Studi Fenomenologi Kejadian Hiperemesis Gravidarum PDF
Studi Fenomenologi Kejadian Hiperemesis Gravidarum PDF
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844
Abstrak
Mual muntah adalah gejala yang normal dalam kehamilan. Namun, apabila berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk yang disebut hiperemesis
gravidarum. Tujuan penelitian ini adalah menggali berbagai hal tentang kejadian hiperemesis
gravidarum yang dialami oleh ibu hamil trimester I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan berjumlah lima belas orang terdiri dari
ibu hamil, suami, bidan rumah sakit dan bidan desa. Pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam dan analisa menggunakan teknik induktif. Penelitian ini mengidentifikasi
tujuh tema yaitu 1) Persepsi tentang hiperemesis gravidarum; 2) Faktor - faktor yang
mempengaruhi hiperemesis gravidarum; 3) Kronologi hiperemesis gravidarum; 4) Pengobatan
baik farmakologis maupun non farmakologis yang diterima ibu hamil dalam mengatasi
hiperemesis gravidarum dari sejak keluhan awal; 5) Bentuk dukungan yang diterima ibu baik dari
keluarga maupun tenaga kesehatan pada saat mengalami hiperemesis gravidarum; 6) Harapan ibu
terhadap keluarga dan tenaga kesehatan untuk hiperemesis gravidarum; 7) Hambatan dalam
mengatasi hiperemesis gravidarum. Harapannya agar bidan lebih aktif dalam memberikan
informasi tentang hiperemesis gravidarum beserta cara mengatasinya; bagi ibu hamil supaya
mencari informasi tentang hiperemesis gravidarum dari berbagai sumber dan mencari sumber
dukungan untuk mengatasi hiperemesis gravidarum.
Abstract
[PHENOMENOLOGY STUDY OF GRAVIDARUM HYPEREMESIS EVENT IN TRIMESTER I
PREGNANT WOMEN] Nausea and vomiting are symptoms of a normal pregnancy. However, if
excessive, it interferes daily work and worsen the general conditions, called hyperemesis
gravidarum. The purpose of this study is to explore various things about hyperemesis gravidarum
experienced by pregnant women at first trimester. This is a qualitative study with descriptive
phenomenology approach. There were 15 participants consisting of pregnant women, husbands,
hospital midwives and community midwives. Data collection using in-depth interviews, while
data analysis using inductive techniques. The research identified seven themes: 1) Perception of
hyperemesis gravidarum is nausea and vomiting during pregnancy; 2) Factors that affect
hyperemesis gravidarum including hormonal, age, exhausted activity, nutrition intake and
psychological problems; 3) The chronology of hyperemesis gravidarum were firstly, seeking for
treatment by visiting midwives or public health center soon after experiencing hyperemesis. For
prolonged symptoms they will go to a doctor or admitted to a hospital ; 4) Treatment was merely
pharmacological; 5) Support from family are in form of companion, suggestion, and fulfilment of
needs. Health professionals support are in form of counselling ; 6) Pregnant women’s expecation
from family and health professionals including support and help to eliminate the symptoms ; 7)
The prominent barrier to overcome hyperemesis gravidarum was ingorance. It is suggested that
midwives should be more active in providing information on hyperemesis gravidarum and its
solutions; pregnant women must seek information about hyperemesis gravidarum from various
sources, and looking for sources of support to cope with hyperemesis gravidarum.
*) Siti Rofi’ah.
