AUDIO VIDEO
KP.03
PRODUKSI FILM
P4TK
BMTI
Dept. Elit P4TK-BMTI
Authored by: Sutandi
1
KP-03
Produksi Film
A. Tujuan
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan belajar 1 ini adalah :
1. Melalui observasi guru pembelajar memahami Jenis Kamera
2. Melalui observasi guru pembelajar memahami Jenis Lensa
3. Melalui observasi guru pembelajar memahami Proses Produksi
B. Indikator Keberhasilan
1. Melalui observasi guru pembelajar dapat mengidentifikasi Lensa Kamera
2. Melalui observasi guru pembelajar dapat menyebutkan Jenis Lensa Kamera berserta
Fugsinya
3. Melalui observasi guru pembelajar dapat menjelaskan Proses Pengambilan Gambar
C. Uraian Materi
Sejak awal kemunculannya hingga kini, terdapat berbagai jenis kamera video
dengan ukuran dan bentuk yang beragam yang disesuaikan dengan berbagai macam
situasi. Berikut adalah beberapa jenis kamera video yang digunakan untuk berbagai
kepentingan, diantaranya adalah :
1. Kamera Studio
Dilihat dari namanya saja pasti kita sudah tau ya bahwa kamera ini biasanya
diguanakan untuk merekam sebuah gambar bergerak di dalam studio. Jenis-jenis
kamera ini biasanya memiliki ukuran yang sangat besar. Ukurannya yang sangat besar
ini juga menyebabkan beban kamera ini cukup berat dan kurang cocok jika digunakan
di luar ruangan. Untuk menggerakkan kamera ini biasanya dipasangkan roda pada
tripod nya.selain dengan menggunakan tripod, kamera ini juga dapat dikendalikan
secara hidrolik atau pnematik yakni dengan menggunakan bantuan pedestal studio.
3
2. Kamera Lapangan
3. Camcorder
4
Camcorder adalah singkatan dari camera recorder. Jenis kamera video ini
merupakan kamera video portable yang dilengkapi dengan videotape recorder. Selain
videotape recorder, kamera ini juga bisa ditampah dengan alat perekam gambar
lainnya hingga membentuk suatu kamera yang lengkap dan bisa dibawa kemana pun
dengan mudah. Kamera ini biasanya digunakan oleh para pemburu berita atau biasa
kita sebut dengan wartawan untuk mendapatkan video informasi ter-update.
4. HDV Camcorder
HDV camcorder ini merupakan jenis kamera video porable dengan kualitas
tinggi. Tingkat kualitas dari video yang bagus tersebut dikarenakan pada kamera
portable jenis ini menggunakan lensa dengan kualitas tinggi serta tambahan alat video
recorder superior.
5. 3D Camcorder
5
Jenis kamera video portable yang selanjutnya adalah 3D camcorder. Melalui
3D camcorder ini, gambar bergerak atau video yang diambil dapat disimpan ke dalam
bentuk berkas digital.
6. Kamera EFP
7. Kamera ENG
6
Berbeda lagi dengan kamera ENG yang merupakan kepanjangan dari
electronic news gathering. Jenis kamera video ini merupakan salah satu kamera yang
khusus digunakan oleh operator jurnalistik di tv. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, sekarang kamera ENG dapat pula digunakan dalam pembuatan film drama,
dokumenter, serta dapat pula digunakan untuk perekaman video pelatihan pada suatu
perusahaan.
8. Kamera HDTV
Kamera HDTV merupakan salah satu jenis kamera video yang dapat
digunakan di dalam studio maupun di luar ruangan atau di lapangan. Kamera ini
menghasilkan gambar yang tajam yang disertai pula dengan ketajaman warna pada
video yang dihasilkan. Selain warna, kontras pada videonya pun sangat bagus, bahkan
lebih bagus dari kamera televisi standar.
7
Jenis kamera video ini merupakan kamera camcorder yang dilengkapi dengan
fitur sinematografis baik yang telah terpasang pada kamera atau pun yang belum
terpasang pada kamera.
