Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KULIAH GEOLOGI LAPANGAN

ACARA :
PENGUKURAN STRUKTUR

DISUSUN OLEH :
YAZID ALY NASHSHAR
111.180.091
KELOMPOK 4
TTD Dosen Pembimbing Nilai
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
2020
Dr. Ir. Hendaryono, DEA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena berkat
rahmat dan penyertaan-Nya penyusun masih diberi kesehatan untuk dapat menyusun
Laporan Kuliah Lapangan ini.

Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada seluruh asisten dan


pembimbing, dosen, serta seluruh teman-teman panitia yang telah membantu penyusun
selama melaksanakan Kuliah Lapangan 1, maupun dalam menyusun Laporan Kuliah
Lapangan 1 ini.

Laporan Kuliah Lapangan 1 ini dibuat sebagai salah satu output dari kuliah
lapangan yang telah diadakan oleh Program Studi Teknik Geologi, UPN ‘Veteran’
Yogyakarta.

Penyusun menyadari jika dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam penyajian maupun lainnnya. Oleh karena itu, penyusun meminta
maaf kepada pembaca dan penyusun berharap para pembaca bersedia memberikan kritik
ddan saran konstruktif atas kekurangan-kekurangan yang terdapat pada laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih, semoga laporan Laporan Kuliah


Lapangan 1 ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 13 Oktober 2020

Penyusun, Yazid Aly Nashshar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
DASAR TEORI.................................................................................................................3
II.1 Geologi Regional....................................................................................................3
II.1.1 Rangka Tektonik dan Struktur Pulau Jawa......................................................3
II.1.2 Struktur Geologi Regional...............................................................................4
II.1.3 Stratigrafi.........................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
III.1 Lokasi Pengamatan 1.............................................................................................7
III.2 Lokasi Pengamatan 2.............................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
IV.1 Kesimpulan..........................................................................................................14

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari berbagai struktur geologi yang
ada pada batuan. Geologi struktur merupakan ilmu yang penting untuk kami pelajari
karena dari struktur-struktur tersebut kita dapat mengethaui bagaimana persebaran
liotologi batuan, dari kedudukannya, jika ada suatu kekar, sesar kita juga dapat
mengetahui dan menganalisa dengan menerapkan ilmu geologi struktur. Kita dapat
mengetahui dari mana arah gaya yang membentuk suatu kenampakan struktur bidang
tersebut sehingga kita mengetahui sejarah pembentukannya serta kita dapat
mengaplikasikannya di bidang mitigasi bencana serta dalam bidang eksplorasi, dan
bidang lainnya.

Maka dari itu, untuk lebih melatih kami dalam menguasai ilmu geologi struktur
tidak hanya secara terori namun, praktek langsung di lapangan kami melakukan
kegiatan “Kuliah Lapangan 2020” dengan didampingi para dosen untuk mendamping
kami agar tidak tersesat dan salah memahami fakta yang ada di lapangan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan Lapangan Ekskursi Akhir Geologi Struktur 2019 di daerah
daerah Trembono, Tegal Rejo, Bayat, Klaten, Jawa Tengah adalah menerapkan ilmu
yang telah diberikan oleh dosen dan asisten laboratorium selama di kelas dan di
laboratorium, dapat mendeskripsi, mengukur dan menganalisa dengan benar struktur
yang ada pada batuan sedimen dan menambah wawasan kita di lapangan.

Sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah :

1. Melakukan observasi batuan secara langsung di daerah penelitian

1
2. Mengetahui bagaimana kenampakan bentuk sesar, kekar, lipatan dan dapat
mengidentifikasi adanya kekar, sesar, lipatan berdasarkan ciri-ciri kenampakan
di lapangan.
3. Dapat mengukur kedudukan lapisan batuan, arah azimuth, bidang sesar,
mengukur kedudukan struktur garis (plunge, bearing, rake) serta dapat
mengeplot ke dalam peta.
4. Serta dapat mengetahui nama sesar, lipatan, setelah dilakukan analisis serta
dapat mengetahui sejarah geologi daerah penelitian.

2
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Geologi Regional

II.1.1 Rangka Tektonik dan Struktur Pulau Jawa


Daerah penelitian terletak di Pulau Jawa yang terletak di bagian barat
Indonesia. Secara tektonik dipengaruhi oleh interaksi Indo-Australia dan daratan
Sunda (Sundaland). Indo-Australia bergerak ke utara dan mensubduksi di bawah
Sundaland menghasilkan sistem parit yang disebut Palung Sunda (Hamilton,
1979). Arah timur laut-barat daya Sungai Opak sesuai dengan salah satu arah
umum struktur utama di Pulau Jawa yang menurut Pulunggono dan Martodjojo
(1994) termasuk dalam pola Meratus. Tiga struktur utama di Pulau Jawa adalah:
arah pola tenggara-barat laut atau Meratus, pola utara-selatan atau Sunda, dan ke
arah pola timur-barat atau Jawa. Selain ketiga arah struktur utama tersebut,
masih terdapat satu lagi arah struktur, tenggara barat laut disebut pola Sumatera
(Satyana, 2007). Pola Meratus di Pulau Jawa terutama ditunjukkan oleh pola
struktur bebatuan di kawasan Pra Tersier Luk Ulo, Kebumen Jawa Tengah. Pola
Sunda arah utara-selatan banyak dijumpai di lepas pantai Jawa Barat Utara dan
di darat di bagian barat Jawa Barat. Pola ini tidak ditemukan di bagian timur
pola Meratus. Pola barat-timur merupakan pola dominan di daratan Pulau Jawa,
baik sesar maupun lipatan. Pola Sumatera dapat ditemukan di Jawa Barat tetapi
di bagian Timur Tengah tidak ditemukan. arah utara-selatan banyak dijumpai di
lepas pantai Jawa Barat Utara dan di darat di Jawa Barat bagian barat. Pola ini
tidak ditemukan di bagian timur pola Meratus. Pola barat-timur merupakan pola
dominan di daratan Pulau Jawa, baik sesar maupun lipatan. Pola Sumatera dapat
ditemukan di Jawa Barat tetapi di bagian Timur Tengah tidak ditemukan. arah
utara-selatan banyak dijumpai di lepas pantai Jawa Barat Utara dan di darat di
Jawa Barat bagian barat. Pola ini tidak ditemukan di bagian timur pola Meratus.
Pola barat-timur merupakan pola dominan di daratan Pulau Jawa, baik sesar

3
maupun lipatan. Pola Sumatera dapat ditemukan di Jawa Barat tetapi di bagian
Timur Tengah tidak ditemukan.

Gambar II. 1 Pola struktur utama pulau jawa (Pulunggono & Martodjo, 1994)

II.1.2 Struktur Geologi Regional


Struktur geologi dengan Pola Meratus dengan arah timurlaut – baratdaya
yang berumur Kapur hingga Paleosen merupakan pola paling tua di Pulau Jawa.
Sesar-sesar dengan pola Meratus di Pulau Jawa umumnya teraktifkan kembali
pada umur-umur yang lebih muda.

Kelurusan yang ada pada Zona Pegunungan Selatan dengan pola Meratus
antara, yaitu kelurusan Sungai Opak dan Bengawan Solo yang mencapai
panjang lebih dari 30 km (Toha, dkk., 1994) dan diinterpretasikan sebagai
struktur geologi yang terbentuk akibat hasil reaktivasi struktur geologi pada
batuan dasar. Struktur geologi dengan Pola Sunda dengan arah utara-selatan
berumur Eosen Akhir – Oligosen Akhir.

Kelurusan dengan arah utara-selatan hingga agak timurlaut- baratdaya


memiliki panjang yang paling pendek diantara pola lainnya, yaitu kurang dari 4
km (Toha, dkk., 1994). Struktur geologi dengan Pola Jawa dengan arah barat-
timur merupakan pola termuda (berumur Oligosen Akhir – Miosen awal yang
mengaktifkan kembaliseluruh pola yang telah ada sebelumnya

4
Kelurusan berarah barat-timur pada Pegunungan Selatan memiliki
panjang mencapai 4-12 km (Toha, dkk., 1994). Purnomo dan Purwoko (1994)
membagi proses pembentukan struktur geologi berumur Tersier di Pulau Jawa
ke dalam 3 periode:

• Paleogene Extensional Rifting

Periode ini mengawali terbentuknya cekungan Tersier di Pulau Jawa pada


EosenOligosen yang umumnya membentuk graben dan half-graben dengan arah
tertentu.

• Neogene Compressional Wrenching

Periode ini ditandai oleh pembentukan sesar-sesar geser akibat tumbukan


lempeng Hindia. Sebagian besar sesar geser yang terbentuk merupakan hasil
reaktivasi dari sesar-sesar normal berumur Paleogen.

• Plio-Pleistocene Compressing Thrust-Folding

Periode ini ditandai oleh pembentukan antiklinorium dan sesar naik yang
umumnya berarah barat-timur.

II.1.3 Stratigrafi
Stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam stratigrafi Pegunungan
Selatan, yang mengacu pada Surono (1992) (Gambar 4). Tipe lokasi Formasi
Semilir berada di Gunung Semilir yang merupakan bagian barat Gunung
Baturagung, hampir seluruhnya terdiri dari bahan peledak vulkanik yang terdiri
dari tufa, tufa lapili, lapili apung, batugamping apung dan serpih. Fosil foram
kecil yang ditemukan menunjukkan umur awal Miosen-Miosen tengah.
Kelimpahan tufa dalam volume yang sangat besar menunjukkan formasi tersebut
dihasilkan oleh letusan gunung berapi yang sangat masif dan berhubungan
dengan terbentuknya kaldera (Smyth et. Al 2003).

5
Gambar II. 2 Stratigrafi Pegunungan Selatan

6
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Lokasi Pengamatan 1

X: 433181

Y: 9127289

Lokasi berada di selatan perumahan Sindet dengan jarak 500 m dari jalan raya. Lokasi
berada di sebelah barat daya tebing.

1. Deskripsi Singkapan

Singkapan ini berada di sebelah barat daya tebing membentang dengan arah
relative utara-selatan. Singkapan merupakan cermin sesar dan terdapat juga gores garis
serta stepping pada cermin sesar tersebut. Di sekitarnya juga terdapat vegetasi dan dekat
dengan kolam ikan di sebelah selatan singkapan. Singkapan ini memiliki dimensi
Panjang kurang lebih 10 – 15 meter dengan tinggi kurang lebih 3 meter.

Gambar III. 1 Foto Bentang Alam LP1

7
Gambar III. 2 Foto singkapan LP1

Azimuth: N 2900 E

2. Deskripsi Litologi

Gambar III. 3 Foto litologi LP1

Tuff; abu-abu; debu kasar (1/256 – 1/16 mm); mineral sialis: plagioklas; mineral
ferromagnesia: hornblende; mineral tambahan: zeolite; massif

8
3. Struktur Geologi

Gambar III. 4 Struktur Gologi

Bidang sesar: N 0290 E / 800


Bearing: N 3500 E
Plunge: 100
Rake: 50

4. Analisis Struktur

III.2 Lokasi Pengamatan 2

X: 433321

Y: 9127699

Lokasi berada di sebelah utara dari LP1 dengan jarak kurang lebih 400 m. lokasi
terletak di barat jalan raya Desa Plecing serta sebelah timur dari perumahan Sindet.

9
1. Deskripsi Singkapan

Singkapan berupa tebing membentang relative dari utara ke selatan dengan


dimensi Panjang kurang lebih 50 m dengan tinggi kurang lebih 10 m.

Gambar III. 5 Foto bentang alam LP2

Gambar III. 6 Foto singkapan LP2

Azimuth: N 1210 E

2. Deskripsi Litologi

10
Gambar III. 7 Foto litologi LP2

Tuff; abu-abu; debu kasar (1/256 – 1/16 mm); mineral sialis: plagioklas; mineral
ferromagnesia: hornblende; mineral tambahan: zeolite; massif

Gambar III. 8 Foto litologi LP2

Batulapilli; abu-abu; lapillus (2 – 64 mm); membundar; poorly sorted; terbuka; mineral


sialis: kuarsa; mineral ferromagnesia: hornblende; mineral tambahan: debu; massif

11
Gambar III. 9 foto litologi LP2

Batulapilli; abu-abu; lapillus (2 – 64 mm); membundar; poorly sorted; terbuka; mineral


sialis: kuarsa; mineral ferromagnesia: hornblende; mineral tambahan: debu; laminasi

3. Struktur Geologi

Gambar III. 10 Struktur Gologi

Bidang sesar: N 0500 E / 810


Bearing: N 2320 E
Plunge: 100
Rake: 150

12
4. Analisis Struktur

13
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Blabla bla

14

Anda mungkin juga menyukai