Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MELATI INDAH .N


NIM : L1B020006
KELOMPOK : 5
HARI, TANGGAL : RABU, 29 SEPTEMBER 2020
ASISTEN : APRILIA NAFI .N

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS


JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN AKUAKULTUR
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PURWOKERTO
2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

I. TUJUAN ......................................................................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 1

III. PROSEDUR PERCOBAAN ........................................................................................ 3

3.1 ALAT ......................................................................................................................... 3


3.2 BAHAN ...................................................................................................................... 3
3.3 CARA KERJA ........................................................................................................... 3
3.4 SKEMA KERJA ...................................................................................................... 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 5

4.1 DATA PENGAMATAN ............................................................................................ 5


4.1.1 ALAT-ALAT KIMIA ......................................................................................... 5
4.1.2 BAHAN-BAHAN KIMIA ................................................................................... 8
4.2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 11
4.2.1 ALAT..................................................................................................................... 11
V PENUTUP ..................................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 18

ii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

I. TUJUAN
1. Mengenal alat-alat praktikum dan kegunaanya.
2. Membaca dan menulis nama kemikalia, rumus molekul, bobot molekul, dan derajat
kemurnian kemikalia yang ada dalam botol kemas serta penggunaanya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya. Terutama
bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah
syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia.
Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang
akan bekerja di laboratorium kimia. Namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa
waspada bila sedang bekerja di dalamnya (Budimarwanti,2013).
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.
Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan
kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan
aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna
untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat
berakibat pada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya.
Ini adalah tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan
penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap
peraturan juga memberikan andil bessr dalam keselamatan kerja
(Budimarwanti,2013).
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat
melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Oleh sebab itu penting
dilakukannya pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat di minimalisir sedikit mungkin . Alat diruang praktikum pada
dasarnya memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses

1
2

yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya (Jumadi, 2009).
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara
penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan
penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat dan bagaimana cara
penggunaannya juga sangat penting. Misalnya alat-alat gelas harus diperiksa sebelum
digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau masih kotor. Juga cara penyimpanannya
sehingga kerusakan alat dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya
yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah (Budimarwanti,2013).
Pembelajaran kimia melibatkan keterampilan dan penalaran, siswa tidak hanya
dituntut untuk memahami teori saja tetapi siswa juga harus mampu mengembangkan
keterampilan proses kerja ilmiahnya. Aspek psikomotorik sangat penting untuk
ditingkatkan dalam pembelajaran kimia. Siswa tidak hanya dituntut untuk belajar rumus–
rumus atau menghafal fakta saja, tetapi juga harus mampu mengembangkan keterampilan
hidup, hal ini menjadikan kemampuan psikomotorik mutlak untuk diberikan kepada siswa
agar tidak menimbulkan kesenjangan antara pemahaman konsep teoritis dengan gejala
nyata yang terkait dengan konsep tersebut (Dahniar,2007).
Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan dan diajarkan menggunakan
alat - alat yang umum dipakai di laboratorium kimia. Dengan demikian setelah
melakukan praktikum mahasiswa akan mempunyai keterampilan dalam mempergunakan
peralatan kimia tersebut.dengan baik dan benar. Setelah mengenal alat dan bahan-bahan
kimia hendaknya kita bisa merawatnya dengan baik. Jika ada kesulitan sebaiknya segera
melapor pada pihak yang lebih paham. Dengan memahami dan mengerti kita akan lebih
mudah melakukan praktikum.
III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 ALAT
Pada praktikum pengenalan alat dan bahan kimia ada beberapa alat yang sering
digunakan unutuk melakukan percobaan, Alat yang digunakan antara lain gelas
ukur, tabung reaksi, labu ukur, labu Erlenmeyer, gelas beaker, pipet tetes, pipet
ukur, pipet volume, kaki tiga, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, palt tetes,
mortar dan alue (Pestel), kawat kasa, kawat nikrom, corong pisah, batang
pengaduk, gelas arloji, labu destilasi, kondensor, spatula plastik, spatula logam,
buret, filler, pembakar busen, pembakar spiritus, desikator, dan alat destilasi.

3.2 BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum diantaranya adalah pertama bahan
kimia atau kemikalia yang tersedia dalam bentuk cair atau padat dan dikemas
dalam botol plastik atau botol gelas yang gelap dengan kemurnian yang berbeda
beda, dan yang kedua yaitu air dengan bermacam-macam derajat kemurnian
juga. Dalam analisis-analisis kimia yang banyak digunakan adala akuades.

3.3 CARA KERJA


1. Alat-alat yang ada di almari contoh diamati.
2. Minimal 20 nama alat dan kegunaanya ditulis sesuai dengan nomor alat yang
ada.
3. Label dalam kemasan botol kemikalia yang telah disediakan asisten diamati dan
dibaca
4. Kemudian nama rumus kimia, nama kemikalia, bobor molekul dan derajat
kemurnianya ditulis dan dicatat.
5. Setelah semuanya selesai bisa dibuat laporan.

3
4

3.4 SKEMA KERJA

Alat –alat yang ada di


almari conoh

Alat-alat yang ada di almari contoh diamati

Nama dan kegunaan sesuai


dengan nomor alat

Diamati, ditulis lalu dibuat laporan

Botol Kemikalia

Nama Derajat
Rumus Kimia Bobot Molekul
Kemikalia Kemurnian

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PENGAMATAN

4.1.1 ALAT-ALAT KIMIA


No Nama Gam Fungsi
1. Kaki tiga/ tripod bar digunakan untuk menyangga kasa,
dalam proses pemanasan sampel
menggunakan pembakar spiritus.

2. Mortar digunakan untuk menghancurkan zat


dalam betuk padatan.

3. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan


larutan dengan cara meneteskan
larutan atau zat cair tanpa
memperhatikan volumenya.

4. Timbangan analitik digunakan untuk menimbang


sejumlah bahan dengan ukuran sangat
kecil.

5. Desikator digunakan untuk mendinginkan


sampel yang telah dipanaskan dalam
oven/tanur dan berfungsi untuk
menyerap kadar air dalam sampel. Di
dalamnya terdapat silica gel yang
berfungsi menyerap air.

5
6

6. Inkubator berfungsi untuk menginkubasi


mikroba pada suhu yang terkontrol.

7. Corong pisah Untuk memisahkan campuranlarutan


yang memiliki larutanyang berbeda
(ekstrasi)

8. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan atau


zat cair dengan tepat.

9. Waterbath Untuk memanaskan larutan tanpa


harus kontak langsung dengan
sumber panas.

10. Soxhlet digunakan untuk ekstraksi


(metode untuk mendapatkan
senyawa dari sistem campuran)
padat-cair atau memisahkan suatu
komponen dalam suatu padatan
dengan menggunakan suatu pelarut
11. Kawat ose Untuk
cair. memindahkan atau mengambil
koloni suatu mikrobia ke media yang
akan digunakan kembali.
7

12. Autoklaf digunakan untuk mensterilisasi suatu


benda menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit.

13. Cawan porselen digunakan untuk penguapan ayau


pengeringan padatan dalam bentuk
tepung.

14. Pembakar bunsen digunakan untuk pengujian uji nyala


pada suatu sampel.

15. Erlenmeyer Menampung larutan pada saat titrasi


atau menampung larutan hasil
destilasi.

16. Centrifuge Untuk memisahkan cairan dan


padatan.

17. Sendok porselen Digunakan untuk mengaduk dan


mengambil bahan kimia berbentuk
tepung dan padatan.
8

18. Pipet ukur Digunakan untuk memindahkan


larutan atau zat cair dalam satu
ukuran volume tertentu.

19. Labu ukur Untuk mengukur volume larutan atau


zat cair dengan tepat.

20. Buret Untuk mengukur volume cairan yang


akan dikeluarkan atau dipindahkan
secara akurat sesui keinginan,
biasanya digunakan dalam titrasi.

4.1.2 BAHAN-BAHAN KIMIA


Rumus Bobot Derajat Hazardous
No Nama Bahan Molekul Molekul Kemurnian Level
1. Petroleum C6H6 g/mol
78,11 PA
Benzene

Mudah Terbakar
2. Tetrachloride Cl4 153,82 PA

Bahaya iritasi
3. Barium chlorid BaCl2 208,23 PA

Bahaya iritasi
4. Silica gel SiO2 60,08 PA

Beracun
9

5. Kalium iodide KI 166,0028 Ph,Eur,BP,USP

Bahaya iritasi
6. Ammonia NH3 17,031 PA

Bahaya iritasi
7. Hydrogen H2O2 34,0147 Ph Nerd
Peroxide

Korosif
8. Kupfer(II)sulfat CuSO4.5H2O 249,68 PA
Pentahidrat

Bahaya iritasi
9. Kupfer(II)sulfat CuSO4 159,609 PA
Pentahidrat

Bahaya iritasi
10. Natrium Na2CO3 105,9888 BPC
Carbonat

Bahaya iritasi
11. Natrium Na2HPO4 141,96 PA
hydrogen
phospat
Korosif
12. Oxalsaure C2H2O4 90,03 PA

Bahaya iritasi
13. Natrium sulfat Na2SO4 142,04 PA

Bahaya Iritasi
10

14. Kalium tatrat KNaC4H4O6· 282,1 PA


4H20

Beracun
15. Aquades H2O 18,0153 PA

Beracun
16. Metanol CH3OH 32,04 PA

Beracun
17. Aseton C3H6O 58,08 PA

Mudah terbakar
18. Natrium Na2WO4 293,83 PA
Wolframat

Mudah terbakar
19. Potassium KI 166,0028 PA
Iodide

Bahaya iritasi
20. Tri-natrium Na3C6H5O7 258,06 PA
Sitrat

Bahaya iritasi
11

4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 ALAT
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium dan dijelaskan juga fungsi, cara penggunaan alat serta prinsip kerjanya
masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi
atas 3 macam alat yaitu alat elektri, gelas, dan non gelas (Ririn Andriani., 2016).
Alat-alat elektrik yang digunakan yaitu :
1. Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-

70oC. Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau menyimpan
biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat
diatur diatas suhu tertentu (Ririn Andriani., 2016).
2. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu

121oC (250oF). prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas
bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang
terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau
percobaan (Ririn Andriani,2016).
3. Timbangan analitik adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan massa
dari suatu padatan ataupun cairan kimia yang akan digunakan (Hendayana, 1994).
4. Water bath alat yang digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak langsung
dengan sumber panas (Tim Pengampu, 2015).
5. Sentrifuge Alat yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi campuran
dengan menggunakan mesin sentrifuga atau pemusing. Komponen campuran yang
lebih rapat akan bergerak menjauh dari sumbu sentrifuga dan membentuk endapan
(pelet), menyisakan cairan supernatan yang dapat diambil dengan dekantasi.
Teknik sentrifugasi telah dimanfaatkan baik untuk keperluan penelitian, misalnya
pada bidang biologi sel dan biologi molekular, maupun untuk industri, misalnya
dalam pengayaan uranium dan pengolahan anggur (Ririn Andriani., 2016).
12

Alat-alat gelas yang digunakan yaitu


1. Tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan
cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media
padat, prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala
api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang
lain. Tabung reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan
kapas atau alumunium foil. Tabung reaksi membutuhkan rak tabung reaksi
yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan tabung reaksi. Selain itu, dibutuhkan alat penjepit yaitu gegep,
prinsip kerjanya yaitu menjepit tabung reaksi ketika di panaskan dan cara
menggunakannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian
menjepit tabung dengan lubang yang ada dtengah penjepit (Ririn Andriani.,
2016)
2. Labu erlemeyer terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang
dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur
erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas
ukuran volume dari 25–2000 mL. Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan tutup
asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat
sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Fungsi labu erlenmeyer
dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat,
dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Labu
erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokan lemah
hingga sedang. perawatannya adalah menggunakan lap halus saat mengangkat
Erlenmeyer dari kompor listrik, sedangkan menurut literatur adalah labu gelas
untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada yang berskala ada yang tidak,
ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup. Digunakan pada saat titrasi atau
menampung larutan hasil destilasi (Tim Pengampu, 2015).

12
13

3. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan sejumlah tertentu dimana volumenya


tidak diukur. Untuk pengambilan cairan digunakan karet. Perbedaan pipet tetes
ditentukan oleh ujung pipet ada yang runcing atau panjang (kapiler) dan ada
yang besar (biasa) (Rif’atul Mahmudah,2018).
4. Labu ukur atau labu takar adalah alat kimia, yang digunakan untuk
mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat yang terbuat dari
kaca berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk menyisakan larutan kimia
analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi. Keakuratan
yang tinggi ini dikarenakan oleh bagian lehernya yang terdapat sebuah
lingkaran gradasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada
lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan ukuran volume, mulai 1
mL hingga 2 L. Umumnya, labu ukur ini berwarna transparan, sehingga sangat
memudahkan pemantauan. Namun, ada pula yang berwarna gelap serta
dilengkapi dengan penutup yang tahan terhadap bahan dan reaksi kimia, seperti
bahan polietilen (Ririn Andriani., 2016).
5. Deksikator untuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan
penimbangan serta untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering
(Ririn Andriani., 2016).
6. Corong pemisah, untuk memisahkan campuranlarutan yang memiliki
larutanyang berbeda (ekstrasi) (Ari Wahyuni, 2014).
7. Pipet seukuran adalah alat yang berbentuk silinder tetapi tengahnya
berdiameter lebih besar. Fungsinya untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang
menggembung. Hal ini sesuai fungsi menurut literatur yaitu pipet yang
digunakan untuk memindahkan larutan atau zat cair dalam satuan ukuran
volume tertentu. Besarnya volume pipet bervariasi dari 1 mL sampai 100 mL.
Tingkat kesalahannya kurang dari 0, 01 mL (Tim Pengampu, 2015).
Alat-alat non gelas yang digunakan yaitu :
1. Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada
yang berbentuk lurus dan ada pula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan
atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali.

13
14

Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian


menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati (Ririn Andriani., 2016).
2. Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium. alat untuk mengambil obyek. Spatula yang
sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil,
pipih dan bertangkai. Fungsi spatula yaitu Untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan (Ririn Andriani., 2016)
3. Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu dengan
menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar spirtus)
dengan korek api atau dengan memberiapi pada bagian atas (dari pembakar
bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau
methanol. Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala
dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut(Ririn
Andriani., 2016)
4. Cawan porselin adalah cawan bercucuk yang dipakai untuk penguapan atau
pengeringan padatan dalam bentuk tepung (Tim Pengampu, 2015).
5. Mortar adalah alat tumbuk yang terbuat dari porselin tebal untuk
menghancurkan zat dalam bentuk padatan (Tim Pengampu, 2015).
6. Kaki tiga digunakan untuk menyangga kasa, dalam proses pemanasan sampel
menggunakan pembakar spiritus (Ari Wahyuni, 2014).
7. Buret adalah sebuah alat Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur
karena adanya perbedaan massa jenis.
Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi,sedangkan menurut
literatur adalah pipet ukur panjang , yang dilengkapi dengan kran untuk
mengukur volume cairan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan secara akurat
sesuai dengan keinginan. Biasanya digunakan dalam titrasi. Ukuran buret
bervariasi dari 10 mL sampai 50 mL terbagi ke dalam skala kecil 1/10mL (Tim
Pengampu, 2015).

14
15

8. Soxhlet digunakan untuk ekstraksi (metode untuk mendapatkan senyawa dari


sistem campuran) padat-cair atau memisahkan suatu komponen dalam suatu
padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair (Tim Pengampu, 2015).
BAHAN
Bahan kimia merupakan suatu zat atau senyawa yang berdasarkan
fasanya dapat berwujud padat, cair atau gas. Bahan ini memiliki berbagai
karakteristik bahaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelabelan
menggunakan simbol-simbol tertentu. Kemasan bahan kimia dapat
mengandung satu atau lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan
tanpa simbol bahaya bukan berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan
bebas bahaya. Perlu berhati-hati dalam penanganan setiap bahan kimia
(Rif’atul Mahmudah,2018).
1) Bahan eksplosif Simbol tersebut menunjukkan bahwa bahan
tersebut mudah meledak pada kondisi
tertentu, seperti adanya gesekan, panas,
goncangan dan percikan api.
Contoh: TNT (2,4,6-trinitrotoluena)
2) Bahan pengoksidasi Bahan pengoksidasi (oxidizing) biasanya tidak
mudah terbakar tetapi apabila kontak dengan bahan
mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar
dapat meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan.

Contoh: asam nitrat, hidrogen peroksida


3) Bahan beracun Bahan beracun (acute toxicity) dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis bahkan
kematian pada konsentrasi yang rendah.
Contoh: metanol, benzena, kalium sianida, silica
gel, aquades, kalium tatrat.
4) Bahan berbahaya Bahan kimia ini memiliki resiko resiko merusak
kesehatan sedang jika masuk ke dalam tubuh

15
16

melalui pernapasan, mulut atau kontak dengan


kulit. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi, luka
bakar pada kulit, dan menganggu sistem
pernapasan apabila terhirup.
Contoh: NaOH, fenol, etilen glikol, tetra chlorid,
barium chloride, amonia, Kupfer(II)sulfat
pentahidrat, Kupfer(II)sulfat pentahidrat, natrium
carbonat, oxalsuret ,potassium iodide, tri-natrium
sitrat
5) Bahan berbahaya Bahan dengan simbol ini bersifat berbahaya bagi
bagi lingkungan satu atau beberapa komponen dalam lingkungan
hidup (air, tanah, udara, tanaman, mikrooganisme)
dan menyebabkan gangguan ekologi.
Contoh:AgNO3

6) Bahan mudah Bahan ini memiliki titik nyala yang rendah dan
terbakar mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan
logam panas, atau percikan api. Bahan sangat
mudah terbakar berupa gas dengan udara
membentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal
Contoh: dietil eter, propana, aseton, petroleum
benzene, natrium wolframat.
7) Bahan pengkorosi Bahan ini bersifat korosif yaitu dapat merusak
jaringan hidup (tubuh) dan bahan- bahan lain.
Hindari kontak dengan kulit, mata, pakaian dan
jangan menghirupnya.
Contoh: asam sulfat, natrium hidroksida,
Hydrogen
Peroxide, Natrium hydrogen phospat

16
V PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan mengenal alat dan bahan, kita dapat mengetahui kegunaan alat dan bahan
tersebut agar mampu menggunakan dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya.
2. Bisa membaca dan menulis nama kemikalia, rumus molekul, bobot molekul, dan
derajat kemurnian kemikalia yang ada dalam botol kemas serta penggunaanya

B. Saran
Sebaiknya fungsi serta bagian dari alat-alat dan bahan dari Laboratorium Kimia dapat
dijelaskan secara terperinci oleh asisten agar praktikan dapat paham betul akan
penggunaan dan cara kerja alat-alat ataupun bahan yang berbahaya atau tidak berbahaya.
Dan sebagai praktikan kita harus menyimak penjelasan tentang alat dan bahan yang
dijelaskan oleh asisten.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. (2016). Pegenalan Alat - Alat Laboratorium Untuk Mengatasi Keselamatan


Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Astuti, C. M. (2015). Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Perairan. Universitas
Padjajaran . Bandung.
Budimarwanti. (2011). Pengelolaan Alat dan Bahan Kimia. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Damayanti, D. (2015). Senyawa Kimia Di Laboratorium Kimia. Politeknik Negeri Malang.
Malang.
Harjana, A. B. (n.d.). Pengenalan Alat dan Bhan Kimia.
Hasanah, Z. I. (n.d.). Alat dan Simbol Kimia. SMA Negeri 1 Bekasi. Bekasi.
Mahamudah, R. (2018). Praktikum Kimia. Universitas Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Pratiwi, M. D. (n.d.). Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium Kimia. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarmasin.
Wahyuni, A. (2014). Laporan Praktikum Pengenalan Alat dan Bahan. STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah. Cilacap.
Yudianto, M. H. (2015). Laporan Praktikum Kimia Pengenalan Alat dan Bahan Kimia.
Universitas Jenderal Soedirman . Purwokerto.

18

Anda mungkin juga menyukai