Anda di halaman 1dari 7

I.

Judul Percobaan : Sel Volta

II. Tujuan Percobaan : Menentukan potensial sel pada sel volta

III. TEORI PERCOBAAN

Sel volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia di mana energi kimia dari reaksi redoks
spontan diubah menjadi energi listrik. Prinsip kerja sel volta dalam menghasilkan arus
listrik adalah aliran transfer elektron dari reaksi oksidasi di anode ke reaksi reduksi di
katode melalui rangkaian luar.

Secara umum, sel volta tersusun dari:

 Anode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi.


 Katode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi.
 Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
 Rangkaian luar, yaitu kawat konduktor yang menghubungkan anode dengan
katode.
 Jembatan garam, yaitu rangkaian dalam yang terdiri dari larutan garam.
Jembatan garam memungkinkan adanya aliran ion-ion dari setengah sel anode
ke setengah sel katode, dan sebaliknya sehingga terbentuk rangkaian listrik
tertutup.

Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (Esel) ataupun
gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang diukur pada
keadaan standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan reaktan dalam
larutan 1 M dan tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut potensial sel
standar (E°sel). Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode.
Menurut kesepakatan, potensial elektrode standar mengacu pada potensial reaksi
reduksi.

E°sel = E°katode – E°anode

Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif), sedangkan anode
adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil (negatif).

Potensial elektrode sel dapat ditentukan melalui persamaan :

EoSel = EoReduksi - EoOksidasi

EoSel = EoKatode - EoAnode

EoSel = EoBesar - EoKecil


IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan

a. Gelas kimia 100 ml


b. Pipa U yang telah diisi agar – agar
c. Voltmeter
d. Kabel warna hitam dan merah
e. Penjepit buaya
f. Logam :
 Alumunium (Al)
 Tembaga (Cu)
 Magnesium (Mg)
 Seng ( Zn)

2. Bahan yang digunakan

a. Larutan ZnSO4
b. Larutan CuSO4
c. Larutan MgSO4
d. Larutan Al2(SO4)3

V. LANGKAH KERJA

1. Siapkan 8 buah gelas kimia.


2. Tuangkan :
a. Larutan CuSO4 pada gelas pertama.
b. Larutan Al2(SO4)3 pada gelas kedua.
c. Larutan MgSO4 pada gelas ketiga.
d. Larutan ZnSO4 pada gelas keempat.
e. Larutan ZnSO4 pada gelas kelima.
f. Larutan Al2(SO4)3 pada gelas keenam.
g. Larutan ZnSO4 pada gelas ketujuh.
h. Larutan CuSO4 pada gelas kedelapan.
3. Terapkan 1 pipa U yang telah terisi agar – agar pada 2 gelas secara berturut –
turut sesuai urutan gelas. Gelas pertama dihubungkan dengan gelas kedua, gelas
ketiga dengan gelas keempat, dan seterusnya.
4. Ukur tegangan masing – masing kesatuan (2 larutan dan jembatan garam/pipa
U) menggunakan voltmeter.
5. Perhatikan mana yang menjadi anoda/katodanya.
6. Catat hasilnya dalam tabel pengamatan.
VI. HASIL PENGAMATAN

No Larutan Anoda (-) Katoda (+) Voltase Rata – rata Voltase


1. CuSO4 Alumunium Tembaga Percobaan ke-: 0.52 V
dan (Al) (Cu) 1) 0.54 V
Al2(SO4)3 2) 0.52 V
3) 0.5 V
2. MgSO4 Magnesium Seng (Zn) Percobaan ke-: 0.35 V
dan (Mg) 1) 0.34 V
ZnSO4 2) 0.41 V
3) 0.31 V
3. ZnSO4 Alumunium Seng (Zn) Percobaan ke-: 0.11 V
dan (Al) 1) 0.11 V
Al2(SO4)3 2) 0.12 V
3) 0.1 V
4. ZnSO4 Seng (Zn) Tembaga Percobaan ke-: 0.58 V
dan (Cu) 1) 0.58 V
CuSO4 2) 0.57 V
3) 0.59 V

VII. PEMBAHASAN

1. Reaksi antara CuSO4 dan Al2(SO4)3 yaitu :


Katoda (+) : Cu2+ + 2e  Cu E 0Sel : +0.34 V
Anoda (-) : Al  Al3+ + 3e 0
E Sel : +1.676 V +
Al + Cu 2+  Al3+ + Cu EoSel : +2.016 V

Notasi sel :
Al | Al3+ || Cu2+ | Cu

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada reaksi ini, voltmeter


menunjukkan nilai voltase sebesar +0.52 V. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan potensial sel sebesar +2.016 V. Selisihnya mencapai
+1.496 V. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi pada percobaan
ini hanya sekitar 0.1 M. Sedangkan konsentrasi larutan yang digunakan untuk
menghasilkan teori tersebut adalah 1 M. Selain itu, ketidaksesuaian ini juga bisa
disebabkan karena proses pengamplasan elektroda kurang maksimal.
Kemungkinan kesalahan dalam membaca voltmeter juga dapat mempengaruhi
hasil percobaan (paralaks).

2. Reaksi antara MgSO4 dan ZnSO4


Anoda (-) : Mg  Mg2+ + 2e E osel : +2.35 V
Katoda (+) : Zn2+ + 2e  Zn E osel : -0.76 V +
Mg + Zn  Mg + Zn
2+ 2+ o
E sel : +1.59 V
Notasi sel :
Mg | Mg2+|| Zn2+ | Zn

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada reaksi ini, voltmeter


menunjukkan nilai voltase sebesar +0.35 V. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan potensial sel sebesar +1.59 V. Selisihnya mencapai +1.24
V. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi pada percobaan ini
hanya sekitar 0.1 M. Sedangkan konsentrasi larutan yang digunakan untuk
menghasilkan teori tersebut adalah 1 M. Selain itu, ketidaksesuaian ini juga bisa
disebabkan karena proses pengamplasan elektroda kurang maksimal.
Kemungkinan kesalahan dalam membaca voltmeter juga dapat mempengaruhi
hasil percobaan (paralaks misalnya).

3. Reaksi antara ZnSO4 dan Al2(SO4)3


Katoda (+) : Zn2+ + 2e  Zn E 0Sel : -0.76 V
Anoda (-) : Al  Al3+ + 3e E 0Sel : +1.66 V +
Al + Zn  Al + Zn
2+ 3+ 0
E Sel : + 0.9 V
Notasi sel :
Al | Al3+ || Zn2+ | Zn
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada reaksi ini, voltmeter
menunjukkan nilai voltase sebesar +0.11 V. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan potensial sel sebesar +0.9 V. Selisihnya mencapai +0.79
V. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi pada percobaan ini
hanya sekitar 0.1 M. Sedangkan konsentrasi larutan yang digunakan untuk
menghasilkan teori tersebut adalah 1 M. Selain itu, ketidaksesuaian ini juga bisa
disebabkan karena proses pengamplasan elektroda kurang maksimal.
Kemungkinan kesalahan dalam membaca voltmeter juga dapat mempengaruhi
hasil percobaan (paralaks misalnya).

4. Reaksi antara ZnSO4 dan CuSO4


Anoda (-) : Zn  Zn2+ + 2e E 0Sel : +0.76
Katoda (+) : Cu2+ + 2e  Cu E 0Sel : +0.34 +
Zn + Cu 2+  Zn2+ + Cu E 0Sel : + 1.1 V
Notasi sel :
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada reaksi ini, voltmeter
menunjukkan nilai voltase sebesar +0.58 V. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan potensial sel sebesar +1.1 V. Selisihnya mencapai +0.52
V. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi pada percobaan ini
hanya sekitar 0.1 M. Sedangkan konsentrasi larutan yang digunakan untuk
menghasilkan teori tersebut adalah 1 M. Selain itu, ketidaksesuaian ini juga bisa
disebabkan karena proses pengamplasan elektroda kurang maksimal.
Kemungkinan kesalahan dalam membaca voltmeter juga dapat mempengaruhi
hasil percobaan (paralaks misalnya).
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan seluruh rangkaian percobaan, kami mendapatkan beberapa
kesimpulan. Yang pertama, nilai potensial sel dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
konsentrasi larutan, kemurnian/kebersihan elektrode yang digunakan, dan proses
pembacaan pada voltmeternya itu sendiri. Yang kedua, semua reaksi yang terjadi adalah
reaksi spontan. Terbukti dari hasil perhitungannya yang nilainya positif. Karena jika
hasilnya negatif berarti itu reaksi tidak spontan.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Sudarmo, Unggul. 2015. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

https://id.wikipedia.org/sel_volta
https://id.wikipedia.org/reaksi_spontan
https://www.academia.edu
X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai