Anda di halaman 1dari 33

DIKLAT EDITING

AUDIO VIDEO
KP.03
PRODUKSI FILM

P4TK
BMTI
Dept. Elit P4TK-BMTI
Authored by: Sutandi

1
KP-03
Produksi Film
A. Tujuan
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan belajar 1 ini adalah :
1. Melalui observasi guru pembelajar memahami Jenis Kamera
2. Melalui observasi guru pembelajar memahami Jenis Lensa
3. Melalui observasi guru pembelajar memahami Proses Produksi

B. Indikator Keberhasilan
1. Melalui observasi guru pembelajar dapat mengidentifikasi Lensa Kamera
2. Melalui observasi guru pembelajar dapat menyebutkan Jenis Lensa Kamera berserta
Fugsinya
3. Melalui observasi guru pembelajar dapat menjelaskan Proses Pengambilan Gambar

C. Uraian Materi

Kamera video adalah kamera yang digunakan untuk pengambilan gambar


bergerak secara elektronik untuk kepentingan produksi televisi siaran atau produksi
video. Selain itu, kamera video juga digunakan keamanan, kesehatan, dan lain
sebagainya. Berbeda dengan produksi televisi siaran dimana pengambilan gambar
ditujukan untuk disiarkan kepada khalayak umum secara luas, produksi video
umumnya ditujukan untuk pembuatan program non-siaran.

Produksi video umumnya didistribusikan melalui DVD atau secara daring


misalnya melalui situs YouTube atau media sosial lainnya. Kini, seiring dengan sejarah
perkembangan teknologi komunikasi, berbagai stasiun televisi telah memanfaatkan
kehadiran internet sebagai alat komunikasi guna mendistribusikan produksi televisi
secara non-siaran atau secara daring.
2
Sebagaimana dalam fotografi, kamera video adalah perangkat utama yang
mutlak ada dalam produksi televisi siaran. Seorang operator kamera dalam produksi
televisi siaran harus memahami berbagai teknik dasar fotografi, macam-macam lensa
kamera, macam-macam komposisi fotografi, dan lain-lain. Selain itu, operator kamera
juga harus mengenali kamera dengan baik agar dapat mengambil gambar dengan baik
dan lebih kreatif sehingga dapat berkomunikasi secara visual sehingga komunikasi
yang efektif pun dapat tercapai.

Sejak awal kemunculannya hingga kini, terdapat berbagai jenis kamera video
dengan ukuran dan bentuk yang beragam yang disesuaikan dengan berbagai macam
situasi. Berikut adalah beberapa jenis kamera video yang digunakan untuk berbagai
kepentingan, diantaranya adalah :

1. Kamera Studio

Dilihat dari namanya saja pasti kita sudah tau ya bahwa kamera ini biasanya
diguanakan untuk merekam sebuah gambar bergerak di dalam studio. Jenis-jenis
kamera ini biasanya memiliki ukuran yang sangat besar. Ukurannya yang sangat besar
ini juga menyebabkan beban kamera ini cukup berat dan kurang cocok jika digunakan
di luar ruangan. Untuk menggerakkan kamera ini biasanya dipasangkan roda pada
tripod nya.selain dengan menggunakan tripod, kamera ini juga dapat dikendalikan
secara hidrolik atau pnematik yakni dengan menggunakan bantuan pedestal studio.

3
2. Kamera Lapangan

Kamera lapangan merupakan jenis kamera studio yang biasanya diguankan


dalam kegiatan yang berlokasi di lapangan atau tempat terbuka. Kamera video jenis ini
memiliki ukuran yang relatif kecil jika dibandingkan dengan kamera studio.
Penggunaan kamera ini biasanya menggunakan lensa dengan rasio zoom yang lebih
tinggi. Tak jauh berbeda dengan kamera studio, kamera ini juga menggunakan alat
bantu tripod sebagai penyangganya.

3. Camcorder

4
Camcorder adalah singkatan dari camera recorder. Jenis kamera video ini
merupakan kamera video portable yang dilengkapi dengan videotape recorder. Selain
videotape recorder, kamera ini juga bisa ditampah dengan alat perekam gambar
lainnya hingga membentuk suatu kamera yang lengkap dan bisa dibawa kemana pun
dengan mudah. Kamera ini biasanya digunakan oleh para pemburu berita atau biasa
kita sebut dengan wartawan untuk mendapatkan video informasi ter-update.

4. HDV Camcorder

HDV camcorder ini merupakan jenis kamera video porable dengan kualitas
tinggi. Tingkat kualitas dari video yang bagus tersebut dikarenakan pada kamera
portable jenis ini menggunakan lensa dengan kualitas tinggi serta tambahan alat video
recorder superior.
5. 3D Camcorder

5
Jenis kamera video portable yang selanjutnya adalah 3D camcorder. Melalui
3D camcorder ini, gambar bergerak atau video yang diambil dapat disimpan ke dalam
bentuk berkas digital.

6. Kamera EFP

EFP merupakan kepanjangan dari electronic field production. Jenis kamera


video yang satu ini memiliki kualitas yang sangat tinggi. Selain itu, kamera ini juga
memiliki kemiripan dengan kamera studio yang disertai dengan berbagai macam
konfigurasi yang ada pada kamera.

7. Kamera ENG

6
Berbeda lagi dengan kamera ENG yang merupakan kepanjangan dari
electronic news gathering. Jenis kamera video ini merupakan salah satu kamera yang
khusus digunakan oleh operator jurnalistik di tv. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, sekarang kamera ENG dapat pula digunakan dalam pembuatan film drama,
dokumenter, serta dapat pula digunakan untuk perekaman video pelatihan pada suatu
perusahaan.

8. Kamera HDTV
Kamera HDTV merupakan salah satu jenis kamera video yang dapat
digunakan di dalam studio maupun di luar ruangan atau di lapangan. Kamera ini
menghasilkan gambar yang tajam yang disertai pula dengan ketajaman warna pada
video yang dihasilkan. Selain warna, kontras pada videonya pun sangat bagus, bahkan
lebih bagus dari kamera televisi standar.

9. Kamera Sinema Elektronik

7
Jenis kamera video ini merupakan kamera camcorder yang dilengkapi dengan
fitur sinematografis baik yang telah terpasang pada kamera atau pun yang belum
terpasang pada kamera.

10. Kamera DSLR


DSLR adalah singkatan dari “Digital Single Lens Reflex”. Dalam bahasa yang
sederhana, DSLR adalah kamera digital yang menggunakan cermin untuk
memindahkan cahaya dari lensa ke jendela bidik (viewfinder) , yang merupakan lubang
di bagian belakang kamera dimana Anda dapat melihat/mengintip melaluinya untuk
melihat gambar apa yang ambil.

11. Kamera Smartphone


Fitur Istilah pada Kamera HP atau Smartphone. Kamera adalah suatu set alat
yang terintegrasi, digunakan sebagai alat untuk menghasilkan tampilan gambar dan

8
bisa juga untuk merakam sebuah video, banyak terdapat pada ponsel atau
Smartphone sebagai fitur pelengkap.

12. Kamera CCTV

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video


digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau
tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi
tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan
sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali
digunakan untuk mengawasi area publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang
Militer, Pabrik maupun Pergudangan.

9
Dalam dunia fotografi dan videografi jenis lensa kamera yang digunakan. akan
mempengaruhi hasil gambar atau film nantinya. Ada dua komponen utama yang
membentuk sebuah kamera. Yang pertama adalah body kamera dan yang kedua
adalah lensa. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Sebab, jika salah satu di antaranya
lepas dari perhatian, maka kamera tidak akan berjalan sebagaimana fungsinya.

Ada macam-macam lensa kamera yang dibuat untuk kebutuhan-kebutuhan


tertentu dalam pengambilan gambar. Pemilihan lensa yang tepat tentunya akan
menghasilkan gambar dengan kualitas yang baik. Begitu pula sebaliknya. Maka dari
itulah, perlu untuk memiliki pemahaman yang baik mengenaik macam-macam jenis
lensa kamera agar dapat mengasilkan foto yang bernilai estetika tinggi.

1. Fungsi Lensa Kamera


Lensa kamera merupakan bagian penting dari kamera karena lensa kamera
memiliki peran dalam pengaturan cahaya dan penentuan kualitas gambar yang akan
dihasilkan.
Seperti fungsi lensa pada mata. Fungsi lensa pada kamera untuk
memfokuskan pantulan cahaya dari obyek agar dapat secara tepat ditangkap oleh
sensor pada kamera.

2. Jenis Lensa Kamera


Sebelum mengetahui jenis-jenis lensa kamera khusus, seorang videographer
atau fotogrfer harus mempelajari jenis-jenis kamera pada umumnya terlebih dahulu.
Dalam fotografi, lensa yang biasa dipakai secara garis besar terbagi menjadi dua jenis,
yaitu: lensa zoom dan lensa fix. Kedua jenis lensa ini memiliki keunikannya masing-
masing.

10
a. Jenis lensa kamera zoom

Lensa zoom merupakan lensa kamera yang panjang fokal lensanya bisa
diubah-ubah. Salah satu lensa zoom yang paling terkenal dan mungkin sudah
kamu miliki adalah lensa kit.

Umumnya, panjang fokal lensa kit dimulai dari 18mm dan berakhir di
55mm. Lensa ini bisa menjadi salah satu lensa yang terkenal karena harganya
yang relatif murah, tetapi kualitasnya masih bisa diandalkan.

Kelebihan utama yang dimiliki oleh lensa zoom adalah fleksibelitas yang
bisa didapatkan hanya dalam satu lensa. Artinya, Kita tidak perlu mengganti-ganti
lensa lagi untuk bisa mendapatkan jarak fokal lensa yang diinginkan.

Jika ingin memotret dengan fokal lensa lebar, fotografer tinggal memindah
ke tentang fokal lebar seperti 18mm. Namun jika Anda ingin mengambil gambar
dengan jarak fokal tele, kita dapat memutarnya kembali ke posisi 55mm.

b. Jenis lensa kamera fix (tetap)


Lensa fix atau lensa tetap ini merupakan kebalikan dari lensa zoom yang
sudah dijabarkan sebelumnya. Jarak fokal dari lensa ini tidak dapat diubah-ubah.
11
Anda hanya dapat menggunakan kamera dengan fokal lensa yang sudah tertera
di body lensa tersebut. Sebagai contoh, jika Anda memiliki lensa fix 50mm, berarti
Anda tidak akan bisa memotret landscape dan mendapatkan sudut pandang yang
sama dengan lensa 18mm meskipun mundur hingga jarak yang jauh. Hasilnya
akan berbeda.

