Anda di halaman 1dari 8

ALIRAN PROGRESIVISME DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA

M. Fadlillah
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Email: fadly_ok@yahoo.co.id

Abstrak
Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya
perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan pendidik hanya
sebatas sebagai fasilitaor, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik. Adapun tujuan dari
aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik pendidikan yang selama ini
terkesan otiriter menjadi demokratis dan lebih menghargai potensi dan kemampuan anak, serta
mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik.
Dengan menerapkan aliran progresivisme dalam pendidikan, harapannya dapat membahwa
perubahan dan kemajuan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas, sehingga mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Kata Kunci: aliran progresivisme, pendidikan, peserta didik

PENDAHULUAN Mengingat begitu pentingnya peran


Pendidikan merupakan salah satu pendidikan, maka pendidikan harus
jalan untuk membentuk manusia menjadi dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-
pribadi cerdas, bermoral, dan baiknya. Artinya, pendidikan harus
bertanggungjawab. Melalui pendidikan dikembangkan menuju kearah yang lebih
seseorang dapat mengembangkan sikap, maju dengan memperhatikan berbagai
pengetahuan, maupun keterampilan secara potensi peserta didik dan sumber daya
optimal. Dalam Undang-Undang No. 20 manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat
Nasional disebutkan bahwa pendidikan pada pendidik/guru, tetapi dipusatkan pada
adalah usaha sadar dan terencana untuk peserta didik. Peran guru hanya sebatas
mewujudkan suasana belajar dan proses sebagai pembimbing dan fasilitator
pembelajaran agar peserta didik secara aktif terhadap pengembangan potensi peserta
mengembangkan potensi dirinya untuk didik.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Berkaitan dengan persoalan tersebut,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, terdapat salah satu aliran dalam filsafat
akhlak mulia, serta keterampilan yang pendidikan yang mendukung adanya
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan perubahan dalam pelaksananaan
negara. Dalam konteks ini, pendidikan pendidikan. Aliran filsafat yang dimaksud
nasional Indonesia berfungsi adalah progresivisme. Aliran ini merupakan
mengembangkan kemampuan dan sebuah gerakan yang menentang
nmembentuk watak serta peradaban bangsa pelaksanaan pendidikan secara tradisional
yang bermartabat dalam rangka seperti halnya aliran esensialisme dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Di perennialisme. Aliran progresif mendukung
samping itu, bertujuan untuk adanya pelaksanaan pendidikan yang
berkembangnya potensi peserta didik agar dipusatkan pada peserta didik dan
menjadi manusia yang beriman dan mengembangkan berbagai kemampuannya
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai bekal menghadapi kehidupkan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, sosial di lingkungannya. Sejalan dengan itu,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Jalaluddin dan Abdullah Idi (2012:83)
yang demokratis serta bertanggungjawab. menjelaskan bahwa filsafat progresivisme

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 17


menaruh kepercayaan terhadapap kekuatan menekankan bahwa pendidikan bukanlah
alamiah manusia, yakni kekuatan yang sekedar upaya pemberian sekumpulan
diwarisi manusia sejak lahir (man’s natural pengetahuan kepada subjek didik, tetapi
powers). Lebih lanjut mereka menjelaskan hendaklah berisi beragam aktivitas yang
bahwa manusia sejak lahir telah membawa mengarah pada pelatihan kemampuan
bakat dan kemampuan atau potensi dasar, berpikir mereka secara menyeluruh,
terutama daya akalnya, sehingga manusia sehingga mereka dapat berpikir secara
akan dapat mengatasi segala problematika sistematis melalui cara-cara ilmiah, seperti
hidupnya, baik itu tantangan, hambatan, penyediaan ragam data empiris dan
ancaman maupun gangguan yang timbul informasi teoritis, memberikan analisis,
dari lingkungan hidupnya. pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan
menuju pemilihan alternatif yang paling
HAKIKAT ALIRAN memungkinkan untuk pemecahan masalah
PROGRESIVISME yang tengah dihadapi.
Pengertian Progresivisme Progresivisme merupakan salah satu
Menurut bahasa istilah aliran dalam filsafat pendidikan modern.
progresivisme berasal dari kata progresif Menurut John S. Brubacher sebagaimana
yang artinya bergerak maju. Dalam Kamus dikutip Jalaludin dan Abdullah Idi
Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa (2012:82) aliran progresivisme bermuara
kata progresif diartikan sebagai ke arah pada aliran filsafat pragmatisme yang
kemajuan; berhaluan ke arah perbaikan diperkenalkan oleh William James (1842-
sekarang; dan bertingkat-tingkat naik. 1910) dan John Dewey (1859-1952) yang
Dengan demikian, secara singkat progresif menitik beratkan pada segi manfaat bagi
dapat dimaknai sebagai suatu gerakan hidup praktis. Artinya, kedua aliran ini
perubahan menuju perbaikan. Sering pula sama-sama menekankan pada
istilah progresivisme dikaitkan dengan kata pemaksimalan potensi manusia dalam
progres, yaitu kemajuan. Artinya upaya menghadapi berbagai persoalan
progesivisme merupakan salah satu aliran kehidupan sehari-hari. Di samping itu,
yang menghendaki suatu kemajuan, yang kesamaan ini di dasarkan pada keyakinan
mana kemajuan ini akan membawa sebuah pragmatisme bahwa akal manusia sangat
perubahan. Pendapat lain menyebutkan aktif dan ingin selalu meneliti, tidak pasif
bahwa progresivisme sebuah aliran yang dan tidak begitu saja menerima pandangan
mengingikan kemajuan-kemajuan secara tertentu sebelum dibuktikan kebenarannnya
cepat (Muhmidayeli, 2011:151). secara empiris (Uyoh Sahdullah, 2003:120).
Menurut Gutek (1974:138) Berkaitan dengan pengertian
progresivisme modern menekankan pada tersebut, progresivisme selalu dihubungkan
konsep ‘progress’; yang menyatakan bahwa dengan istilah the liberal road to cultural,
manusia memiliki kemampuan untuk yakni liberal bersifat fleksibel (lentur dan
mengembangkan dan menyempurnakan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka,
lingkungannya dengan menerapkan sering ingin mengetahui dan menyelidiki
kecerdasan yang dimilikinya dan metode demi pengembangan pengelaman
ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan (Djumransjah, 2006:176). Maksudnya
yang timbul baik dalam kehidupan personal aliran progresivisme sangat menghargai
manusia itu sendiri maupun kehidupan kemampuan-kemampuan seseorang dalam
sosial. Dalam konteks ini, pendidikan akan upaya pemecahan masalah melalui
dapat berhasil manakala mampu melibatkan pengamalaman yang dimiliki oleh masing-
secara aktif peserta didik dalam masing individu.
pembelajaran, sehingga mereka Pendapat lain menyebutkan bahwa
mendapatkan banyak pengalaman untuk progresivisme sering pula dinamakan
bekal kehidupannya. sebagai instrumentalisme,
Senada dengan itu, Muhmidayeli eksperimentalisme, dan environmentalisme
(20011:151) menjelaskan bahwa (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:78).
progresivisme merupakan suatu aliran yang Dinamakan instrumentalisme, karena aliran

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 18


progresivisme beranggapan bahwa Kedua pendapat tersebut meskipun sedikit
kemampuan inteligensi manusia sebagai berbeda pandangan, namun dapat ditarik
alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, dan benang merahnya yaitu perkembangan
untuk mengembangkan kepribadian aliran progresivisme ini secara pesat terjadi
manusia. Dinamakan eksperimentalisme, pada abad ke-20.
karena aliran ini menyadari dan Menurut sejarah munculnya aliran
mempraktikkan asas eksperimen untuk progresivisme ini sangat dipengaruhi oleh
menguji kebenaran suatu teori. Kemudian, tokoh-tokoh filsafat pragmatisme
dinamakan environmentalisme, karena sebagaima telah disebutkan di atas, seperti
aliran ini menganggap lingkungan hidup itu Charles S. Peirce, William James dan John
mempengaruhi pembinaan kepribadian. Dewey, serta aliran ekspereimentalisme
Selain itu, ada pula yang menyebutnya Francis Bacom. Selain itu, adalah John
sebagai aliran naturalisme, yaitu sebuah Locke yang merupakan tokoh filsafat
pandangan yang menyatakan bahwa kebebasan politik dan J.J. Rousseu dengan
kenyataan yang sebenarnya adalam alam ajarannya tentang kebaikan manusia telah
semesta ini, buka kenyataan spiritual dan dibawa sejak lahir (Muhmidayeli,
superanatural (Djumransjah, 2006:176). 2011:152).
Dari beberapa penjelesan tersebut Adapun pemikiran-pemikiran yang
dapat dipahami bahwa aliran progresivisme berpengaruh terhadap perkembangan aliran
adalah suatu aliran dalam filsafat progresivisme adalah pemikiran Johan
pendidikan yang menghendaki adanya Heinrich Pestalozzi, Sigmund Freud, dan
perubahan secara cepat praktik pendidikan John Dewey (Gutek, 1974:139). Pemikiran
menuju ke arah yang positif. Dengan kata ketiga tokoh tersebut merupakan inspirasi
lain, pendidikan harus mampu mebawa bagi aliran progresivisme.
perubahan pada diri peserta didik menjadi Johann Heinrich Pestalozzi, seorang
pribadi yang tangguh dan mampu pembaharu pendidikan Swiss pada abad 19,
menghadapi berbagai persolan serta dapat menyatakan bahwa pendidikan seharusnya
menyesuikan diri dengan kehidupan sosial lebih dari pembelajaran buku, dimana
di masyarakat. Oleh karena itu, merangkul kesuluruhan bagian pada anak-
progresivisme sangat menghendaki adanya emosi, kecerdasan, dan tubuh anak.
pemecahan masalah dalam proses Pendidikan lama, menurut Pestalozzi,
pendidikan. seharusnya dilakukan di sebuah lingkungan
yang terikat secara emosional dengan anak
Sejarah Progresivisme dan memberi keamanan pada anak.
Awal mula lahirnya aliran Pendidikan tersebut seharusnya juga
progresivisme ialah dilatar belakangi dimulai di lingkungan anak sejak dini dan
ketidak puasan terhadap pelaksanaan melibatkan indera anak pada benda-benda
pendidikan yang sangat tradisional, di sekililingnya.
cenderung otoriter dan peserta didik hanya Pengaruh pemikiran Sigmund Freud
dijadikan sebagai objek pembelajaran. terhadap pendidik progresif ialah melalui
Menurut Gutek (1974:139) Aliran ini kajian kasus Histeria (gangguan pada
berakar dari semangat pembaharuan sosial syaraf), Freud mengusut pada asal usul
pada awal abad ke 20 yakni gerakan penyakit mental ini dari masa kanak-kanak.
pembaharuan politik Amerika. Adapun Orang tua yang otoriter dan lingkungan
aliran progresif pendidikan Amerika tempat tinggal anak sangat memengaruhi
mengacu pada pembaharuan pendidikan di kasus tersebut. Kekerasan/penindasan,
Eropa barat. khususnya pada masalah seksual dapat
Pendapat lain menyebutkan bahwa menjadi penyebab penyakit syaraf yang
aliran progresivisme secara historis telah dapat menganggu perkembangan anak
muncul pada abad ke-19, namun bahkan sampai mereka dewassa.
perkembangannya secara pesat baru terlihat Adapun pengaruh pemikiran John
pada awal abad ke-20, khususnya di negara Dewey dan para pengikutnya ialah
Amerika Serikat (Muhmidayeli, 2011:151). didasarkan pada penjelasannya yang

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 19


menyatakan bahwa pendidikan progresif berperan sebagai laboratorium ynag berisi
merupakan sebuah gerakan yang tepat gagasan pendidikan inovatif dan latihan-
sebagai perkumpulan para penentang latihan.
paham tradisionalisme. Kebanyakan dari Menurut progresivisme proses
mereka terinspirasi pada paham naturalis pendidikan memiliki dua segi, yaitu
Eropa seperti Rousseau dan Pestalozzi, dari psikologis dan sosiologis. Dari segi
teori psikoanalisis Freudian dan neo- psikologis, pendidik harus dapat
Freudian,serta penganut aliran sosial politik mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya
Amerika dan juga paham John Dewey yang ada pada anak didik yang akan
instrumentalisme pragmatik. dikembangkan. Psikologinya seperti yang
berpangaruh di Amerika, yaitu psikologi
IMPLEMENTASI ALIRAN dari aliran Behaviorisme dan Pragmatisme.
PROGRESIVISME DALAM Dari segi sosiologis, pendidik harus
PENDIDIKAN DI INDONESIA mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus
Makna Pendidikan Progresivisme dibimbingnya. Di samping itu,
Dalam pandangan progresivisme progresivisme memandang pendidikan
pendidikan merupakan suatu sarana atau sebagai suatu proses perkembangan,
alat yang dipersiapkan untuk sehingga seorang pendidik harus selalu siap
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memodifikasi berbagai metode dan
supaya tetap survive terhadap semua strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu
tantangan kehidupannya yang secra praktis pengetahuan terbaru dan berbagai
akan senantiasa mengalami kemajuan perubahan-perubahan yang menjadi
(Muhmidayeli, 2011:156). Selain itu, proses kencenderungan dalam suatu masyarakat
pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada (Muhmidayeli, 2012:156). Dalam konteks
asas pragmatis. Artinya, pendidikan harus ini, pendidikan harus lebih dipusatkan pada
dapat memberikan kebermanfaatan bagi peserta didik, dibandingkan berpusat pada
peserta didik, terutama dalam menghadapi pendidik maupun bahan ajar. Karena
persoalan yang ada di lingkungan peserta didik merupakan subjek belajar
masyarakat. yang dituntut untuk mampu menghadapi
Dalam buku Philosofical berbagai persoalan kehidupan di masa
Alternatives in Education, Gutek mendatang. Oleh karena itu, menurut
(1974:140) menyebutkan bahwa pendidikan Ahmad Ma’ruf (2012) ada beberapa prinsip
progresif menekankan pada beberapa hal; pendidikan yang ditekankan dalam aliran
1) pendidikan progresif hendaknya progresivisme, di antaranya:
memberikan kebebasan yang mendorong a. Proses pendidikan berawal dan
anak untuk berkembang dan tumbuh secara berakhir pada anak.
alami melalui kegiatan yang dapat b. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
menanamkan inisiatif, kreatifitas, dan c. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
ekspresi diri anak; 2) segala jenis pembimbing atau pengarah.
pengajaran hendaknya mengacu pada minat d. Sekolah harus kooperatif dan
anak, yang dirangsang melalui kontak demokratis.
dengan dunia nyata; 3) pengajar progresif e. Aktifitas lebih fokus pada pemecahan
berperan sebagai pembimbing anak yang masalah, buka untuk pengajaraan
diarahkan sebagai pengendali kegiatan materi kajian.
penelitian bukan sekedar melatih ataupun Bila dikaitkan dengan pendidikan di
memberikan banyak tugas; 4) prestasi Indonesia saat ini, maka progresivisme
peserta didik diukur dari segi mental, fisik, memiliki andil yang cukup besar, terutama
moral dan juga perkembangan sosialnya; 5) dalam pemahaman dan pelaksanaan
dalam memenuhi kebutuhan anak dalam pendidikan yang sesungguhnya. Di mana
fase perkembangan dan pertumbuhannya pendidikan sudah seharusnya
mutlak diperlukan kerjasama antara guru, diselenggarakan dengan memperhatikan
sekolah, rumah, dan keluarga anak tersebut; berbagai kemampuan yang dimiliki oleh
6) sekolah progresif yang sesungguhnya peserta didik, serta berupaya untuk

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 20


mempersiapkan peserta didik supaya Sejalan dengan itu, tujuan
mampu menghadapi dan menyelesaikan pendidikan progresivisme harus mampu
setiap persoalan yang dihadi di lingkungan memberikan keterampilan dan alat-alat
sosialnya. yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan
Hal tersebut senada dengan lingkungan yang berbeda dalam proses
pengertian pendidikan di Indonesia, yakni perubahan secara terus menerus.Yang
usaha sadar dan terencana untuk dimakssud dengan alat-alat adalah
mewujudkan suasana belajar dan proses keterampilan pemecahan masalah (problem
pembelajaran agar peserta didik secara aktif solving) yang dapat digunakan oleh
mengembangkan potensi dirinya untuk individu untuk menentukan, menganalisis,
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dan memecahkan masalah.Pendidikan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, bertujuan agar peserta didik memiliki
akhlak mulia, serta keterampilan yang kemampuan memecahkan berbagai masalah
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan baru dalam kehidupan pribadi maupun
negara. Dalam pengertian ini, pendidikan kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi
tidak hanya dimaknai sebagai transfer dengan lingkungan sekitar yang berada
pengetahuan. Pendidikan berarti proses dalam proses perubahan.
pengembangan berbagai macam potensi Menurut Barnadib, sebagaimana
yang ada dalam diri manusia, seperti dikutip Jalaluddin dan Abdullah Idi
kemampuan akademis, relasional, bakat- (2011:89) progresivisme menghendaki
bakat, talenta, kemampuan fisik dan daya- pendidikan yang progres. Dalam hal ini,
daya seni. tujuan pendidikan hendaklah diartikan
Dengan demikian dapat dipahami, sebagai rekonstruksi pengalaman yang
bahwa aliran progesivisme telah terus-menerus. Pendidikan bukan hanya
memberikan sumbangan yang besar di menyampaikan pengetahuan kepada anak
dunia pendidikan di Indonesia. Aliran ini didik, melainkan yang terpenting melatih
telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan kemampuan berpikir secara ilmiah.
dan kebebasan kepada anak didik. Anak Dalam konteks pendidikan di
didik diberikan kebaikan, baik secara fisik Indonesia, maka tujuan pendidikan menurut
maupun cara berpikir, guna progresivisme ini sangat senada dengan
mengembangkan bakat dan kemampuan tujuan pendidikan nasional yang ada di
yang terpendam dalam dirinya tanpa Indonesia. Menurut Undang-Undang No.
terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
orang lain. Nasional disebutkan bahwa pendidikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi
Tujuan Pendidikan Progresivisme peserta didik agar menjadi manusia yang
Berkaitan dengan tujuan pendidikan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
maka aliran progresivisme lebih Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
menekankan pada memberikan pengalaman cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
empiris kepada peserta didik, sehingga negara yang demokratis serta
terbentuk pribadi yang selalu belajar dan bertanggungjawab. Jadi berdasarkan
berbuat (Muhmidayeli, 2012:156). pengertian ini, maka aliran progresivisme
Maksudnya pendidikan dimaksudkan untuk sangat sejalan dengan tujuan pendidikan
memberikan banyak pengalaman kepada yang ada di Indonesia.
peserta didik dalam upaya pemecahan
masalah yang dihadapi di lingkungan Kurikulum Pendidikan Progresivisme
sehari-hari. Dalam hal ini, pengalaman Dalam pandangan progresivisme
yang dipelajari harus bersifat riil atau sesuai kurikulum merupakan serangkaian program
dengan kehidupan nyata. Oleh karenanya, pengajaran yang dapat mempengaruhi anak
seorang pendidik harus dapat melatih anak belajar secara edukatif, baik di lingkungan
didiknya untuk mampu memecahkan sekolah maupun di luar. Menurut Amir
problem-problem yang ada dalam Ma’ruf (2012) kurikulum dalam padangan
kehidupan. progresivisme ialah sebagai pengalaman

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 21


mendidik, bersifat eksperimental, dan c. Kurikulum yang mampu mengubah
adanya rencana serta susunan yang teratur. perilaku anak didik menjadi kreatif,
Pengalaman belajar adalah pengalaman apa adaptif, dan mandiri.
saja yang serasi dengan tujuan menurut d. Kurikulum berbagai macam bidang
prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam studi itu bersifat fleksibel.
pendidikan, dimana setiap proses belajar Gambaran tersebut merupakan salah
yang ada membantu pertumbuhan dan satu karakteristik kurikulum menurut
perkembangan anak didik. Artinya, pandangan aliran progresivisme. Yang
kurikulum harusnya dirancang untuk mana intinya kurikulum harus terintegrasi
mengembangkan berbagai potensi peserta antara masalah-masalah yang ada dalam
didik, serta dapat memberikan pengalaman masyarakat dengan model belajar sambil
yang berharga bagi kehidupan anak didik. berbuat, serta menggunakan metode
Aliran progresivisme menghendaki problem solving dalam kegiatan
kurikulum dipusatkan pada pengalaman pembelajaran sehari-hari. Menurut
yang didasarkan atas kehidupan manusia Djumransjah (2006:181) kurikulum
dalam berinteraksi dengan lingkungan yang progresivisme tidak menghendaki adanya
kompleks (Jalaluddin dan Abdullah Idi, mata pelajaran yang terpisah, melainkan
2012:91). Namun, dalam hal ini harus diusahakan menjadi satu unit dan
progresivisme tidak menghendaki adanya terintegrasi. Lebih lanjut, ia menambahkan
mata pelajaran yang diberikan terpisah, praktik kerja di laboratorium, bengkel, dan
tetapi harus terintegrasi dalam unit. kebun merupakan kegiatan-kegiatan yang
Zuhairini (1991:24) menyebutkan core dianjurkan dalam rangka terlaksananya
curriculum harus mengandung integrated learning by doing atau belajar untuk
curriculum dengan mengutamakan metode bekerja.
problem solving. Berkaitan dengan hal tersebut,
Berkaitan dengan penjelasan kurikulum aliran progresivisme dapat
tersebut, Kilpatrick sebagaimana dikutip dilihat melalui pengembangan yang
Jalaluddin dan Abdullah Idi (2012:93) dilakukan oleh Junius L. Meriam. Ia
mengatakan suatu kurikulum dianggap baik mengembangkan kurikulum yang berkaitan
dapat didasarkan atas tiga prinsip, yaitu: dengan kehidupan anak dan
a. Meningkatkan kualitas hidup anak mengikutsertakan darmawisata, pekerjaan
pada tiap jenjang. konstruktif, observasi, dan diskusi. Selain
b. Menjadikan kehidupan aktual anak ke itu, Marietta Johnson, mengenalkan teori
arah perkembangan dalam suatu pendidikan organik Johnson yang
kehidupan yang bulat dan menyeluruh. menekankan pada kebutuhan, minat dan
c. Mengembangkan aspek kreatif kegiatan anak dan memerhatikan betul pada
kehidupan sebagai suatu uji coba atas kegiatan kreatifitas anak seperti menari,
keberhasilan sekolah, sehingga menggambar, sketsa, dll (Gutek, 1974:140).
kemampuan anak didik dapat Apabila dihubungkan dengan
berkembang secara aktual dan aktif kurikulum yang diterapkan di Indonesia
memikirkan hal-hal baru yang baik sekarang ini, maka pandangan aliran
untuk diamalkan. progresivisme tersebut sangat relevan dan
Dalam rangka mewujudkan ketiga mempengaruhi, bahkan menjadi salah satu
prinsip tersebut, Kilpatrick mengungkapkan dasar dalam pengembangan kurikulum
ada beberapa hal yang perlu diungkapkan, tersebut. Kurikulum yang dimaksud ialah
di antaranya: Kurikulum 2013. Kurikulum ini mulai
a. Kurikulum harus dapat meningkatkan diberlakukan di Indonesia pada akhir 2013
kualitas hidup anak didik sesuai atau awal tahun 2014. Kurikulum 2013
dengan jenjang pendidikan. dimaknai sebagai kurikulum yang
b. Kurikulum yang dapat membina dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan
mengembangkan potensi anak didik. dan menyeimbangkan antara kemampuan
soft skill dan hard skill yang berupa sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah,

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 22


2014:16). Dengan kata lain, Kurikulum Selain itu, aliran progresivisme
2013 berusaha untuk lebih menanamkan beranggapan bahwa belajar adalah suatu
nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat proses yang bertumpu pada kelebihan akal
berbanding lurus dengan keterampilan yang manusia yang bersifat kreatif dan dinamis
diperoleh peserta didik melalui pengetahuan sebagai potensi dasar manusia dalam
di bangku sekolah. memecahkan berbagai persolan kehidupan
Aliran progresivisme disebutkan (Muhmidayeli, 2011:157). Belajar dalam
sebagai salah satu yang mendasari konteks ini harus dapat meberikan
pengembangan Kurikulum 2013, pengalaman yang menarik bagi anak,
dikarenakan dalam Kurikulum 2013 sehingga mampu diaplikasikannya dalam
pendekatan pembelajaran yang digunakan kehidupan nyata.
ialah pendekatan saintifiks. Di mana
pendekatan saintifiks ini lebih menekankan Peran Guru dalam Pandangan
pada pemecahan sebuah masalah (problem Progresivisme
solving). Yang dimaksud pendekatan Dalam pandangan progresivisme
saintifik yaitu pembelajaran dilakukan terdapat perbedaan antara peran guru dan
dengan kegiatan mengamati, menanya, siswa dalam kegiatan pembelajaran. Karena
mengumpulkan informasi, menalar, dan prinsip pembelajaran progresivisme
mengkomunikasikan. Jadi dapat dipahami menghendaki pembelajaran yang
bahwa Kurikulum 2013 sangat cocok dipusatkan pada siswa. Adapun peran guru
dengan pandangan aliran progresivisme. menurut aliran progresivisme ialah berperan
sebagai fasilitator, pembimbing, dan
Belajar dalam Pandangan Progresivisme pengarah bagi siswa. Menurut Gutek
Menurut aliran progresivisme (1974:146) pendidikan progresif mencari
belajar dilaksanakan berangkat dari asumsi guru yang memang berbeda dari guru di
bahwa anak didik bukan manusia kecil, pendidikan tradisional dalam hal watak,
melainkan manusia seutuhnya yang pelatihan, dan teknik pengajarannya.
mempunyai potensi untuk berkembang, Karena kelas/pendidikan progresif
yang berbeda kemampuannya, aktif, kreatif, berorientasi pada kegiatan yang bertujuan,
dan dinamis serta punya motivasi untuk pendidik progresif sangat perlu mengetahui
memenuhi kebutuhannya (Jalaluddin dan bagaimana cara mendorong untuk dapat
Abdullah Idi, 2012:89). Dalam konteks ini, berpendapat, berencana, dan menyelesaikan
belajar semestinya dilaksanakan dengan proyek mereka. Selain itu, guru juga perlu
memperhatikan berbagai potensi yang mengetahui bagaimana tahapan kerja
dimiliki oleh anak didik. Oleh karena itu, kelompok karena pola dasar pengajaran
dalam pandangan progresivisme belajar progresif berpusat pada partisipasi
harus dipusatkan pada diri siswa, bukan kelompok.
guru atau bahan pelajaran. Aliran progresivisme ingin
Ada beberapa hal yang patut mengatakan bahwa tugas guru sebagai
diperhatikan dalam belajar menurut pembimbing aktivitas anak didik/siswa dan
pandangan progresivisme, di antaranya: berusaha memberikan kemungkinan
a. Memberi kesempatan anak didik untuk lingkungan terbaik untuk belajar. Sebagai
belajar perorangan. Pembimbing ia tidak boleh menonjolkan
b. Memberi kesempatan anak didik untuk diri, ia harus bersikap demokratis dan
belajar melalui pengalaman. memperhatikan hak-hak alamiah anak
c. Memberi motivasi dan bukan perintah. didik/siswa secara keseluruhan.
d. Mengikut sertakan anak didik di dalam
setiap aspek kegiatan yang merupakan KESIMPULAN
kebutuhan pokok anak. Dari berbagai uraian tersebut dapat
e. Menyadarkan pada anak didik bahwa diambil sebuah kesimpulan, bahwa: aliran
hidup itu dinamis (Jalaluddin dan progresivisme merupakan suatu aliran
Abdullah Idi, 2012:88). dalam filsafat pendidikan yang
menghendaki adanya perubahan secara

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 23


cepat praktik pendidikan menuju ke arah
yang positif. Aliran progresivisme secara
historis telah muncul pada abad ke-19,
namun perkembangannya secara pesat baru
terlihat pada awal abad ke-20, khususnya di
negara Amerika Serikat. Kemudian, tokoh-
tokoh utamanya yaitu: William James, John
Dewey, dan Hans Vaihinger.
Adapun implementasi dalam
pendidikan dapat dilihat dari beberapa
aspek, di antaranya: makna pendidikan,
tujuan pendidikan, kurikulum, belajar, dan
peran guru dalam pembeleran. Secara
singkat ciri implementasi progresivisme ini
dalam pendidikan ialah menekankan
pendidikan demokratis dan menghargai
berbagai potensi yang dimiliki oleh anak,
serta pembelajarannya lebih berpusat pada
peserta didik, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator, pembimbing, dan
pengarah bagi perkembangan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam. (2002). Filsafat
Pendidikan. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
Darmi. (2013). Aliran-Aliran yang
Mempengaruhi Kurikulum
Pendidikan. Aceh Barat: Jurnal At-
Ta’dib. 1-7.
Depdiknas. (2009). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Djumransjah. (2002). Filsafat Pendidikan.
Jawa Timur: Bayumedia Publishing.
Fadlillah, M. 2014. Implementasi
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Gutek. Gerad Lee. (1974). Philosofical
Alternatives in Education. Loyala
University of Chicago.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. (2012).
Filsafat Pendidikan; Manusia,
Filsafat dan Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press.
Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan.
Bandung: Refika Aditama.
Sadullah, Uyoh. (2003). Pengantar Filsafat
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 Januari 2017 | 24

Anda mungkin juga menyukai