Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang sangat maju teknologi ini sudah banyak alat yang dapat
membantu pekerjaan manusia di dalam segala bidang, diantaranya bidang
pertambangan, pembangunan atau teknik sipil yang diman alat yang digunakan
untuk mengukur dan membuat peta sudah sangat maju salah satunya pembuatan
peta situasi lubang bukaan, peta tiga dimensi dan juga penampang yang
menggunakan alat ukur yang bernama theodolite.
Theodolite biasanya digunakan untuk mengukur suatu sudut kemiringan
untuk membuat penampang agar tempat tersebut bisa di bangun suatu bangunan
yang tidak miring, selain untuk mengetahui kemiringan theodolite juga dapat
mengetahui jarak, sudut horizontal dan juga vertical melalui out put benang atas,
benang bawa, benang tengah, zenit,dan juga azimuth dan data tersebut harus di
olah dulu agar bisa di buat penampang atau suatu peta situasi yang akan kita buat
karena hasil dari pengolahan data tersebut di dapat koordinat dan juga elavasi(
ketinggian).
Pembuatan peta situasi dan juga penampang menggunakn theodolite
karena alat ini memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi, apabila kita melakukan
pembuatan penampag dengan menggunakan waterpass maka kita tidak akan
bisamengetahui sudut vertical karena waterpass adalah alat penyipat datar di
mana dia hanya bisa mengukur sudut datar(horizontal) saja.
Tingkat ketelitian tidak hanya di miliki oleh alat tapi juga harus di miliki oleh
pengukur karena bila salah menginput atau salah baca out put maka peta yang di
hasilkan tidak akan sesuai dengan keadaan aslinya, selain itu juga si pengukur
harus betul betul memahami cara penggunaan theodolite ini.

1.2 Maksud Dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat membuat peta
pada lubang bukaan.
2

1.2.2 Tujuan
1. praktikan dapat mengetahui metode pembuatan lubang bukaan
2. Dapat membuat peta lintasan dan penampang
3. Praktikan dapat membuat peta tiga dimensi
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Macam Macam Lubang bukaan


1. Terowongan(Tunnel)
Terowongan adalah suatu lubang bukaan yang di buat mendatar(horizontal)
atau hampir mendatar yang menghubungkan lubang yang satu dengan lubang
yang lainnya atau lubang yang menembus kedua belah kaki bukit. Terowongan
biasanya di gunakan sebagai jalan untuk kendaaraan seperti mobil, kereta dan lain
lain, namun pada pertambangan terowongan di gunakan untuk jalur utama
transportasi keluar masuk ke dalam tambang. Karena fugsinya yang sangat
penting inilah maka pembuatan peta situasi dan topografi harus sangat tepat.
2. Lubang naik(Raise)
Lubang naik adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus(vertical) atau
agak miring yang dibuat dari level bawah ke level yang berada di atasnya. Lubang
naik juga di gunakan sebagai jalan transportasi untuk level bawah ke level atas ,
selain itu juga lubang ini dapat di gunakan sebagai jalur keluar masuknya oksigen
ke dalam tambang atau biasa disebut sebagai ventilas.
3. Lubang turun(winze)
Lubang turun pada dasarnya hampir sama dengan lubang naik tapi bedanya
adalah lubang turun ini di buat dari level atas ke level yang berada di bawahnya.
4. Terowongan buntu(Adit)
Terowongan buntu adalah lubang bukaan yang di buat mendatar(horizontal)
atau hampir datar yang di mana dapat menghubungkan tambang bawah tanah
dengan permukaan bumi dan hanya menembus di salah satu sisi bukit, berbeda
dengan terowongan tadi di mana terowongan tadi menembus kedua sisi dari kaki
bukit.
5. Lombong(slope)
Lombong adalah tempat dimana terdapat endapan bijih(ore) yang di
tambang. Pada lombong biasanya terdapat ore chute atau lubang miring yang di
fungsikan untuk mengaliri bijih yang sudah di tambang ke drift.
.
4