E-mail: nandasheeta@yahoo.com
setelah dua atau tiga kali periksa. Pada menyatakan bahwa Pemberian seduhan jahe
awalnya, ibu hamil dengan hiperemesis akan lebih efektif dibandingkan dengan jus buah
memeriksakan diri ke Puskesmas atau bidan jeruk bali untuk mengatasi mual muntah
desa, namun jika keluhan tidak berkurang pada ibu hamil trimester I. Permen jahe juga
setelah kedatangannya yang kedua maka mampu menurunkan emesis gravidarum
akan mencari pengobatan pada Dokter atau pada kehamilan trimester I di Wilayah
dilakukan rawat inap. Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal.
d. Pengobatan baik farmakologis maupun non Selain itu, pemberian serbuk jahe (Zingiber
farmakologis yang telah diterima ibu hamil Officinale) terhadap tingkatan mual muntah
dalam mengatasi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil usia kehamilan 0- 16 minggu
dari sejak keluhan awal (Kundarti, Rahayu and Utami, 2015)
Menurut Quinland dalam (Runiari, 2010) Lemon inhalasi aromatherapy juga
bahwa penatalaksanaan mual muntah dalam berpengaruh terhadap mual pada kehamilan.
kehamilan tergantung pada beratnya gejala. (Astriana, Putri and Aprilia, 2015) dalam
Paling ringan bisa diatasi dengan perubahan penelitiannya menyebutkan bahwa ada
diet hingga pengobatan antiemetik, rawat perubahan rata-rata frekuensi mual antara
inap dan pengobatan parenteral. Pengobatan sebelum dan sesudah diberikan inhalasi
terhadap hiperemesis gravidarum dapat aromatherapy yaitu 4,53 menjadi 3,13 dalam
berupa terapi farmakologis dan non sehari. Hal ini berarti ada pengaruh
farmakologis. pemberian lemon inhalasi aromatherapy
Seluruh partisipan dalam penelitian ini terhadap mual pada kehamilan. Pemberian
mempercayakan pengobatan hiperemesis jahe instan dengan dosis 290 mg juga mampu
gravidarum dengan menggunakan terapi menurunkan kejadian mual muntah pada ibu
farmakologis yang mereka peroleh saat hamil trimester I sebesar 6 kali lipat
periksa baik di bidan maupun dokter. Obat dibandingkan plasebo. Dengan pemberian
yang diberikan bidan saat periksa berupa anti jahe instan akan meningkatkan asupan energi
muntah seperti vitamin B6, vosea, pada ibu hamil pada ibu hamil dengan mual
metoclopramide, atau primperan syrup muntah sebesar 24,5 kali lebih besar daripada
dengan pertimbangan agar mudah diminum placebo .
oleh ibu hamil. Partisipan yang dilakukan e. Bentuk dukungan yang telah diterima ibu
rawat inap mendapatkan ondansetron secara baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan
drip pada cairan infus dan injeksi ranitidin pada saat mengalami hiperemesis
pada hari I dan II perawatan. Untuk gravidarum.
meningkatkan stamina tubuh diberikan Ibu hamil dengan hiperemesis
neurobion injeksi. Pada hari ketiga perawatan, gravidarum yang menjadi partisipan dalam
partisipan masih diberikan cairan infus tanpa penelitian ini hampir seluruhnya
drip anti mual. Obat anti mualnya diberikan mendapatkan dukungan baik dari suami,
secara oral, jika keluhan ibu hamil teratasi keluarga, tetangga, teman dan saudaranya.
pada hari perawatan hari ketiga maka akan Dukungan keluarga terutama suami
dipulangkan pada hari keempat. Pada merupakan unsur penting dalam membantu
saat-saat tertentu mereka merasa keluhannya individu menyelesaikan suatu masalah.
tidak berkurang maka mereka beristirahat Dengan dukungan yang diterima seorang
dan mengoleskan penghangat seperti minyak individu dalam hal ini ibu hamil dengan
kayu putih, minyak aromaterapi atau dengan hiperemesis gravidarum akan meningkatkan
minum air hangat. rasa percaya diri dan motivasi untuk
Selain menggunakan obat sebagai terapi menghadapi masalahnya yaitu gejala mual
farmakologis, hiperemesis gravidarum dapat muntah beserta keluhan lainnya. Sesuai
diatasi menggunakan terapi nonfarmakologis dengan hasil penelitian (Syamsuddin, Lestari
misalnya rebusan maupun seduhan jahe. Hal and Fachlevy, 2018), (Zaen, Widyawati and
ini sesuai dengan hasil penelitian (Soa, Yuswantina, 2015), (Zuhrotunida and
Amelia and Octaviani, 2018) bahwa Yudiharto, 2017).
pemberian rebusan jahe merah dan daun mint Ibu hamil dengan hiperemesis
lebih efektif dalam mengurangi mual muntah gravidarum membutuhkan dukungan suami
saat kehamilan dibandingkan jeruk nipis dan dan keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
madu. Hasil penelitian (Nugrahani, 2017) Bentuk dukungan yang telah diterima oleh
partisipan dalam penelitian ini berupa biasanya bekerja membantu mencari nafkah
kesiapan mengantar ke tempat periksa, bagi keluarga. Pekerjaan merupakan aktivitas
memberikan nasihat berkenaan dengan yang dilakukan untuk menunjang
keluhan yang dirasakan, menyiapkan segala kehidupannya dan kehidupan keluarganya
keinginan termasuk kebutuhan nutrisi. yang diukur berdasarkan jenis kegiatan yang
Bahkan saat partisipan dirawat di rumah sakit, dilakukan sehari-hari (Ismail, 2010). Keluhan
suami siap membantu memenuhi kebutuhan mual muntah yang terus menerus
ibu hamil dalam upaya mengatasi menyebabkan partisipan tidak mampu lagi
keluhannya. untuk melakukan pekerjaan yang biasanya
Dukungan keluarga merupakan sikap, dilakukan. Salah satu partisipan harus
tindakan dan penerimaan keluarga berhenti menjahit dan melakukan bed rest di
terhadap anggotanya. Anggota keluarga tempat tidur, sedangkan partisipan yang lain
memandang bahwa orang yang bersifat mengajukan cuti sebagai Sales Promotion Girl
mendukung selalu siap memberikan produk Kosmetik, hal ini akan menjadi beban
pertolongan dan bantuan jika diperlukan psikologis bagi ibu hamil. Menurut
(Friedman, Bowden and Jones, 2013). (Wiknjosastro, 2009) mengungkapkan bahwa
Kurangnya dukungan kepada partisipan saat beban psikologi memegang peranan penting
mengalami mual muntah akan menimbulkan dalam penyakit ini sehingga dapat
stress pada ibu dan mual muntah. Kondisi menyebabkan konflik mental yang dapat
psikologis pada ibu hamil yang tidak memperberat mual dan muntah.
mendapat dukungan dari suami akan sangat Hasil penelitian (Atika, Putra and Thaib,
berpengaruh terhadap terjadinya hiperemesis 2016) menyatakan bahwa pekerjaan sebagai
gravidarum. Hal ini terjadi pada salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
partisipan dalam penelitian ini. Partisipan hiperemesis gravidarum. Faktor pekerjaan
yang kurang mendapatkan dukungan terlihat berkaitan dengan status sosial ekonomi. Ibu
menahan beban psikologis dan merasa sendiri hamil dengan status sosial ekonomi rendah
saat menjalani kehamilan ini sehingga selama merupakan faktor risiko terjadinya
kehamilan trimester pertama ini sudah hiperemesis gravidarum yang sering
pulang ke rumah orang tuanya sebanyak dua dihubungkan dengan infeksi Helicobacter
kali. pylori. Helicobacter pylori merupakan jenis
Kehamilan trimester awal merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk spiral
masa adaptasi sehingga dukungan suami dan dan banyak ditemui pada penduduk di
keluarga sangat diperlukan oleh ibu hamil. negara- negara berstandar ekonomi rendah
Selain itu, ibu hamil juga membutuhkan dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.
dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dengan demikian, jika seorang ibu hamil
tetangga, saudara, maupun petugas kesehatan. tidalk melakukan suatu pekerjaan yang untuk
Dengan dukungan yang diterima maka ibu mendapatkan penghasilan maka dapat
hamil dapat terbebas dari stress dan semakin memperburuk kejadian hyperemesis
menerima kehamilannya yang pada akhirnya gravidarum baik dari segi psikologis maupun
bisa mencegah dan mengatasi terjadinya ekonomi.
hipermemesis gravidarum. Bentuk dukungan Harapan lain dari partisipan dalam
yang diberikan oleh petugas kesehatan pada penelitian ini adalah agar tidak diganggu
ibu hamil dalam penelitian ini berupa support pada saat mual, namun ada pula yang justru
dan nasihat berkenaan dengan keluhan yang ingin ditemani saat mengalami mual muntah.
dirasakan. Harapan ini membutuhkan dukungan
f. Harapan ibu terhadap keluarga dan tenaga emosional dari suami maupun keluarga.
kesehatan untuk kejadian hiperemesis Menurut (Friedman, Bowden and Jones, 2013)
gravidarum yang dialami ibu hamil dukungan emosional yang dapat diberikan
trimester I kepada ibu hamil dapat berupa pemberian
Harapan partisipan ibu hamil terhadap perhatian ketika mengalami gangguan seperti
keluarga dan tenaga kesehatan untuk mual muntah, mendengarkan keluhan terkait
kejadian hiperemesis gravidarum adalah gangguan yang dirasakan serta memberitahu
keinginannya agar segera sembuh. Partisipan anggota keluarga lain agar tetap memberikan
sangat terganggu dengan keluhan yang dukungan sehingga ibu hamil merasa
dirasakan, terutama bagi partisipan yang diperhatikan.
Salah satu partisipan berharap agar secara lebih aktif. Mereka dapat mengurangi
dalam keluarga mengerti bahwa saat hamil keluhan mual muntahnya dengan terapi non
ini ia sangat tidak menyukai asap rokok. Ibu farmakologis yang sudah terbukti mampu
hamil berharap anggota keluarga mau menurunkan derajat mual mual muntah.
memberikan fasilitas bebas asap rokok dan Beberapa hasil penelitian telah membuktikan
bau asap rokok di sekelilingnya. Ini bahwa konsumsi permen jahe (Astuti, 2016),
merupakan wujud dukungan instrumental rebusan jahe merah dan daun mint (Soa,
yang harus diberikan keluarga kepada ibu Amelia and Octaviani, 2018), seduhan jahe
hamil. Dukungan instrumental dapat berupa (Nugrahani, 2017), konsumsi pisang kapok
bantuan menyiapkan obat, menyarankan (Ratih and Qomariah, 2017), Lemon inhalasi
istirahat ketika merasa muncul keluhan, aromatherapy (Astriana, Putri and Aprilia,
mengantarkan saat periksa maupun 2015) dan (Maternity, Ariska and Sari, 2017),
menfasilitasi kebutuhan termasuk suasana aromaterapi lavender (Rahayu and Sugita,
yang nyaman bagi ibu hamil (Friedman, 2018), aromaterapi peppermint (Kartikasari,
Bowden and Jones, 2013). Hasil penelitian Ummah and Taqiiyah, 2017) dan self
(Sumardi, 2016) menyatakan bahwa management module (Latifah, Setiawati and
dukungan yang diterima ibu hamil baik itu Dwi, 2017) mampu mengurangi mual muntah
dukungan informasional, dukungan penilaian, pada kehamilan.
dukungan instrumental dan dukungan g. Hambatan dalam mengatasi kejadian
emosional dalam kategori baik. Hal ini hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
menggambarkan bahwa secara umum suami trimester I
dan keluarga sudah memahami kebutuhan Upaya untuk mengatasi hiperemesis
dukungan untuk ibu hamil saat menjalani gravidarum dapat berlangsung tidak sesuai
kehamilannya. yang diharapkan apabila ada suatu keadaan
Secara umum harapan partisipan dalam yang menjadi hambatan dalam mengatasi
penelitian ini sudah terpenuhi. Partisipan keluhan mual muntah yang berlebihan.
berharap kepada petugas kesehatan agar Beberapa hambatan yang dikemukakan
dapat membantu supaya keluhannya segera partisipan dalam penelitian ini antara lain
hilang. Partisipan mengharapkan adalah kurangnya tingkat pengetahuan,
mendapatkan pelayanan yang baik termasuk kendala tidak mau dirujuk, terlalu manja atau
dalam pemberian obat menyesuaikan dengan membutuhkan perhatian ekstra, kesulitan
kondisi partisipan yang mengalami gangguan dalam makan minum serta mengkonsumsi
dalam makan dan minum. Obat yang obat, masalah psikologis, anggapan bahwa
diberikan hendaknya tidak dalam bentuk hiperemesis gravidarum merupakan sesuatu
kapsul atau tablet namun dalam bentuk srbuk yang normal, faktor usia dan sensitivitas
atau sirup sehingga mudah dalam terhadap bau.
mengkonsumsi. Partisipan juga Kurangnya pengetahuan tentang
mengharapkan pelayanan secara cepat dan hiperemesis gravidarum serta cara
tanggap terhadap keluhan yang dirasakan. mengatasinya dapat memunculkan anggapan
Pelayanan yang berkalitas berpengaruh yang keliru tentang kejadian hiperemesis
terhadap tingkat kepuasan klien. Hal ini gravidarum. Hiperemesis gravidarum
sesuai dengan beberapa penelitian antara lain merupakan kejadian mual muntah berlebihan
(Rosita, 2017), (Andriani, 2017) yang mengakibatkan penurunan berat badan
(Supartiningsih, 2017), (Siswati, 2015) yang lebih dari 5 %, asupan cairan dan nutrisi
menyatakan bahwa ada hubungan yang abnormal, ketidak seimbangan elektrolit,
bermakna antara kualitas pelayanan dehidrasi, ketonuria, serta dapat
kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien. membahayakan janin (Runiari, 2010).
Kepuasan yang dirasakan oleh klien akan Berdasarkan definisi tersebut seorang ibu
mendorong mereka untuk mengikuti anjuran hamil yang merasakan gejala seperti mual
yang diberikan dan meningkatkan muntah terus menerus sulit untuk makan
kepercayaan mereka terhadap petugas atau minum bahkan minum obat pun muntah
kesehatan yang dalam hal ini adalah bidan. maka ia harus segera datang ke petugas
Di sisi lain, petugas kesehatan juga kesehatan. Pengetahuan yang kurang akan
berharap agar ibu hamil dengan hiperemesis mempengaruhi sikap ibu dalam menghadapi
gravidarum mampu mengatasi keluhannya serta mencari bantuan pengobatan terhadap
keluhan yang dirasakan. Hal ini sesuai hiperemesis gravidarum. Selain itu bidan juga
dengan penelitian (Wiwik, Niman and dapat memberi sanjungan untuk
Susilowati, 2016) yang menyebutkan ada membesarkan hati ibu hamil. Dengan
hubungan antara pengetahuan dengan sikap sanjungan tersebut kepercayaan diri ibu
ibu hamil dalam mencegah kejadian hamil dapat meningkat sehingga memiliki
hiperemesis gravidarum di wilayah kerja semangat dalam menjalani kehamilannya dan
Puskesmas Padalarang. Sikap ibu terhadap mampu mengatasi keluhan yang dirasakan.
kejadian hiperemesis gravidarum akan Partisipan juga mengatakan bahwa
menentukan caranya dalam mengahadapi ketakutan akan muntah apabila makan atau
keluhan tersebut. Untuk itu bidan sebagai minum menjadi hambatan dalam mengatasi
ujung tombak pelayanan kesehatan harus hiperemesis gravidarum. Asupan makanan
mampu meningkatkan pengetahuan ibu berhubungan dengan status nutrisi ibu hamil.
tentang hiperemesis gravidarum, sehingga Hasil penelitian (Maulina, Megamaulia and
apabila keadaan ibu hamil memerlukan Widia, 2016) menyatakan bahwa status nutrisi
tindakan rujukan maka ibu hamil akan berhubungan dengan hiperemesis
bersedia mematuhi anjuran tersebut. gravidarum. Untuk mengatasi hal ini bidan
Seorang Bidan Desa atau Bidan Praktik hendaknya menjelaskan tentang kebutuhan
Mandiri memiliki kewenangan yang telah nutrisi ibu hamil dan memberikan support
diatur dalam Permenkes RI No. 28 Tahun pada ibu untuk tetap mencoba
2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan mengkonsumsi makanan yang diinginkan.
Praktik Bidan Pasal 19 ayat 2 (Kemenkes RI, Ibu hamil harus mampu melawan rasa takut
2017) yang menyebutkan bahwa pelayanan dan khawatir jika makan akan terjadi muntah,
kesehatan pada ibu masa hamil adalah bidan perlu meyakinkan bahwa obat anti
pelayanan antenatal pada kehamilan normal. muntah hanya sementara dan harus
Kejadian mual muntah merupakan hal yang pelan-pelan dikurangi serta mencoba untuk
fisiologis bagi ibu hamil trimester pertama makan meskipun sedikit agar keluhan mual
(Wiknjosastro, 2009) namun jika mual muntahnya segera hilang. Hal ini dibuktikan
muntahnya berlebihan sehingga mengganggu oleh salah seorang partisipan yang dirawat di
asupan cairan dan nutrisi serta rumah sakit. Sepulang dari rumah sakit gejala
ketidakseimbangan elektrolit maka itu bukan mual muntah timbul kembali, namun berkat
hal yang fisiologis (Runiari, 2010). Dengan dukungan dari keluarga dan support dari
demikian kasus hiperemesis gravidarum yang bidan, ibu hamil tersebut mampu mengatasi
dirasakan hingga ibu hamil tidak mampu keluhan mual muntahnya dan secara
mengkonsumsi apapun dan harus dilakukan perlahan dapat mengkonsumsi makanan.
pemberian cairan parenteral bukan
merupakan wewenang bidan sehingga harus 4. Simpulan dan Saran
dilakukan tindakan rujukan. Bidan tidak Partisipan mendiskripsikan bahwa
berwenang memberikan cairan infus di hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
tempat pelayanannya dan harus mendorong mual muntah yang terjadi pada masa
agar ibu hamil mau dilakukan tindakan kehamilan akibat faktor hormonal, faktor usia,
rujukan. aktivitas yang melelahkan, asupan nutrisi
Hambatan lain adalah masalah psikis dan beban psikologis. Pada awalnya, ibu
karena harus hidup bersama mertua ataupun hamil yang mengalami mual muntah
karena ketakutan hamil pertama pada usia memeriksakan diri ke bidan atau puskesmas
tua. Rasa tidak nyaman dapat menimbulkan selanjutnya jika keluhan tidak hilang maka
stress bagi ibu hamil. Menurut (Syamsuddin, akan memeriksakan ke dokter atau dilakukan
Lestari and Fachlevy, 2018) ada hubungan rawat inap di rumah sakit. Kondisi kesehatan
bermakna antara stres dengan sindrom ibu hamil yang mengalami hiperemesis
hiperemesis gravidarum. Dalam mengatasi gravidarum dan perkembangan janin dalam
hambatan ini bidan dapat mengadakan kandungan dalam batas normal dan tidak
pendekatan ke klien dan keluarga untuk ada penyakit penyerta sehingga beberapa
memberi dukungan kepada ibu hamil. Hasil partisipan tidak dilakukan rawat inap.
penelitian (Zaen, Widyawati and Yuswantina, Pengobatan terhadap hiperemesis
2015) menyatakan bahwa ada hubungan gravidarum masih tergantung pada terapi
antara dukungan suami dengan kejadian farmakologis. Partisipan belum memahami