Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) dan sistem

distribusi ke pelanggan

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Dosen Pengampu :
Irsyam ST, M.Si.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK-5

NO NAMA NPM
1 Denny Febian S 18030027
2 Akhmad Muammar 18030012
3 Zukri Febri Guna 18030009
4 Ardi Ringkiansyah 18030023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FALKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KEPULAUAN RIAU
BATAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya, makalah mengenai “Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) dan sistem
distribusi ke pelanggan ” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih
banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Irsyam ST, M.Si yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi
mengenai sistem Super High Frequency dan aplikasinya untuk diri sendiri dan orang lain.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran
dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Batam, 4 NOVEMBER 2020

Kelompok-5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………...

2.1 Rumusan Masalah……………………………………………

3.1 Batasan Masalah ................................................................

4.1 Tujuan Pembuatan Makalah

5.1 Manfaat Pembuatan Makalah…………………………………………….

6.1 Sistematika Penulisan .......................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1      APA IT PEMBANGKIT LISTIK TENAGA AIR?

2.2 PENGERTIAN TENAGA AIR

BAB III PEMBAHASAN

3.1 POTENSI AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

3.2 PEMANFAATAN AIR SEBAGAI ENERGI LISTRIK

3.3 KONSEP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

3.4 CARA KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR/PLTA

3.5    KOMPONEN-KOMPONEN DASAR PLTA

A. Waduk/Bendungan

B. TURBIN

C. GENERATOR

D. Transmisi 

3.6      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLTA

3.7 SISTEM DISTRIBUSI KE PLANGGAN


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………………..

4.2 Saran…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Air memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak ada
satupun yang meragukan itu. Terbukti pada saat masyarakat mengeluh ketika air di saluran
air tidak keluar. Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai penyelamat” kehidupan. Salah
satu pemanfaatan air yang cukup cerdas adalah dibentuknya pembangkit listrik tenaga air.
Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara
keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga sumber air yang ada di
bumi. Membuang-buang air untuk sesuatu hal yang tidak perlu bukan pekerjaan yang
mulia. Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh
lebih berguna bagi kehidupan.
Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh apapun.
Kegiatan sehari-hari akan sangat terganggu ketika pasokanair dan listrik terganggu. Oleh
karena itu, upaya untuk menjaga agar dua hal tersebut tidak terjadi pun dilakukan. Jika
membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air, maka yang dibicarakan di sini adalah upaya
untuk tetap menjaga agar pasokan listrik tetap ada.

1.2    Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1.   Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga air?
2.   Bagaimana konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3.   Bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4.   Apa saja komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air?
5.   Bagaimana prinsip PLTA dan konversi energinya?
6.   Bagaimana perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?
7.   Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga air?
1.3 Batasan Masalah

1.4    Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.    Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga air.
2.    Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3.    Mengetahui cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4.    Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air.
5.    Mengetahui prinsip PLTA dan konversi energinya?
6.    Mengetahui perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
7.    Mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

1.5    Manfaat Pembuatan Makalah


     Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.   Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga air.
2.   Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik dan Penggerak Motor (TTL &
PM).
1.6 Sistematika penulisan
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1      Apa Itu Pembangkit Listrik Tenaga Air?