Namun, penggunaan lensa fix ini memiliki keuntungannya sendiri.


Keuntungan utama dari lensa fix adalah kualitasnya yang secara rata-rata lebih
baik daripada lensa zoom di tentang harga yang sama. Mengapa?

Hal ini disebabkan oleh pembuatan lensa zoom yang membutuhkan


struktur lensa yang lebih kompleks. Sehingga, jumlah elemen dalam jenis lensa
kamera zoom pun akan lebih banyak. Secara teoritis, semakin banyak elemen
yang dilalui oleh cahaya, maka kualitas gambar akan menurun.

Selain soal kualitas gambar yang lebih baik dari lensa zoom, masih ada
beberapa keuntungan lagi yang dimiliki oleh lensa fix: harganya lebih murah,
body-nya yang lebih ringan, dan memiliki bukaan maksimum yang lebih besar
(umumnya di f/1.8 – 1.2). Untuk kekurangannya, lensa kamera ini tidak
memungkinkan untuk melakukan zoom. Maka, harus maju dan muncur secara
manual untuk mengomposisikan gambar.

3. Jenis Lensa Kamera DSLR dan Fungsinya


Dari dua jenis lensa kamera yang umum di atas, kita bisa menemukan
beberapa jenis lensa kamera yang khusus untuk digunakan di kamera DSLR yang
dimiliki. Macam-macam jenis lensa kamera DSLR dan fungsinya tersebut adalah:

a. DSLR standar (standard lens)


Lensa standar pada kamera DSLR ini dapat menghasilkan gambar yang
secara keseluruhan begitu mirip dengan apa yang kita lihat dengan mata. Jenis
lensa yang satu ini pada umumnya memiliki lebar aperture yang maksimal,
sehingga membuatnya dapat digunakan dalam situasi-situasi dengan

12
pencahayaan yang rendah. Jika menggunakan kamera dengan lensa standar,
dapat menggunakannya untuk memotret landscape dan portrait.

b. DSLR sudut lebar (wide-angle lens)

Jika dibandingkan dengan lensa standar, wide-angle lens ini memiliki


sudut pandang yang lebih lebar. Lensa yang satu ini bisa jadi sangat ideal untuk
kamu gunakan memotret sekelompok orang atau ketika bekerja dalam ruang yang
terbatas.

Namun, dalam penggunaannya pun perlu memerhatikan jarak antara


lensa dengan objek. Sebab, jika lensa wide-angle ini digunakan sangat dekat
dengan objek akan menimbulkan distorsi. Jenis lensa kamera ini umumnya
digunakan untuk memotret arsitektur, interior, dan landskap.

13
c. DSLR fokus panjang (long-focus lens)
Lensa kamera yang memiliki fokus lebih panjang ini sangat berguna bila
digunakan untuk memotret objek yang jauh.

Jenis lensa kamera ini sangat berat dan sudut pandang yang terbatas.
Sehingga, penggunaan shutter speed yang lebih cepat menjadi sesuatu yang
penting untuk menghindari gerakan kamera.

d. DSLR cermin (mirror lens)

14
Mirror lens menggunakan kombinasi antara elemen kaca dan cermin
untuk membelokkan cahaya yang masuk ke dalam lensa serta berjalan menyusuri
laras cahaya.

Cermin-cermin yang ada di dalam lensa kamera ini akan memantulkan


cahaya ke atas dan ke bawah laras lensa serta memanipulasi sinar cahaya yang
memungkinkan focal length yang panjang menjadi terkandung di dalam ruang
yang pendek secara fisik.

e. DSLR wide-angle zoom

Lensa wide-angle zoom membentang antara 21-35mm yang secara


efektif terdiri dari tiga lensa yang masing-masingnya berukuran 21mm, 28mm, dan
35mm.
Kelebihan dari jenis lensa kamera ini adalah dapat memilih pengaturan
jarak fokus menengah. Namun, lensa wide-angle zoom ini cenderung lebih lambar
kerjanya dan lebih berat bebannya.
Hadirnya jenis lensa kamera wide-angle zoom ini ditujukan untuk
menampilkan distorsi gambar dengan cara yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan lensa wide-angle yang memiliki panjang fokus tetap.
Lensa ini biasanya digunakan untuk memotret interior, arsitektur, dan
lansekap.
15
f. DSLR telephoto zoom

Sebuah lensa dengan jenis ini membentang antara 75-300mm dan terdiri
dari enam lensa dengan panjang fokus yang tetap. Pada umumnya, telephoto
zoom lens ini banyak digunakan oleh para fotografer olahraga dan fotografer
satwa liar.
Selain itu, jenis lensa kamera telephoto zoom juga dapat digunakan untuk
memotret arsitektur dan landscape secara lebih detail.

g. DSLR ultra wide-angle

16
Secara linear, jenis lensa kamera ultra wide-angle yang awalnya memiliki
panjang fokus sekitar 21mm ini turun menjadi hanya sekitar 15mm.

Jenis lensa ini bisa menjadi alat yang cukup ampuh untuk melebh-
lebihkan kedalaman dan ukuran relatif foto. Namun, lensa ultra wide-angle ini juga
merupakan salah satu jenis lensa yang paling sulit dipelajari cara
penggunaannya.

h. DSLR shift lens

Dikenal juga sebagai lensa kendali perspektif. Lensa ini dimanakan


demikian karena jenis lensa kamera shift lens ini dapat digeser dalam kaitannya
dengan framing film. Dengan menggunakan shift lens, kamu dapat menjaga
kamera tetap sejajar dan hanya menggeser lensa ke atas untuk merekam gambar
agar tidak terkenal distorsi.

Jenis lensa kamera ini mirip dengan lensa tilt-shift, kecuali dalam hal
mekanisme kemiringan. Lensa geser miring memungkinkan fotografer untuk
melampaui batasan normal kedalaman lapangan dan perspektif.

Ada banyak trik optik yang bisa digunakan dengan jenis lensa kamera ini
yang tidak bisa diproduksi secara digital. Sehingga menjadikannya suatu
keharusan untuk foto-foto landscape, arsitektur, ataupun produk tertentu.
17
i. DSLR makro (macro lens)

Lensa makro ini khusus dirancang untuk digunakan pada jarak fokus yang
relatif sangat dekat. Jenis lensa kamera ini tersedia dengan panjang fokus yang
bervariasi, mulai dari 50mm hingga 200mm.
Ketika mengambil gambar sebuah objek secara close up di luar ruangan,
lensa makro yang lebih panjang dapat menghasilkan sebuah gambar besar
dengan latar belakang yang tampak menjauh.
Dan apabila bergerak lebih dekat dengan lensa makro yang lebih pendek,
hal tersebut dapat menyebabkan terhalangnya cahaya untuk masuk ke lensa.

18
j. DSLR telefoto (telephoto lens)

Satu jenis lensa kamera telephoto memiliki optic yang secara khusus
dirancang untuk memungkinkannya memiliki panjang fokus yang panjang dalam
laras yang relatif pendek. Sebagian lensa telephoto memiliki panjang lensa yang
tetap.
Telephoto lens dengan panjang fokus 400mm memerlukan beberapa jenis
dukungan kamera.Untuk memastikan berbagai macam kemampuan menuver,
seorang fotografer olahraga akan sering menggunakan monopod. Contohnya
adalah Canon F-1 35mm.

k. DSLR extreme long-focus

19
Extreme long-focus lens ini memiliki panjang fokus di atas 400mm. Jenis
lensa kamera ini merupakan lensa khusus yang pada umumnya tidak ditemukan
pembesaran standar.

Jika menggunakan lensa ini dalam mengambil gambar, anda akan


membutuhkan tripod sebagai penyangganya. Bobot dari lensa ini relatif berat.
Lensa extreme long-focus ini memiliki depth of field yang dangkal dan
aperture yang secara maksimum dapat dikatakan kecil.

Sebagian besar fotografer amatir tidak memerlukan lensa tele dengan


panjang fokus yang panjang. Namun, merupakan pilihan yang populer di
kalangan fotografer satwa liat profesional dan fotografer alami. Serta, fotografer
olahraga yang tidak bisa terlalu dekat dengan tindakan (misalnya fotografer
motorsport).

l. DSLR fish eye (fish eye lens)

Lensa fish eye ini merupakan bagian dari kelompok lensa wide-angle yang
memiliki lebar 6-8mm.

20
Jenis lensa kamera ini dapat digunakan untuk merekam gambar secara
melingkar minimal 180 derajat dengan beberapa lensa melihat ke belakang
kamera dengan sudut pandang 220 derajat.
Gambar yang dihasilkan oleh jenis lensa kamera ini sangatlah terdistorsi
dengan garis vertikal serta garis horizontal yang berbelok.
Pada umumnya, lensa kamera ini digunakan para fotografer untuk
memotret panorama dan artistik.

m. DSLR cepat (fast lens)

Kecepatan lensa atau seberapa cepat lensa biasanya mengacu pada


aperture maksimum dari lensa tersebut. Semakin besar aperture, maka lensa
akan semakin cepat.
Lensa jenis ini dijelaskan dengan aperture maksimum yang biasakan
ditunjukkan oleh sebuah angka dengan huruf “f” di depannya. Misalnya f/1.8.
Semakin kecil jumlahnya, maka aperture maksimal yang dimilikinya akan semakin
besar.
Lensa dengan aperture maksimum yang besar ini disebut dengan fast
lens. Karena, lensa ini memungkinkan cahaya untuk lebih masuk ke dalamnya.
Sehingga, dapat menggunakan lensa ini untuk memotret di tempat yang
tidak banyak cahaya di sekitarnya. Biasanya, fast lens ini digunakan untuk
merekam peristiwa olahraga dalam ruangan ataupun satwa liar.

21
Tahap ini fokus pada pengambilan gambar/visual (shooting) beserta audio dari
sebuah film. Biasanya disebut shooting day. Sebagai kelanjutan tulisan beberapa hari
yang lalu tentang "Tahapan-tahapan dalam Produksi film", mari kita lanjutkan obrolan
tentang produksi film berikutnya.

Jika pada kegiatan pembelajaran sebelumnya kita fokus pada Tahap A. Pra-
Produksi (Pre-Production), Konsep naskah di sini yang memuat, visi, misi, tujuan film
dibuat, jenis/genre film, durasi, segmentasi penontonnya dan perangkat-perangkat
dasar yang melatarbelakangi sebuah film dibuat sekarang kita konsentrasi pada tahap
Produksi (Production).

Di samping itu, jika belum siap dari satu atau beberapa divisi, sangat beresiko
adanya hambatan, dan ini beresiko akan terjadi perpanjangan waktu dari estimasi yang
telah dikalkulasi secara baik oleh Pimpro dan Kru yang lain. Jika terjadi perpanjangan
waktu, maka akan terjadi pembengkakan pada biaya. Dan otomatis akan menggeser
kalkulasi Produser pada nilai ekonomis film yang kita garap.

Dari kalangan top level produksi film; mulai Produser, Sutradara, Pimpinan
Produksi, sampai pada kru lapisan selanjutnya; Director of Photography (DOP), Art
Director & Artistic, Sound Designer, Sound Director, Unit Manager, Location Manager,
Wardrobe, Make-up, Talent Coordinator, bahkan sampai PU (Pelaksana Umum) dan
Runner, semua harus sudah sepakat pada pekerjaannya masing-masing. Tahap ini
saya ibaratkan sebagai sebuah jalan yang terbuka dan kita tinggal melangkah.

Untuk menyatakan fixed tidaknya sebuah persiapan Produksi, maka perlu Final
Checking pada semua divisi. Dan ini akan lebih baik jika dilakukan dengan sebuah
Rapat Pleno Final Checking persiapan produksi. Di sini peran Pimpinan Produksi
sangat penting, dan didampingi oleh Sutradara dalam memeriksa satu demi satu

22
persiapan Produksi. Dalam Rapat Pleno Final Checking lebih baik Pimpro (Pimpinan
Produksi) membuat check-list untuk panduan dalam menge-check persiapan yang
dilakukan.

1. Thapan Produksi (Production)

Check-list yang perlu disiapkan diantaranya:

a. Pemain, Kru Film dan Skedul Produksi

Apakah semua pemain dan kru film telah siap dan sepakat dengan jadwal
produksi, termasuk kontrak kerja yang telah ditentukan? Ini yang kadang-kadang
acap kali menjadi hambatan. Karena skedul mereka berbeda-beda aktifitas dan job
kerjanya. Biasanya sebagai acuan yang utama adalah skedul pemain. Apalagi
memakai pemain artis ibukota. Dan biasanya Tim Produksi akan menyesuaikan.

Kemudian, apakah pemain/talent telah menguasai naskah? Ini catatan juga


untuk Sutradara supaya menyiapkan talent agar siap dan harus menguasai naskah.
Dianjurkan dalam masa Pra-Produksi diadakan Workshop untuk talent, baik pemain
utama, supporting talent, maupun ekstras (figuran). Ini idealnya, yang penting
adalah pemain utama dan supporting talent. Sedangkan figuran bisa on the spot
dilatih secara singkat, asal figuran mampu melakukan improvisasi secara baik.
Untuk lebih efektif waktu dan biaya, workshop sebaiknya mengacu dan
fokus pada naskah yang akan diperankan. Sehingga talent bisa menguasai naskah
secara baik dan tinggal menyesuaikan dengan lokasi di lapangan.

Di sinilah pentingnya Casting untuk para pemain. Peran Casting Director


sangat menentukan pada pilihan pemain. Baik peran utama, peran pendukung atau
figuran. Pertimbangan yang utama dalam pemilihan pemain adalah kesesuainnya
dengan naskah (scrypt). Baik dari karakter tokoh, usia dan kompetensi calon
pemain. Tapi kadang-kadang ada pertimbangan tambahan untuk hal ini, yaitu
budget produksi.

23
Sebagai contohsebuah produksi film melakukan seleksi untuk calon pemain
utama sebuah Film. Dimana harus menentukan satu di antara dua calon pemain
utama.Tokoh utama dalam naskah yang diinginkan mempunyai karakter seorang
perempuan sederhana, secara visual kurus, lugu, kulit hitam manis, dan rambut
lurus dan panjang.

Pilihan pertama adalah seorang artis (inisial HS) dengan budget "x" dan
yang kedua non-artis dengan budget "y" (dibawah nominal calon pertama). Sebuah
pilihan yang cukup sulit. Pilihan yang pertama sangatlah bagus dimana dengan
memakai pilihan artis yang cukup populer, akan mempunyai nilai tambah film ini.

Sementara pertimbangan kedua, karena pertimbangan budget. Tetapi


pilihan di harus di jatuhkan kepada pilihan pertaman. Dengan dasar perhitungan
meskipun agak mahal, tapi akan memberikan nilai lebih.

Kesiapan Pemain (talent) dalam konteks ini juga diiringi dengan kesiapan
Talent Coordinator untuk siap mengkoordinasikan semua talent sesuai dengan
skedul produksi.

b. Kesiapan Lokasi

Apakah semua lokasi telah clear dan disepakati? Jika sudah, apakah
semua lokasi telah mendapatkan ijin dari pemiliknya? Ini penting, dan jangan
sampai waktu produksi telah siap, ternyata bubar gara-gara perijinan belum diurus.
Dan jangan lupa kesepakatan-kesepakatan dengan pihak pemilik lokasi terkait
kebersihan, atau biaya-biaya yang harus dibayarkan, jika dikenakan biaya.