6. Cross cut
Cross cut adalah lubang bukaan yang memotong atau melewati tempat
edapan bijih.
7. Shaft
Lubang bukaan yang tegak lurus(vertical) atau agak miring yang dapat
menghubungkan area tambang bawah tanah dengan permukaan bumi yang biasa
di gunakan sebagai jalan pengankutan karyawan, alat alat tambang, ventilasi dan
juga lain lain.
8. Shaft buntu
Merupakan suatu lubang naik atau lubang turunyang berfungsi sebagi shaft
Hanya saja tidak menembus sampai ke permukaan

Sumber:Diktat praktikum perpetaan


Gambar 2.1
Lubang bukaan
2.2 Metode Pengukuran Lubang Bukaan
1. Metode Coplainning
Metode coplainning ini juga biasanya disebut sebagai metode secara
langsung, dimana garis tembak yang berada di permukaan dan bawah tanah harus
membentuk suatu garis lurus.

sumber:diktat pepetaan
gambar 2.2
metode coplainning
5

2. Metode Weiss
Metode ini sering juga disebut sebagai metodesegi empat. Dalam
penggunaan metode ini menggunakan dua titik bantu tepat di atas lubang bukaan
Sebagai arah tembak muka atau foresight dari titik triangulasi, setelah kita berada
di bawah tambang maka titik bantu tadi menjadi titik tembak belakang atau biasa
di sebut sebagai backsight.

Sumber:diktat perpetaan
Gambar 2.3
Metode weiss
3. Metode Weissbach(metode segitiga)
Pada prinsipnya metode ini hampir sama dengan metode Weiss akan tetapi
metode ini lebih sederhana dalam pengolahan data karena karena memiliki sedikit
sudut yang akan di perhitungkan.

Sumber:diktat perpetaan
Gambar 2.4
Metode weissbach
2.3 Pembuatan Peta dan Penampang
Peta yang digunakan untuk penambangan ada bermacam macam
diantaranya adalah:
1. Peta IUP(izin usaha pertambangan) biasa dibuat dengan sekala 1:10.000
atau 1:5000.
2. Peta tofografi pada lubang bukaan biasanya di buat dengan skala 1:1000
atau 1:2000
3. Peta jaringan ventilasi tambang di buat dengan skala 1:2000
6

4. Peta penampang stope dengan skala 1:1000


5. Pada rencana penambangan di buat dengan 1:1000 atau1:500
Adapun tujuan di buantnya penampang pada lubang bukan sebagai berikut:
1. Mengetahui secara tegak lurus(vertical) lubang bukaan dan elavasi nya
dari titik pengamatan
2. Mengetahui batas terahir dari penambangan
3. Serta dapat juga digunakan untuk menghitung volume endapan berharga
2.4 Alat-alat Pemetaan
Beberapa alat yang dipakai dalam pemetaan diantaranya
2.5.1 Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja

Sumber:arafuru
Gambar 2.5
theodolite
2.5.3 Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat
membantu dalam bidang navigasi.

Sumber:Tiana,2018
Gambar 2.6
Kompa
7

2.5.6 Roll Meter


Roll meter adalah alat untuk mengukur jarak atau panjang. Roll meter juga
berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai
untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi
magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak
lepas ketika mengukur.

Sumber:Ridwan,2018
Gambar 2.7
Roll meter
8

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 TUGAS
1. Tabel pengukuran.(kertas A4)
2. perhitungan sudut dalam, azimuth senbenarnya, jarak miring, jarak
datar, vertical distance, beda tinggi, Z roof, dan koordinat(X,Y,Z).(kertas
A4)
3. Tabel pengolahan.(kertasA4)
4. Peta situasim lubang bukaan(millimeterblock A3)
5. Penampang pandang lubang bukaan(U-S).(milimeterblock A3)
6. Sketsa 3D lubang bukaan( millimeterblock A3)
3.2 PEMBAHASAN
1. Tabel pengukuran

