Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biokimia I dengan judul percobaan “Darah”


yang disusun oleh :
Nama : Yusriadi
NIM : 1313142002
Kelas :B
Kelompok : III (Tiga)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten
sehingga dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2015


Koordinator Asisten Asisten

Andi Candra Rismayanti Kamase

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Pince Salempa, M. Si


NIP. 19571220 198602 2 001
I. JUDUL PERCOBAAN
Darah
II. TUJUAN PERCOBAAN
Diakhir percobaan mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai :
1. Mengetahui unsur besi (Fe) dalam hemoglobin.
2. Menguji daya katalitik darah.
3. Menguji komponen-komponen darah.
III. LANDASAN TEORI
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam
pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak
tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya.
Darah yang banyak mengandung karbondioksida warnanya merah tua. Adanya
oksigen dalam darah diambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat
berguna pada peristiwa pembakaran / metabolisme didalam tubuh. Viskositas /
kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai berat jenis 1,041 –
1,064, temperatur 380 oC, dan pH 7,37 – 7,45. Tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 berat badan atau
kira – kira 4 -5 liter. Keadaan jumlah tersebut bergantung pada tiap-
tiap orang tidak sama, tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung,
atau pembuluh darah (Ikatan Terapi Bekam Indonesia, 2011 : www.i-tbi.org).
Darah terdiri atas plasma darah dan sel – sel darah. Sebagian besar sel
darah terdiri atas sel darah mearh atau eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih
atau leukosit relatif sangat sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping
eritrosit dan leukosit masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini
mempunyai fungsi penting pada penggumpalam darah. Darah beredar ke seluruh
tubuh melalui sistem sirkulasi. Protein yang terdapat dalam plasma antara lain
ialah fibrinogen, albumin dan glubulin. Fibrinogen adalah salah satu pri\otein
yang dapat berubah menjadi fibrin dan penyebab terjadinya penggumpalan darah
apabila kita terluka. Fibrinogen mempunyai sifat – sifat seperti glubolin, hanya
berbeda pada beberapa reaksi pengendapan. Fibrinogen dapat diendapkan oleh
larutan ammonium sulfat setengah jenuh seperti glubolin. Namun glubolin
memerlukan NaCl jenuh untuk mengendap, sedangkan fibrinogen hanya
memerlukan larutan setengah jenuh (Poedjiadi, 2006 : 2011).
Fungsi utama sel darah merah relatif sederhana, yaitu menyalurkan
oksigen ke jaringan dan membantu membuang karbondioksida dan proton yang
dibentuk oleh metabolisme jaringan. Sel darah merah memiliki struktur yang jauh
lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Hakekatnya, sel
darah merah merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin
(Protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak
memiliki organel (Murray, 2012 : 636).
Hematopoesis mengacu kepada pembentukan dan perkembangan semua
jenis darah dari prekursor induknya. Sel – sel darah pada orang dewasa dibentuk
disumsum tulang, yang membentuk tulang sumbu tubuh (kerangka aksial). Masa
bayi samapi dewasa terjadi perubahan progresif dalam susmsum tulang produktif
untuk menempati kerangka bagian sentral, terutama sternum, iga, korpus vertebra,
tulang panggul, dan bagian proksimal tulang – tulang panjang. Selama
perkembangan masa janin, hematopoesis pertama kali terjadi di yolk sac dan
kemudian pindah ke hati dan limpa dan akhirnya ketulang. Hematopoesis
secarabertahap berkurang di batang – batang tulang panjang, dan setelah usia 4
tahun, sel – sel lemak mulai muncul. Secara umum, hematopoesis diatur oleh
regulasi sel – ke – sel (fase kontak) dan regulasi humoral (faktor pertumbuhan
glikoprotein), dan juga sesuai dengan kebutuhan tubuh (Sacher, 2004 : 22).
Tidak dipungkiri protein merupakan unsur nutrien penting dalam
pembentukan darah karena sintesis hemoglobin dan eritropoieis darah
(pembentukan eritrosit) berkaitan dengan pemasukan jumlah protein dalam
makanan. Hasil analisis substitusi limbah padat kunyit pada paka ayam tidak
mempengaruhi hematopoesis. Walaupun jumlah protein pada pakan tetap yaitu
18% – 24% (Erniasih, 2006 : 5)
Hemoglobin adalah protein darah yang terdapat pada sel darah merah.
Hemoglobin terletak pada kisaran berat molekul + 66.000 dalton. Hasil
elektroforesis menunjukkan bahwa hemoglobin ditandai oleh tiga pita yang
tampak lebih cepat dan jelas setelah dilakukan pencucian. Alel A bergerak lebih
cepat arah kutub positif dibandugkan alel B. Pita yang bergerak lebih cepat arah
anoda dinamakan alel A, sedangkan pita yang memiliki gerakan lambat
dinamakan alel B (Johari, 2013 : 315).
Tidak hanya protein yang mempengaruhi pembentukan hemoglobin.
Percobaan terhadap suatu suatu tikus yang diberi pakan angkak yaitu beras
fermentasi yang mengandung antioksidanyang akan menurunkan kadar kolestrol
darah sehingga tidak terjadi penimbunan sehingga darah menjadi normal. Namun
hasil percobaannya tidak menunjukkan pengaruh oleh angkak melainkan
konsentrasi hemoglobin yang rendah disebbakan oleh gizi yang kurana memadai
yakni vitamin dan mineral serta umur tikus yang masih mudah sehingga terjadi
konsentrasi hemoglobin yang rendah (Triani, 2005 : 319).

Pusat molekul terdapat cincin heterolitik yang dikenal porfirin yang


menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs / loka ikatan oksigen.
Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin meruapakan
gabungan dari heme dan globin; globin sebagai istilah generik protein globular.
Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling
dikenal dan paling banyak dipelajari. Manusia dewasa, hemoglobin berupa
tetramer (mengandung 4 unit protein), yang terdirid dari masing-masing dua
subunit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen. Berukuran hampir sama.
Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 dalton, sehingga berat
molekul total tetramernya menjadi sekitar 64.000 dalton. Tiap subunit hemoglobin
mengandung satu heme, sehingga secara sekeluruhan hemoglobin memiliki
kapasitas empat molekul oksigena. Berikut reaksinya :
Hb + O2 HbO2
HbO2 + O2 Hb(O2)2
Hb(O2)2 + O2 Hb(O2)3
Hb(O2)3 + O2 Hb(O2)4
Reaksi Keseluruhan
Hb + 4O2 Hb(O2)4
(Budianto, 2007 : indonesiaindonesia.com)
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Gelas ukur 10 mL dan 50 mL 1 buah
b. Tabung reaksi 6 buah
c. Rak tabung reaksi 1 buah
d. Gelas kimia 100 mL 3 buah
e. Gelas kimia 500 mL 1 buah
f. Botol semprot 1 buah
g. Corong biasa 1 buah
h. Pingset 1 buah
i. Penjepit tabung 1 buah
j. Pipet tetes 11 buah
k. Pisau 1 buah
l. Batang pengaduk 1 buah
m. Spatula 1 buah
n. Pembakar spirtus 2 buah
o. Kaki tiga 2 buah
p. Kasa asbes 2 buah
q. Cawan porselin 1 buah
r. Lap kasar dan lap halus 1 buah
s. Magnetik stir 1 buah
t. Penangas elektrik (hot plate) 1 buah
2. Bahan
a. Darah ayam
b. Larutan asam klorida (HCl) 0,1 M
c. Larutan asam klorida (HCl) 1 M
d. Kertas label
e. Aluminium foil
f. Larutan asam nitrat (HNO3) encer
g. Larutan kalium heksasianoferat (II) (K4Fe(CN)6) 0,2 M
h. Larutan kalium tiosianat (KSCN) 0,2 M
i. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 3 %
j. Larutan perak nitrat (AgNO3) 0,2 M
k. Pereaksi Benedict
l. Pereaksi Millon
m. Larutan asam asetat (CH3COOH) 2 M
n. Aquades (H2O)
o. Tissu
p. Kertas saring biasa
q. Korek api
V. PROSEDUR KERJA
Darah segar disiapkan terlebih dahulu dan diaduk terus agar tidak
menggumpal.
1. Penentuan Fe dalam Hemoglobin
a. 10 tetes darah dimasukkan ke dalam cawan porselin.
b. Kemudian dipanaskan hingga kering (hangus)
c. Didinginkan dan ditambahkan beberapa tetes HCl 0,1 M dan beberpa tetes
HNO3 encer yang telah dipanaskan terlebih dahulu.
d. Campuran diaduk kemudian disaring
e. Filtrat dibagi 2, tabung reaksi pertama ditambahkan beberapa tetes larutan
K4Fe(CN)6 0,2 M dan tabung reaksi kedua ditambahkan beberapa tetes
