Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Perkembangan testis
b. Pembentukan sperma
c. Precursor estrogen dan progesterone
d. Merangsang pertumbuhan rambut pada
laki-laki maupun wanita
e. Perkembangan masa otot
f. Munculnya cirri seks sekunder pria
g. Mengatur libido seks pada laki-laki maupun
wanita
MEKANISME KERJA
◼ Testosterone bebas dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi.
◼ Di prostat dan sefikula seminalis, 90% testosterone diubah oleh enzim 5
a-reduktase menjadi dihidrotestosteron (DHT) yang lenbih aktif dan berfungsi
sebagai mediator intrasel hormone tersebut.
◼ Defisiensi enzim reduktase tersebut dapa mengakibatkan
pseudohermafroditisme, karena testosterone yang di sekresi dalam jumlah
normal tidak diubah menjadi DHT sehingga genetalia eksterna laki-laki tidak
berkembang.
◼ Tidak semua jaringan targert memerlukan perubahan testosterone menjadi
DHT.
◼ Testosterone dan DHT berperan sebagai androgen aktif intrasel tergantung
jaringan targetnya, misalnya pada perangsangan pertumbuhan folikel rambut,
DHT lebih berperan daripada tstosteron.
◼ Testosterone dan DHT berikatan dengan reseptor di sitoplasma, kemudian
kompleks steroid reseptor ini mengalami modifikasi dan translokasi ke dalam
nucleus dan berikatan dengan tempat ikatan spesifik (spesifik bindingsites) pada
kromosom.
◼ Hal ini menyebabkan aktifitas RNA polymerase meningkat diikuti peningkatan
sintesis RNA spesifik dan selanjutnya peningkatan sintesis protein.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
◼ Pengunaan alkil androgen hanya untuk edema, angioneurotik herediter atau
terapi jangka pendek pada penyakit berat karena preparat ini hepatotoksik.
◼ Androgen sebaiknya tidak diberikan pada pasien laki-laki dengan karsinoma
prostat atau karsinoma payudara. Selama efek-efek hormone ini pada sistem
saraf pusat anak yang sedang berkembang belum diketahui dengan jelas, maka
pemberian androgen-androgen ini pada bayi dan anak-anak sebaiknya
dihindarkan.
◼ Penggunaan steroid androgenic di kontraindikasikan pada wanita-wanita
hamil atau wanita-wanita yang mungkin hamil selama jalannya terapi.
◼ Jika obatobat ini digunakan pada anak-anak dengan tujuan untuk mencapai
pertumbuhan maksimal, maka obat-obat ini harus diberikan dengan sangat
hati-hati.
◼ Pada sebagian besar pasien, penggunaan somatotropin adalah lebih tepat.
Harus dilakukan dengan hati-hati juga ketika memberikan obat-obat ini pada
pasien-pasien dengan penyakit jantung yang predisposisi dapat menimbulkan
edema.
◼ Jika terjadi retensi natrium dan air pasien akan merespon terapi direuktika.
◼ Terapi metiltestosteron dihubungkan dengan terjadinya kreatinuria, terapi
siginifikansi temuan ini tidak diketahui.
TERIMAKASIH