Rumah sakit umum Hasnada Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit
swasta tipe B yang merupakan amal usaha pimpinan pusat perserikatan Muhammadiyah yang memberikan pelayanan kesehatan juga digunakan sebagai tempat pendidikan bagi calon dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapis dan ahli gizi. HasnadaMuhammadiyah Yogyakarta juga sebagai rumah sakit Islam swasta rujukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Walau sebagai rumah sakit rujukan di DIY dan Jawa Tengah pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan oleh perawat belum maksimal.Dengan adanya praktikan dari berbagai program studi kesehatan yang magang juga sebagai rumah sakit pendidikan, diruang rawat inap RS hasnada ini sering mendapat komplain dari pasien dan keluarga pasien. Komplain tersebut dikarenakan perawat pelaksana sering mendelegasikan pemberian asuhan keperawatan pada praktikan tanpa ada instruksi dari kepala ruangan yang seharusnya praktikan masih perlu pendampingan. hal ini dilakukan perawat pelaksana dikarenakan beban kerja yang berat dan tenaga kerja yang minim, sehingga stres perawat pelaksana pun meningkat dan mendelegasikan tugas pada praktikan baik mahasiwa kedokteran, keperawatan dan bidang ilmu lainnya akibat lain yg ditimbulkan adalah perawat pelaksana menjadi sering terlambat datang dan sering izin.
Pengaruh Motivasi terhadap penyelesaian Kasus
1. Teori Motivasi tentang Penerapan Prinsip Motivasi Dari kasus di atas secara Teori motivasi kerja yang pertama yang dapat di lakukan oleh atasan atau Kepala ruangan adalah dengan menerapkan Prinsip Komunikasi dalam motivasi, dimana kepala ruangan harus mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan kerja sama tim untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih optimal. Kemudian di dalam Teori ada namanya prinsip Pendelegasian Wewenang, hal ini harus di lakukan dengan bimbingan yang optimal agar tidak semua tindakan di ruangan bisa di lakukan oleh perawat pelaksana dan juga para praktikan baik kedokteran, keperawatan, kebidanan, gizi dan praktikan lainnya, dan juga perawat pelaksana harus di ajak berkomunikasi untuk mengurangi dan mengatasi keluhan yang di sampaikan pasien dan keluarga pasien agar tidak mendapatkan permasalahan serius dikemudian hari, di dalam prinsip lainnya juga di sebutkan adanya prinsip perhatian, prinsip ini rasanya cocok untuk di terapkan pada kasus ini. 2. Teori Keadilan Motivasi disebutkan dalam teori keadilan bahwa Didasarkan pada asumsi faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yg diterima Seseorang akan termotivasi jika hal yg mereka terima sesuai dengan usaha yg mereka kerjakan. sebagai seorang kepala ruangan atau manajer dalam suatu perusahaan harus mampu memberikan keadilan yang seadil-adilnya kepada staf untuk mengurangi risiko mis komunikasi yang dapat menimbulkan masalah lainnya, keadilan tidak hanya sekesar atasan dan bawahan akan tetapi bagi setiap individu. pada kasus perawat pelaksana mendelegasika wewenang pada praktikan sehingga menimbulkan ketidak adilan bagi pasien yang harusnya mendapatkan penanganan optimal menjadi berdampak negatif, harusnya tugas tersebut dilaksanakan oleh perawat tetapi di lakukan oleh praktikan, ketika pendelegasian tugas dilaksanakan dengan optimal oleh praktikan tentu akan menghasilkan yg baik bagi perawat pelaksana, praktikan dan pasien akan tetapi ketika salah dalam melaksanakan pendelegasian tugas maka hal ini akan berdampak buruk bagi semua orang baik kepala ruangan nya, perawat pelaksana nya, praktikannya dan terutama bagi keselamatan pasien. Dari kasus ini diharapkan kepada kepala ruangan agar lebih cekatan dalam menegakkan prinsip keadilan dalam motivasi kerja perawat pelaksana, karena ketika seseorang menjalani pekerjaan secara otomatis seseorang akan bekerja dengan baik ketika apa yang mereka kerjakan sesuai dengan apa yg mereka terima. 3. Peran atasan terhadap bahawan Mempunyai harapan yg jelas terhadap stafnya & komunikasikan harapan tersebut kpd staf Harus adil & konsisten terhadap semua staf/karyawan, Pengambilan keputusan harus tepat & sesuai, mampu Mengembangkan konsep kerja tim, Mengakomodasikan kebutuhan & keinginan staf terhadap tujuan organisasi, Tunjukkan kepada karyawan bahwa anda paham keunikan staf, Menghindarkan adanya suatu kelompok/perbedaan antar staf, Berikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugas & melakukan suatu tantangan2 sehingga menjadi pengalaman yg bermakna. peran-peran ini haruslah diterapkan oleh seorang atasan agar menciptakan kerja tim yang baik, lingkungan kerja yang optimal, serta mampu menjadi atasan yang bisa bertanggung jawab atas beban kerja yang di pikul.