8
bisa juga untuk merakam sebuah video, banyak terdapat pada ponsel atau
Smartphone sebagai fitur pelengkap.
9
Dalam dunia fotografi dan videografi jenis lensa kamera yang digunakan. akan
mempengaruhi hasil gambar atau film nantinya. Ada dua komponen utama yang
membentuk sebuah kamera. Yang pertama adalah body kamera dan yang kedua
adalah lensa. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Sebab, jika salah satu di antaranya
lepas dari perhatian, maka kamera tidak akan berjalan sebagaimana fungsinya.
10
a. Jenis lensa kamera zoom
Lensa zoom merupakan lensa kamera yang panjang fokal lensanya bisa
diubah-ubah. Salah satu lensa zoom yang paling terkenal dan mungkin sudah
kamu miliki adalah lensa kit.
Umumnya, panjang fokal lensa kit dimulai dari 18mm dan berakhir di
55mm. Lensa ini bisa menjadi salah satu lensa yang terkenal karena harganya
yang relatif murah, tetapi kualitasnya masih bisa diandalkan.
Kelebihan utama yang dimiliki oleh lensa zoom adalah fleksibelitas yang
bisa didapatkan hanya dalam satu lensa. Artinya, Kita tidak perlu mengganti-ganti
lensa lagi untuk bisa mendapatkan jarak fokal lensa yang diinginkan.
Jika ingin memotret dengan fokal lensa lebar, fotografer tinggal memindah
ke tentang fokal lebar seperti 18mm. Namun jika Anda ingin mengambil gambar
dengan jarak fokal tele, kita dapat memutarnya kembali ke posisi 55mm.
Selain soal kualitas gambar yang lebih baik dari lensa zoom, masih ada
beberapa keuntungan lagi yang dimiliki oleh lensa fix: harganya lebih murah,
body-nya yang lebih ringan, dan memiliki bukaan maksimum yang lebih besar
(umumnya di f/1.8 – 1.2). Untuk kekurangannya, lensa kamera ini tidak
memungkinkan untuk melakukan zoom. Maka, harus maju dan muncur secara
manual untuk mengomposisikan gambar.
12
pencahayaan yang rendah. Jika menggunakan kamera dengan lensa standar,
dapat menggunakannya untuk memotret landscape dan portrait.
13
c. DSLR fokus panjang (long-focus lens)
Lensa kamera yang memiliki fokus lebih panjang ini sangat berguna bila
digunakan untuk memotret objek yang jauh.
Jenis lensa kamera ini sangat berat dan sudut pandang yang terbatas.
Sehingga, penggunaan shutter speed yang lebih cepat menjadi sesuatu yang
penting untuk menghindari gerakan kamera.
14
Mirror lens menggunakan kombinasi antara elemen kaca dan cermin
untuk membelokkan cahaya yang masuk ke dalam lensa serta berjalan menyusuri
laras cahaya.
Sebuah lensa dengan jenis ini membentang antara 75-300mm dan terdiri
dari enam lensa dengan panjang fokus yang tetap. Pada umumnya, telephoto
zoom lens ini banyak digunakan oleh para fotografer olahraga dan fotografer
satwa liar.
Selain itu, jenis lensa kamera telephoto zoom juga dapat digunakan untuk
memotret arsitektur dan landscape secara lebih detail.
16
Secara linear, jenis lensa kamera ultra wide-angle yang awalnya memiliki
panjang fokus sekitar 21mm ini turun menjadi hanya sekitar 15mm.
Jenis lensa ini bisa menjadi alat yang cukup ampuh untuk melebh-
lebihkan kedalaman dan ukuran relatif foto. Namun, lensa ultra wide-angle ini juga
merupakan salah satu jenis lensa yang paling sulit dipelajari cara
penggunaannya.
Jenis lensa kamera ini mirip dengan lensa tilt-shift, kecuali dalam hal
mekanisme kemiringan. Lensa geser miring memungkinkan fotografer untuk
melampaui batasan normal kedalaman lapangan dan perspektif.
