INSTRUMEN OPERASI
Alat bedah merupakan alat medis yang digunakan dalam proses pembedahan yang biasa
digunakan pada hewan, manusia dan sebagainya guna dalam proses penyembuhan penyakit
dan pengangkatan benda-benda asing yang merugikan tubuh.
Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan
bedah minor. Kegiatannya hanya terbatas pada pembedahan minor saja, alatnya sederhana
dan mudah untuk dimiliki setiap orang. Alat-alat tersebut digabung pada suatu wadah dan
disebut sebagai minor surgery set. Yang termasuk di dalam kelompok alat bedah minor,
antara lain adalah :
1. SCAPEL
Bagian-bagian dari Scapel yaitu:
a. Scalpel Blade : pisau operasi
2. GUNTING
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara mengiris dan mencukur. Mencukur
membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan anak
jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat
tidak disadari dan berdasarkan insting.
Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal ini akan
menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu memotong sehingga dapat
memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang
gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek
kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban dan gunting iris
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung
tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan
untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat
dipotong secara tajam.
Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista.
Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil
sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtal micus
khususnya iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong
benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove
benang dilakukan.
3. PINGSET
Pinset (yang ujungnya lancip), digunakan untuk mengambil atau menarik bagian alat-
alat tubuh dari hewan yang dibedah, memisahkan organ yang satu dengan yang lain. Pinset
ada tiga jenis yaitu pinset anatomis (ujung dari pinset tidak mempunyai gigi, disebut juga
pinset traumatis), pinset sirurgis (ujungnya mempunyai gigi dan disebut pinset atraumatis),
dan pingset splinter.
a. Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan
luka,memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
b. Pinset Anatomis
Klem hemostatik juga dapat digunakan untuk membantu membuat ligasi pada
pembuluh darah kecil
5. BENANG
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable
biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan
kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk
jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat
alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa mono filamen (Ethilon atau prolene) atau
jalinan (black silk).
Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan benang non-
absorbable. Namun, jahitan sub kutikuler harus menggunakan jenis benang yang
absorbable
a. Seide/ silk
Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut protein dan 30%
bahan tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan putih. Bersifat tidak licin
seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh.
Pada penggunaan di sebelah luar maka benang harus dibuka kembali. Tersedia
dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor 00000 (5 nol merupakan ukuran paling
kecil untuk bag bedah) hingga nomor 3 (yang merupakan ukuran paling besar).
Yang paling sering dipakai adalah nomor 00 (2 nol) dan 0 (1 nol) dan nomor satu.
Semakin besar banyak nol nya semakin kecil benangnya.
Kegunaannya adalah untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama
arteri besar), sebagai teugel (kendali). Benang harus steril, sebab bila tidak akan
menjadi sarang kuman (fokus infeksi), sebab kuman terlindung di dalam jahitan
benang, sedang benangnya sendiri tidak dapat diserap tubuh.
b. Plain Catgut
Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10 hari,
dan warnanya putih dan kekuningan. Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari
00000 (5 nol yang merupakan ukuran paling kecil) hingga nomor 3 (merupakan
ukuran yang terbesar). Sering digunakan nomor 000 (3 nol), 00 (2 nol), 0 (1 nol),
nomor 1 dan nomor 2.
Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis
dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama untuk daerah longgar
(perut,wajah) yang tak banyak bergerak dan luaslukanya kecil. Plain catgut harus
disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang, bila
disimpulkan 2 kali akan terbuka kembali. Plain catgut tidak boleh terendam dalam
lisol karena akan mengembang dan menjadi lunak, sehingga tidak dapat digunakan.
c. Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan krom. Dengan
adanya krom ini, maka benang akn menjadi lebih keras dan kuat, serta
penyerapannnya lebih lama, yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat dan kebiruan.
Benang ini tersedia dalam ukuran 000 (3 nol merupakan ukuran yang paling
kecil) hingga nomor 3.
Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu
sepuluh hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif dan bila
mobilisasi harus segera dilakukan.
d. Nilon (Dafilon, monosof, dermalon Ethilon)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu
dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, leboh kuat dari seide atau catgut. Tidak
diserap tubuh, dan tidak menimbilkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol.
Penggunanan pada bedah plastik, ukuran yang lebih besar sering digunakan kulit,
nomor yang kecil dipakai pada bedah mata.
e. Ethibond
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene adipate). Tersedia
dalam kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minumum,
tidak diserap, dan warnanya hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol sampai nomor 2.
Penggunaannya pada bedah kardiovaskular dan urologi.
f. Vitalene/Prolene/surgilen
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen). Sangat kuat dan
lembut, tidak diserap, warna biru. Tersedia dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari
10 nol hingga nomor 1.
Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah
mata, bedah plastik, cocok pula untuk menjahit kulit.
g. Poli Glicolic Acid (seperti Polisorb,Dexon,Vicryl)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap oleh tubuh, dan
tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh. Dalam subkutis bertahan selam tiga
minggu, dalam otot bertahan selam 3 bulan. Benang ini sangat lembut dan warnanya
ungu.Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Penggunaan pada bedah mata, orthopedi,
urologi dan bedahplastik.
h. Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Bersifat kuat, lembut
fleksibel, reaksi tubuh minimum dan tidak diserap. Warnanya hitam putih.
Digunakan untuk menjahit kutis dan subkutis.
i. Linen (catoon)
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat lembut, cukup
kuat dan mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum, berwarna putih.
Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit,
terutama kulit wajah.
j. Steel wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari poli filamen baja tahn karat. Sangat
kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul. Warna
putih metalik. Terdapa tdalam kemasan atraumatis dan kemasan biasa. Ukurannya
dari 6 nol hingga nomor 2. Untuk menjahit tendon.
6. NEEDLE (JARUM)
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis
traumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi
benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan
(trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat
menimbulkan trauma.
Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian
memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian
besar needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8 lingkaran. Hal ini
menyebabkan needle memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang
dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah
minor. Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk memudahkan
penggunaannya dengan needle holder.
Macam macam ujung jarum :
Jarum berujung conventional cutting
dapat dipakai untuk menjahit kulit, fascia, ligamen, mukosa, tendon, kavum
nasi.
Jarum berujung precision point cutting & prime
7. NEEDLE-HOLDERS
Alat ini digunakan untuk memegang jarum saat menjahit luka operasi. Alat ini
dilengkapi dengan pengunci, sehingga operator tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga.
Cara penggunaan needle holder ini adalah: needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung
berlubang needle,dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan
tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan.
Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan
menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada
jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi
dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle
ini juga akan menyebabkan needle menekuk
Fungsinya: Untuk memegang jarum jahit serta menjahit luka terbuka (luka pembedahan)
seperti luka bekas pembedahan. Ada yang menjahitnya dari samping, ada pula yang
menjahitnya dari muka, alatnya ada lobang jarumnya diujungnya.
BAB III
PENUTUP
1.4. Kesimpulan
Alat bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan
pembedahan, seperti membedah hewan, manusia, dan sebagainya.
Berdasarkan fungsinya alat-alat bedah dibedakan menjadi delivery set, deletion and
curatage set, minor operating set, dan racheostomy. Minor set (minor operating set)
adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor. Biasanya
terdiri dari alat yang sederhana seperti pisau bedah, gunting bedah, pinset (Tissue
forceps), klem, Needle holder, jarum (needle), dan benang,
DAFTAR PUSTAKA
Fossum, T.W. 2013. Small Animal Surgery. Fourth Edition. Elsevier Mosby.
Hickman, J., Houlton,J., and Edwards, B. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery. Third
Edition. Blackwell.
Mann, F.A., Constantinescu, G.M., and Yoon, H. 2011. Fundamentals of Small Animal
Surgery. Wiley- Blackwell Publishing. UK.
Yarso, Y., Kristanto. 2018. Keterampilan Dasar Bedah Minor. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret