Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. latar belakang
Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit gigi dan mulut kedua yang
terbanyak, setelah karies gigi. Penyakit pariodontal meliputi peradangan gusi atau
gingivitis dan periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor
resiko penyakit jaringan periodontal indonesia.
yang mungkin terjadi, maka pencegahan aktif periodontitis kronis adalah penting,
dan penyelidikan faktor risiko potensial periodontitis kronis sangat dibutuhkan
Beberapa penelitian memperkirakan gangguan imunitas dapat menyebabkan
terjadinya periodontitis kronis. Gangguan tersebut adalah penyakit dengan
imunodefisiensi, dimana berbagai mikroorganisme (kuman, virus, parasit, jamur)
1
yang ada di lingkungan maupun yang sudah ada dalam tubuh penderita, yang
dalam keadaan normal tidak patogenik atau memiliki patogenisitas rendah, dalam
keadaan imunodefisiensi dapat menjadi invasif dan menimbulkan berbagai
penyakit. Oleh karena itu, penderita yang imunodefisiensi mempunyai risiko yang
lebih tinggi terhadap infeksi yang berasal dari tubuh sendiri maupun secara
nasokomial disbanding dengan yang tidak imunodefisiensi.
2. Tujuan
3. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari jaringan periodontal dan anatominya?
2. Apa definisi dan klasifikasi dari penyakit periodontal?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit periodontal?
4. Bagaimana gejala klinis penyakit periodontal?
5. Bagaimana pencegahan penyakit periodontal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Periodontitis terjadi jika gingivitis menyebar ke struktur penyangga
gigi. Periodintis merupakan salah satu penyebab utamanya lepas gigi pada
dewasa dan merupakan penyebab utama lepasnya gigi pada usia lanjut.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam
mulut, yaitu bakteri dalam plak sulkus gigiva dan mukosa mulut. Yang
ditemukan terutama bakteri kokus aerob Gram positif, kokus anaerob Gram
positif dan batang anaerob Gram negative. Bakteri-bakteri tersebut dapat
menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai jaringan
yang lebih dalam melalui nekrosisi pulpa dan pocket periodontal dalam, maka
akan terjadi infeksi odontogen. Yang penting adalah infeksi ini disebabkan
oleh bermacam-macam bakteri, baik aerob maupun anaerob.
C. Patofisiologi
Nekrosisi, pulpa karena karies dalam yang tidak terawat dan pocket
periodontal dalam merupakan jalan bakteri untuk mencapai jaringan
periapikal. Karena jumlah bakteri yang banyak, maka infeksi yang terjadi
akan menyebar ke tulang spongios sampai tulang kortikal. Jika tulang ini
tipis, maka infeksi akan menembus dan masuk ke jaringan lunak. Penyebaran
infeksi ini tergantung dari daya tahan jaringan dan tubuh. Infeksi odontogen
dapat menyebar melalui jaringan ikat (per kontinuitatum), pembuluh darah
(hematogen), dan pembuluh limfe (limfogen). Yang paling sering terjadi
adalah perjalanan secara per kontinuitatum karena adanya celah/ruang di
antara jaringan yang berpotensi sebagai tempat berkumpulnya pus. Penjalaran
infeksi pada rahang atas dapat membentuk abses palatal, abses submukosa,
abses gingiva, trombosit sinus kavernosus, abses labial, dan abses fasial.
Penjalaran infeksi pada rahang bawah dapat membentuk abses sublingual,
abses submental, abses submandibularis, abses submasester dan angina
3
Ludwig.
D. Penatalaksanaan
Biasanya infeksi odontogen ringan dan hanya memerlukan tetapi
minor, tapi pada saat pasien dengan tetap harus ditentukan derajat keparahan
infeksi yang terjadi dengan cara melakukan anamnesis lengkap tentang
perjalanan penyakit beserta gejala-gejala yang didasarkan pasien, termasuk
ada tidaknya gejala sistemik. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan
memeriksa tanda vital dan daerah pembengkaka. Jadi dapat disebabkan
apakah infeksi tersebut adalah selulitis atau abses.
Pada infeksi ringin, pentalaksanaannya adalah tindakan insisi bila
diperlukan (bila frekuensi +), pemeberian analgesic dan antibiotic yang
adekuat, dan terakhir, ekstraksi atau perawatan gigi penyebab.
E. Anatomi Gigi dan Komponennya
Struktur gigi pada manusia terbagi dalam dua bagian yaitu bagian
mahkota dan bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang
terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang
tertanam di dalam tulang rahang. Gigi merupakan salah satu jaringan kerass
tubuh yang terdiri dari enamel/email, dentin dan sementum,
Menurut tugasnya, gigi termasuk bagian dari system pencernaan. Gigi
tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada
tulang, tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Menurut
perkembangannya, gigi lebih banyak persamaannya, gigi lebih banyak
persamaannya dengan kulit dari pada dengan tulang. Dalam pertumbuhannya,
gigi mengalami dua fase pengantian. Diawali dari pertumbuhan gigi susu
yang lengkap pada umur tiga tahun dengan jumlah 20 gigi, kemudian diganti
dengan fase gigi tetap yang diawali pada umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan
gigi tetap ini menjadi lengkap setelh umur 17 tahun sampai dengan 21 tahun
dengan jumlah menjadi 32 gigi. Fase diantara awal fase gigi tetap sampai gigi
campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17 tahun.
Orang dewasa memiliki 32 gigi tertanam di dalam proses alveolaris
maksila dan 16 di dalam mandibular. Yang disebut gigi permanen ini
4
didahului oleh satu set sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7
bulan setelah lahir dan lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal
antara umur enam dan tiga belas tahun. Proses pergantian gigi ini berlangsung
sekitar 12 tahun sampai gigi geligi lengkap, umumnya pada umur delapan
belas, dengan munculnya molar ketiga atau gigi kebijakan Pada manusia
dapat.
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder yaitu:
a. Gigi Primer, dimulai dari tulang diantara dua gigi depan yang terdiri
dari 2 gii seri, 1 taring, 3 graham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
b. Gigi skunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3
geraham untuk total keseluruhan 32 gigi.
Pada manusia dapat ditemui 4 macam gigi yang terdapat pada mulut
disertai dengan arti definisi dan pengertian, sebagai berikut :
1. Gigi Seri
Gigi seri dikenal dengan istilah “Incisivus”, adalah gigi yang memiliki
satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau
benda lainnya. Jumlahnya ada delapan, dengan pembagian empat
berada di rahang atas dan empat berada di rahang bawah. Gigi seri susu
mulai tumbuh pada bayi berkisar antara usia empat hingga enam bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia lima hingga
enam tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga 8 tahun rahang
atas.
2. Gigi Taring
Gigi taring dikenal dengan istilah “Caninus”, adalah gigi yang memiliki
satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda
lainnya. Jumlahnya ada empat, dengan pembagian dua ditiap rahang,
satu dikiri dan satu dikanan. Gigi susu Caninus ini diganti dengan gigi
Caninus permanen pada usia sebelah hingga tigabelas tahun.
3. Gigi Graham Kecil
Gigi Graham Kecil dikenal dengan istilah “Pra-Molar”, adalah gigi
5
geraham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang berfungsi untuk
menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Umumnya
tumbuh pada usia sepuluh hingga sebelas tahun dan menggantikan
posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk
melumatkan mekanan dan pada proses orthodontie.
4. Gigi Graham
Gigi Graham dikenal dengan istilah “Molar”, adalah gigi yang memiliki
tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah
makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar susu berjumlah delapan
seperti gigi premolar, kemudia lepas pada usia sepuluh hingga sebelas
tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar
permanen tumbuh dibelakang gigi premolar setelah gigi molar susu
lepas dan digantikan oleh gigi molar permanen adalah duabelas, dengan
pembagian enam di tiap rahang, tiga di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi
molar permanen adalah duabelas, dengan pembagian enam di tiap
rahang, tiga di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang
paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang.
1. Mahkota
Merupakan bagian yang menonjol dari rahang
2. Leher
Merupakan bagian yang terletak anatar mahkota dengan bagian akar gigi
3. Akar
Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang
4. Email
Email atau yang dikenal dengan istilah “Enamel”, merupakan jaringan
yang berfungsi untuk melindungi tlang gigi dengan zat yang sangat keras
yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Merupakan bagian gigi
yang paling keras. Enamel inilah yang melapisi mahkota gigi dan
6
mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak mahkota dan
akan semakin menipis ketebalan pada dasar mahkota, tepatnya pada
perbatasan mahkota dengan akar gigi. Warna email gigi pun sebenarnya
tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mnegarah keabu-abuan dan semi
translusen. Kecuali pada kondisi enamel yang abnormal seringkali
menghasilkan warna yang menyimpang dari warna normal enamel dan
cenderung mengarah ke warna yang lebih gelap. Semakin menuju ke
bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin berkurang.
Bagian email ini pula yang menjadi awal terjadinya lubang pada gigi,
karena sifatnya mudah larut terhadap asam, dan kelarutannya jiga
meningkat seiring dengan semakin dalamnya lapisan enamel.
5. Dentin/ Tulang
Dentin terletak dibawah email, terdiri atas rongga-rongga berisi cairan.
Apabila lubang telah mencapai dentin, cairan ini akan menghantarkan
rangsangan ke pulpa, sehingga pulpa yang berisi pembuluh saraf akan
menghantarkan sinyal raa sakit itu ke otak. Dentin bersifat
semitranslusen dalam keadaan segar dan berwarna agak kekuningan.
Kompoisis kimiannya mirip tulang namun lebih keras.
6. Rongga Gigi
Rongga gigi adalah rongga yang didalamnya terdapat pembuluh darah
kapiler dan serabut-serabut saraf.
7. Semen/ Sementum
Akar gigi ditutupi lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang
sangat mirip tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih
mirip tulang dari jaringan keras lain dari gigi. Terdiri atas matriks serat-
serat kolagen, glikoprotein dan mukopolisakarida yang telah mengapur.
Bagaian servikal dan lapisan tipis dekat dentin adalah sementum selular,
dimana terkurung sel-sel mirip osteosit, yaitu sementosit, dalam ensit
dalam matriks
8. Pulpa
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa
7
merupakan bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa
mempunyai hubungan dengan jaringan peri atau interradikular gigi,
dengan demikian juga dengan keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena
itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontium juga akan
terlibat. Demikian juga dengan perawatan pulpa yang dilakukan, akan
memengaruhi jaringan di sekitar gigi.
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi,
misalnya tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan
akar lebih dari satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai
pintu masuk ke saluran akar, disebut orifisum. Dari orifisum ke foramen
apical disebut saluran akar. Bentuk saluran akar ini sangat bervariasi,
dengan kanal samping tang beragam, selain kadang-kadang juga
ditemukan kanal tambahan (aksesoris) yang ujungnya buntu, tidak
bermuara ke jaringan periodonatal.
Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan 25% bahan ensitis, yaitu :
Glukosaminoglikan
Glikoprotein
Proteoglikan
Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan
sulfat.
Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah dan serabut saraf.
Pada saluran akar ditemukan pembuluh darah, jaringan limfe, juga
jaringan saraf, yang masuk ke rongga pulpa dan membentuk percabangan
jaringan yang teratur serta menarik. Jaringan yang memasok dari dari
pulpa, masuk dari foramen apical, tempat arteri dan vena masuk juga ke
pulpa melalui foramen ensit.
8
Berdasarkan terjadinya, kelianan warna gigi terbagi atas akibat faktor
ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik, misalnya gigi berwarna hijau atau
kuning akibat konsumsi vitamin dalam bentuk sirup atau tembakau. Kelainan
warna gigi karena gangguan pertumbuhan gigi dapat diklasifikasikan menjadi
1. Gigi kuning, karena pemakaian tetrasiklin, pigmentasi pada kelahiran
premature, krstik, fibrosis atau porfirin.
2. Gigi coklat, karena pemakaian tetrasiklin, amelogenesis imperfekta,
dentigonesisi imperfekta, pigmentasi pada kelahiran premature, kistik
fibrosis atau porfiria
3. Gigi biru samapai biru kehijauan, pada eritoblastosis fetalis.
4. Gigi putih atau opak kekuningan, pada amelogenesis imperfekta
5. Gigi dengan daerah putih yang khas, karena flaourosis
6. Gigi coklat kemerahan, pada porfiria
7. Gigi coklat keabu-abuan, pada dentinogenesis imperfekta
8. Diskolorasi beberapa warna, karena faktor ekstrinsik dari makanan, obat-
obatan, tembakau, atau benda asing lainnya.
G. Kelainan Erupsi Gigi
a. Erupsi Prematur
Erupsi yang terjadi sebelum waktunya. Terdapat gigi sulung atau gigi
tetap pada waktu bayi dilahirkan atau pada usia beberapa hari
b. Erupsi Lambat
Erupsi gigi yang terjadi melewati waktu yang seharusnya. Pada beberapa
kasus tidak dapat diketahui etiologinya, meskipun pada beberapa keadaan
dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik seperti riketsia, kreatinisme,
dan kleidokraniadisostosis. Keadaan local juga dapat menjadi penyebab,
spserti fibromatosusu gingiva.
c. Ankilosis
Ankilosisi adalah tidak terdapatnya membrane periodontaln di antara
akar gigi dan tulang. Sehingga gigi langsung melekat pada tulang.
Penyebabnya diperkirakan karena trauma atau infeksi.
H. Penyakit Pembusukan Gigi/Pe
9
I. Penyakit yang Berkaitan Pada Gigi
1. Karies Gigi
Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada
dalam saliva.
a. Etiologi
Karies disebabkan oleh 3 faktor yang saling berinteraksi yaitu :
Komponen dari gigi dan saliva yang meliputi : komposisi gigi,
morphologi gigi, posisi gigi, Ph saliva, Kuantitas saliva,
kekentalan saliva
Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu
menghasilkan asam melalui peragian yaitu; Streptococcus,
Laktobasil
Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang
mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang
dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam.
1. Laktobasilus
Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat yang paling
disukai adalah lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang
ditemukan pada plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan
Laktobasilus hanya dianggap faktor pembantu proses karies.
2. Streptokokus
Bakteri kakus Gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya, yaitu
Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain dan
dapat menurunkan PH medium hingga 4,3. S. mutans terutama
terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi periodontonium.
3. Aktinomises
Semua spesies Aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama
10
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Actinomyces viscosus dan A. naeslundii mampu membentuk karies
akar, fisur dan merusak periodontonium.
b. Klasifikasi Karies Gigi
Karies berdasarkan Lokasi
1) Karies berdasarkan lokasi permukaan kunyah dapat dibagi :
Karies oklusal
Karies labial
Karies Bukal
Karies palatal/ligual
Karies aproksimal
Karies Kombinasi 9Mengenai semua permukaan)
2) Karies yang ditemukan di permukaan halus
Karies Proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini
kadang tidak dapat dideteksi secaar visual atau manual dengan
sebuah explorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan
pemeriksaan radiografi
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya
terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi
gusi. Bila gusi seha, karies ini tidak akan berkembang karena
tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih
rentan terkenan proses demineralisasi dari pada enamel atau
email karena sementumnya dermineralisasi pada PH 6,7, di
mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering
ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan
permukaan lingual. Gigi geraham atau merupakan lokasi
tersering dari karies akar.
3) Karies di celah atau fisura gigi
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat
perkembangan alur dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat
11
suatu tururnan atau depresio yang khas pada struktur permukaan
email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah
yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi graham. Karies
celah dan fisura terkadang sulit dideteksi. Semakin berekembangnya
proses perlubangan karena karies, email atau enamel terdekat
berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada
pertemuan enamel-dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di
dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga kea rah
pulpa gigi
Karies gigi berdasarkan kedalamnya :
a) Karies superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email
b) Karies media yaitu karies yang mengenai email dan telah
mencapai setengah dentin
c) Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari
setengah denti dan bahkan menembus pulpa
d) Karies superfisial media karies profunda
c. Manifestasi Klinis
Gamabaran klinis karies email yaitu :
1) Lesi dini atau lesi bercak putih coklat (karies insipient)
2) Lesi Lanjut (lesi yang telah mengalami kavitasi)
12
email sempat berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah
9kavitas) dan akan terbentuk lubang (kavitas).
4. Pulpitis
Pulpilitas reversible/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa
awal sampai sedang akibat rangsangan.
a. Pulpitus akut
Ditandai oleh rasa nyeri terus-menerus, kadang hilang kemudian
timbul lagi. Nyeri timbul karena perubhana suhu, terutama dingin,
atau jenis makan yang asam atau manis yang masuk dalam kavitas
gigi. Sifat nyerinya tajam, spontan dan menetap. Rasa nyeri
bertambah jika pasien berbaring. Penjalaran nyeri kea rah pelipis,
sinus maksilaris dan telinga.
b. Ada dua jenis pulpitis kronik, yaitu pulpitis kronik ulsetarif dan
pulpitis kronik hiperplastik. Pulpalitis kronik ulseratif. Terdapat ulkus
di permukaan jaringan pulpa pada daerah pulpa yang terbuka, hal ini
terjadi apabila kamar pulpa terbuka lebar dan drainase produk
radangnya lancer. Rasa sakit yang timbull pada keadaan ini tidak
bagitu tajam dan biasanya hanya timbu jika ulkus tersedak oleh
makanan yang masuk dalam kavitas.
c. Pulpalitis kronik hiperplastik. Disebut pulpitis granulomatosa/polip
13
pulpa/pulpitis hipertrofi. Ditandai oleh tonjolan jaringan
granulomatosa keluar dari kamar pulpa. Jaringan ini adalah produk
radang pulpa yang berasal dari pertambahan jumlah sel atau
pembesaran sel-sel pulpa serta disebabkan oleh rangsangan kecil dan
yang berlangsung lama serta didukung oleh vaskularisasi jaringan
pulpa yang baik. Biasanya terjadi pada gigi sulung atau gigi dewasa
muda, misalnya gigi MI. polip berwarna merah memenuhi kavitas dan
menempati seluruh permukaannya benjolan-benjolan dan mudah
berdarah. Tidak ada ras nyeri kecuali jika terkena oleh makanan.
5. Kelainan Jaringan Penyangga Gigi
Kelainan jaringan penyangga gigi atau periodonatal terutama merupakan
reaksi inflamasi. Sehingga, dinamakan gingivitis dan periodontitis. Kelainan
periodontal dikelompokan menjadi :
a. Inflamasi
a) Ginggivitis : Ginggivitisakut dan giggivitis kronik
b) Periodontitis : Periodontitis akut, periodontitis kronik, periodontitis
juvenile
b. Kelainan Periodontal : Huperplasia gingiva dan atrofi gingiva
1) Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi. Gingiva
melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di
kedua rahang,
2) Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah suatu jaringan ikat yang melekatkan gigi
ketulang alveolar. Ligamen ini berhubungan dengan jaringan ikat gingiva
melalui saluran vaskular di dalam tulang. Pada foramen apika, ligament
periodontal menyatu dengan pulpa. Ligament periodontal seperti semua
jaringan ikat lain, mengandung sel, serat-serat dan subtansi dasar. Serat
ligament periodontal ada yang berbentuk krista aleveolar, horizontal,
oblik dan apical. Suplai darah melalui cabang arteri alveolar yaitu
cabangarteri interdental.
14
3) Sementum
Sementum adalah jaringan terminal yang menutupi akar gigi yang
strukturnya mempunyai beberapa kesamaan dengan tulang kompakta
dengan perbedaan sementum bersifat avaskuler. Sementum membentuk
lapisan yang sangat tipis pada daerah servikal akar dan tebalnya
bertambah pada daerah apical.
4) Tulang Alveolar
Bagian mandibula atau maksila yang menjadi lokasi gigi disebut sebagai
proses alveolar. Alveoli ditemukan didalam prosesus alveolar dan tulang
yang membatasi alveoli disebut tulang alveolar. Tulang alveolar
belubang-lubang karena `banyak saluran volkman yang mengandung
pembuluh darah pesuplai ligamen periodontal.
6. Kalkulus
a. Definisi
Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak
bewarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat
menyebabkan masalah pada gigi.
b. Patogenesis
Kalkulus terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan
menetap dalam waktu yang lama. Dental plak merupakan tempat ideal
bagi mikroorganisme mulut, karena terlindung dari pembersihan alami
oleh lidah maupun saliva
Akumulasi plak juga dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi
yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan
paiodontis. Maka plak, sering sering disebut juga sebagai penyebab primer
penyakit pariodontis. Sementara, kalkulus pada gigi membuat dental plak
melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu
Pertumbuhan plak selanjutkan. karena itu kalkulus juga disebut sebagai
penyebab sekunder periodontis. Kalkulus dapat terbentuk diatas gusi atau
supragingival, atau pada culcus, yaitu saluran anatara gusi dan gigi. Ketika
terjadi plak supragingival, maka bakteri yang terkandung didalamnya hamir
15
semuanya merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup
dilingkungan penuh oksigen.plak sublingival, terutama terdiri dari bakteri
anaerbik, yaitu bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang
mengandung oksigen.bakteri anaerobik inilah yang berbahaya bagi gusi dan
jaringan yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodontis. Pada
umumnya, orang yang mengalami peridontis memiliki deposit kalkulus
sublingival.
Untuk menghilangkan dental plak dan kalkulus perlu dilakukan
scaling atau root planning, yang merupakan terapi periodontal konvensional
atau non-surgika. Terapi ini selain mencegah inflamsi juga periodintium
bebas dari penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak, kalkulus dan noda
dari permukaan gigi maupun akarnya. Prosedur lain adalah root planning,
terapi khusus yang menghilangkan cementum dan permukaan dentin yang
ditumbuhi kalkulus, mikroorganisme, serta racun-racunnya. Scalling dan root
planning digolongkan sebagai deep cleaning, dan dilakukan dengan peralatan
khusus seperti alat ultrasonik, seperti periodontal scalerdan curet.
7. Gingivitis
a. Definisi
Gingivitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa
peradangan pada gingiva. Termasuk penyakit paling umum yang sering
ditemukan pada jaringan mulut. Dapat terjadi akut atau kronik. Tetapi
bentuk akut lebih sering ditemukan. Faktor penyebab terjadinya
gingivitas adalah faktor lokal dan sistemik. Faktor sistemik yang
menyebabkan penyebab lokal adalah plak, kalkulus, impaksi makanan,
karies dan tambalan yang berlebih atau mengeper. Plak yang merupakan
deposit berisi mikroorganisme mulut beserta eksudatnya memegang
peranan penting terhadap terjadinya inflamasi tersebut. Sedangkan
faktor-faktor yang lain merupakaan faktor pemberat. Tingkat keparahan
dan kerusakan jaringan yang terjadi tergantung pada daya tahan tubuh
dan kualitas reparasi jaringan. Adanya penyakit atau kondisi penurunan
daya tahan tubuh penderita dapat menambah keparahan penyakit. Tetapi
16
tanpa adanya iritasi lokal diragukan bahwa penyakit sistemik dapat
meneyebabkan penyakit periodontal.
b. Prevalensi
Gingivitas tyang ringan umumnya tidak segera mendapatkan perhatian
karena tidak menimbulkan rasa sakit atau gangguan fungsi, akan tetapi
jika keadaan ini dibiarkan,gingivitis dapat menjadi bentuk yang
destruktif. Prevalensi gingivitis dapat berkurang dengan bertambahnya
baiknya status oral higienis, pasok flour yang memadai, diet yang baik,
perawatan pemeliharaan kesehatan dan kebiasaan hidup.
c. Gejala klinis
Gusi yang mudah berdarah adalah salah satu tanda-tanda dari radang gusi
(gingivitis). gingivitis biasanya ditandai dengan gusi bengkak, warnanya
merah terang, dan mudah berdarah dengan sentuhan ringan.
d. Patogenesis
Gingivitis dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya kebersihan mulut
yang buruk, penumpukan karang gigi (kalkulus) dan efek samping dari
obat0obatan tertentu yang diminum secara rutin. Sisa-sisa makanan yang
tidak dibersihkan secara seksama menjadi tempat pertumbuhan bakteri.
Dengan meningkatnya kandungan mineral dari air liur, plak akan
mengeras menjadi karang gigi(kalkulus). karang gigi dapat terletak
dileher gigi dan terlihat oleh mata sebagai garis kekuningan atau
kecoklatan yang keras dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan
menyikat gigi. Kalkulus juga dapat terbentuk dibagian dalam gusi ( saku
gusi/poket) kalkulus adalah tempat pertumbuhan yang baik adalah
bakteri, dan dapat menyebabkan radang gusi sehingga gusi mudah
berdarah.
e. Penatalaksanaan
17
Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis
harus diatasi. Kebersihan mulut yang buruk, karies serta adanya cavitas
pada gigi yang akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi,
nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang
lunak dan perlahan, anjuran kumur-kumur dengan antiseptik yang
mengandung klorheksidin 0.2 % untuk mengendalikan plak dan
mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi supragingiva dapat
dilakukan bertahap.
8. Periodontitis
a. Definisi
Periodontitis terjadi jika gingivitis menyebar kestruktur penyangga gigi,
periodontitis merupakan salah satu penyebab utama lepasnya gigi pada
dewasa dan merupakan penyebab utama lepasnya gigi pada lanjut usia.
b. Etiologi
Sebagian besar periodontitismerupakan akibat dari penumpukan plak dan
karang gigi diantara gigi dan gusi.
c. Patogenesis
Pada periodintitis akan terbentuk kantong diantaranya gigi dan gusi dan
meluas kebawah diantara akar gigi dan tulang dibawahnya. Kantong ini
mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan bebas oksigenm, yang
mempermudah pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini terus berlanjut,
pada akhirnya banyak tulang rahang didekat kantong yang dirusak
sehingga gigi lepas. Kecepatan tumbuhnya peridontitis berbeda pada
orang-orang yang memiliki jumlah tartar yang sama. Hal ini mungkin
karena plak dari masing-masing orang tersebut mengandung jenis dan
jumlah bakteri yang berbeda, dan karena respon yang berbwda terhadap
bakteri.
d. Faktor predisposisi
18
Beberapa keadaaan medis yang bisa mempermudah terjadinya
periodontitis :
1. Diabetes melitus
2. Sindroma down
3. Penyakit crohn
5. AIDS
e. Gejala klinis
Gejala-gejala dari periodontitis adalah :
1. perdarahan gusi
Pada pemeriksaan mulut dan gigi gusi tampak bengkak dan bewarna
merah keunguan. Akan tampak endapan plak atau karang didasar gigi
disertai kantong yang melebar digusi. Dengan kedalaman kantong dalam
gusi dengan suatu alat tipis dan dilakukan rontgen gigi untuk mengetahui
jumlah tulang yang keropos.
f. Pengobatan
Membersihkan kantong sampai kedalaman 0.5 cm dengan khusus, yang
dapat membuang sseluruh karang gigi dapat membuang seluruh karang
gigi dan pemukaan akar gigi yang sakit. Untuk kantong yang dalamnya
mencapai 0.6 cm atau lebih, seringkali diperlukan pembedahan. Dapat
juga mengangkat sehingga gusi yang tertinggal bisa direkatkan lagi lebih
erat kegigi dan penderita bisa membersihkanplaknya dirumah.jika
terbentuk abses, diberikan antibiotik, kedalam kantong yang dalam bisa
dimasukkan flamen yang mengandung antibiotik, sehingga obat bisa
19
mencapai daerah yang sakit dalam konsentrasi yang tinggi. Abses
periodontal menyebabkan serangan pengrusakan tulang tetapi
pengobatan segera dengan pembedahan dan antibiotik memungkinkan
tulang yang rusak untuk tumbuh kembali.
g. Pencegahan
9. Abses Periodontal
Abses periodontal merupakan suatu abses yang terjadi pada gingiva
atau pocket periodontal. Hal ini terjadi akibat adanya faktor iritasi, seperti
plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan.
Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar sehingga terjadi
gigi goyang.
a. Manifestasi Klinis
Gingiva bengkak, mukosa sekitarnya meningkat kebiru-biruan, dan terasa
sangat sakit. Penderita merasa sakit bila giginya beradu. Terkadang
disertai demam.
20
b. Penatalaksanaan
Pemeriksaan foto rotgen dilakukan untuk melihat besarnya
kerusakan tulang dan melihat prognosisnya.
Drainase pus
Pemeberian antibiotic
Pembersihan plak dan kalkulus
Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan meningkatkan
kebersihan mulut.
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada bagian gigi manusia tersusun atas emoat bagian jaringan yakni :
1. Mahkota
2. Leher
3. Akar
4. Email
5. Dentin/ Tulang
6. Rongga Gigi
7. Semen/ Sementum
22
23