Pertanyaan tersebut pasti terlintas di benak sebagian masyarakat. Apa sih sebenarnya
Pembangkit Listrik Tenaga Air? Mengapa air dihubungkan dengan listrik atau mengapa listrik
dihubungkan dengan air? Bukan kah keduanya saling bersinggungan? Bukankah jika ada air,
aliran listrik justru sangat berbahaya?
Secara awam, itu memang benar. Ketika ada air menggenang kemudian di sekitarnya ada
aliran listrik, hal tersebut akan sangat berbahaya. Bisa mengancam nyawa siapapun yang
menyentuh air tersebut. Akan tetapi, ketika membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air,
penjelasan tentang air dan listrik tentu tidak akan sesederhana itu.
Membicarakan air dan listrik dalam bahasan Pembangkit Listrik Tenaga Air memerlukan
penjelasan yang lebih ilmiah. Sebuah penjelasan yang nantinya mengacu pada keilmuan.
Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah upaya membangkitkan daya listrik melalui tenaga yang
dimiliki oleh air. Sederhananya, kemunculan listrik dipancing menggunakan air. Tentu saja
dengan ilmu penerapan yang tidak sembarangan.
Tenaga air yang digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah tenaga
kinetik serta energi potensial yang dimiliki oleh air. Meskipun tergolong tenang, air ternyata
memiliki tenagayang cukup besar. Air bahkan bisa digunakan untuk membangkitkan energi
listrik. Energy listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan
istilah hidroelektrik.
Untuk mengakomodasi tenaga air yang besar tersebut, beberapa peralatan dan sistem pun
diterapkan. Peralatan yang umum digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air
tersebut adalah turbin. Turbin lah yang nantinya akan dikenai tenaga besar dari air sehingga
mampu membangkitkan listrik.
Turbin yang berguna dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini merupakan sebuah
mesin. Mesin ini mendapatkan energidari aliran fluida. Aliran fluida tersebut bisa untuk
menggerakkan baling-baling yang ada di dalam mesin turbin. Baling-baling itulah yang berperan
untuk menggerakkan rotor. Jadi, singkatnya Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah
memanfaatkan kekuatan air untuk membangkitkan sumber energi listrik.
Meskipun pada umumnya sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan turbin
sebagai sarananya, tetapi ada juga Pembangkit Listrik Tenaga Air yang hanya memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki oleh ombak. Hal itu menyebabkan pembangunan bendunganatau waduk
sama sekali tidak diperlukan.
Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah salah satu upaya yang dilakukan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia. Upaya ini cukup
cerdas untuk menyiasati keberadaan bahan bakar batu bara sebagai salah satu bahan utama dalam
membangkitkan tenaga listrik.
Banyaknya persediaan air yang dimiliki oleh Negara Indonesia menjadi salah satu alasan
yang paling mendasar mengapa sistem pembangkitan listrik melalui tenaga air ini didirikan. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia pada akhirnya memiliki beberapa waduk serta
bendungan. Hal itu karena waduk serta bendungan adalah rangkaian sistem dari Pembangkit
Listrik Tenaga Air. Dengan upaya menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Air ini, kebutuhan
masyarakat Indonesia terhadap listrik diharapkan mampu terpenuhi.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini bukan satu-satunya sistem pembangkit listrik
yang dikenali dan digunakan oleh seluruh masyarakat. Ada sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Uap, sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

2.2 PENGERTIAN TENAGA AIR

Pengertian tenaga air dalam bahasa inggris yaitu "hydropower" adalah energi yang diperoleh
dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir).
Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian
terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup.
Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini
menuju ke laut.

Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang
pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang
berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis
air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.
Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada
bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut
terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik
yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air
disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19%
kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari
Hydroelectric.
Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan
gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita
cintai ini.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 POTENSI AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

Energi Hidroelectrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi alami yang sangat besar,
apakah air bagian dari sungai yang mengalir atau ombak di lautan. Bayangkan kekuatan merusak
dari sungai yang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banjir atau ombak tinggi
yang merusak garis pantai pendek dan kamu dapat memvisualisasikan jumah kekuatan yang
terlibat.
Energi ini dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga
air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan
karena air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem
hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak
seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama
24 jam setiap harinya.

3.2 PEMANFAATAN AIR SEBAGAI ENERGI LISTRIK

Ribuan tahun yang lalu, manusia telah menemukan manfaat dari air yang mengalir. Dari
pemanfaatan air yang sangat sederhana seperti penggunaan arus sungai untuk trasportasi,
manusia terus mengembangkan cara- cara untuk menagkap energi air yang mengalir. Energi
tersebut dapat dikonversikan menjadi energi mekanik. Hal ini dapat dilakukan dengan kincir atau
turbin air dengan generator listrik. Dalam skala besar prinsip ini diterapkan pada sungai besar
dengan membuat bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air.

3.3       KONSEP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


Sudah dijelaskan di atas bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga
yang dimiliki oleh air untuk dapat beroperasi. Jadi, konsep kerja dari sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Air ini kurang lebih adalah seperti itu. Bagaimana caranya mengubah energi besar yang
dimiliki oleh air agar berfungsi untuk “memancing” hadirnya energi listrik atau arus listrik.
Baling-baling pada turbin, seperti yang telah dijelaskan di atas adalah elemen yang
nantinya akan berputar dan menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan oleh pergerakan baling-
baling turbin berupa energi panas. Energi panas itulah yang kemudian diproses sehingga menjadi
energi listrik yang manfaatnya dapat kita rasakan sehari-hari.
Itu artinya, pergerakan baling-baling turbin dipengaruhi oleh jumlah air yang ada di
waduk atau bendungan. Semakin banyak jumlah air yang terdapat di waduk atau bendungan
tersebut, maka energi panas yang dihasilkannya pun otomatis akan semakin besar. Sebaliknya,
semakin kecil debit air, maka kekuatan baling-baling berputar pun akan semakin kecil.

3.4 CARA KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR/PLTA

PLTA merupakan salah satu tipe pembangkit yang ramah lingkungan, karena
menggunakan air sebagai energi primernya. Energi primer air dengan ketinggian tertentu
digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator.
            PLTA memiliki komponen sebagai berikut:

1.     Waduk                = tempat menampung air sungai


2.     Main Gate           = pintu air utama
3.     Bendungan          = penahan laju sungai
4.     Penstock             = pipa yang nyalurin air dari waduk ke pembangkit
5.     Katup Utama      = katup buka/tutup
6.     Turbin                 = yang digerakan sama air
7.     Generator           = pengubah energi mekanik jadi energi listrik
8.     Draftube             = penampung air sebelum dibuang
9.     Tailrace               = pembuangan air
10.  Transformator      = pengubah listrik
11.  Switchyard           = pengatur listrik
12.  Kabel Transmisi   = distributor listrik
13.  Spillways              = air waduk yang lebih keluar lewat sinis
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang
mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik. Mesin penggerak
yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis
poros yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan energi listrik.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara
misalnya, dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara
ditampung dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
Air dari sungai atau lebih ditampung disuatu tempat untuk mendapat ketinggian tertentu
dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui saluran terbuka melalui pintu
air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat menggerakan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam
ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-
storage plant .
Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
1. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan
langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
2. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower
reservoir sebelum dibuang disungai. 
Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga
cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1
milyar orang.
PLTA merubah energi yang disebabkan gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik. Turbin
mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik. Kemudian generator mengkonversi
daya mekanik tersebut dari turbin ke dalam tenaga elektrik.
Jenis PLTA bermacam-macam, mulai yang berbentuk “mikro-hidro” dengan kemampuan
mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai berbentuk raksasa seperti Bendungan
Karangkates yang menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang. Photo dibawah ini
menunjukkan PLTA di Sungai Wisconsin, merupakan jenis PLTA menengah yang mampu
mensuplai listrik untuk 8.000 orang.
Komponen PLTA dan Cara kerjanya :

1.   Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.
Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
2.    Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah
energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3.    Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti
halnya generator pembangkit listrik lainnya.
4.   Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan
pusat industri.
5.    Pipa pesat (penstock) , berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong
turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai
dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada
bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1
m diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat
tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini
untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH
mulai dioperasikan. Diameter pipa udara ±  ½ inch.
3.5      Komponen-komponen Dasar PLTA

Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

A. Waduk/Bendungan

Bendungan, berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Dengan menaikkan permukaan air sungai
untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian
banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif
sebesar 2,6 miliar kubik. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan
untuk menyimpan energi. 
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki
bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap
atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
1.      Bendungan Beton
a.         Bendungan Gravitasi
b.         Bendungan Busur
c.         Bendungan Rongga
2.      Bendungan Urugan
a.         Bendungan Urugan Batu
b.         Bendungan Tanah
3.      Bendungan Kerangka Baja
B.   Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul
susu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke
generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar
baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kinetik
yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air
masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing),
katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan
distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin
impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan
sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan
(pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan
pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun
pada sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi
Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak
bisa digerakkan). Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu
aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-
mangkok runner).
Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang
dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air
yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya.
Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
.

C.   Generator

Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi
mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator
pembangkit listrik lainnya.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin
berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat
setiap kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang
kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1.         Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,
sesuai dengan persamaan:
n = 60 . f / P
dimana:
n          : putaran
f           : frekuensi
P         : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

2.         Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya
listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3.         Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan
dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan
timbul magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:


E=B.V.L
Dimana:
E         : Gaya elektromagnet
B         : Kuat medan magnet
V         : Kecepatan putar
L          : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga
agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu
dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai
kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat, yaitu:
a)    Jenis biasa - thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
b)    Jenis Payung (Umbrella Generator) - thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
c)    Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide dan thrust bearing
diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
d)    Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.

D.   Transmisi 
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau
industri

Tenaga Ombak

Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat menghasilkan dua terawatts
energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini dan setara dengan
energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit listrik bertenaga minyak, gas, batu bara dan 
nuklir. Total energi terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat memenuhi
kebutuhan energi dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan tenaga ombak masih
bersifat teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih sangat awal untuk
memprediksikan secepat apa ini akan  berkontribusi pada gambaran energi global.

Tenaga Sungai
 Pada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh pembangkit listri tenaga air. Tenaga air
memanfaatkan energi air yang bergerak dari  tingkat tinggi ke tingkat rendah
(contoh, air mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin
besar listrik dapat dihasilkan,  Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga air
dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani dan ekosistem
seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas.

Lebih lanjut, energi air dari bendungan tidak bisa diandalkan selama musim kering yang
panjang  dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya berkurangBagaimanapun
juga, sistem hidro skala kecil dapat menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan
bendungan yang besar. klasifikasi sebagai “kecil,” ‘Mini,” “mikro,” tergantung pada berapa
banyak listrik yang diproduksinya, sistem hidro kecil menangkap energi sungai tanpa mengambil
banyak air dari aliran alaminya. Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi yang ramah 
lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak akan mencapai potensialnya
kecuali kita memberikannya kesempatan. Lihat halaman Ambil Tindakan untuk bagaiman kau
dapat menjadi bagian dari solusi perubahan iklim.

3.6      Kelebihan dan Kekurangan PLTA


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1.      Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.
Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik
tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2.      Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi
terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3.      PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4.      Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5.      Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif pembangunan
PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1.     Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat
dibangunnya bendungan.
2.     Biaya investasi paling mahal.
3.     Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4.     Memerlukan lahan yang luas.
5.     Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko
kecelakaan dan kerugian yang sangat besar

3.7 SISTEM DISTRIBUSI KE PELANGGAN

Pembangkitan : Pembangkitan adalah proses dimana listrik dibangkitkan, listrik adalah suatu
energi dimana energi hanya bisa dirubah, maka energi listrik berasal dari pengubahan energi,
bisa dari energi apapun contohnya diantara lain adalah PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) dari
energi air, PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dari uap panas, PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel)
yang memakai bahan bakar minyak, dan masih banyak lagi. Prinsip pembangkitan energi listrik
pada dasarnya energi awal (yang akan dirubah menjadi energi listrik) dipakai untuk memutar
turbin yang terhubung dengan generator, dalam generator ada kumparan dan magnet digerakkan
oleh turbin yang bergerak oleh energi primer, menghasilkan elektromagnetik yang akan
menghasilkan listrik. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator pembangkit listrik sekitar
12 kV – 20 kV dan disalurkan ke Transmisi, sebelum masuk ke Transmisi tegangan di naikkan
(Step-up) oleh Trafo Step Up
Transmisi / Penyaluran : Transmisi adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan,
tegangan dari pembangkitan di naikkan menjadi tegangan standar transmisi di Indonesia yaitu
ada 70 kV, 150 kV yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Tinggi (TT) dan 500 kV, yang
diklasifikasikan sebagai Tegangan Ekstra Tinggi (TET). Tujuan tegangan dinaikkan agar
mengurangi rugi-rugi daya akibat panjangnya saluran, makin tinggi tegangannya maka makin
berkurang rugi daya yang terjadi. Tegangan yang akan diturunkan pada Distribusi biasanya
tegangan 150 kV dan 70 kV, sedangkan 500 kV dipakai untuk penyaluran. Saluran transmisi
terdiri dari saluran udara yang biasa disebut SUTT / SUTET dan kabel bawah tanah yang biasa
disebut SKTT. Untuk saluran udara biasanya terlihat dari tower-tower listrik yang besar, makin
tinggi tegangannya makin besar struktur towernya.

Distribusi : Distribusi adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen, Distribusi
terbagi menjadi distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi primer adalah penyaluran
listrik dari transmisi yang telah diturunkan tegangannya oleh trafo step-down menjadi 20 kV
yang diklasifikasikan sebagai tegangan menengah (TM), dan disalurkan melalui penyulang-
penyulang (feeder). Sama seperti transmisi, saluran distribusi primer ada yang saluran udara
(SUTM) dan kabel bawah tanah (SKTM). Pada SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan ada
tiang dengan tiga kawat konduktor di atasnya. Sebelum masuk ke Distribusi sekunder listrik akan
diturunkan lagi tegangannya oleh trafo step-down menjadi tegangan pakai. Distribusi sekunder
adalah saluran dari trafo step-down distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada
distribusi sekunder adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang diklasifikasikan sebagai
tegangan rendah (TR).
Konsumen : Konsumen adalah pemakain jasa tenaga listrik, konsumen terbagi menjadi beberapa
bagian tergantung tegangan yang dipakai oleh konsumen tersebut. Konsumen biasa (untuk rumah
tinggal atau kantor) biasanya memakai tegangan rendah yang disebut Konsumen TR dengan
tegangan pakai 380/220 Volt, konsumen TR ini menerima suplai listrik dari Saluran Distribusi
Sekunder. Pemakaian listrik untuk bisnis seperti mall, hotel dan lain-lain, maupun industri
menengah biasanya menggunakan listrik tegangan menengah yang disebut dengan konsumen
TM, konsumen TM ini mendapat supply listrik langsung dari penyulang Distribusi Primer.
Untuk konsumen Industri besar seperti pabrik semen dan lain-lain yang membutuhkan daya
listrik besar biasanya berlangganan listrik tegangan tinggi yang disebut konsumen TT, supply
listrik biasanya langsung didapatkan dari saluran transmisi tegangan tinggi.
Tags
BAB IV
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.     Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang
mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik.
2.     Konsep kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga yang dimiliki oleh air
untuk dapat beroperasi.
3.     Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari
energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
4.     Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
5.     Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan
energi
6.     Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega
watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 %
dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.
7.     PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

3.2      Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini adalah agar Indonesia dapat lebih
memanfaatkan energi air sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif untuk pembangkit
listrik masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://teknik-listrik-


unbari.blogspot.com/2013/02/pembangkit-listrik-tenaga-air.html, diakses 16 Mei 2013).
Anonim2. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://www.anneahira.com/pembangkit-listrik-
tenaga-air.htm, diakses 16 Mei 2013).
Anonim3. 2013. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air.
(http://4bri.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html, diakses 16
Mei 2013).
Anonim4. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA altenatif Energi Masa DepanIndonesia.
(http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta-alternatif-energi-
masa-depan-indonesia/, diakses 16 Mei 2013).

https://artema.co.id/saluran-distribusi-listrik/

Anda mungkin juga menyukai