Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Adela Amanda Putri 24023117203
Aditya Nurcholis M 24023117219
Andi Reksa Dzunurain W 24023117216
Melly Citra Resmi 24023117192
Mia Wulan Sari 24023117222
Windi Pera Monika 24023117218

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GARUT
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah sehingga penulisan makalah ragam bahasa Indonesia ini dapat terselesaikan
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Kalimat Efektif” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak Dioka Muhammad Akba, Untuk itu
kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih
memahami lagi tentang ragam bahasa dan memperlancar proses pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini,
kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Garut, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1  Latar Belakang..............................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3  Tujuan............................................................................................................2
1.4  Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Syarat-Syarat Kalimat Efektif.......................................................................3
2.2 Pengertian Kalimat Efektif............................................................................3
2.3 Jenis-jenis kalimat efektif..............................................................................3
2.4 Ciri-ciri Kalimat Efektif................................................................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,
unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
1.2  Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
b. Apa saja syarat kalimat efektif?
c. Apa saja jenis kalimat?

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektuf.
b. Untuk mengetahui syarat kalimat efektif?
c. Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat?

1.4  Manfaat
Penulisan makalah diharapkan bermanfaat :
a.    Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang kalimat efektif
b.    Sebagai literatur bagi para pembaca khususnya mahasiswa jurusan bahasa dan
sastra indonesia.

1.5  Metode
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode yang bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memusatkan diri pada pembahasan
dan pemecahan masalah yang ada pada saat sekarang secara aktual dengan jalan
mengumpulkan dan menganalisis data secara objektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan
predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;serta cara memilih kata (diksi)
yang tepat dalam kalimat.  Parera (1984:42)
Kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar, disengaja, dan disusun
untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca
atau penulis. Putrayasa (2007:66)
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secar
sempurna karena memenuhi syarat syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.

2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis,
2. Sanggup menimbulkan gagsan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yanng dipikirkan pembicara atau penulis.
Keraf menyatakan bahwa kita memerlukan syarat-syarat lain untuk dapat membuat
kalimat yang efektif, yakni: kesatuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan,
variasi, paralelisme, dan penalaran. Sementara menurut Akhadiah ciri kalimat yang
efektif adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk (paralelisme), penekanan,
kehematan dalam mengunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat.

2.3 Jenis-jenis kalimat efektif


a. Kalimat argumentasi
Sebuah kalimat argumentasi harus mudah dipahami atau mudah dimengerti oleh
pembaca atau pendengar. Kalimat ini tidak boleh bersifat ambigu dan tidak jelas.
Contoh:
• Besok saya tidak bisa mengikuti acara ini karena akan pergi ke Yogyakarta.
b. Kalimat dalam penyampaian ide atau gagasan
Saat kita menyampaikan sebuah ide harus menggunakan kalimat efektif agar
mudah tipahami dan tidak terkesan berbelit-belit apalagi jika sampai menimbulkan
kesalahpahaman. Contoh:
• Menurutku, acaranya akan lebih tepat kita undur setelah sholat jum’at saja agar
para peserta laki-laki yang beragama Islam bisa ikut acara ini sampai selesai.
• Menurutku, acara kemah akan lebih seru jika diakhiri dengan pesta api unggun.
c. Kalimat formal
Bisa bayangkan bila peraturan daerah atau undang-undang menggunakan bahasa
alay? atau kalimat yang tidak efektif? tentu akan menjadi tidak jelas dan multitafsir. Ini
sangat berbahaya sekali. Oleh karena itu dalam kalimat formal pasti menggunakan
kalimat efektif. Contoh:
• Kami, PT Maju Mundur mengucapkan selamat atas kemenangan pasangan calon
presiden Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin sebagai presiden RI tahun 2019-2014.
• Diharapkan kepada calon pegawai untuk mengikuti ujian seleksi tertulis yang
akan dilaksanakan tanggal 4 Maret 2020 pukul 7.30 wib di GOR Among Progo.
• Diumumkan kepada para siswa untuk membersihkan kelasnya masing-masing
sampai pukul 11.30 wib.

2.4 Ciri-ciri Kalimat Efektif


1. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas dan memperlihatkan kesatuan gagasan yang
mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan disini jangan diartikan bahwa kalimat
itu hanya mempuyai suatu ide yang tunggal. Bisa jadi kesatuan gagasan itu terbentuk
dari dua gagasan atau lebih. Secara praktis, sebuah kalimat itu dikatakan memiliki
kesatuan gagasan itu apabila kalimat itu terdiri dari subjek, predikat dan objek.
Kesatuan itu bermcam-macam antara lain kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, dan
kesatuan yang mengandung pertentangan.

4
Contoh kesatuan gagasan adalah sebagai berikut:
a.) Kesatuan Tunggal
Semua penduduk desa mendapat penjelasan mengenai rencana pembangunan lima
tahun.
b.) Kesatuan gabungan.
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu.
c.) Kesatuan pertentangan.
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan
itu.

2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya,
kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,bentuk kedua juga
harus menggunakan verba.
Contoh:
a.) Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau pencantumannya di kertas khusus.
b.) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pembagian tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditulis dan pencantuman. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu, menjadi seperti ini:
Namanya ditulis dengan jelas di kertas segel atau dicantumkan di kertas khusus.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat
itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, menjadi seperti berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

5
3. Ketegasan
Ketegasan itu juga biasa disebut dengan penekanan yang artinya suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan, kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada
berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, antara lain sebagai berikut:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat
Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya. (Penekanannya ialah pada Presiden
mengharapka)
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(Penekanannya ialah pada Harapan presiden)
b. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh: Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh: Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Penghematan dapat dilakukan dengan cara berikut ini

6
a. Menghilangkan pengulangan subjek
Contoh: Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Seharusnya: Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Contoh: Ia memakai baju warna merah.
Seharusnya: Ia memakai baju merah.
(Kata warna dihilangkan karena kata merah sudah mencakup kata warna)
c. menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh: Sejak dari pagi ia termenung.
Seharusnya: Sejak pagi ia termenung. (Kata dari dihilangkan karena kata dari
bersinonim dengan kata sejak)
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh: Para hadirin dimohon berdiri
Seharusnya: Hadirin dimohon berdiri
(Kata para dihilangkan karena kata hadirin sudah merupakan bentuk jamak)

5. Penalaran (Logika)
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal yang
berperan penting agar ide pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik dan benar.
Ada unsur lain yang harus diperhatikan yaitu penalaran atau logika. Kalimat yang
efektif harus logis karena setiap kalimat harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi
akal sehat dan sesuai dengan penalaran.
Contoh: Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.
Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini.
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi ada
beberapa bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran
penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.

7
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan disini ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ciri-ciri kalimat
yang padu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris. Oleh karena itu, sebaiknya kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele.
Misal:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu.
(Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah
meninggalkan rasa kemanusiaan)
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek+agen+verbal secara tertib dalam
kalimat pasif persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat dan kata kerja dan objek penderita.
Misal:
- Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
(Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat)
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
(Mereka membicarakan kehendak rakyat)

7. Kecermatan
Maksud dari kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, serta tepat dalam pilihan kata. Bisa dikatakan dalam hal ini tidak pleonastis
maksudnya tidak terdapat kata yang maknanya sama.
Contoh:
Pada hari itu mereka saling bersalaman => kalimat efektif
Pada hari itu mereka saling bersalam-salaman => tidak efektif
Penjelasan: makna kata ulang bersalam-salaman sudah berarti saling bersalaman,
sehingga tidak perlu ditambahkan kata “saling”.

8
8. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik. Beberapa ciri kesepadanan adalah sebagai berikut:
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Ketidakjelasan subjek dalam suatu kalimat terjadi apabila sebelum subjek
kalimat tersebut terdapat kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah)
b. Dalam kalimat itu tidak terdapat objek yang ganda
Subjek yang ganda akan memunculkan kalimat yang tidak terfokus
Contoh:
Penyusunan laporan itu saya, dibantu oleh para dosen.
(Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen)
c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk. Oleh sebab itu,
kata hubung atau kata sambung tidak diperkenankan ada di dalam kalimat tunggal. Hal
itu perlu dicermati.
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kalimat diatas dapat diperbaiki dengan 2 cara, yang pertama yakni dengan
mengubah kalimat itu menjadi kalimat majemuk, seperti berikut:
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Yang kedua yakni dengan cara mengganti ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, seperti berikut:
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
d. Predikat kalimat yang tidak didahului oleh kata ”yang’’

9
Pemunculan kata “yang” akan menghilangkan predikat dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
(Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu)

9. Tidak bermakna ambigu (membingungkan)


Contoh kalimat ambigu:
Presiden memimpin rapat terbatas mengantisipasi perubahan cuaca di istana negara.
Kalimat tersebut ambigu, karena yang dibahas perubahan cuaca hanya di istana negara
atau di negara. Perbaikan agar menjadi kalimat efektif:
a. Di istana negara presiden memimpin rapat terbatas membahas perubahan cuaca.
b. Presiden memimpin raat terbatas di istana negara membahas perubahan cuaca.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket). Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan,
ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan

3.2 Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran
bagi pembahasan materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Parera, Jos Daniel. 1986. Menulis Tertib dan Sistematika. Cetakan Pertama. Jakarta:
Erlangga.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa.
Jakarta: Gramedia.
https://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-efektif/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif#:~:text=Kalimat%20efektif%20adalah
%20kalimat%20yang,diksi)%20yang%20tepat%20dalam%20kalimat.
https://www.dosenpendidikan.co.id/kalimat-efektif/

Anda mungkin juga menyukai