larutan KSCN 0,2 M.
f. Diamati perubahan yang terjadi pada kedua tabung
2. Tes Daya Katalitik Darah
a. 5 mL larutan H2O2 3% dimasukkan dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan beberapa tetes darah.
c. Perubahan yang terjadi diamati.
d. Ditambahkan lagi beberpa tetes darah hingga berlebih
e. Perubahan yang terjadi diamati.
3. Tes Terhadap Komponen-komponen Darah
a. 10 mL darah dimasukkan kedalam cawan porselin.
b. Ditambahkan 50 mL aquades dan diaduk.
c. Campuran dipanaskan beberapa menit
d. Kemudian ditambahkan 2 tetes larutan CH3COOH 2 M dan dipanaskan
kembali beberapa menit hingga terjadi koagulasi.
e. Campuran kemudian disaring dan filtratnya dibagi 3 dalam 3 tabung reaksi
berbeda.
f. Tabung reaksi pertama ditambahkan pereaksi Benedict beberapa tetes.
g. Tabung reaksi kedua ditambahkan larutan AgNO3 beberapa tetes.
h. Tabung reaksi ketiga ditambahkan pereaksi Millon beberapa tetes.
i. Diamati perubahan masing-masing tabung reaksi
j. Residu (endapan) dari hasil penyaringan dipijarkan beberapa menit.
k. Ditambahkan 5 tetes larutan HCl 1 M.
l. Kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan larutan K4Fe(CN)6
sebanyak 1 mL.
m. Perubahan yang terjadi diamati.
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan Fe dalam Hemoglobin
No Perlakuan Pengamatan
1. Beberapa tetes darah dipanaskan Padatan berwarna hitam
2. Ditambahkan HCl 0,1 M dan beberapa Larutan kuning kecoklatan dan
tetes HNO3 encer (panas) ada padatan berwarna hitam
3. Kemudian disaring Larutan kuning kecoklatan
4. Filtrat dibagi 2 :
a. Ditambahkan K4Fe(CN)6 Larutan kuning
b. Ditambahkan KSCN Larutan kuning keemasan

2. Tes Daya Katalitik Darah

No Perlakuan Pengamatan
1. 5 mL H2O2 3% + beberapa tetes darah Larutan merah dan adan
Penambahan darah berlebih gelembung
2. Larutan merah tua dan
banyak gelembung

3. Tes Terhadap Komponen-komponen Darah


No Perlakuan Pengamatan
1. 25 mL aquades (tak berwarna) + 5 ml Larutan berwarna merah dan
darah (merah) ada gumpalan merah tua
2. Campuran dipanaskan dan ditambahkan Larutan tak berwarna dan
2 tetes CH3COOH 2 M terdapat gumpalan coklat
3. Kemudin disaring Larutan tak berwarna
4. Filtrat dibagi 3 :
a. Filtrat I + perekasi Benedict Larutan biru prusi dan
endapan putih
b. Filtrat II + larutan AgNO3 Larutan tak berwarna dan ada
endapan putih
c. Filtrat III + pereaksi Millon Larutan tak berwarna dan ada
endapan putih
5. Residu (endapan) dipijarkan Padatan berwarna hitam
6. Ditambahkan larutan HCl 1 M Larutan tak berwarna dan ada
5 tetes gumpalan hitam
7. Kemudian disaring Filtrat tak berwarna
8. Ditambahkan 1 mL larutan K4Fe(CN)6 Larutan kuning.
(kuning jernih)

VII. PEMBAHASAN
1. Penentuan Fe dalam Hemoglobin
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan Fe dalam
hemoglobin, percobaan ini dilakukan dengan memanaskan darah dalam cawan
porselin sampai kering (hangus). Pemanasan ini berfungsi untuk menguapkan zat
– zat lain dalam darah yang dapat mengganggu. Kemudian ditambahkan larutan
HCl 0,1 M yang berfungsi untuk melarutkan logam besi. Berikut reaksinya :
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl- + H2
Ditambahkan lagi HNO3 encer yang dipanaskan terlebih dahulu sebab
HNO3 cepat bereaksi dalam keadaan panas. HNO3 berfungsi untuk mengoksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+. Dengan reaksi :
Fe2+ + 8 H+ + 2 NO3- Fe3+ + 2 NO + 4 H2O
Campuran kemudian disaring untuk memisahkan dengan padatan
hitamnya. Filtrat yang dihasilkan dibagi ke dalam 2 tabung reaksi berbeda dan
tabung pertama ditambahkan K4Fe(CN)6 0,2 M dan tabung kedua ditambahkan
KSCN 0,2 M. Dimana fungsi K4Fe(CN)6 untuk mengetahui kadungan Fe2+ dalam
darah sedangkan KSCN 0,2 M untuk membentuk senyawa kompleks dengan Fe 3+
yang ada dalam darah. Hasil yang didapatkan pada tabung pertama larutan
berwarna kuning dan pada tabung kedua larutan berwarna kuning keemasan.
Sehingga hasil yang diperoleh untuk tabung pertama sudah sesuai dengan teori
bahwa larutan berubah menjadi kuning sampai biru prusi sedangkan tabung kedua
sudah sesuai juga dengan teori bahwa larutan berubah menjadi kuning keemasan
sampai coklat. Warna kuning dan kuning keemasan yang didapatkan disebabkan
dari konsentrasi Fe dalam darah ayam sangat sedikit sehingga perubahan
warnanya tidak mencolok. Berikut reaksi yang terjadi :
Penambahan K4Fe(CN)6
Fe2+ + [Fe(CN)6]4- Fe3+ + [Fe(CN)6]4-

4 Fe3+ + [Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3


Kuning – biru prusi

Penambahan KSCN
Fe3+ + SCN- Fe(SCN)3
Kuning keemasan – coklat
2. Tes Daya Katalitik Darah
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya enzim katalase dalam
darah yang mempercepat proses penguraian zat yang mengandung H 2. Percobaan
ini dilakukan dengan menambahkan larutan H2O2 3% dan beberapa tetes darah
menghasilkan larutan marah dan terbentuk gelembung. Terbentuknya gelembung
membuktikan adanya enzim katalase yang mempercepat proses penguraian bolak
balik H2O2 sehingga percobaan sesuai dengan teori bahwa terdapat enzim katalase
dalam darah. Berikut reaksinya :
H2 + H2O2 H2O2 + H2
Gelembung gas
Dilakukan penambahan darah yang berlebih menghasilkan larutan merah
tua dan gelembung gas yang banyak. Larutan yang menjadi merah pekat
disebabkan banyaknya darah yang terakumulasi didalam larutan dan gelembung
gas yang banyak dari H2 yang dilepaskan. Berikut reaksinya :
H2 + H2O2 H2O2 + H2
Gelembung gas
3. Tes Terhadap Komponen – komponen Darah
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen – komponen
yang ada dalam darah yang meliputi Cl- (klorida), asam amino (tirosin), dan
glukosa. Percobaan ini dilakukan dengan melarutkan darah dalam aquades untuk
mnegencerkan. Kemudian selama pemanasan ditambahkan larutan CH3COOH 3
M yang berfungsi untuk menggumpalkan musin, yakni glikoprotein. Pemanasan
berfungsi untuk mempercepat proses koagulasi musin tersebut. Selanjutnya
disaring untuk memisahkan larutan dan endapannya. Larutan yang didapatkan
dibagi 3 ke dalam 3 tabung reaksi berbeda – beda untuk diuji komponennya.
Tabung pertama ditambahkan larutan AgNO3. Dimana penambahan
AgNO3 ini berfungsi untuk menguji klorida (Cl-) dalam darah. Hasil yang
didapatkan pada tabung pertama larutan tidak berwarna dan ada endapan putih.
Sehingga pengujian klorida sesuai dengan teori bahwa darah mengandung klorida
dibuktikan dengan terbentuknya endapan putih (AgCl). Berikut reaksinya :
Cl- + AgNO3 AgCl(s) + NO3-
Endapan putih
Tabung reaksi kedua ditambahkan pereaksi Millon untuk menguji protein
dalam darah terkhusus pada protein yang mengandung asam amino tirosin. Hasil
yang didapatkan terdapat endapan putih dan larutan tak berwarna. Hal ini sudah
sesuai dengan teori bahwa akan terbentuk endapan putih dan jika dipanaskan akan
berubah menjadi endapan merah. Berikut reaksi yang terjadi :

Endapan putih
Tabung reaksi ketiga untuk menguji gula yang terkandung dalam darah
yakni glukosa. Hasil yang didapatkan larutan berwarna biru dan ada endapan
putih. Hal ini tida sesuai dengan teori bahwa akan terbentuk endapan merah bata.
Hal tersebut disebabkan tidak dilakukan pemanasan sehingga reaksi tidak berjalan
cepat dimana pereaksi Benendict yang digunakan tidak mengoksidasi gugus
aldehid pada glukosa yang ada dalam darah. Berikut reaksinya :

Endapan (residu) hasil penyaringan dipijarkan sampai kering dan


ditambahkan larutan HCl 1 M yang berfungsi untuk melarutkan besi (Fe).
Kemudian disaring dan didapatkan filtrat tak berwarna. Terakhir ditambhakan
larutan K4Fe(CN)6 0,2 M yang berfungsi untuk mengetahui didalamnya terdapat
Fe2+. Hasil yang didapatkan larutan berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa larutan akan berubah awrna dari kuning hingga biru prusi tergantung
konsentrasi Fe yang ada didalamnya. Dimana kandungan Fe didalam darah yang
digunakan sangat sedikit sehingga laarutan berwarna kuning. Berikut reaksi yang
terjadi :
Penambahan HCl
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl- + H2
Penambahan K4Fe(CN)6
Fe2+ + [Fe(CN)6]4- Fe3+ + [Fe(CN)6]4-

4 Fe3+ + [Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3


VIII. KESIMPULAN
1. Terdapat ion Fe2+ dan Fe3+ dalam darah. Namun yang terkandung dalam darah
sampel konsentrasinya sangat sedikit sehingga perubahan warna yang terlihat
tidak terlalu mencolok.
2. Darah mengandung enzim katalase yang dapt mempercepat proses penguraian
hidrogen yang ditandai terbentuknya gelembung – gelembung pada larutan.
3. Komponen – komponen yang dikandung dalam darah adalah klorida (Cl-),
protein (tirosin sebagai asam aminonya), dan glukosa. Namun pada pengujian
glukosa dengan pereaksi benedict tidak didapatkan endapan merah bata.
IX. SARAN
1. Diharapkan praktikan melaporkan larutan – larutan yang tidak lagi layak
dipakai.
2. Diharapkan praktikan selanjutnya untuk memanaskan percobaan pada uji
Benedict agar hasilnya positif.

DAFTAR PUSTAKA
Budianto. 2007. Hemoglobin. indonesiaindonesia.com. Diakses Pada Tanggal 14
Desember 2014.

Erniasih, Indah dan Tyas Rini Saraswati. 2006. Penambahan Limbah Padat
Kunyit (Curcuma domestica) Pada Ransum Ayam dan Pengaruhnya
Terhadap Status Darah dan Hepar Ayam. Jurnal Buletin Anatomi dan
Fisiologi. Volume XIV. Nomor 2.

Ikatan Terapis Bekam Indonesia. 2011. Mengenal Darah dalam Tubuh Kita.
www.i-tbi.org. Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2014.

Johari, S. dkk. 2008. Polimorfisme Protein Darah Ayam Kedu. Journal Indonesia
Trop. Anim. Agric. Volume 33. Nomor 4.

Murray, Robert K. dkk. 2012. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC.

Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar – dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta : UI – Press.

Sacher, Ronald A. dkk. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai