Ade Nurhikmah Tekeb 195
Ade Nurhikmah Tekeb 195
JAWABAN
1. Uraikan SISTEM teknologi tepat guna pada pelayanan ibu hamil di masa pandemic
covid-19 ( SOP) ?
Prinsip Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid-
19
Pra Pelayanan
Konsultasi, Penyuluhan, KIE & • Konseling dilakukan melalui online
Jika memerlukan pelayanan membuat janji melalui telp/WA
Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dan gali informasi yang berkaitan dg
kewaspadaan Covid-19.
Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 apakah sedang
Pelaksanaan Pelayanan ANC, INC,Nifas,BBL, Balita, Kespro & KB
Memverikasi hasil kajian komprehensif. Pemberian informasi dan informed consent
Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 – ditemukan faktor
risiko segera rujuk sesuai standar Menggunakan APD sesuai kebutuhan Memberikan
pelayanan sesuai standar dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19.
Pasca pelayanan
Pelayanan nifas&BBL I dgn bidan selanjutnya, lakukan pemantauan mandiri
menggunakan Buku KIA.
Ada keluhan /tanda bahaya segera datang ke PMB dengan membuat janji terlebih dahulu
Konsultasi, KIE dan konseling dilakukan secara on-line • Bidan membimbing Ibu isolasi
mandiri (ODP/PDP/Covid +)
Rujukan terncana bagi Ibu dan Bayi
Memberikan KIE& Konseling: Gizi, IMD&ASI,KB, PHBS dan Protokol Kesehatan
Cegah Covid-19 serta P4K KIA dengan resiko – Pasien dan pendamping maks 1 orang
serta Tim kesehatan yg bertugas selalu menerapkan protokol pencegahan covid-19
Membimbing Senam Hamil dan senam nifas secara on-line
1. Nama Tindakan
2. Uraikan SISTEM pelayanan pada ibu bersalin dan post partum di masa pandemic
covid sebagai teknologi tepat guna dalam pelayanan ?
a. Ibu Bersalin
Setiap ibu hamil yang akan melakukan persalinan diimbau untuk melakukan skrining
COVID-19 tujuh hari sebelum taksir persalinan.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini rumah sakit rujukan COVID-19 agar
melaksanakan pelayanan maternal dan neonatal dengan memperhatikan kewaspadaan
isolasi bagi seluruh pasien, antara lain :
1. Untuk mengurangi transmisi udara, dapat menggunakan delivery chamber untuk
pelayanan persalinan pervaginam.
2. Melakukan Tindakan di ruang operasi dengan tekanan negatif bila ada, atau
melakukan modifikasi aliran udara.
3. Memiliki ketersediaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar bagi tenaga
kesehatan pemberi pelayanan maternal dan neonatal.
Salah satu teknologi teopat guna yang dapat dilakukan pada ibu bersalin adalah
Massage. Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan/atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan
memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong
kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-
motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan
menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang
berbeda-beda untuk enghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan yang
dibawahnya (Henderson, 2006). Metode Message Beberapa metode message yang
biasa digunakan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu:
b. Ibu Nifas
Pada prinsipnya :
1) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku
KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan diri ke tenaga
kesehatan.
2) Kunjungan nifas (KF) dilakukan sesuai jadwal kunjungan nifas yaitu :
a) KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca
persalinan;
b) KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca
persalinan;
c) KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari pasca persalinan;
KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua)
hari pasca persalinan.
3) Pelaksanaan kunjungan nifas dapat dilakukan dengan metode kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan media online
(disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak COVID-19), dengan melakukan
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga.
4) Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian
dengan petugas.
- Teknologi tepat guna pada ibu nifas pemberian Tablet Zat Besi
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di
dalam tubuh. Sekitar 70 persen zat besi yag ada di dalam tubuh berada
dalam hemoglobin.Tablet zat besi merupakan tablet untuk suplementasi
penanggulangan anemia gizi atau defisiensi zat besi, yang setia tabletnya
mengandung fero sulfat 200 mg atau setara dengan 60 mg besi elementase
dan 0,25 mg asam folat.Tablet sulfas ferosus yang dikeringkan merupakan
preparat yang paling sering diberikan.Konsumsi tablet Fe yaitu suatu
kegiatan untuk makan atau minum dalam memperoleh asupan zat besi yang
terkandung dalam tablet Fe. Zat besi sangat penting untuk fungsi sistem
imun tubuh, defisiensi zat besi dapat menurunkan kemampuan darah
membawa oksigen, dan anemia dapat menurunkan penyembuhan karena
penurunan kadar oksigen. Sintesis kolagen juga bergantung pada zat
besi.Untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas
mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh tubuh serta membentu
proses meabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Jika asupan zat besi
dalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan
berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen. Akibatnya timbul gejala-
gejala anemia, daya ingat dan daya konsentrasi menurun. Anemia dapat
dilihat melalui kadar Hemoglobin yang terkandung dalam tubuh.
Absorpsi zat besi meningkat dengan mengkonsumsi bersama vitamin C.
Karena vitamin C dapat larut dalam air, sehingga vitamin C dapat cepat
larut dalam plasma darah. Oleh karena itu sebaiknya meminum pil zat besi
dengan segelas air jeruk, akan membantu penyerapan zat besi lebih cepat.
Tablet Fe juga bisa diminum dengan air putih.Absorpsi zat besi dapat
menurun, jika mengkonsumsi bersama dengan konsumsi kalsium, sereal
gandum murni, kacang cokelat, kuning telur dan juga minuman yang
mengandung kafein, seperti : teh (dapat menurunkan zat besi hingga 60 %)
dan kopi. Maka tidak dianjurkan meminum pil zat besi dengan segelas susu,
teh, atau kopi.
Ibu post partum hendaknya mengkonsumsi tablet Fe selama 42 hari setelah
melahirkan, untuk mencegah terjadinya anemia pada masa post partum.
Tidak hanya tablet Fe, perbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat
besi, seperti : daging merah, hati, keju ikan, sayuran berwarna hijau tua, dan
kacang-kacangan. Peningkatan absorpsi zat besi dapat menembah inensitas
3. Uraikan SISTEM teknologi tepat guna pada pelayanan bayi baru lahir dengan ibu
yang terkonfirmasi covid-19 ?
Pada prinsipnya :
a) Semua bayi baru lahir dilayani sesuai dengan protokol perawatan bayi baru lahir.
Alat perlindungan diri diterapkan sesuai protokol. Kunjungan neonatal dapat
dilakukan melalui kunjungan rumah sesuai prosedur.
b) Perawatan bayi baru lahir termasuk Skrining Hipotiroid
Kongenital (SHK) dan imunisasi tetap dilakukan.
c) Berikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan bayi baru lahir
dan tanda bahaya. Lakukan komunikasi dan pemantauan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir secara online/digital.
d) Untuk pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital, pengambilan spesimen tetap
dilakukan sesuai prosedur. Tata cara penyimpanan dan pengiriman spesimen
sesuai dengan Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Apabila terkendala
dalam pengiriman spesimen dikarenakan situasi pandemik COVID-19, spesimen
dapat disimpan selama maksimal 1 bulan pada suhu kamar.
e) Untuk bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 atau masuk dalam kriteria
Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dikarenakan informasi mengenai virus baru ini
terbatas dan tidak ada profilaksis atau pengobatan yang tersedia, pilihan untuk
perawatan bayi harus didiskusikan dengan keluarga pasien dan tim kesehatan
yang terkait. Ibu diberikan konseling tentang adanya referensi dari Cina yang
menyarankan isolasi terpisah dari ibu yang terinfeksi dan bayinya selama 14 hari.
Pemisahan sementara bertujuan untuk mengurangi kontak antara ibu dan bayi.
f) Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi sendiri, maka segala
upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa ia telah menerima informasi
lengkap dan memahami potensi risiko terhadap bayi.
g) Sampai saat ini data terbatas untuk memandu manajemen postnatal bayi dari ibu
yang dites positif COVID-19 pada trimester ke tiga kehamilan. Sampai saat ini
tidak ada bukti transmisi vertikal (antenatal).
h) Semua bayi yang lahir dari ibu dengan PDP atau dikonfirmasi COVID-19 juga
perlu diperiksa untuk COVID-19.
i) Bila ibu memutuskan untuk merawat bayi sendiri, baik ibu dan bayi harus
diisolasi dalam satu kamar dengan fasilitas en-suite selama dirawat di rumah sakit.
Tindakan pencegahan tambahan yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Bayi harus ditempatkan di inkubator tertutup di dalam ruangan.
- Ketika bayi berada di luar inkubator dan ibu menyusui, mandi, merawat,
memeluk atau berada dalam jarak 1 meter dari bayi, ibu disarankan untuk
mengenakan APD yang sesuai dengan pedoman PPI dan diajarkan mengenai
etiket batuk
- Bayi harus dikeluarkan sementara dari ruangan jika ada prosedur yang
menghasilkan aerosol yang harus dilakukan di dalam ruangan.
- Pemulangan untuk ibu postpartum harus mengikuti rekomendasi pemulangan
pasien COVID-19.
j) Teknologi tepat guna pada Bayi Baru Lahir yaitu pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan kekebalan
pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Pemberian imunisasi di era
pandemic covid 19 dapat memperhatikan hal-hal berikut :
1) pilih tempat pelayanan kesehatan yang layanan imunisasinya terpisah. 2) Atur
waktu dengan dokter atau Bidan untuk jadwal imunisasi. 3) Sampaikan dengan
jujur riwayat kesehatan jika dari luar negri atau pernah kontak dengan
ODP/PDP/Suspect. 4) Jaga kebersihan ditempat imunisasi maupun dirumah. 5)
bagi anak yang sudah bisa jalan, jaga anak supaya tidak berlarian. 6) Jangan
menyusui ditempat umum, jika mau menyusui pastikan payudara, tangan dan baju
bersih.
5. Bagaimana Sistem Rujukan Maternal & Neonatal Di wilayah Ibu Selama Masa
Covid-19?
1. Ibu hamil diminta segera menghubungi Bidan melalui telepon/WA jika sudah ada
tanda-tanda bersalin,
2.Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang
berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jjika diperlukan Bidan dapat
berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat
khususnya informasi tentang status ibu, apakah termasuk dalam masa isolasi mandiri
(ODP/PDP) sebelum menolong persalinan;
3. Jika Bidan siap dengan APD sesuai kebutuhan APN, dapat melakukan pertolongan
persalinan, dan meminta ibu menggunakan masker. Apabila bidan tidak siap, maka
segera berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat;
4. Pertolongan persalinan diberikan sesuai standar APN dan menerapkan prinsip
Pencegahan Covid-19.
5.Keluarga/pendamping ibu bersalin dan semua tim kesehatan yang bertugas
menggunakan masker dan menerapkan prinsip pencegahan penularan COVID-19.
6.Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk Ibu bersalin dengan risiko,
termasuk Ibu bersalin yang dicurigai ODP
Telah Diperiksa Tim Prodi Dosen Pengampu/ Koordinator