Di Buat Oleh:
1. Endow Bambang Tri Atmojo (16.13.019)
2. Suta Dwi Atmawiyanur (16.13.004)
3. Dicky Atmajaya (16.13.056)
Kontak Hp/WA : 087857226477
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
PENGERTIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah
mengkonversikan berbagai bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya
menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan
menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply Chain
atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah
perusahaan manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu
dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga diperlukan Manajemen yang
Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management yang sering
disingkat dengan singkatan SCM.
Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM)
atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi,
persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang
mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai
dari pelanggan hingga ke pemasok.
Proses Manajemen Rantai Pasokan
Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan dalam
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Change Magement (SCM) ini.
1. Pelanggan (Customer)
Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau
customer merupakan mata rantai pertama yang memberikan pesanan
(order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM (Original
Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli
produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan
menghubungi departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut.
Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya
seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk
Produk yang dipesannya.
2. Perencanaan (Planning)
Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya,
departemen Perencanaan (Planning Dept) akan mempersiapkan
Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh
Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari
akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan
3. Pembelian (Purchasing)
Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah
kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya,
Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan melakukan
pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan
tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
4. Persediaan (Inventory)
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh
pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian
disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
5. Produksi (Production)
Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan
pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses
produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh
pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan
ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
6. Transportasi (Transportation)
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur
waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di Gudang
tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.
Supply Chain
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu aliran
material, informasi dan keuangan.
Komponen Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen Rantai Pasokan ada beberapa komponen yang harus dipahami,
antara lain:
1. Upstream Supply Chain
Upstream supply chain manajemen mengurus hubungan antara
perusahaan dengan vendor atau pihak lain dalam hal transfer barang.
Jadi barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan tidak langsung
sampai ke tangan konsumen tapi disalurkan ke perusahaan penyalur
lainnya.
Misalnya sebuah perusahaan yang memproduksi smartphone.
Produk smartphone ini tidak serta-merta sampai ke tangan konsumen
langsung, tapi pihak manufacturer akan mengirimkan produknya ke
suplier.
2. Downstream Supply Chain
Downstream supply chain mangement adalah manajemen yang
mengurusi transfer barang dari perusahaan langsung ke konsumen. Jadi
kalau upstream supply chain harus lewat supplier dulu, kalau
downstream langsung bisa dibeli oleh konsumen.
Contoh management ini yaitu mebel atau gallery art. Jadi mereka
membuat produk langsung sesuai keinginan konsumen.
3. Internal Supply Chain
Internal supply chain management berkaitan dengan aktifitas pemasukan
barang. Dalam hal ini yang kerap diperhatikan yaitu manajemen
produksi (baca: pengertian manajemen produksi), pabrikasi dan juga
kontrol ketersediaan bahan baku.
Proses Manajemen Rantai Pasokan
Proses manajemen rantai pasokan ini terbagi menjadi tiga macam
tanggungjawab, antara lain:
1. Arus Material
Arus material ini melibatkan pergerakan produk mentah dari
suplier ke konsumen dan juga dari konsumen yang dikembalikan atau
retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
2. Arus Informasi
Arus informasi ini berisi tentang prediksi permintaan, informasi
perpindahan barang, dan juga peng-update-an status barang apakah
sudah terkirim atau belum.
3. Arus Finansial
Arus finansial berisi pembayaran, alur perkreditan, penjadwalan
pembayaran hingga persetujuan kepemilikan.
Alur informasi yang akurat dan bergerak dengan mudah di antara mata
rantai, serta pergerakan barang yang efektif dan efisien menjadi faktor
kunci keberhasilan dalam manajemen rantai pasokan. Menurut Indrajit
dan Djokopranoto, ada beberapa pemain di dalam rantai pasokan,
diantaranya:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
2. Industri Manufaktur
Penerapan Supply Chain Management di Nestlé
Customer Relationship Management disingkat CRM menurut Wikipedia
adalah suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori
mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan mengenai
penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya dengan
tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para pelanggannya.
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
- Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
- Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
- Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
- Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
- Menangani keluhan/komplain pelanggan
- Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
- Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan
penjualan dari pelanggan
Penerapan CRM akan lebih optimal jika dibantu dengan teknologi. Sebab,
dengan bantuan teknologi maka CRM akan meningkatkan pengetahuan
yang mendalam tentang pelanggan, meningkatkan akses bagi pelanggan,
menciptakan interaksi dengan pelanggan yang lebih efektif dan integrasi
melalui seluruh saluran (channels) serta fungsi-fungsi internal (back
office) perusahaan.
Salah satu contoh perusahaan yang telah menerapkan CRM adalah PT.
Nestlé Indonesia dengan meluncurkan Sahabat Nestlé. Di web tersebut
terdapat beberapa fasilitas seperti :
- Berbagi resep makanan sehat
- Dunia Bayi
- Informasi tentang makanan dan gizi
- Parenting
- Promo
- Kalender event-event yang akan diadakan oleh Nestlé
- Dan lain-lain
Dalam website tersebut customer serasa dimanjakan dan diperhatikan oleh
Nestlé. Sedangkan keuntungan yang didapatkan oleh Nestlé adalah:
- Memiliki space untuk arena promosi
- Memiliki space untuk arena survey
- Memiliki space untuk melakukan diskusi (tanya jawab) dengan
customer secara langsung
- Mendapatkan keinginan pasar melalui saran dan kritik dari
feedback customer
- Peningkatan kepercayaan terhadap produk-produk Nestlé.
Customer Relationship Management – CRM didesain dengan
maksud untuk memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen untuk
mencapai nilai lifetime konsumen yang maksimal dan memberikan hasil
pada usaha. Penggunaan produk Customer Relationship Managemen,
software CRM dan solusi CRM akan memperkaya implementasi CRM
yang efektif di dalam organisasi. Ada banyak kisah sukses CRM, namun
kesuksesan dalam implementasi Customer Relationship Management
CRM diukur dengan upaya yang dilakukan perusahaan untuk
menunjukkan sasaran dan harapannya. Dengan menyediakan sarana untuk
mengatur dan mengkoordinasi interaksi konsumen seperti yang di lakukan
oleh Nestle, teknologi Customer Relationship Management CRM
membantu organisasi memaksimalkan nilai setiap interaksi konsumen
yang pada akhirnya meningkatkan kinerja korporat. Perlunya pemahaman
yang lebih baik terhadap perilaku konsumen dan fokus pada konsumen
yang dapat memberikan profit jangka panjang telah merubah para
marketer dalam memandang dunia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-scm.html
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-supply-chain-management-
manajemen-rantai-pasokan/
https://www.academia.edu/11823786/Supply_Chain_Management_SCM_