati
Komponen aroma dari minyak atsiri rematik, mencegah kerontokan rambut,
cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa antiseptik dan antelmintik, dalam industri
tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf digunakan sebagai campuran untuk pewangi
dalam pembuatan minuman, parfum, obat, Oleum menthae 12%
permen dan pasta gigi5. Bahkan daun yang
telah difermentasi dapat dibuat sebagai teh
herbal6. Daun yang masih segar mempunyai CARA KERJA
bau yang sangat aromatis sehingga tanaman Pembuatan Balsam
aromatis yang mengandung atsiri bisa Timbang semua bahan yang digunakan
dimanfaatkan dalam bidang aromaterapi, yaitu gandapura, parafin liquid, menthol,
farmasi, kosmetik dan parfum7. oleum menthae, vaselin album. Kemudian
Komponen utama minyak gandapura leburkan semua bahan kecuali minyak
adalah senyawa metil salisilat yang banyak gandapura diwaterbath. Setelah semua
digunakan dalam industri obat-obatan, dileburkan masukan minyak gandapura, lalu
bahan pewangi, serta industri makanan dan diaduk sampai homogen, dimasukan dalam
minuman8. Metil salisilat merupakan botol kaca (wadah balsam). Ditunggu
senyawa ester yang sering digunakan sampai memadat.
sebagai bahan baku pembuatan obat salep
(lotion) yang dapat mengobati sakit otot.9
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk UJI EVALUASI
memformulasikan sediaan balsam Sediaan balsam yang sudah diformulasi
menggunakan minyak atsiri dari tanaman selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan. Ada
gandapura sebagai aroma terapi. 5 uji evaluasi yang akan dilakukan, yaitu:
a. Uji organoleptis
METODE PENELITIAN Pengujian organoleptik dilakukan
Penelitian dilaksanakan di dengan mengamati sediaan salep dari
Laboratorium Farmasetika Farmasi Prodi S1
Farmasi STIKes Bhamada Slawi. Penelitian bentuk, bau dan warna sediaan10.
ini merupakan jenis penelitian eksperimen b. Uji homogenitas
laboratorium. Uji homogenitas sediaan dilakukan
dengan cara salep dioleskan pada
ALAT DAN BAHAN sekeping kaca atau bahan transparan lain
Alat-alat yang digunakan pada yang cocok harus menunjukkan susunan
penelitian ini adalah alat-alat gelas yang homogen. Balsam yang homogen
laboratorium,batang pengaduk, pipet tetes, ditandai dengan tidak terdapatnya
timbangan analitik, waterbath, cawan
gumpalan pada hasil pengolesan, struktur
porselin, wadah balsem.
Bahan yang digunakan adalah yang rata dan memiliki warna yang
gandapura, parafin liquid, menthol, oleum seragam dari titik awal pengolesan
menthae, vaselin album. sampai titik akhir pengolesan11.
Formulasi Balsem 50 gram c. Uji daya sebar
Tabel 1. Formulasi Balsem yang Pengujian daya sebar dilakukan
digunakan dengan cara meletakkan 0,5 g balsam di
Bahan Konsentrasi antara dua lempeng objek transparan
yang diberi beban 100 g. Pengukuran
Gandapura 9%
diameter daya sebar dilakukan setelah
Parafin liquid 16%
salep tidak menyebar kembali atau lebih
Menthol 12%
kurang 1 menit setelah pemberian beban.
Diameter daya sebar salep yang baik minyak atsiri sebagai bahan aktif balsam
antara 5-7 cm 12. maka dapat diperoleh berbagai kegunaan
d. Uji pH balsam spesifik balsam, antara lain untuk
meringankan sakit kepala, sakit gigi,
Pengukuran nilai pH menggunakan
menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan
alat bantu stik pH universal yang serangga, pegal-pegal, pilek dan hidung
dicelupkan ke dalam 0,5 g balsam yang tersumbat karena flu, juga untuk pijat, dan
telah diencerkan dengan 5 mL aquadest. kerik.