Jangan lupa juga Tim Produksi menyiapkan lokasi-lokasi pendukung.


Misalnya Ruang Transit Pemain, ruang Make-up, lahan parkir, tempat Genset,
tempat Konsumsi (PU), termasuk MCK, dan lain-lain yang mendukung operasional
produksi. Sepertinya ini sepele, tapi sangat penting. Apalagi jika melibatkan banyak

24
pemain dan kru film. Bagaimana jika lokasi di alam terbuka dan jauh dengan rumah
penduduk? Tentu tim produksi harus menyiapkan ruang buatan, bisa dengan tenda.

c. Kesiapan alat (equipment)

Apakah alat yang dibutuhkan telah dipesan? Dan apakah alat yang dipesan
sudah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan? Ini wilayah DOP (Director Of
Photography) dan Sound Director yang harus berkoordinasi dengan Pimpinan
Produksi.

Tim Produksi juga harus pinter-pinter memilih alat yang akan disewa.
Dengan pertimbangan budget, kita bisa memilih alat yang sama dengan harga yang
lebih murah. Tentu prinsip ekonomi perlu diterapkan.

Disamping itu, dalam skedul yang ditetapkan perlu dikalkulasi alat-alat


mana yang digunakan hanya pada scene-scene tertentu. Misalnya estimasi
shooting day ada 10 hari, penggunaan lensa tertentu hanya butuh 4 hari. Kan tidak
perlu sewa selama 10 hari? Kalkulasi-kalkulasi seperti ini juga bisa diterapkan untuk
alat-alat atau property-property lain, agar biaya produksi bisa hemat. Di samping itu
sewa dengan durasi lama, biasanya bisa kita minta discount pada pemilik
persewaan.

d. Kesiapan setting & Property

Dalam bedah naskah biasanya dibahas masalah setting & property, tapi
kadang-kadang Art Director & Kru Property kesulitan menemukan property yang
diinginkan sutradara. Maka pilihannya bisa membuat setting property sendiri. Ini
perlu di-check, apakah setting property sudah siap?

Kesiapan setting dan property bisa meliputi barang-barang yang disewa dan
barang-barang yang harus dibuat sendiri. Sebaiknya sebelum shooting day dimulai,
property sudah ready. Karena jika disiapkan sambil jalan (dalam masa produksi)
pekerjaan akan terasa terburu-buru dan berakibat hasil yang kurang maksimal.

25
e. Kesiapan Talent Coordinator

Seorang Talent Coordinator dituntut untuk melayani kebutuhan seluruh


talent, baik pemain utama, pemain pendukung atau ekstras (figuran). Berkoordinasi
dengan Unit Manager untuk melayani transportasi (jika mungkin harus antar
jemput), konsumsi, tempat transit (istirahat), ruang wardrobe dan make-up.

Dalam kasus-kasus tertentu, jika pemainnya anak-anak, kadang-kadang


talent coordinator memang harus sabar. Karena talent anak-anak kadang suka
rewel, minta jajan dll. Sehingga jika tidak terpenuhi, akan mempengaruhi mood-nya
dalam shooting. Termasuk melayani jika terjadi gangguan kesehatan atau
membutuhkan obat tertentu atau kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Catatan untuk Tim Produksi, sebaiknya disediakan tim khusus untuk


mengurus kesehatan. Mungkin bisa dari PMI atau tim medis yang lain. Ini untuk
mengantisipasi hal-hal di luar dugaan yang terkait dengan kesehatan, baik pemain
maupun kru produksi.

f. Kesiapan Wardrobe dan Make-Up

Kesiapan bagian Wardrobe dan Make-up pemain relatif sama dengan


kebutuhan bagian Property. Yang perlu di-check adalah kesiapan seluruh kostum
dan peralatan make-up semua artis pada semua scene yang dibutuhkan naskah.
Apakah semua kostum telah tersedia? Dengan cukup menyewa atau harus
bikin sendiri? Jika memungkinkan, untuk savety budget, jika kostum telah dimiliki
oleh pemain sendiri akan lebih membantu penghematan biaya produksi. Jika tidak,
maka perlu membuat sendiri atau membeli barang jadi. Jika harus bikin sendiri,
otomatis diupayakan berbahan yang tidak harus mahal.

Make-up pun perlu disiapkan alat atau bahan mana yang dibutuhkan untuk
semua adegan dalam film. Apakah semua bahan telah siap? Ini termasuk bahan-
bahan untuk efek luka atau efek tua, misalnya. Atau dalam film horor biasanya
membutuhkan bahan-bahan untuk efek menyeramkan. Jangan sampai ada bahan
yang membahayakan untuk kesehatan pemain. Misalnya menggunakan kopi untuk
26
efek kulit agar tampak agak coklat kehitaman. Atau efek-efek lain dengan
menggunakan bahan yang tidak membahayakan bagi kulit pemain.

g. Kesiapan Konsumsi

Dalam konteks kebutuhan konsumsi, Unit Manager harus mengkalkulasi


day by day kebutuhan konsumsi, baik untuk pemain maupun kru. Skedul kerja
orang film biasanya full day, kadang tak ada batasnya. Ini semata-mata untuk
mengejar target penyelesaian scene sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Disamping itu, setiap hari kadang berbeda kebutuhan konsumsinya, karena


scene-scene dalam hari-hari tertentu tidak semua pemain datang di lokasi. Maka
perlu diperhitungkan estimasi jumlah pemain dan kru produksi pada tiap hari dalam
skedule produksi. Ini yang akan menentukan budget konsumsi dalam shooting day.
Jangan sampai dipukul rata, jumlah pemain sekian, jumlah kru sekian, maka tiap
hari konsumsi berjumlah sekian. Ini tidak efektif dan potensi pada pemborosan yang
sia-sia.

h. Kesiapan Transportasi

Unit manager perlu menghitung secara detail kebutuhan transportasi. Baik


untuk pemain, maupun Kru Produksi, dan dikalkulasi day by day.
Apakah setiap divisi membutuhkan transportasi khusus? Ini tergantung
kebutuhan. Jika satu divisi melibatkan banyak orang, dan membawa banyak alat,
perlu disediakan armada khusus. Artistik & Property misalnya. Atau DOP dengan
perangkat kamera dan lightingnya, misalnya. Atau mungkin divisi-divisi yang lain.
Biasanya bagian-bagian yang membutuhkan transportasi khusus
dikelompokkan agar lebih enak koordinasinya. Diantaranya adalah:
1) Armada untuk Sutadara & Astrada, Pimpro, Unit Manager,
2) Armada untuk Sutadara & Astrada, Pimpro, Unit Manager,
3) Armada untuk DOP, kru lighting,
4) Armada untuk alat Kamera, lighting dll.
5) Armada Art Director & Kru Property,

27
6) Armada untuk alat dan bahan property,
7) Armada untuk PU, Runner beserta Kru-nya,
8) Armada Divisi Wardrobe &Make-up beserta bahan dan alat-alatnya
9) Armada untuk Genset
10) Armada untuk antar-jemput pemain, dan Armada-armada lain sesuai dengan
kebutuhan.

Pada intinya pada Pleno Final Checking persiapan adalah finalisasi


kesiapan seluruh bagian dalam produksi sebuah film. Mengapa ini harus disiapkan
secara matang? Karena kesalahan estimasi atau kepincangan dalam masa Pra-
Produksi bisa mempunyai resiko besar dalam hal pembiayaan. Kembali pada
Manajemen adalah Seni, maka semua yang saya deskripsikan bukanlah harga
mati. Dan sangat memungkinkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

i. Shooting

Unit manager perlu menghitung secara detail kebutuhan transportasi. Baik


untuk pemain, maupun Kru Produksi, dan dikalkulasi day by day.

Proses selnjutnya yaitu Shooting, beberapa langkah yang kita tempuh


dalam memulai shooting adalah:
1) Persiapan setting property oleh Art-Director bersama tim-nya. Jika estimasinya
membutuhkan beberapa hari untuk persiapan, maka Tim Art dan property harus
menyiapkan jauh hari sebelum shooting day.

2) Gaffer dan divisi lighting menyiapkan Lighting, genset dan alat-alat yang lain.
Perlu diposisikan dari sudut mana lampu harus dipasang, dan dengan lampu
jenis apa yang dibutuhkan. Termasuk intensitas cahaya perlu diukur agar bisa
selaras dengan scene-scene yang lain.

3) Sementara setting artistik dan lighting disiapkan, Wardrobe & make-up


menyiapkan talent untuk didandani dan di-make-up sesuai dengan naskah.

28
Tentu sebelum ini divisi Wardrobe telah konsultasi dengan Sutradara, apakah
kostum yang akan dipakai sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
sutradara/naskah atau belum. Jangan sampai sudah masuk shooting day,
bagian wardrobe salah menggunakan kostum pemain, sehingga harus mencari
kostum penggantinya.

Make-up film berbeda dengan make-up panggung. Dalam film make-up-nya


lebih realist dan natural, tidak perlu ada penonjolan karakter yang signifikan.
Kecuali drama musikal panggung yang difilmkan, semacam Film Mauline
Rough. Karena penonjolan/stressing dalam film bisa dengan visualisasi gambar
kamera. Bisa close-up atau dengan sudut-sudut pengambilan gambar tertentu
bisa mewakili pesan yang akan disampaikan.

Make-up panggung perlu ada penonjolan-penonjolan karakter, karena untuk


mengantisipasi space penonton yang demikian lebar dan jauh (penonton yang
di belakang), agar tetap mengetahui gestur dan ekspresi para pemain.

4) Tim DOP (Director Of Photography), termasuk Tim Lighting dan Audio-man


menyiapkan perangkatnya untuk pengambilan video dan audionya. Jangan
sampai ada alat yang tidak berfungsi atau error dalan pelaksanaan shooting.
Untuk mengantisipasi hal-hal demikian, seharusnya ada tahap Test Cam (Test
Camera). Ini bisa merupakan tahap penyesuaian kompatibelitas alat dan
gambar serta audio yang dihasilkan, apa sudah sesuai dengan yang diharapkan
apa belum. Di samping itu perlu kesepakatan colouring sesuai konsep film yang
dibuat.
Jika beberapa tahap ini telah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah:

5) Sutradara beserta asisten Sutradara 2 (bagian adegan) menyiapkan pemain


(talent) untuk siap acting di depan kamera.

Perlu finalisasi adegan (latihan) sebelum take shooting. Biar pada waktu
shooting, sutradara tidak capek mengulang-ulang adegan. Di samping itu yang

29
lebih penting adalah, biar shooting lebih efektif, hemat waktu dan otomatis
hemat biaya juga.

Sebelum shooting dimulai, suasana di lokasi diamankan dari kebocoran visual


di kamera dan audionya. Semua harus silent! Ini penting, sebab kadang warga
di sekitar lokasi tidak tahu kalau ada shooting, dan lewat begitu saja dengan
kendaraannya.

Location manager dan Kru lainnya juga bisa membantu meng-amankan lokasi,
dengan mencegah warga untuk tidak lewat di sekitar lokasi shooting, tentu
dengan sopan santun diterapkan agar semuanya berjalan lancar.

Camera, rolling, audio, ...Action!!!

Sebelum menginjak pada bagian ke-3 (Post-Production), ada beberapa hal yang
perlu ditekankan pada waktu produksi film:

a) Dalam setiap pengambilan gambar (shooting) sebaiknya sutradara bersama


editor selalu komunikasi dan diskusi di lapangan jika ada teknik-teknik
khusus yang dibutuhkan editor dalam memenuhi visualisasi film. Kadang-
kadang editor tidak ada di lapangan, karena menganggap pekerjaannya
hanya di belakang meja dan menunggu pengambilan gambar dalam
produksi film telah selesai. Ini sangat riskan jika dilakukan.

Karena jika ada permintaan-permintaan trik khusus oleh editor, sedangkan


sutradara beserta DOP dan kru-kru lain tidak tahu, bisa repot. Apalagi
terkadang muncul improvisasi-improvisasi oleh sutradara dan perlu respons
secara kreatif. Di samping itu untuk mengantisipasi jika ada hal-hal darurat
yang perlu diselesaikan segera. Misalnya data rusak, perlunya blue screen,

30
atau langkah-langkah lain yang harus dilakukan pada saat produksi yang
sangat dibutuhkan dalam proses editor.
Maka komunikasi yang intens oleh sutradara & editor, bahkan dengan DOP
dan bagian lain menjadi sangat penting. Ini semata-mata untuk efektifitas
produksi film.

b) Editor bersama loader sebaiknya secara aktif menge-check file hasil


shooting yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai dengan yang
diinginkan? Atau mungkin ada pembenahan-pembenahan? Jika ada yang
perlu diulang, bisa di re-takehari itu juga. Atau ada penyelesaian yang lebih
baik.

c) Semua Tim Produksi (Kru Film) harus menjaga kebersihan lokasi shooting.
Jangan sampai ada complainwarga. Tradisi menjaga kebersihan lokasi
shootingharus dibudayakan, agar warga juga senang dengan adanya
aktifitas kita.

d) Jika telah selesai pengambilan gambar, dan equipment & property ada yang
sudah tidak dipakai lagi, sebaiknya segera dikembalikan. Agar tidak
membengkak biaya sewanya.

e) Jangan lupa bersikap ramah dengan warga sekitar lokasi shooting.

31
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam kegiatan ini guru pembelajar akan melakukan pengambilan gambar dengan
panduan naskah dan storyboard, yang telah didiskusikan pada kelompok kerjanya terkait
produk yang akan diambil.
1. Peserta menyiapkan naskah dan storyboard dari video yang akan diambil
2. Peserta menganalisis storyvboard dan naskah
3. Peserta melakukan pengambilan gambar dimasing masing tempat nya masing , seusai
scene yang sudah didiskusikan
4. Peserta mendiskusikan hasil pengambilan gambar, dan melakukan koreksi jika ada
yang perlu di ambil gambar ulang
5. Peserta berdiskusi dan bersepakat untuk menggabungkan video hasil shooting pada
tahapan post production.

E. Latihan / Kasus / Tugas


Dlam Latihan ini setiap guru pembelajar wajib membaca dengan cermat dan teliti setiap
butir soal dibawah ini. Kemudian berdasarkan uraian materi diatas tulislah jawaban anda.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Storyboard


2. Sebutkan dan Jelaskan sudut pengambilan kamera
3. Sebutkan dan Jelaskan Teknik pergerakan Kamera
4. Jelaskan urutan pembuatan storyboard dengan lengkap

32
SUMBER REFERENSI :

Modul Audio Video , P4Tk BMTI, Sutandi, 2019


http://gugunekalaya.blogspot.com/2019/08/perbedaan-esensial-videografi-dan.html
https://www.kompasiana.com/nurulmuslimin/593c1effcf92730d70e3ba86/beginilah-tahapan-
tahapan-dalam-membuat-film?page=7#
https://www.kompasiana.com/nurulmuslimin/5946b8cd2f283c043c09b973/tahapan-dalam-
produksi-film-bagian-ke-2?page=6
https://daily.oktagon.co.id/yuk-ketahui-pemanfaatan-kamera-dslr-untuk-produksi-film/

33

Anda mungkin juga menyukai