Ada banyak trik optik yang bisa digunakan dengan jenis lensa kamera ini
yang tidak bisa diproduksi secara digital. Sehingga menjadikannya suatu
keharusan untuk foto-foto landscape, arsitektur, ataupun produk tertentu.
17
i. DSLR makro (macro lens)
Lensa makro ini khusus dirancang untuk digunakan pada jarak fokus yang
relatif sangat dekat. Jenis lensa kamera ini tersedia dengan panjang fokus yang
bervariasi, mulai dari 50mm hingga 200mm.
Ketika mengambil gambar sebuah objek secara close up di luar ruangan,
lensa makro yang lebih panjang dapat menghasilkan sebuah gambar besar
dengan latar belakang yang tampak menjauh.
Dan apabila bergerak lebih dekat dengan lensa makro yang lebih pendek,
hal tersebut dapat menyebabkan terhalangnya cahaya untuk masuk ke lensa.
18
j. DSLR telefoto (telephoto lens)
Satu jenis lensa kamera telephoto memiliki optic yang secara khusus
dirancang untuk memungkinkannya memiliki panjang fokus yang panjang dalam
laras yang relatif pendek. Sebagian lensa telephoto memiliki panjang lensa yang
tetap.
Telephoto lens dengan panjang fokus 400mm memerlukan beberapa jenis
dukungan kamera.Untuk memastikan berbagai macam kemampuan menuver,
seorang fotografer olahraga akan sering menggunakan monopod. Contohnya
adalah Canon F-1 35mm.
19
Extreme long-focus lens ini memiliki panjang fokus di atas 400mm. Jenis
lensa kamera ini merupakan lensa khusus yang pada umumnya tidak ditemukan
pembesaran standar.
Lensa fish eye ini merupakan bagian dari kelompok lensa wide-angle yang
memiliki lebar 6-8mm.
20
Jenis lensa kamera ini dapat digunakan untuk merekam gambar secara
melingkar minimal 180 derajat dengan beberapa lensa melihat ke belakang
kamera dengan sudut pandang 220 derajat.
Gambar yang dihasilkan oleh jenis lensa kamera ini sangatlah terdistorsi
dengan garis vertikal serta garis horizontal yang berbelok.
Pada umumnya, lensa kamera ini digunakan para fotografer untuk
memotret panorama dan artistik.
21
Tahap ini fokus pada pengambilan gambar/visual (shooting) beserta audio dari
sebuah film. Biasanya disebut shooting day. Sebagai kelanjutan tulisan beberapa hari
yang lalu tentang "Tahapan-tahapan dalam Produksi film", mari kita lanjutkan obrolan
tentang produksi film berikutnya.
Jika pada kegiatan pembelajaran sebelumnya kita fokus pada Tahap A. Pra-
Produksi (Pre-Production), Konsep naskah di sini yang memuat, visi, misi, tujuan film
dibuat, jenis/genre film, durasi, segmentasi penontonnya dan perangkat-perangkat
dasar yang melatarbelakangi sebuah film dibuat sekarang kita konsentrasi pada tahap
Produksi (Production).
Di samping itu, jika belum siap dari satu atau beberapa divisi, sangat beresiko
adanya hambatan, dan ini beresiko akan terjadi perpanjangan waktu dari estimasi yang
telah dikalkulasi secara baik oleh Pimpro dan Kru yang lain. Jika terjadi perpanjangan
waktu, maka akan terjadi pembengkakan pada biaya. Dan otomatis akan menggeser
kalkulasi Produser pada nilai ekonomis film yang kita garap.
Dari kalangan top level produksi film; mulai Produser, Sutradara, Pimpinan
Produksi, sampai pada kru lapisan selanjutnya; Director of Photography (DOP), Art
Director & Artistic, Sound Designer, Sound Director, Unit Manager, Location Manager,
Wardrobe, Make-up, Talent Coordinator, bahkan sampai PU (Pelaksana Umum) dan
Runner, semua harus sudah sepakat pada pekerjaannya masing-masing. Tahap ini
saya ibaratkan sebagai sebuah jalan yang terbuka dan kita tinggal melangkah.
Untuk menyatakan fixed tidaknya sebuah persiapan Produksi, maka perlu Final
Checking pada semua divisi. Dan ini akan lebih baik jika dilakukan dengan sebuah
Rapat Pleno Final Checking persiapan produksi. Di sini peran Pimpinan Produksi
sangat penting, dan didampingi oleh Sutradara dalam memeriksa satu demi satu
22
persiapan Produksi. Dalam Rapat Pleno Final Checking lebih baik Pimpro (Pimpinan
Produksi) membuat check-list untuk panduan dalam menge-check persiapan yang
dilakukan.
Apakah semua pemain dan kru film telah siap dan sepakat dengan jadwal
produksi, termasuk kontrak kerja yang telah ditentukan? Ini yang kadang-kadang
acap kali menjadi hambatan. Karena skedul mereka berbeda-beda aktifitas dan job
kerjanya. Biasanya sebagai acuan yang utama adalah skedul pemain. Apalagi
memakai pemain artis ibukota. Dan biasanya Tim Produksi akan menyesuaikan.
23
Sebagai contohsebuah produksi film melakukan seleksi untuk calon pemain
utama sebuah Film. Dimana harus menentukan satu di antara dua calon pemain
utama.Tokoh utama dalam naskah yang diinginkan mempunyai karakter seorang
perempuan sederhana, secara visual kurus, lugu, kulit hitam manis, dan rambut
lurus dan panjang.
Pilihan pertama adalah seorang artis (inisial HS) dengan budget "x" dan
yang kedua non-artis dengan budget "y" (dibawah nominal calon pertama). Sebuah
pilihan yang cukup sulit. Pilihan yang pertama sangatlah bagus dimana dengan
memakai pilihan artis yang cukup populer, akan mempunyai nilai tambah film ini.
Kesiapan Pemain (talent) dalam konteks ini juga diiringi dengan kesiapan
Talent Coordinator untuk siap mengkoordinasikan semua talent sesuai dengan
skedul produksi.
b. Kesiapan Lokasi
Apakah semua lokasi telah clear dan disepakati? Jika sudah, apakah
semua lokasi telah mendapatkan ijin dari pemiliknya? Ini penting, dan jangan
sampai waktu produksi telah siap, ternyata bubar gara-gara perijinan belum diurus.
Dan jangan lupa kesepakatan-kesepakatan dengan pihak pemilik lokasi terkait
kebersihan, atau biaya-biaya yang harus dibayarkan, jika dikenakan biaya.
24
pemain dan kru film. Bagaimana jika lokasi di alam terbuka dan jauh dengan rumah
penduduk? Tentu tim produksi harus menyiapkan ruang buatan, bisa dengan tenda.
Apakah alat yang dibutuhkan telah dipesan? Dan apakah alat yang dipesan
sudah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan? Ini wilayah DOP (Director Of
Photography) dan Sound Director yang harus berkoordinasi dengan Pimpinan
Produksi.
Tim Produksi juga harus pinter-pinter memilih alat yang akan disewa.
Dengan pertimbangan budget, kita bisa memilih alat yang sama dengan harga yang
lebih murah. Tentu prinsip ekonomi perlu diterapkan.
Dalam bedah naskah biasanya dibahas masalah setting & property, tapi
kadang-kadang Art Director & Kru Property kesulitan menemukan property yang
diinginkan sutradara. Maka pilihannya bisa membuat setting property sendiri. Ini
perlu di-check, apakah setting property sudah siap?
Kesiapan setting dan property bisa meliputi barang-barang yang disewa dan
barang-barang yang harus dibuat sendiri. Sebaiknya sebelum shooting day dimulai,
property sudah ready. Karena jika disiapkan sambil jalan (dalam masa produksi)
pekerjaan akan terasa terburu-buru dan berakibat hasil yang kurang maksimal.
25
e. Kesiapan Talent Coordinator
Make-up pun perlu disiapkan alat atau bahan mana yang dibutuhkan untuk
semua adegan dalam film. Apakah semua bahan telah siap? Ini termasuk bahan-
bahan untuk efek luka atau efek tua, misalnya. Atau dalam film horor biasanya
membutuhkan bahan-bahan untuk efek menyeramkan. Jangan sampai ada bahan
yang membahayakan untuk kesehatan pemain. Misalnya menggunakan kopi untuk
26
efek kulit agar tampak agak coklat kehitaman. Atau efek-efek lain dengan
menggunakan bahan yang tidak membahayakan bagi kulit pemain.
g. Kesiapan Konsumsi
h. Kesiapan Transportasi
27
6) Armada untuk alat dan bahan property,
7) Armada untuk PU, Runner beserta Kru-nya,
8) Armada Divisi Wardrobe &Make-up beserta bahan dan alat-alatnya
9) Armada untuk Genset
10) Armada untuk antar-jemput pemain, dan Armada-armada lain sesuai dengan
kebutuhan.
i. Shooting
2) Gaffer dan divisi lighting menyiapkan Lighting, genset dan alat-alat yang lain.
Perlu diposisikan dari sudut mana lampu harus dipasang, dan dengan lampu
jenis apa yang dibutuhkan. Termasuk intensitas cahaya perlu diukur agar bisa
selaras dengan scene-scene yang lain.
28
Tentu sebelum ini divisi Wardrobe telah konsultasi dengan Sutradara, apakah
kostum yang akan dipakai sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
sutradara/naskah atau belum. Jangan sampai sudah masuk shooting day,
bagian wardrobe salah menggunakan kostum pemain, sehingga harus mencari
kostum penggantinya.
Perlu finalisasi adegan (latihan) sebelum take shooting. Biar pada waktu
shooting, sutradara tidak capek mengulang-ulang adegan. Di samping itu yang
29
lebih penting adalah, biar shooting lebih efektif, hemat waktu dan otomatis
hemat biaya juga.
Location manager dan Kru lainnya juga bisa membantu meng-amankan lokasi,
dengan mencegah warga untuk tidak lewat di sekitar lokasi shooting, tentu
dengan sopan santun diterapkan agar semuanya berjalan lancar.
Sebelum menginjak pada bagian ke-3 (Post-Production), ada beberapa hal yang
perlu ditekankan pada waktu produksi film:
30
atau langkah-langkah lain yang harus dilakukan pada saat produksi yang
sangat dibutuhkan dalam proses editor.
Maka komunikasi yang intens oleh sutradara & editor, bahkan dengan DOP
dan bagian lain menjadi sangat penting. Ini semata-mata untuk efektifitas
produksi film.
c) Semua Tim Produksi (Kru Film) harus menjaga kebersihan lokasi shooting.
Jangan sampai ada complainwarga. Tradisi menjaga kebersihan lokasi
shootingharus dibudayakan, agar warga juga senang dengan adanya
aktifitas kita.
d) Jika telah selesai pengambilan gambar, dan equipment & property ada yang
sudah tidak dipakai lagi, sebaiknya segera dikembalikan. Agar tidak
membengkak biaya sewanya.
31
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam kegiatan ini guru pembelajar akan melakukan pengambilan gambar dengan
panduan naskah dan storyboard, yang telah didiskusikan pada kelompok kerjanya terkait
produk yang akan diambil.
1. Peserta menyiapkan naskah dan storyboard dari video yang akan diambil
2. Peserta menganalisis storyvboard dan naskah
3. Peserta melakukan pengambilan gambar dimasing masing tempat nya masing , seusai
scene yang sudah didiskusikan
4. Peserta mendiskusikan hasil pengambilan gambar, dan melakukan koreksi jika ada
yang perlu di ambil gambar ulang
5. Peserta berdiskusi dan bersepakat untuk menggabungkan video hasil shooting pada
tahapan post production.
32
SUMBER REFERENSI :
33