Laporan FVP UP - Sarah Winda - 1172005006
Laporan FVP UP - Sarah Winda - 1172005006
Disusun Oleh:
Sarah Winda F. 1172005006
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan salah satu
perusaan air minum yang mensupply kebutuhan air warga kota Bogor hampir 70% banyaknya.
Kapasitas produksi yang terdapat di PDAM Tirta Pakuan Bogor ini mencapai 2.220 produksi,
kapasitas yang terpasang yakni sebanyak 2.502 dan terdapat 2 instalasi dengan 1700 L/detik.
Air baku yang didapat berasal dari Sungai Cisadane, yang kondisinya relatif stabil sejak
tahun 1990. Mata air nya terdiri dari 3 wilayah yaitu Kota Batu, Bantar Kambing dan Tangkil.
Mata air Kota batu terpasang 170 L/det. Mata air Bantar Kambing terpasang 170 L/det. Mata
air Tangkil terpasang 170 L/det. Air permukaan terdiri dari 2 WTP yyaitu WTP Cipaku dan
Dekeng. WTP Cipaku dengan kapasitas 240 L/det. WTP Dekeng dengan kapasitas 400 L/det.
Sebelum air mengalami proses untuk dapat bisa digunakan dan dikonsumsi, ketika air
masuk akan ada 8 bak pra sedimentasi. Bak pra sedimentasi ini digunakan untuk sumber air
yang karakteristik turbiditasnya tinggi yang berguna sebagai tempat pengendapan partikel-
partikel yang relatif berat seperti tanah, pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama
pengolahan air bersih yakni WTP.
Water Treatment Plant merupakan tempat pengolahan sumber air mnjadi air bersih.
Bangunan seperti ini terdiri dari beberapa bagian yaitu, koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi dan desinfeksi. Berikut beberapa penjelasan singkat proses tahapan pengolahan air yang
terdapat di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor:
1. Koagulasi
Proses pengadukan cepat untuk pengikatan bahan kimia PAZ (Poly Aluminium
Chlorida) dengan koloid tanah pada air baku (lama proses 1 menit). Terdapat tabung
akrilik yang berguna untuk engkalibrasi atau mengatur keadaan air ke kondisi normal
(misalnya ingin diatur sebesar 300 ppm)
2. Flokulasi
3. Sedimentasi
Proses penggumpalan air jernih hasil sedimentasi,serta proses pngaliran udara ke dalam
air untuk meninkatkan kandungan Oksigen dengan memancarkan air atau melewatan
gelembung udara kedalam air. Di PDAM, setelah air diaerasi degan terjunan kecil akan
kembali dialirkan ke terjunan yang lebih besar untuk aerasinya. Faktor yang
mempengaruhi kecepatan reaksi diantaranya, suhu, tekanan, katalis, luas permukaan
kontak, konsentrasi berlebih.
5. Filtrasi
Proses penyaringan sisa gumpalan yang tidak terendapkan pada bak sedimentasi.
Dalam penyaringan terdapat 5 bak filter dan ada 2 elemen sebagai penyaring yaitu, batu
gravel yang diletakkan paling dasar dengan ketebalan 30cm dan pasir silika dengan
massa tertentu agar dapat menyaring secara cepat. Air yang sudah mengalami proses
filtrasi belum bisa diminum tetapi hanya bisa digunakan untuk keperluan mandi, cuci,
kakus, dll. Pada tahap ini untuk membersihkan media filter digunakan teknik Backwash
dalam interval tertentu, ppada kondisi normal biasanya dilakukan backwash selama 10
jam sekali dan kondisi nya tidak normal bisa hingga 3 jam sekali.
6. Desinfeksi
Pembubuhan gas Klor untuk membunuh bakteri pathogen (contohnya E.coli). Air yang
sudah mengalami desinfeksi sudah bisa digunakan untuk air minum. Air-air tersebut
dapat langsung dialirkan kepada hampir 70% warga di Kota Bogor. Proses ini tidak
menggunakan klor bubuk melainkan gas karena air yang akan diolah, dihasilkan dan
akan disalurkan dalam kapasitas yang besar.
Reservoar 12000 m3
Koagulasi Aerasi
air minum