Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR”

Disusun Oleh :

1. Julmudia Nurul Annisa 066119192

2. Silvya Nurul Solihat 066119197

3. Zahriani 066119178

Kelas : F

Tanggal Percobaan : 1 Oktober 2019

Asisten Dosen:

1. Cici Ristiani

2. Tri Lestari Handayani

3. Siti Sri Wijayanti

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pratikum


1. Menghitung gerak benda dalam fluida
2. Menghitung kekentalan zat cair
1.2 Dasar Teori
Gas dan cairan mempunyai sifat yang disebut viskositas.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan
atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat
mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan
yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena
memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir
lambat seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan
mengalirnya suatu cairan.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran
viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari
suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam(viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku
untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang
disebutdengan viskositas.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan
besaran yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk
koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita
berbicara viskositas kita berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal
tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak
dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien
viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan
fluida sebesar Fs = kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung
pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium,
pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda
yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6π r. Bila nilai k
dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti
berikut.
Fs = 6πηrv

Persamaan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes.

Keterangan:

Fs : gaya gesekan stokes (N)


η : koefisien viskositas fluida (Pa s)
r : jari-jari bola (m)
v : kelajuan bola (m/s)

kecepatan terminal adalah kecepatan benda berbentuk bola bergerak


mengendap dalam fluida kental dengan kecepatan konstan. Kecepatan terminal
suatu benda yang bergerak jatuh dalam fluida dapat ditentukan dengan rumus
yang diformulasikan sebagai berikut :

Keterangan :

V = kecepatan terminal (m/s)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

ρb = massa jenis benda (kg/m3)

ρf = massa jenis fluida (kg/m3)

r = jari-jari (m)
η = koefisien viskositas (pa.s)

dapat di turunkan :

9 ὴd
T==
2 gr 2( ρ− ρ o)

Keterangan :
T = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak d
d = jarak yang ditempuh
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Areometer
2. Dua karet gelang yang melingkari
3. Micrometer skrup, jangka sorong dan mistar
4. Sendok saringan untuk mengambil bola – bola dari dasar
tabung.
5. Stopwatch
6. Tabung berisi zat cair
7. Thermometer
8. Timbangan torsi dengan batu timbangnya

2.2 Bahan
1. Cairan oli
2. Bola - bola kecil dari zat padat
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Metode dalam percobaan kali ini adalah sebagai berikut :

1. Diukur terlebih dahulu suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan
2. Ditimbang massa tiap-tiap bola dengan neraca torsi
3. Diukurlah diameter tiap-tiap bola memakai micrometer skrup.
Dilakukan beberapa kali pengukuran pada tiap bola
4. Dicatat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan
5. Diukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan
dengan menggunakan aerometer
6. Ditempatkan tali sehingga yang satu jaraknya kira-kira 5cm dibawah
permukaan zat cair dan tali yang lain kira-kira 5cm diatas dasar tabung
7. Diukur jarak jatuh d (jarak kedua tali)
8. Dimasukkan sendok saringan sampai dasar tabung dan tunggu
beberapa saat sampai zat cair diam
9. Diukur waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola beberapa kali
10. Diubah letak tali sehingga didapatkan d yang lain
11. Diulangi langkah 7, 8 dan 9.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 DATA PENGAMATAN


Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal
08 Oktober 2019, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :

KeadaanRuangan P (cm) Hg T (oC) C (%)


SebelumPercobaan 17,555 cmHg 28 oC 60 %
SesudahPercobaan 17,555 cmHg 28 oC 62,5 %

BOLA g = 980 cm/s

Bola Massa (gr) d (cm) r (cm) Vb (cm3) ρ (g/cm3)


No
0,595
1 Kecil 0,2 gr 0,297 cm 0,109 cm3 1,834 g/cm3
cm
1,028
2 Besar 0,7 gr 0,514 cm 0,568 cm3 1,232 g/cm3
cm

a. BOLA KECIL

No S (cm) t (s) V (cm/s) η

1 20 cm 5,03 s 3,97 cm/s 4,740

2 25 cm 6,11 s 4,091 cm/s 4,600

b. BOLA BESAR

No S (cm) t (s) V (cm/s) η


1 20 cm 2,45 s 8,163 cm/s 2,635

2 25 cm 2,83 s 8,833 cm/s 2,435

4.2 PERHITUNGAN

1. Volume Bola 2. Massa Jenis Bola

1. Bola kecil 2. Bola kecil


4 m
V= x π x r3 ρ=
3 v
4 0,2
= x 3,14 x 0,2973 =
3 0,109
= 0,109 cm3 = 1,834gr/cm3

1. Bola Besar 2. Bola Besar


4 m
V= x π x r3 ρ=
3 v
4 0,7
= x 3,14 x 0,5143 =
3 0,568
= 0,568 cm3 = 1,232gr/cm3

Kecepatan (v) Kecepatan (v)


Bola Kecil 20 cm Bola besar 20 cm
s s
V= V=
t t
20 20
= =
5,03 2,45
= 3,97 cm/s = 8,163 cm/s

Bola Kecil 25 cm Bola Besar 25 cm


s s
V= V=
t t
25 25
= =
6,11 2,83
= 4,091 cm/s = 8,833 cm/s

3.Koefisien Kekentalan:

1) Bola kecil 20 cm

ὴ = 2.r2.g (ρbola - ρfluida)


9.V1

= 2.(0,297)2 980 (1,834 – 0,852)


9 .3,97
= 4,740

2) Bola Kecil 25 cm

ὴ = 2.r2.g (ρbola - ρfluida)


9.V1

= 2.(0,297)2 980 (1,834 – 0,852)

9. 6,11

= 4,600

Bola besar 20 cm
ὴ = 2.r2.g (ρbola - ρfluida)

9.V1

= 2.(0,514)2 980 (1,232 –0,852)


9. 8,163
= 2,635

Bola besar 25 cm

ὴ = 2.r2.g (ρbola - ρfluida)

9.V1

= 2.(0,514)2 980 (1,232 - 0,852)

9. 2,83

= 2,435
BAB V

PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini mengenai koefisien kekentalan zat cair bertujuan
untuk mengetahui viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan Hukum Stokes
serta menghitung gerak benda dalam fluida dan menghitung kekentalan zat cair
itu sendiri.

Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Viskositas kekentalan
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran
cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya tahan terhadap aliran ini,
dinyatakan dengan koefisien Viskositas (ƞ)

Dalam percobaan kali ini untuk mencari koefisien kekentalan fluida


pertama-tama kita harus mengetahui diameter, massa benda, waktu dan jarak
untuk mendapatkan massa jenis benda tersebut. Setelah itu kita dapat
menggunakan hokum stokes yang telah dijelaskan pada dasar teori. Dalam
pratikum ini di lakukan pengukuran dan perhitungan secara langsung dengan 1
kali pengukuran massa, diameter, volume dan massa jenis pada bola dan juga
percobaan di lakukan sebanyak 1 kali, yaitu pada bola kecil dan bola besar.
Dibagi lagi berdasarkan jarak karet pada tabung reaksi, yaitu 20cm dan 25cm.
selain itu saat pengambilan bola dari dalam fluida (oli) harus dilakukan dengan
hati-hati karena kemungkinan adanya tubulensi pada zat cair, apabila saat
pengambilan bola dilakukan terburu-buru. Perbedaan di dapatkan dari hasil
koefisien kekentalan fluida pada ke dua bola tersebut.
Hasil pertama pada bola kecil dengan jarak karet gelang 20cm yaitu di
dapatkan hasil 4,740 dan dengan jarak karet gelang 25cm yaitu 4,600. Pada bola
besar dengan jarak karet gelang 20cm didapatkan hasil 2,635 dan dengan jarak
karet gelang 25cm yaitu 2,435.

Dari hasil ini selisih tidak begitu jauh, menggambarkan bahwa zat cair
yang di gunakan terlalu pekat. Sehingga bola tersebut mengalami perlambatan
dalam geraknya. Perlambatan itu terjadi karena adanya gesekan dalam fluida. Saat
bola didalam oli, bola memiliki 3 gaya, yaitu gaya berat, gaya keatas fluida dan
gaya gesek. Hal ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor pada saat percobaan
berlangsung.

faktor atau penyebab pertama adalah suhu pada saat berlangsungnya


percobaan, karna suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan viskositas
meningkat sehingga gesekan yang terjadi pada bola terhadap viskositas fluida
sangat lambat. Atau perhitungan waktu menggunakan stopwatch. Terakhir,
dapat disebabkan oleh gaya yang bekerja pada bola tersebut, penyebab ini dapat
berlaku hukum Newton II yaitu “percepatan yang di timbulkan oleh gaya yang
bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding
terbalik dengan massa benda” dari penyebab ini dapat di simpulkan, semakin
besar gaya yang di berikan pada bola, maka gaya gesek yang terjadi pada bola
terhadap viskositas fluida semakin meningkat, sehingga waktu yang di perlukan
semakin cepat. Tetapi sebaliknya semakin kecil gaya yang di berikan pada bola
tersebut, gaya gesek yang bekerja pada bola terhadap viskositas fluida semakin
rendah, sehingga waktu yang di perlukan terlampau lambat, dan hasil yang
bekerja pada bola terhadap viskositas fluida semakin rendah, sehingga waktu
yang di perlukan terlampau lambat dan hasil koefisien zat cair pun tidak
mencapai hasil maksimal.
BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :

 Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda yang padat yang bergerak didalam fluida.
Besarnya gesekan ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat
cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda
padat bergerak didalam zat tersebut.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas fluida yaitu suhu, konsentrasi
larutan, tekanan, berat molekul dan penggunaan stopwatch.
 Kecepatan bola besar lebih cepat dibandingkan dengan bola kecil karena
kecepatan bola dipengaruhi oleh massa benda. Kecepatan bola dipengaruhi
oleh kekentalan fluida tersebut ( oli ), karena semakin kental suatu fluida
maka semakin lambat kecepatan jatuh bola.
 Bola yang dimasukkan ke dalam oli mendapatkan 3 gaya, yaitu gaya
gesek, gaya keatas dan gaya berat.
DAFTAR PUSTAKA

Nurlaila rahmah, Viskositas Mekanika Fluida. Diakses pada tahun 2016

Alonso, Marcello dan Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas.


Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN

Tugas Akhir

1) Bagaimana memilih letak karet-karet gelang yang melingkari tabung ?


Apakah akibatnya jika terlalu dekat permukaan. Apakah akibatnya jika
terlalu dengan dasar tabung
2) Buatlah grafik antara T dengan d (pakai least square)
3) Hitunglah harga berdasarkan grafik untuk tiap-tiap bola
4) Apakah pengaruh suhu terhadap kekentalan at cair ? Terangkan !

Jawab :
1) Memilih letak karet-karet gelang pada tabung dengan cara menyesuaikan
jarak antara gelang dengan permukaan sama dengan jarak gelang dengan
dasar tabung, jika jarak terlalu dekat dengan permukaan dan dasar tabung
akan menyebabkan waktu yang ditempuh benda semakin lama daripada
jarak yang lebih jauh dari permukaan dan dasar, hal ini juga berdampak
pada koefisien kekentalan zat cair yang semakin besar.

4
Bola kecil
3 Bola besar

0
20 cm 25 cm

3) Bola Kecil
Pada percobaan jarak 20 cm :
s 20
S = 20 cm t = 5,03 s V= = = 3,97 cm/s
t 5,03
Pada percobaan jarak 25 cm :
s 25
S = 25 cm t = 5,03 s V= = = 4,091 cm/s
t 6,11
Bola Besar
Pada percobaan jarak 20 cm :
s 20
S = 20 cm t = 2,45 s V= = = 8,163 cm/s
t 2,45
Pada percobaan jarak 25 cm :
s 25
S = 25 cm t = 2,83 s V= = = 8,833 cm/s
t 2,83
4) Suhu berpengaruh nyata terhadap kekentalan zat cair. Semakin tinggi suhu
maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu semakin
tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan komponen
penyusun zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih
tinggi jika suhu mengalami penurunan karena pada saat suhu di naikkan
maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak secara acak
sehingga kekentalan akan mengalami penurunan, dan jika suhu mengalami
penurunan akan terjadi kenaikan viskositas karena partikel-partikel
penyusun senyawa tersebut tidak mengalami gerakan sehingga gaya gesek
yang bekerja juga semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai