Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 7

Mata Kuliah Kewirausahaan


Nama Anggora :
1. Rahmatul Laili
2. Dwi Astuti
3. Yuyun Bela Ria
4. Vivi andriani
5. Fauzan Risyadi
6. Nabila Rizkt

Kasus Motivasi

Rumah sakit umum Hasnada Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit


swasta tipe B yang merupakan amal usaha pimpinan pusat perserikatan
Muhammadiyah yang memberikan pelayanan kesehatan juga digunakan sebagai
tempat pendidikan bagi calon dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapis dan ahli
gizi. HasnadaMuhammadiyah Yogyakarta juga sebagai rumah sakit Islam swasta
rujukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Walau sebagai
rumah sakit rujukan di DIY dan Jawa Tengah pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan oleh perawat belum maksimal.Dengan adanya praktikan dari berbagai
program studi kesehatan yang magang juga sebagai rumah sakit pendidikan, diruang
rawat inap RS hasnada ini sering mendapat komplain dari pasien dan keluarga
pasien. Komplain tersebut dikarenakan perawat pelaksana sering mendelegasikan
pemberian asuhan keperawatan pada praktikan tanpa ada instruksi dari kepala
ruangan yang seharusnya praktikan masih perlu pendampingan. hal ini dilakukan
perawat pelaksana dikarenakan beban kerja yang berat dan tenaga kerja yang
minim, sehingga stres perawat pelaksana pun meningkat dan mendelegasikan tugas
pada praktikan baik mahasiwa kedokteran, keperawatan dan bidang ilmu lainnya
akibat lain yg ditimbulkan adalah perawat pelaksana menjadi sering terlambat
datang dan sering izin.

Pengaruh Motivasi terhadap penyelesaian Kasus


1. Teori Motivasi tentang Penerapan Prinsip Motivasi
Dari kasus di atas secara Teori motivasi kerja yang pertama yang dapat di lakukan
oleh atasan atau Kepala ruangan adalah dengan menerapkan Prinsip Komunikasi
dalam motivasi, dimana kepala ruangan harus mengkomunikasikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kerja sama tim untuk menciptakan lingkungan kerja yang
lebih optimal. Kemudian di dalam Teori ada namanya prinsip Pendelegasian
Wewenang, hal ini harus di lakukan dengan bimbingan yang optimal agar tidak
semua tindakan di ruangan bisa di lakukan oleh perawat pelaksana dan juga para
praktikan baik kedokteran, keperawatan, kebidanan, gizi dan praktikan lainnya, dan
juga perawat pelaksana harus di ajak berkomunikasi untuk mengurangi dan
mengatasi keluhan yang di sampaikan pasien dan keluarga pasien agar tidak
mendapatkan permasalahan serius dikemudian hari, di dalam prinsip lainnya juga di
sebutkan adanya prinsip perhatian, prinsip ini rasanya cocok untuk di terapkan pada
kasus ini.
2. Teori Keadilan Motivasi
disebutkan dalam teori keadilan bahwa Didasarkan pada asumsi faktor utama dalam
motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yg diterima
Seseorang akan termotivasi jika hal yg mereka terima sesuai dengan usaha yg mereka kerjakan.
sebagai seorang kepala ruangan atau manajer dalam suatu perusahaan harus mampu
memberikan keadilan yang seadil-adilnya kepada staf untuk mengurangi risiko mis komunikasi
yang dapat menimbulkan masalah lainnya, keadilan tidak hanya sekesar atasan dan bawahan
akan tetapi bagi setiap individu. pada kasus perawat pelaksana mendelegasika wewenang pada
praktikan sehingga menimbulkan ketidak adilan bagi pasien yang harusnya mendapatkan
penanganan optimal menjadi berdampak negatif, harusnya tugas tersebut dilaksanakan oleh
perawat tetapi di lakukan oleh praktikan, ketika pendelegasian tugas dilaksanakan dengan
optimal oleh praktikan tentu akan menghasilkan yg baik bagi perawat pelaksana, praktikan dan
pasien akan tetapi ketika salah dalam melaksanakan pendelegasian tugas maka hal ini akan
berdampak buruk bagi semua orang baik kepala ruangan nya, perawat pelaksana nya,
praktikannya dan terutama bagi keselamatan pasien. Dari kasus ini diharapkan kepada kepala
ruangan agar lebih cekatan dalam menegakkan prinsip keadilan dalam motivasi kerja perawat
pelaksana, karena ketika seseorang menjalani pekerjaan secara otomatis seseorang akan bekerja
dengan baik ketika apa yang mereka kerjakan sesuai dengan apa yg mereka terima.
3. Peran atasan terhadap bahawan
Mempunyai harapan yg jelas terhadap stafnya & komunikasikan harapan tersebut kpd staf Harus
adil & konsisten terhadap semua staf/karyawan, Pengambilan keputusan harus tepat & sesuai,
mampu Mengembangkan konsep kerja tim, Mengakomodasikan kebutuhan & keinginan staf
terhadap tujuan organisasi, Tunjukkan kepada karyawan bahwa anda paham keunikan staf,
Menghindarkan adanya suatu kelompok/perbedaan antar staf, Berikan kesempatan pada staf
untuk menyelesaikan tugas & melakukan suatu tantangan2 sehingga menjadi pengalaman yg
bermakna. peran-peran ini haruslah diterapkan oleh seorang atasan agar menciptakan kerja tim
yang baik, lingkungan kerja yang optimal, serta mampu menjadi atasan yang bisa bertanggung
jawab atas beban kerja yang di pikul.

Anda mungkin juga menyukai