Nilai pH balsam yang baik adalah 4,5-6,5 Dosis metil salisilat (gandapura)
atau sesuai dengan nilai pH kulit manusia dioleskan tipis di bagian yang nyeri secara
13
. merata dan gosok dengan perlahan. Metil
salisilat tidak boleh dioleskan lebih dari 4
e. Uji Daya Lekat
kali sehari, pada kulit yang terluka atau
Uji daya lekat dilakukan dengan iritasi, tidak boleh membungkus atau
cara meletakkan balsam secukupnya di menutup erat bagian tubuh yang dioleskan
antara kedua kaca objek. Kemudian metil salisilat karena dapat meningkatkan
diberi beban 1 kg selama 5 menit. Kedua resiko terkena efek samping. Selain itu
objek tersebut dipisahkan dengan tidak boleh mengoleskan metil salisilat
menarik kaca objek yang di atas dengan sebelum, saat atau setelah melakukan
aktivitas yang meningkatkan suhu kulit,
beban seberat 80 g melewati sebuah
seperti olahraga atau mandi dengan air
kontrol, sedangkan kaca objek yang di hangat.
bawah ditahan dengan beban. Lamanya Untuk membuatnya diperlukan bahan
waktu yang diperlukan untuk sebagai berikut : a) gandapura, b) paraffin
memisahkan kedua objek tersebut dicatat liquid, c) menthol, d) oleum menthae, e)
sebagai waktu lekat 14. Syarat balsam vaselin album. Pembuatan balsem dilakukan
dengan cara menimbang semua bahan yang
yang baik apabila semakin lama waktu
digunakan yaitu gandapura, parafin liquid,
yang diperlukan hingga kedua objek glass menthol, oleum menthae, vaselin album.
terlepas, maka semakin baik daya lekat Kemudian leburkan semua bahan kecuali
balsam tersebut. Semakin lama balsam minyak gandapura diwaterbath. Setelah
melekat pada kulit, maka efek yang semua dileburkan masukan minyak
ditimbulkan juga semakin besar15. gandapura, lalu diaduk sampai homogen,
dimasukan dalam botol kaca (wadah
balsam). Ditunggu Balsam yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
memadat kemudian diuji evaluasi fisik
Pada penelitian ini dilakukan formulasi sediaan balsam meliputi uji organoleptis dan
dan evaluasi sediaan balsam gandapura uji homogenitias, uji pH, uji daya lekat dan
sebagai aromaterapi dengan tujuan untuk uji daya sebar.
mendapatkan sedian balsam sebagai Penggunaan vaselin berfungsi sebagai
aromaterapi. Balsam merupakan sediaan basis balsam. Vaselin aman dipergunakan
dengan tekstur seperti salep, mengandung karena bahan ini adalah bahan pengisi utama
bahan aktif tertentu, yang digunakan sebagai untuk produk kosmetik yang berbentuk
obat luar dengan cara pengolesan kekulit cream, seperti hand and body lotion.
dengan fungsi umum untuk melindungi, Digunakan basis paraffin liquid
melemaskan kulit, dan menghilangkan rasa (hidrokarbon) karena hanya menyerap atau
sakit atau nyeri. Dengan memilih jenis
mengabsorbsi sedikit air dari formulasi serta dilakukan untuk melihat daya penyebaran
menghambat hilangnya kandungan air dari balsam. Pengujian daya sebar dilakukan
sel-sek kulit dengan membentuk lapisan film dengan memberikan beban pada balsam dan
yang waterproff. Basis ini juga mampu diukur penyebarannya. Sediaan balsam yang
meningkatkan hidrasi pada kulit. Sifat-sifat nyaman digunakan adalah sediaan balsam
tersebut sangat menguntungkan karena yang memiliki daya sebar 5 s/d 7 cm12.
mampu mempertahankan kelembaban kulit Berdasarkan hasil uji daya sebar yang telah
sehingga basis ini juga memiliki sifat dilakukan diperoleh sebesar 6 cm.
moisturizer dan emollient.
Rasa panas yang ditimbulkan oleh KESIMPULAN
bahan aktif yaitu gandapura apabila Berdasarkan penelitian yang telah
digosokkan, dinetralisir dengan penambahan dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
menthol yang memberikan efek rasa dingin dengan sediaan balsam aroma terapi dengan
pada kulit. Penambahan oleum menthae formulasi Gandapura 9% , Parafin liquid
berfungsi sebagai karminativa (untuk 16%, Menthol 12%, Oleum menthae 12%,
mengeluarkan angina dari dalam tubuh). Vaselin album ad 100% memenuhi
Uji evaluasi sediaan yang pertama parameter kualitas uji organoleptis,
dilakukan adalah uji organoleptis pada homogenitas, daya sebar dan uji pH. Dan
sediaan balsam hasil yang diperoleh warna terbukti sediaan balsam dengan adanya
putih bening, dengan tekstur setengah aroma khas dari minyak gandapura (metil
memadat, dan bau/aroma balsam yaitu khas salisilat).
gandapura.
Uji evaluasi sediaan yang kedua uji DAFTAR PUSTAKA
homogenitas. Pengujian homogenitas
bertujuan untuk melihat apakah sediaan 1. Andria, Agusta. (2014). Aroma Terapi
balsam yang dibuat homogen atau tercampur Cara Sehat dengan Wewangian Alami.
merata antara zat aktif dengan basis balsam. Jakarta: Penerba Swadaya.
Berdasarkan uji homogenitas hasil yang 2. Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, ,
diperoleh pada sediaan balsam yaitu Ch. Plank, and E. Karamat. (1991).
homogen. Balsam yang homogeny ditandai Aromatherapy: Evi-dence for Sedative
dengan tidak terdapatnya gumpalan pada Effects of Essential Oil of Lavender after
hasil pengolesan, struktur yang rata dan Inhalation. Journal of Biosciences; 46c,
memiliki warna yang seragam dari titik awal 1067-1072.
pengolesan sampai titik akhir. 3. Buckle, J. (1999). Use of Aromatherapy
Uji evaluasi sediaan yang ketiga adalah as Comple-mentary Treatment for
uji pH. Uji pH dilakukan untuk mengetahui Chronic Pain. J. Alternative Therapies; 5,
tingkat keasaman atau kebasaan dari sediaan 42-51.
balsam yang dihasilkan. Sediaan balsam 4. Hernani. (2004). Gandapura : pengolahan,
(salep) yang memiliki nilai pH yang sesuai fitokimia, minyak atsiri, dan daya
dengan nilai pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 agar herbisida. Bulletin penelitian tanaman
tidak mengiritasi kulit dan nyaman rempah dan obat. Vol. XV (2) 32-40.
digunakan13. Berdasarkan hasil pengujian 5 Hener, U. dkk. (1990). Enantiomeric
nilai pH dengan bantuan stick pH universal, distribution of α-pinen, β-pinen, and
semua sediaan balsam memiliki nilai pH 6. limonene in essential oils and extracts.
Uji evaluasi sediaan yang keempat Part 2 Oils, perfumes and cosmetics.
adalah uji daya sebar. Uji daya sebar
Flavor and fragrance journal. 5 : 201-
204.
6. Oyen, L. P.A. and Nguyen Xuan Dung.
(1999). Plants Resources of South-East
Asia : Essential Oil No 19. Prosea.
Bogor. Indonesia.
7. Shiva, M. P., A. Lehri and A. Shiva.
(1996). Aromatic and Medicinal Plants :
yielding essential oils for pharmaceutical,
cosmetic industries and trade. Vedams
eBooks (P) Ltd. New Delhi.
8. Hariis, Ruslan. (1989). Tanaman Minyak
Atsiri. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
9. Yuliani, Sri. (2006). Cara Mudah
Membuat Balsam Obat. Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Vol. 28. No. 6.
http://www.pustaka-
deptan.go.id/publikasi/wr286065.pdf.
diakses tanggal 26 Oktober 2019
10. Anief M. (2008). Ilmu Meracik Obat,
Gajah Mada University
Press,Yogyakarta.
11. Anonim. (1979). Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.
12.GragA. et al. Spreanding Of Semisolid
Formulation: An Update,
Pharmaceutical Technology. 2001, 2002
: 84-102.
13. Tranggono RI, Latifah F. (2007). Buku
Pegagan Ilmu Kosmetika, Jakarta : PT
Gramedia.
14. Miranti L. (2009). Pengaruh Konsentrasi
Minyak Atsiri Kencur (Kampferia
Galanga) dengan Basis Salep Larut Air
Terhadap Sifat Fisik Salep Dan Daya
Hambat Bakteri Staphylococus Aureus
Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
15. Voigt R. (1995). Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi. Edisi ke-5,
Yogyakarta, UGM- Press.

Anda mungkin juga menyukai