No
HI Benang
titik
Zenith Azimuth HS
Berd Ditinj
Atas Tengah Bawah
iri au
K1 1,46 14,7 14,6 14,45 90o1’10’’ 109o11’30’
5 ’
K2 1,46 14,7 14,6 14,47 89o47’10 136o17’30’
5 ’’ ’
D1 1,46 14,8 14,6 14,4 90o10’50 167o56’00’
’’ ’
D2 1,46 14,8 14,6 14,4 90o01’10 232o41’00’
A
’’ ’
D3 1,46 14,8 14,6 14,4 89o56’30 0o34’00’’
’’
D4 1,46 14,8 14,6 14,4 89o57’10 66o26’10’’
’’
D5 1,46 14,8 14,6 14,4 89o57’40 74o57’10’’
’’
9

K1’ 1,51 15,4 15,1 14,725 90o04’20 217o13’00’


75 ’’
K2’ 1,51 15,4 15,1 14,9 90o02’30 230o38’00’
’’ ’
D6 1,51 15,3 15,1 14,85 89o57’20 238o29’00’
’’ ’
D7 1,51 15,3 15,1 14,85 89o57’40 244o25’10’
’’ ’
D8 1,51 15,2 15,1 14,85 89o59’40 276o29’30’
’’ ’
D9 1,51 15,2 15,1 15 90o00’20 351o01’00’
5 ’’ ’
D10 1,51 15,3 15,1 14,9 89o57’40 108o06’50’
’’ ’
D11 1,51 15,4 15,1 14,9 89o57’30 155o51’50’
P
’’ ’
D12 1,51 15,4 15,1 14,8 90o00’20 188o25’30’
’’ ’
D13 1,51 15,4 15,1 14,8 89o59’50 194o31’40’
’’ ’
D14 1,51 15,8 15,1 14,4 89o58’30 305o35’20’
’’ ’
D15 1,51 15,8 15,1 14,4 89o58’00 318o40’10’
’’ ’
D16 1,51 15,5 15,1 14,7 89o57’50 323o08’40’
’’ ’
D17 1,51 16,5 15,1 14,7 90o00’10 302o00’40’
’’ ’
101 1,51 15,5 15,1 14,7 89o58’50 311o58’10’ 0,8
’’ ’ 04
P 1,57 16,1 15,7 15,3 89o53’30 108o27’20’ 0,7
’’ ’ 19
101
Stag 1,57 15,9 15,7 15,43 90o08’00 288o27’20’
e out 9 ’’ ’
10

2.perhitungan
Sudut Dalam
<K1AK2 = 136°17'30" - 109°11'30" = 27°6'00"
<K1’PK2’ = 230°38'00" - 217°13'00" = 13°25'00"
<AK2P = 360°00'00" - 25°21'30,29"= 334°38'29,7"
<K2P101 = 311°58'10" - 230°38'00" = 81°20'10"
<P101Stage out= 288°27'20" - 108°27'20" = 180°00'00"
<K2PD6 = 238°29'00" - 230°38'00" = 7°51'00"
<K2PD7 = 244°25'10" - 230°38'00" = 13°47'10"
<K2PD8 = 276°29'30" - 230°38'00" = 45°51'30"
<K2PD9 = 351°01'00" - 230°38'00" = 120°23'00"
<K2PD10 = 108°06'50" - 230°38'00" = -122°31'10"
<K2PD11 = 155°51'50" - 230°38'00" = -74°46'10"
<K2PD12 = 188°25'30" - 230°38'00" = -42°12'30"
<K2PD13 = 194°31'40" - 230°38'00" = -36°06'20"
<K2PD14 = 305°35'20" - 230°38'00" = 74°57'20"
<K2PD15 = 318°40'10" - 230°38'00" = 88°02'10"
<K2PD16 = 323°08'40" - 230°38'00" = 92°30'40"
<K2PD17 = 302°00'40" - 230°38'00" = 71°22'40"
Azimuth Sebenarnya
αK2P = 136°17'30" + 334°38'29,7" - 180° = 290°55'59,7"
αPD6 = 290°55'59,7" + 7°51'00" - 180° = 118°46'59,7"
αPD7 = 290°55'59,7" + 13°47'10" - 180° = 124°43'9,7"
αPD8 = 290°55'59,7" + 45°51'30" - 180° = 156°47'29,7"
αPD9 = 290°55'59,7" + 120°23'00" - 180° = 231°18'59,7"
αPD10 = 290°55'59,7" + (-122°31'10") - 180° = 348°24'49"
αPD11 = 290°55'59,7" + (-74°46'10") - 180° = 36°04'49,7"
αPD12 = 290°55'59,7" + (-42°12'30") - 180° = 68°63'29,7"
αPD13 = 290°55'59,7" + (-36°06'20") - 180° = 74°49'39,7"
αPD14 = 290°55'59,7" + 74°57'20" - 180° = 185°53'19,7"
αPD15 = 290°55'59,7" + 88°02'10" - 180° = 198°58'9,7"
αPD16 = 290°55'59,7" + 92°30'40" - 180° = 203°26'39,7"
11

αPD17 = 290°55'59,7" + 71°22'40" - 180° = 185°18'39,7"


αP101 = 290°55'59,7" + 81°20'10" - 180° = 192°16'9,7"
α101Stage out= 192°16'9,7" + 180°00'00" - 180°= 192°16'9,7"

Jarak Miring=(ba-bb)x100
JMA-K1 = (14,75 – 14,45) × 100 = 30 dm = 3 m
JMA-K2 = (14,75 – 14,47) × 100 = 28 dm = 2,8 m
JMA-D1 = (14,8 – 14,4) × 100 = 40 dm = 4 m
JMA-D2 = (14,8 – 14,4) × 100 = 40 dm = 4 m
JMA-D3 = (14,8 – 14,4) × 100 = 40 dm = 4 m
JMA-D4 = (14,8 – 14,4) × 100 = 40 dm = 4 m
JMA-D5 = (14,8 – 14,4) × 100 = 40 dm = 4 m
JMP-K1' = (15,475 – 14,475) × 100 = 75 dm = 7,5 m
JMP-K2' = (15,4 – 14,9) × 100 = 50 dm = 5 m
JMA-D6 = (15,3 – 14, 85) × 100 = 45 dm = 4,5 m
JMP-D7 = (15,3 – 14,85) × 100 = 45dm = 4,5 m
JMP-D8 = (15,2 – 15) × 100 = 20 dm = 2 m
JMP-D9 = (15,25 – 15) × 100 = 25 dm = 2,5 m
JMP-D10 = (15,3 – 14,9) × 100 = 40 dm = 4 m
JMP-D11 = (15,3 – 14,9) × 100 = 40 dm = 4 m
JMP-D12 = (15,4 – 14,8) × 100 = 60 dm = 6 m
JMP-D12 = (15,4 – 14,8) × 100 = 60 dm = 6 m
JMP-D13 = (15,4 – 14,8) × 100 = 60 dm = 6 m
JMP-D14 = (15,8 – 14,4) × 100 = 140 dm = 14 m
JMP-D15 = (15,4 – 14,8) × 100 = 140 dm = 14 m
JMP-D16 = (15,5 – 14,7) × 100 = 80 dm = 8 m
JMP-D17 = (15,5 – 14,7) × 100 = 80 dm = 8 m
JM101-P = (15,5 – 14,7) × 100 = 80 dm = 8 m
JM101-stage out = (15,99 – 15,43) × 100 = 56 dm = 5,6 m

Jd = Jm x sin VA
12

d A k1 = 2,9 m
d A K2 = 2,79 M
d A D1 = 4 x sin 90o10’50’’ = 3,999 m
d A D2 = 4 x sin 89o47’10’’ = 3,999997 m
d A D3 = 4 x sin 89o56’30’’ = 3,999997927 m
d A D4 = 4 x sin 89o57’10’’ = 3,999998647 m
d A D5 = 4 x sin 89o57’40’’ = 3,999999079 m
d P K2’ = 5 x sin 90o02’30’’ = 4,999998678 m
d P K1’ = 7,5 x sin 90o04’20’’= 7,499994042 m
d P D6 = 4,5 x sin 89o57’20’’= 4,499998646 m
d P D7 = 4,5 x sin 89o57’40’’= 4,499998963 m
d P D8 = 2 x sin 89o59’40’’ = 1,999999991 m
d P D9 = 2,5 x sin 90o00’20’’= 2,499999997 m
d P D10= 4 x sin 89o57’40’’ = 3,999999079 m
d P D11= 4 x sin 89o57’30’’ = 3,999998942 m
d P D12= 6 x sin 90o00’20’’ = 5,999999972 m
d P D13= 6 x sin 89o59’50’’ = 5,999999993 m
d P D14= 14 x sin 89o58’30’’= 5,99999867 m
d P D15= 14 x sin 89o58’00’’= 13,99999763 m
d P D16= 8 x sin 89o57’50’’ = 7,999999841 m
d P D17= 8 x sin 90o00’10’’ = 7,999999991 m
d P 101= 8 x sin 89o58’50’’ = 7,999999539 m
d P101 stage out = 5,6 x sin 90o08’00’’ = 5,599984837 m

Beda Tinggi, BT = Jarak Miring x cos zenith

BT A-K1 = 3 x cos 90̊ 1’ 10” = -0,00101810871 m


BT A-K2 = 2,8 x cos 89̊ 47’ 10” = 0,010452558 m
BT A-D1 = 4 x cos 90̊ 10’ 50” = -0,012605134 m
BT A-D2 = 4 x cos 90̊ 01’ 10” = -0,00135747281 m
BT A-D3 = 4 x cos 89̊ 56’ 30” = 0,004072434218 m
13

BT A-D4 = 4 x cos 89̊ 57’ 10” = 0,003296733 m


BT A-D5 = 4 x cos 89̊ 57’ 40” = 0,002714956406 m
BT P-K1’ = 7,5 x cos 90̊ 04’ 20” = -0,009453864 m
BT P-K2’ = 5 x cos 90̊ 02’ 30” = -0,003636102 m
BT P-D6 = 4,5 x cos 89̊ 57’ 20” = 0,003102807 m
BT P-D7 = 4,5 x cos 89̊ 57’ 40”= 0,003054326 m
BT P-D8 = 2 x cos 89̊ 59’ 10” = 0,000484814 m
BT P-D9 = 2,5 x cos 90̊ 00’ 10” = -0,000121203 m
BT P-D10 = 4 x cos 89̊ 57’ 40” = 0,002714956 m
BT P-D11 = 4 x cos 89̊ 57’ 30” = 0,002908882 m
BT P-D12 = 6 x cos 90̊ 00’ 20” = -0,000581776 m
BT P-D13 = 6 x cos 89̊ 59’ 50” = 0,000290888 m
BT P-D14 = 14 x cos 89̊ 58’ 30” = 0,006108652 m
BT P-D15 = 14 x cos 89̊ 58’ 00” = 0,008144869 m
BT P-D16 = 8 x cos 89̊ 57’ 50” = 0,005042062 m
BT P-D17 = 8 x cos 90̊ 00’ 10” = -0,000387851 m
BT P-101 = 8 x cos 89̊ 53’ 30” = 0,015126178 m
BT 101-Stage Out = 5,6 x cos 90̊ 08’ 00”= -0,01303178 m

Elevasi (Z)

