OLEH KELOMPOK 3
KELAS 3A
S1 PENDIDIKAN IPA
SINGARAJA
2020
LKM-5
EROSI DAN PELAPUKAN
A. Tujuan:
1. Mempelajari proses pelapukan
2. Membedakan pelapukan dan erosi
3. Membedakan pelapukan mekanis dan kimiawi
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju pelapukan
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi erosi
B. Teori
Sifat fisik kerak bumi selalu berubah. Perubahan itu disebabkan oleh tenaga
eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan. Tenaga eksogen adalah
tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak berupa air, gletser maupun sinar
matahari. Erosi yaitu proses dimana material kerak diuraikan dan dibawa atau
dipindahkan oleh angin, air, es, dan gaya tarik bumi yang bergerak menggempur material
kerak tersebut. Pelapukan adalah bagian dari proses erosi yang hanya menguraikan
material.
Pelapukan
Pelapukan adalah proses pengrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga
eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah
tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal
pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya
hanya beberapa meter saja.
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Pelapukan fisik atau mekanik
2. Pelapukan organis
3. Pelapukan kimiawi
b. Jurang
Perhatikan anda melihat adanya sungai yang sangat dalam dan sempit.
Bentang alam seperti itu termasuk jurang. Jurang terbentuk jika pengikisan terjadi
pada batuan yang resisten. Batuan resisten yang ada di kanan kiri sungai tidak mudah
terkikis oleh air, sedangkan erosi veritikal terus berlangsung. Oleh karena itu erosi
vertical berlangsung lebih cepat dibandingkan erosi ke samping. Akibatnya, dinding
sungai sangat miring atau cenderung vertical dan dasar sungai dalam. Bahan yang
resisten adalah batuan yang keras dan tidak mudah terkikis air.
c. Aliran deras
Kadang kala kita temui sungai yang pada beberapa bagianya sangat deras,
sedangkan bagian yang lain tidak deras. Aliran air sungai yang deras terbentuk dari
adanya jenis batuan yang selang-seling antara batuan yang resisten dan batuan yang
tidak resisten pada dasar sungai. Saat air melewati batuan yang resisten, air akan sulit
melakukan pengikisan, akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air
melewati batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun
pendek yang aliranya deras. Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras.
Alian deras
d. Air terjun
Air terjun terbentuk pada sungai yang jenis batuan di dasar sungai ada yang
resisten yang tidak resisten.Proses yang terjadi hampir sama dengan aliran deras.
Hanya saja, pengikisan air mengakibatkan perbedaan air yang cukup besar antara
batuan resisten dan batuan tidak resisten. Akibatnya, air jatuh dari ketinggian
membentuk air terjun.
D. Prosedur Kerja
D.1: Erosi, Pelapukan dan Mass wasting
1. Tuangkan tanah ke salah satu gelas, lembapkan dengan air secukupnya dan aduk agar
menjadi lumpur kental.
2. Bentuklah lumpur menjadi delapan bola berukuran sama.
3. Letakkan bola lumpur di atas kertas kue dan keringkan bola-bola tersebut dengan
mengangin-anginkannya (mungkin memakan waktu 3 hari atau sampai bola kering).
4. Namai ketiga gelas sisanya A, B, dan C. Siapkan gelasnya sabagai berkut:
a. Gunakan pensil untuk membuat 8 sampai 10 lubang mengelilingi tepi gelas A.
b. Gunakan pensil untuk membuat 12 lubang di dasar gelas B dan
c. Gelas C dibiarkan tanpa lubang, kemudian dipenuhi dengan air.
5. Masukkan satu bola tanah ke dalam gelas A dan amati bentuk bola tanah tersebut di
dalam gelas
6. Letakkan gelas A di tengah kertas kue pada penampung air. Berdirikan penggaris
pada sisi luar gelas A dan rekatkan penggaris pada gelas dengan isolasi.
7. Pegang gelas B pada jarak sekitar 10 cm di atas gelas A. Kemudian tuang air dari
gelas C ke dalam gelas B.
8. Setelah semua air mengalir keluar dari gelas B dan masuk ke gelas A, amati
bagaimanakah bentuk boal tanah pada gelas A dan isi kertas kue pada penampung.
Catat data pengamatan anda ke dalam tabel.
9. Dari data pengamatan yang diperoleh proses apakah yang terjadi pada bola tanah?
Pelapukan, mengapa? Karena bola tanah yang semula berbentuk bola dan
bertekstur keras ketila diberikan air, air tersebut kemudian akan meresap kedalam
tanah dan tekstur tanah menjadi lembek serta lama kelamaan berubah bentuk
menjadi lumpur tanah.
Erosi, mengapa? Karena bola tanah tersebut ketika dimasukkan air kedalamnya
sedikit demi sedikit akan terbawa oleh air yang kemudia akan melewati lubang-
lubang yang ada pada dasar gelas lalu mengendap pada penampungan air.
Pengangkutan massa (mass wasting), mengapa? Pada praktikum ini tidak
mengalami mass wasting karena tidak terjadi perpindahan material bola dalam
jumlah yang cukup besar. Yang terjadi hanyalah pelapukan dan pengikisan pada
permukaan bola tanah saja.
Bagaimana tahapan proses yang terjadi/dialami pada bola tanah?
Tahapan yang pertama yaitu bola tanah mengalami pelapukan, hal ini dapat diihat
dari perubahan bentuk yang terjadi pada bola tanah ketika diberi air yang semula
berbentuk bola dan bertekstur keras berubah menjadi lembek seperti bubur.
Kemudian bola tanah ini mengalami erosi yang dapat dilihat pada hasil endapan
yang terdapat pada penampungan. Hasil endapan tersebut diperoleh dari hasil
pelapukan yang terjadi pada bola tanah yang kemudian di bawa oleh air melewati
lubang yang terdapat pada dasar gelas yang kemudian mengendap.
10. Tergolong pelapukan jenis apakah yang disebabkan oleh air tersebut? Pelapukan
mekanis atau kimiawi? Mangapa? Pelapukan yang terjadi adalah pelapukan mekanis.
Dimana pelapukan mekanis merupakan proses pengikisan dan penghancuran
bongkahan batu menjadi lebih kecil tetapi tidak mengubah unsur kimia pada batuan
tersebut. Proses tersebut terjadi karena sinar matahari, perubahan suhu mendadak,
serta pembekuan air di celah batu.