Kelompok 3 - Metode Simpleks
Kelompok 3 - Metode Simpleks
Masalah Program Linear (PL) dengan dua peubah atau dengan tiga peubah
yang dapat disusutkan masih dapat diselesaikan dengan metode grafik. Untuk
masalah yang memuat tiga peubah atau lebih dan tidak dapat disusutkan menjadi
masalah dengan dua peubah terpaksa digunakan metode aljabar yang disebut
metode simpleks.
= 8, dengan t 0
= 8, maka t = 0.
Secara umum :
1
i. dalam ruas kiri disisipkan sedemikian sehingga dipenuhi
dan 0 bila
(slack variable), karena perannya adalah untuk membuat ruas yang semula
longgar menjadi ketat, sehingga sama nilai dengan ruas yang lainnya.
Jadi, misalnya diketahui susunan kendala :
2 ₁ 3 ₃ 8
₁ ₃ 10
3 ₁ ₃ 7
₁ ₃ 0
(1)
2
ialah dengan memberi lambang peubah-peubah pengetat dengan dimulai
0 , j = 1,2, .,n (2)
dilengkapi menjadi
dengan
Mencari
Yang memenuhi
... (3)
... (4)
... (5)
3
Bentuk soal seperti diatas (dengan semua kendala utama berbentuk
persamaan) disebut bentuk kanonik dari soal program linier (PL).
Apabila fungsi objektif harus dimaksimumkan maka soal disebut berpola
maksimum, dan apabila fungsi objektif diminimumkan maka soal disebut berpola
minimum.
Dalam pembicaraan dualitas, di samping bentuk kanonik di atas diperlukan
pula bentuk-bentuk berikut :
Soal :
Mencari
Yang memenuhi
Dan memaksimumkan
baku.
Sedangkan soal :
Mencari
Yang memenuhi
Dan meminimumkan
4
(relasi dalam semua kendala utama berbentuk ), disebut berbentuk minimum
baku.
Contoh soal I :
Ubah soal di bawah ini ke bentuk kanonik.
dan memaksimumkan
Penyelesaian :
Soal diatas berbentuk maksimum baku.
sehingga menjadi :
Dan memaksimumkan
Contoh soal II :
5
Tulis bentuk kanonik dari soal yang berbunyi :
Dan meminimumkan
Penyelesaian :
Soal diatas berpola minimum tetapi tidak baku.
Sisipkan peubah pada kendala pertama dan peubah pada kendala kedua
Dan meminimumkan
Soal ini sudah berbentuk kanonik dengan peubah asli dan peubah
pengetat.1
B. Langkah-Langkah Simpleks
1
Maryono, Program Linier, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2014), h. 41-47.
6
Dalam bentuk kanonik seperti penjelasan di atas, maka ( 1, 2, ..., n) yang
memenuhi
(3) ij j= i; = 1,2,...,m
(4) j ≥0
(4) j ≥ 0 maka akan diperoleh penyelesaian layak basis (plb), yang banyaknya
Jika suatu soal PL mempunyai po, maka paling sedikit satu di antara po
tersebut pasti berupa plb.
Jadi, bila po-nya hanya satu maka pastinya dia berupa plb. Sedangkan bila
po-nya lebih dari satu maka paling sedikit salah satu yang berupa plb diusahakan
dapat ditemukan.
Dengan jaminan teorema di atas, maka pencarian po suatu PL dapat
dibatasi dalam daerah (himpunan) plb saja yang anggotanya banyak berhingga.
7
D e n g a n j a m i n
2
Ibid., h. 47-49.
8
Kemudian kembali ke langkah 2 dan seterusnya, sampai akhirnya
ditemukan plb yang berupa po-nya.
Contoh Soal
Perusahaan meubel Tekun Belajar memproduksi dua jenis alat rumah
tangga yaitu rak buku dan meja. Setiap hasil produksi harus melalui dua tahap
pengerjaan, yaitu pemotongan dan perampungan. Untuk pemotongan tiap rak
buku memerlukan waktu 4 jam dan untuk meja juga sama. Untuk proses
perampungan, tiap rak memerlukan waktu 3 jam dan tiap meja memerlukan waktu
2 jam. Rak buku per buah memberi laba Rp 80.000,- dan meja per buah Rp
60.000,- . Waktu yang tersedia untuk pemotongan setiap periode waktu 100 jam
dan untuk perampungan 60 jam. Perusahaan ingin menentukan jumlah produksi
untuk masing-masing jenis barang supaya diperoleh laba maksimum.
Berikut ini model matematika dari soal diatas.
Maks : Z = 80.000x + 60.000y
4x + 4y ≤ 100 ↔ x + y ≤ 25
3x + 2y ≤ 60
x≥0
y≥0
Langkah pertama adalah mengubah pembatas dari pertidaksamaan linier
menjadi persamaan linier, sehingga menjadi :
Maks : Z = 8000x + 6000y + 0 S1 + 0 S2
x + y + S1 = 25
3x + 2y + S2 = 60
x≥0
y≥0
S1 ≥ 0
S2 ≥ 0
S1 dan S2 bukan hasil produksi oleh karena itu mereka tidak memberi laba atau
labanya nol rupiah. Oleh karena itu, koefisien dari S1 dan S2 di beri nilai nol.
Penyelesaian dasar dari sistem persamaan x + y + S1 = 25 dan 3x + 2y + S2 = 60
adalah (0,0,25,60), (0,25,0,10), (0,30,-5,0), (25,0,0,-15), (20,0,5,0), dan
9
(10,15,0,0). Karena x ≥ 0, y ≥ 0, S1 ≥ 0, S2 ≥ 0, maka Penyelesaian dasar
fisibel/penyelesaian layak basis dari persamaan tersebut adalah (0,0,25,60),
(0,25,0,10), (20,0,5,0), dan (10,15,0,0).
1) Langkah pertama, pilih salah satu plb. Berdasarkan pengertian metode
simpleks, algoritma simpleks dimulai dari salah satu Penyelesaian Dasar
Fisibel. Masalah ini adalah maksimum dan nilai Z terkecil adalah 0 yang
dihasilkan oleh (0,0,25,60). Jadi, program awal dari langkah-langkah
penyelesaian masalah ini adalah dengan menentukan (0,0,25,60) sebagai
program awal. Artinya yaitu perusahaan tidak memproduksi kedua jenis
barang tersebut, sehingga diperoleh laba nol rupiah (Z=0).
2) Memperbaiki program dan Program Optimal
Program awal dengan (0,0,25,60) tidak dikehendaki oleh perusahaan,
sebab tidak memberi keuntungan.
Dengan penyelesaian layak basis (20,0,5,0)
3x + 2y + S2 = 60, dari persamaan ini kedua ruas dikalikan 1/3, sehingga
diperoleh
x + 2/3y + 1/3S2 = 20, maka
x = 20 - 2/3y - 1/3S2
kemudian substitusi ke persamaan x + y + S1 = 25, sehingga diperoleh
20 - 2/3y - 1/3S2 + y + S1= 25, selanjutnya
S1 = 25 - 20 + 2/3y + 1/3S2 - y
S1 = 5 - 1/3y + 1/3S2
Fungsi pembatas yang baru adalah 1/3y 1/3 S2 + S1 = 5, sehingga
x + 2/3y + 1/3S2 = 20
Substitusikan x = 20 - 2/3y - 1/3S2 ke Z akan diperoleh
Z = 80.000 (20 - 2/3y - 1/3S2) + 60.000y
= 1.600.000 – 1.600.000/3y 80.000/3S2
Nilai Z akan bertambah bila y dinaikkan dari 0, sedangkan
penambahan S2 tidak meningkatkan nilai Z. Penambahan satu nilai y akan
meningkatkan nilai Z sebesar -16.000/3, yang berarti setiap tidak
memproduksi sebuah meja meningkatkan laba sebesar -16.000/3 rupiah.
10
Ini berarti program di atas belum merupakan program optimal.
Selanjutnya, kita akan memperbaiki program supaya nilai Z meningkat.
Dengan penyelesaian layak basis (10,15,0,0)
Dari S1 = 5 - 1/3y + 1/3S2 diperoleh
y = 15 - 3S1 + S2
Dari x + 2/3y 1/3S2 = 20 diperoleh
x = 20 - 2/3y - 1/3S2
= 20 2/3 (15 - 3S1 + S2) - 1/3S2
= 10 + 2 S1 - S2
Sehingga diperoleh,
Z = 80.000 (10 + 2 S1 - S2) + 60.000 (15 - 3S1 + S2)
= 800.000 + 160.000S1 – 80.000S2 + 900.000 - 180.000S1 + 60.000S2
= 1.700.000 - 20.000S1 20.000S2
Perubahan nilai S1 dan S2 tidak akan meningkatkan nilai Z.
Jadi Zmaks = 1.700.000 bila S1 = 0, S2 = 0, x = 10, dan y = 15.
Sehingga PO dari masalah tersebut ialah (10,15,0,0).3
Agar diperoleh suatu plb maka matriks koefisien yang dilengkapi
(koefisien teknis dan suku tetap) harus terusut gauss-jordan dan suku tetap (di ruas
kanan) harus tidak negatif.
Perhatikan contoh berikut:
2x + y + u = 5
x y + v = -3
Jika dirubah ke dalam bentuk matriks augmented (diperbesar), maka bentuknya
akan menjadi sebagai berikut:
Matriks tersebut sudah tersusut gauss-jordan untuk perubah u dan v. Jika x,y
dianggap bebas linear dan diisi nol, maka diperoleh pb (x,y,u,v) = (0,0,5,-3). Jelas
pb ini tidak layak karena memuat v yang bernilai negatif.
Guna mewadahi data-data soal dan mempermudah operasi langkah-langkah di
atas disusun tabel yang kemudian disebut Tablo Simpleks sebagai berikut:
3
Hardi Suyitno, Program Linier dengan Penerapannya, (Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama,
2017), h. 28-31.
11
Gambar : Tablo Simpleks
Keterangan:
Xj : Perubah-perubah lengkap
aij : Koefisien teknis
cj : Koefisien ongkos
zj - c j : Selisih zj dengan cj
Apabila tablo bersangkutan belum optimum dan xk terpilih sebagai basis baru,
maka disusun kolom Ri yang diperoleh dengan rumus:4
muka, maka dituntut bahwa suatu tablo memuat suatu plb, jadi matriks sudah
4
Maryono, op.cit., h.87
12
Langkah-langkah menjadi simpleks:
0;
2. Menguji keoptimuman tablo (maksudnya, keoptimuman plb dalam tablo).
Bila sudah optimum berarti selesai, bila belum optimum, langsung ke
langkah 3
3. Memperbaiki tablo. Dalam hal ini artinya memilih peubah baru yang
masuk menjadi basis, dan memilih peubah basis lama yang harus keluar
(diganti). Selanjutnya kembali ke langkah-2 dan seterusnya sampai timbul
po.
DAFTAR PUSTAKA
13