Z = Zn-1 ± BT

Z A = 759 mdpl
Z A-K1 = 759 – 0,00101810871 = 758, 9989818 mdpl
Z A-K2 = 759 + 0,010452598 = 759, 0104526 mdpl
Z A-D1 = 759 – 0,012605134 = 758, 9873949 mdpl
Z A-D2 = 759 – 0,00135747281 = 758, 9986425 mdpl
Z A-D3 = 759 + 0,004072434218 = 759, 0040724 mdpl
Z A-D4 = 759 + 0,003296733 = 759, 0032967 mdpl
Z A-D5 = 759 + 0,002714956406 = 759, 002715 mdpl
Z P = 759 – 4,2 = 754,8 mdpl
Z P-K1’ = 754,8 – 0,009453864 = 754, 7905461 mdpl
Z P-K2’ = 754,8 – 0,003636102 = 754, 7963639 mdpl
14

Z P-D6 = 754,8 + 0,003102807 = 754, 8031028 mdpl


Z P-D7 = 754,8 + 0,003054326 = 754,8030543 mdpl
Z P-D8 = 754,8 + 0,000484814 = 754, 8004848 mdpl
Z P-D9 = 754,8 – 0,000121203 = 754, 7998788 mdpl
Z P-D10 = 754,8 + 0,002714956 = 754, 802715 mdpl
Z P-D11 = 754 + 0,002908882 = 754, 8029089 mdpl
Z P-D12 = 754,8 – 0,00581776 = 754, 7994182 mdpl
Z P-D13 = 754,8 + 0,000290888 = 754, 8002909 mdpl
Z P-D14 = 754,8 + 0,006108652 = 754, 8061085 mdpl
Z P-D15 = 754,8 + 0,008144869 = 754,8081449 mdpl
Z P-D16 = 754,8 + 0,005042062 = 754, 805042 mdpl
Z P-D17 = 754,8 – 0,000387851 = 754, 7961215 mdpl
Z P-101 = 754,8 + 0,015126178 = 754, 8151262 mdpl
Z 101-Stage Out = 754,8 – 0,01303178 = 754, 7869682 mdpl

Koordinat
• K1
XK1 = 788225 + ( 2,9 × Sin 109°11'30" ) = 788227,738
YK1 = 9236106 + ( 2,9 × Cos 109°11'30" ) = 9236105,047

• K2
XK2 = 788225 + 2,79 × Sin ( 136°17'30" ) = 788226,927
YK2 = 9236106 + 2,79 × Cos ( 136°17'30" )= 9236103,983

• D1
XD1= 788225 + 3,999 × Sin 167°56'00" = 788225,836
YD1 = 9236106 + 3,999 Cos 167°56'00" = 9236102,089

• D2
XD2 = 788225 + 3,999997 × Sin 232°41'00" = 788221,818
YD2 = 9236106 + 3,999997 × Cos 232°41'00" = 9236103,575
15

• D3
XD3 = 788225 + 3,999997927 × Sin 0°34'00" = 788225,039
YD3 = 9236106 + 3,999997927 × Cos 0°34'00" = 9236110

• D4
XD4 = 788225 + 3,999998641 × Sin 66°26'10" = 788228,665
YD4 = 9236106 + 3,999998641× Cos 66°26'10" =9236107,599

• D4
XD5 = 788225 + 3,99999079 × Sin 74°57'10" = 788228,862
YD5 = 9236106 + 3,999998079 × Cos 74°57'10" =9236107,038

• P
XP = 788226,927 + 7,999998678 × Sin 290°55'59,7" = 788222,257
YP = 9236103,983 + 7,999998678 × Cos 290°55'59,7" = 9236105,769

• D6
XD6 = 788222,257 + 4,499998646 × Sin 118°46'59,7" = 788226,201
YD6 = 9236105,769 + 4,499998646 × Cos 118°46'59,7" = 9236103,602

• D7
XD7 = 788222,257 + 4,499998963 × Sin 127°43'9,7" = 788225,955
YD7 = 9236105,769 + 4,499998963 × Cos 127°43'9,7" = 9236103,206

• D8
XD8 = 788222,257 + 1,99999991 × Sin 156°47'29,7" = 788223,0452
YD8 = 9236105,769 + 1,99999991 × Cos 156°47'29,7" = 9236103,731

• D9
XD9 = 788222,257 + 2,49999997 × Sin 231°18'59,7" = 788220,3055
YD9 = 9236105,769 + 2,49999997 × Cos 231°18'59,7" = 9236104,206

• D10
16

XD10 = 788222,257 + 3,999999079 × Sin 348°24'49" = 788221,4536


YD10 = 9236105,769+ 3,999999079 × Cos 348°24'49" = 9236109,677
D11
XD11 = 788222,257 + 3,99999 × Sin 36°04'49,7" = 788224,592
YD11 = 9236105,769 + 3,99999 × Cos 36°04'49,7" = 9236109,091

D12
XD12 = 788222,257 + 5,99999997 × Sin 68°63'29,7" = 788227,8481
YD12 = 9236109,091 + 5,99999997 × Cos 68°63'29,7" = 9236107,896

D13
XD13 = 788222,257 + 3,999999079 × Sin 74°49'39,7" = 788226,1176
YD13 = 9236105,769 + 3,999999079 × Cos 74°49'39,7" = 9236110,031

D14
XD14 = 788222,257 + 13,99999867 × Sin 185°53'19,7" = 788220,8206
YD14 = 9236105,769 + 13,99999876 × Cos 185°53'19,7” = 9236091,643

D15
XD15 = 788222,257 + 13,99999763 × Sin 198°58'9,7" = 788217,706
YD15 = 9236105,769 + 13,99999763 × Cos 198°58'9,7" = 9236092,529

D16
XD16 = 788222,257 + 7,999998411 × Sin 203°26'39,7" = 788219,074
YD16 = 9236105,769 + 7,999997411 × Cos 203°26'39,7" = 9236097,660
D17
XD17 = 788222,257 + 7,999999991 × Sin 185°18'39,7" = 788221,5165
YD17 = 9236105,769 + 7,999999991 × Cos 185°18'39,7" = 9236097,603

101
X101 = 788222,257 + 7,999999539 × Sin 192°16'9,7” = 788220,5569
Y101 = 9236105,769 + 7,999999539 × Cos 192°16'9,7" = 9236097,952

Stage Out
17

XStage Out = 788220,5569 + 5,599984837 × Sin 192°16'9,7" = 788219,3669


YStage Out = 9236097,952 + 5,599984837 × Cos 192°16'9,7" = 9236092,480

1. Tabel pengolahan

No titik Benang Sud Azimut


ut Azimut h H S
ber ditinj HI teng baw Zenith
atas dal h awal sebena S D
diri au ah ah am rnya
1, 14,7 14,4 90o1’1 109o11
K1 14,6 3
46 5 5 0’’ ’30’’
1, 14,7 14,4 89o47’ 136o17 2,
K2 14,6
46 5 7 10’’ ’30’’ 8
1, 90o10’ 167o56
D1 14,8 14,6 14,4 4
46 50’’ ’00’’
1, 90o01’ 232o41
A D2 14,8 14,6 14,4 4
46 10’’ ’00’’
1, 89o56’ 0o34’0
D3 14,8 14,6 14,4 4
46 30’’ 0’’
1, 89o57’ 66o26’
D4 14,8 14,6 14,4 4
46 10’’ 10’’
1, 89o57’ 74o57’
D5 14,8 14,6 14,4 4
46 40’’ 10’’
1, 15,4 14,7 90o04’ 217o13
K1’ 15,1 5
51 75 25 20’’ ’00’
90o02’ 230o38 290°55'
1, 7,
K2’ 15,4 15,1 14,9 30’’ ’00’’
51 59,7" 5

1, 14,8 89o57’ 238o29 118°46' 4,


D6 15,3 15,1
51 5 20’’ ’00’’ 59,7" 5
124°43'
14,8 89 57’
o
1, 244o25 4,
P
D7
51
15,3 15,1
5 40’’ ’10’’ 9,7" 5

156°47'
14,8 89 59’
o
1, 276o29
D8
51
15,2 15,1
5 40’’ ’30’’ 29,7"
2

1, 15,2 90o00’ 351o01 231°18' 2,


D9 15,1 15 59,7"
51 5 20’’ ’00’’ 5
89o57’ 108o06 348°24'
1,
D10 15,3 15,1 14,9 40’’ ’50’’ 4
51 49"
18

89o57’ 155o51 36°04'4


1,
D11 15,4 15,1 14,9 30’’ ’50’’ 4
51 9,7"

1, 90o00’ 188o25 68°63'2


D12 15,4 15,1 14,8 9,7" 6
51 20’’ ’30’’
1, 89o59’ 194o31 74°49'3
D13 15,4 15,1 14,8 9,7" 6
51 50’’ ’40’’
89o58’ 305o35 185°53'
1, 1
D14 15,8 15,1 14,4 30’’ ’20’’
51 19,7" 4

89o58’ 318o40 156°47'


1, 1
D15 15,8 15,1 14,4 00’’ ’10’’
51 29,7" 4

1, 89o57’ 323o08 231°18'


D16 15,5 15,1 14,7 59,7" 8
51 50’’ ’40’’
90o00’ 302o00 348°24'
1,
D17 16,5 15,1 14,7 10’’ ’40’’ 8
51 49"

89o58’ 311o58 36°04'4


1, 1
101 15,5 15,1 14,7 50’’ ’10’’
51 9,7" 4

1, 89o53’ 108o27 68°63'2


P 16,1 15,7 15,3 9,7" 8
57 30’’ ’20’’
101
1, 15,9 15,4 90o08’ 288o27 74°49'3 5,
101 15,7
57 9 3 00’’ ’20’’ 9,7" 6

4.peta situasi lubang bukaan

Sumber:kelompok 2

Gambar 2.7

Gambar peta situasi


19

5.peta penampang

Sumber:kelompok 2

Gambar 2.8

Gambar peta penampang


6.peta tiga dimensi

Sumber:kelompok 2

Gambar 2.9

Gambar peta 3D
20

BAB IV
ANALISA

Untuk praktikum tentang pengukuran perpindahan titik pada lubang bukaan


tambang, pembuatan lubang bukaan tambang pada umumnya di lakukan untuk
melakukan penambangan bawah tanah, untuk membuat terowongan bawah tanah
kita membutuhkan alat ukur bernama theodolite untuk membantu kita, karena
theodolite dapat mengukur sudut vertikan dan juga horizontal, selain itu untuk
melakukan konstruksi atau pembangunan lubang bukaan ada beberapa metode
diantaranya yaitu metode coplainning, Weiss dan weissbach, pada praktikum ini
kita menggunakan metode weisbach atau metode trigonometri karena lebih simple
atau lebih sederhana dari metode Weiss.
21

BAB V
KESIMPULAN

1.dalam pembuatan lubang bukaan ada tiga metode, yaitu metode coplainning,
metode Weiss dan juga ada metode weissbach, pada praktikum kali ini kita
menggunakan metode weissbach karena lebih sederhana dalam perhitungan
sudut.
2.cara membuat peta lintasan pertama dari hasil output theodolite kita olah atau
kita hitung sehinnga kita dapat mengetahui jarak miring, jarak datar, beda tinggi,
elavasi ,dan koordinat, pada pembuatan peta situasi kita tinggal ploting koordinat
x dan y pada kertas A3, namun pada saat pembuatan peta penampang yang kita
gunakan adalah data elavasi dan juga beda tinggi.
3.pembuaran peta tiga dimensi kita harus memasukkan koordinat x,y dan z, sumbu
y berada tepat 45 derajat dari sumbu x, dan pada saat ploting elavasi(Z) kita ukur
dari titik ploting x dan juga y Tarik sesuai demgan elavasi titik tersebut.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai