Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 41 - 52

DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

Jurnal Riset Kesehatan


http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________

STUDI FENOMENOLOGI KEJADIAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
Siti Rofi’ah*) ; Sri Widatiningsih ; Arfiana
Jurusan Kebidanan ; Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

Abstrak

Mual muntah adalah gejala yang normal dalam kehamilan. Namun, apabila berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk yang disebut hiperemesis
gravidarum. Tujuan penelitian ini adalah menggali berbagai hal tentang kejadian hiperemesis
gravidarum yang dialami oleh ibu hamil trimester I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan berjumlah lima belas orang terdiri dari
ibu hamil, suami, bidan rumah sakit dan bidan desa. Pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam dan analisa menggunakan teknik induktif. Penelitian ini mengidentifikasi
tujuh tema yaitu 1) Persepsi tentang hiperemesis gravidarum; 2) Faktor - faktor yang
mempengaruhi hiperemesis gravidarum; 3) Kronologi hiperemesis gravidarum; 4) Pengobatan
baik farmakologis maupun non farmakologis yang diterima ibu hamil dalam mengatasi
hiperemesis gravidarum dari sejak keluhan awal; 5) Bentuk dukungan yang diterima ibu baik dari
keluarga maupun tenaga kesehatan pada saat mengalami hiperemesis gravidarum; 6) Harapan ibu
terhadap keluarga dan tenaga kesehatan untuk hiperemesis gravidarum; 7) Hambatan dalam
mengatasi hiperemesis gravidarum. Harapannya agar bidan lebih aktif dalam memberikan
informasi tentang hiperemesis gravidarum beserta cara mengatasinya; bagi ibu hamil supaya
mencari informasi tentang hiperemesis gravidarum dari berbagai sumber dan mencari sumber
dukungan untuk mengatasi hiperemesis gravidarum.

Kata kunci: Hiperemesis gravidarum; Ibu hamil trimester I; Bidan

Abstract
[PHENOMENOLOGY STUDY OF GRAVIDARUM HYPEREMESIS EVENT IN TRIMESTER I
PREGNANT WOMEN] Nausea and vomiting are symptoms of a normal pregnancy. However, if
excessive, it interferes daily work and worsen the general conditions, called hyperemesis
gravidarum. The purpose of this study is to explore various things about hyperemesis gravidarum
experienced by pregnant women at first trimester. This is a qualitative study with descriptive
phenomenology approach. There were 15 participants consisting of pregnant women, husbands,
hospital midwives and community midwives. Data collection using in-depth interviews, while
data analysis using inductive techniques. The research identified seven themes: 1) Perception of
hyperemesis gravidarum is nausea and vomiting during pregnancy; 2) Factors that affect
hyperemesis gravidarum including hormonal, age, exhausted activity, nutrition intake and
psychological problems; 3) The chronology of hyperemesis gravidarum were firstly, seeking for
treatment by visiting midwives or public health center soon after experiencing hyperemesis. For
prolonged symptoms they will go to a doctor or admitted to a hospital ; 4) Treatment was merely
pharmacological; 5) Support from family are in form of companion, suggestion, and fulfilment of
needs. Health professionals support are in form of counselling ; 6) Pregnant women’s expecation
from family and health professionals including support and help to eliminate the symptoms ; 7)
The prominent barrier to overcome hyperemesis gravidarum was ingorance. It is suggested that
midwives should be more active in providing information on hyperemesis gravidarum and its
solutions; pregnant women must seek information about hyperemesis gravidarum from various
sources, and looking for sources of support to cope with hyperemesis gravidarum.

Keywords: hyperemesis gravidarum; first trimester of pregnancy; midwife

*) Siti Rofi’ah.
E-mail: nandasheeta@yahoo.com

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 42 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

1. Pendahuluan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan


Mual dan muntah pada kehamilan terjadi kesehatan ibu dan kesehatan janin yang
karena pengaruh hCG, penurunan tonus dikandungnya (Hidayati, 2009).
otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh Prinsip penatalaksanaan hiperemesis
traktus digestivus mengalami penurunan gravidarum meliputi pencegahan, mengurangi
kemampuan bergerak (Kusmiyati, 2015). mual muntah, koreksi dehirasi dan
Peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin ketidakseimbangan elektrolit, pemberian
(hCG) akan menginduksi ovarium untuk vitamin dan kalori yang adekuat untuk
memproduksi estrogen yang dapat merangsang mempertahankan nutrisi (Setiawati and
mual dan muntah (Wiknjosastro, 2009). Ramadhian, 2016). Berdasarkan survei
Hiperemesis Gravidarum merupakan suatu pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14
keadaan yang ditandai rasa mual dan muntah Juni 2017 di ruang rawat inap RSUD Kabupaten
yang berlebihan, kehilangan berat badan dan Magelang didapatkan data pada jumlah pasien
gangguan keseimbangan elektrolit, ibu terlihat hiperemesis gravidarum sejumlah 5 orang pada
lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata bulan April 2017 dan 2 orang pada bulan Mei
terlihat cekung. Apabila ibu hamil yang 2017.
mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan Angka kejadian hiperemesis gravidarum
penanganan dengan baik dapat menimbulkan di RSUD Kabupaten Magelang pada
masalah lain yaitu peningkatan asam lambung pertengahan September 2017 hingga
dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. pertengahan November 2017 sejumlah 2 (dua)
Peningkatan asam lambung akan semakin orang. Hasil wawancara dengan bidan desa pada
memperparah hiperemesis gravidarum (Mirza, tanggal 25 Oktober 2017 diperoleh data bahwa
2008). sebagian besar ibu hamil yang mengalami mual
Hiperemesis gravidarum dapat muntah meskipun sudah lemas dan sulit makan
dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor minum menolak untuk dilakukan rujukan.
psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan Alasan yang dikemukakan antara lain repot
faktor alergi (Proverawati and Asfuah, 2009). yang menunggui di rumah sakit, tidak ada biaya,
Masalah psikologis dapat berupa kehamilan dan masalah ekonomi. Oleh karena itu peneliti
yang tidak diinginkan, beban kerja atau finansial, melakukan wawancara mendalam tidak hanya
ambivalensi, kecemasan, konflik dan pada ibu hamil hiperemesis gravidarum yang
ketidaknyamanan fisik. Masalah keuangan dapat dirawat di RSUD Kabupaten Magelang namun
mempengaruhi keadaan mual dan muntah juga pada ibu hamil dengan hiperemesis
dalam kehamilan, seperti kecemasan terhadap gravidarum yang ada di masyarakat wilayah
situasi keuangan saat ini dan yang akan datang kerja Puskesmas Muntilan II. Hal ini karena
dapat menyebabkan kekhawatiran yang secara geografis RSUD Kabupaten Magelang
membuat wanita merasa tidak sehat, terutama berada di wilayah kerja Puskesmas Muntilan II.
jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total Klien yang dilakukan rawat inap di RSUD
setelah melahirkan. Faktor emosional karena Kabupaten Magelang rata-rata mengalami
syok dan adaptasi pada kehamilan kembar atau hiperemesis derajat 2 dengan diberikan
kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan intervensi infus selang seling antara Ringer
juga dapat memicu terjadinya hiperemesis Laktat dan D 5% dan injeksi ondansetron 4 mg/
gravidarum. Kurangnya pengetahuan, informasi, 8 jam, ranitidin 50 mg/ 12 jam serta neurobion
dan komunikasi antara wanita dan pemberi 5000 mg/ 24 jam secara intra vena. Pasien yang
asuhannya dapat mempengaruhi persepsi tidak dilakukan rawat inap dalam mengatasi
wanita hamil tentang keparahan gejala (Tiran, keluhan mual muntahnya dengan menggunakan
2008). obat oral anti muntah yang berbentuk syrup.
Hiperemesis gravidarum dapat Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik
mengakibatkan tubuh ibu sangat lemah, muka untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan
pucat dan frekuensi buang air kecil menurun untuk mengetahui fenomena kejadian
drastis sehingga cairan tubuh semakin hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
berkurang dan darah menjadi kental trimester I.
(hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat
memperlambat peredaran darah sehingga 2. Metode
konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga Desain penelitian ini kualitatif dengan
ikut berkurang sehingga menimbulkan paradigma naturalistik. Jenis pendekatan yang

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 43 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Karena pembakaran lemak kurang sempurna


Dalam penelitian ini fenomena yang diteliti terbentuklah badan keton di dalam darah
adalah kejadian hiperemesis gravidarum pada yang dapat menambah beratnya gejala klinik
ibu hamil trimester I baik yang di rawat di RSUD (Mansjoer, 2009) (Mochtar, 2010). Hasil
Kabupaten Magelang maupun di komunitas penelitian (Maulina, Megamaulia and Widia,
yang meliputi persepsi ibu dan keluarga tentang 2016) menyebutkan bahwa ada hubungan
kejadian hiperemesis gravidarum, faktor yang antara status gizi ibu hamil dengan
mempengaruhi, kronologi kejadian, pengobatan hiperemesis gravidarum di RSIA Paradise
yang diterima, dukungan dan harapan serta Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan gejala
hambatan dalam mengatasi hiperemesis yang semakin berat status gizi ibu juga akan
gravidarum. Penelitian ini dilakukan di ruang menurun sehingga akan semakin
rawat inap RSUD Kabupaten Magelang dan di memperparah derajat hiperemesis
wilayah kerja Puskesmas Muntilan II pada gravidarum.
pertengahan bulan September – pertengahan Akibat dari mual muntah yang terus
November 2017 selama 2 (dua) bulan. menerus dapat terjadi dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, penurunan
3. Hasil dan Pembahasan klorida urin yang selanjutnya dapat terjadi
a. Persepsi ibu dan keluarga tentang kejadian hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi
hiperemesis gravidarum darah ke jaringan dan menyebabkan
Hiperemesis gravidarum adalah suatu tertimbunnya zat toksik (Mansjoer, 2009).
keadaan mual muntah yang berlebihan Keadaan gizi dan status kesehatan yang
sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan buruk dapat berakibat fatal bagi ibu hamil
keadaan umum menjadi buruk (Mansjoer, maupun janinnya. Hal ini karena menurut
2009). Angka kejadian mual muntah saat (Proverawati and Asfuah, 2009) ibu atau calon
hamil menurut partisipan bidan terjadi sekitar ibu merupakan kelompok rawan, karena
40-50 % dari seluruh kehamilan, namun yang membutuhkan gizi yang cukup sehingga
sampai pada keadaan hiperemesis harus dijaga status gizi dan kesehatannya
gravidarum sekitar 20 – 30 %. Partisipan agar dapat melahirkan bayi yang sehat.
dalam penelitian ini baik ibu hamil maupun b. Faktor - faktor yang mempengaruhi kejadian
suaminya memiliki pemahaman yang benar hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
tentang hiperemesis gravidarum yaitu suatu trimester I
keadaan muntah yang disebabkan karena (Nugraheny, 2009) menyatakan bahwa
adanya kehamilan. Partisipan ibu hamil juga penyebab pasti hiperemesis gravidarum
mampu menyebutkan gejala nyata dari belum diketahui. Kejadian ini dapat
hiperemesis gravidarum yaitu lemes, mual, dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor
muntah akibat tidak nafsu makan dan tidak psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan
bisa tidur. Dengan mengetahui gejala faktor alergi. Faktor-faktor tersebut dapat
hiperemesis gravidarum diharapkan memicu terjadinya hiperemesis gravidarum
partisipan mampu mencegah akibat yang pada ibu hamil (Rose and Neil, 2008). Hasil
lebih parah dari keadaan tersebut. Hal ini penelitian menyebutkan bahwa partisipan
sesuai dengan hasi penelitian (Wiwik, Niman mempersepsikan faktor-faktor yang
and Susilowati, 2016) yang menyatakan mempengaruhi kejadian hiperemesis meliputi
bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap faktor hormonal, bawaan bayi, keturunan,
ibu hamil dalam mencegah kejadian karena kehamilan, usia, aktivitas, asupan
hiperemesis gravidarum di wilayah kerja nutrisi, beban psikologis.
Puskesmas Padalarang. Pengetahuan yang Pendapat partisipan yang menyatakan
baik ini akan mendorong mereka bersikap bahwa hiperemesis gravidarum disebabkan
mendukung terhadap pencegahan kejadian karena faktor hormon adalah sesuai dengan
hiperemesis gravidarum menjadi semakin (Runiari, 2010) yang menyebutkan bahwa
parah. penyebab hiperemesis gravidarum masih
Kejadian mual muntah yang terus belum diketahui dengan jelas, namun dapat
menerus akan menyebabkan cadangan dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi
karbohidrat habis dipakai untuk keperluan antara lain peningkatan kadar progesteron,
energi sehingga pembakaran tubuh esterogen, dan human chorionic gonadotropin
berlebihan pada cadangan lemak dan protein. (hcG) dapat menjadi faktor pencetus mual

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 44 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

dan muntah. antara status gizi ibu hamil dengan


Partisipan juga menyebutkan faktor usia hiperemesis gravidarum.
sebagai salah satu faktor pemicu terjadinya Namun demikian, masih ada persepsi
hiperemesis gravidarum. Hasil penelitian partisipan yang masih harus dikoreksi
(Muchtar, 2018) dan penelitian (Santy, 2015) tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab
menyebutkan bahwa ada hubungan antara hiperemesis gravidarum yaitu karena bawaan
faktor umur dengan kejadian hiperemesis bayi atau keturunan. Dengan persepsi ini ada
gravidarum. Hal ini berkaitan dengan stress kecenderungan partisipan tidak mau mencari
atau faktor psikologis. Kehamilan pada usia pengobatan atau upaya penyembuhan
lebih dari 35 tahun diatas 35 tahun berkaitan terhadap gejala mual muntahnya. Hal ini
dengan adanya kemunduran dan penurunan didasarkan pada persepsi bahwa mual
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit muntah berlebihan ini adalah bawaan bayi
yang sering menimpa dan penyakit mudah atau faktor keturunan sehingga tidak akan
masuk di umur ini. Partisipan yang sembuh sebelum masanya hilang. Hal ini
menyatakan usia sebagai faktor pemicu akan berakibat fatal baik bagi ibu maupun
kejadian hiperemesis gravidarum adalah janin. Mual muntah yang berlebihan dan
seorang primitua berusia 38 tahun sehingga terus berlanjut dapat menyebabkan cairan
timbul kekhawatiran dengan kehamilannya. tubuh berkurang, sehingga darah menjadi
Stress atau beban psikologik merupakan salah kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah
satu faktor penyebab terjadinya hiperemesis ke jaringan terlambat. Jika keadaan demikian
gravidarum. Keadaan ini memegang peran maka konsumsi oksigen dan makanan ke
penting dalam mencetuskan gejala mual jaringan juga ikut berkurang sehingga
muntah yang berlebihan meskipun menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
hubungannya belum diketahui dengan pasti mengurangi kesehatan ibu dan
(Mitayani, 2009). perkembangan janin (Hidayati, 2009)
Beban psikologik partisipan pada c. Kronologi kejadian hiperemesis gravidarum
penelitian ini disebabkan karena trauma pada yang dialami ibu hamil trimester I
kehamilan sebelumnya, kekhawatiran tidak Partisipan pada penelitian ini
mampu merawat anak karena jarak menyatakan bahwa kejadian hiperemesis
kehamilan terlalu dekat, karena masih jadi gravidarum diawali dengan mual muntah
satu dengan mertua ataupun kekhawatiran yang normal dan terus berlanjut. Mual
akan pekerjaan. Selain itu faktor kelelahan muntah mulai terjadi pada usia kehamilan 6 –
karena merawat anak yang masih usia 6 bulan 8 minggu. Menurut (Prawirohardjo, 2009)
juga menyebabkan stres bagi partisipan. mual atau nausea dan muntah atau emesis
Beban psikologis tersebut akan berpengaruh gravidarum adalah gejala yang wajar dan
pada kejadian hiperemesis gravidarum sesuai sering terdapat pada kehamilan trimester I.
dengan hasil penelitian (Syamsuddin, Lestari Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
and Fachlevy, 2018) yang menyatakan bahwa dapat pula muncul setiap saat dan malam
ada hubungan yang bermakna antara stres hari. Gejala ini dapat terjadi sekitar 6 minggu
dengan sindrom hiperemesis gravidarum di sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
wilayah kerja Puskesmas Poasia Kendari. Hal berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
ini diperkuat dengan hasil penelitian (Safari, Apabila gejala ini muncul berlebihan dan
2017) bahwa psikologis ibu berhubungan menyebabkan gangguan pada pekerjaan
signifikan dengan hyperemesis gravidarum di sehari-hari serta keadaan umum menjadi
RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran buruk maka diagnosa hiperemesis
tahun 2017. gravidarum dapat ditegakkan (Mansjoer,
Selain faktor hormon dan beban 2009).
psikologik, partisipan juga menyebutkan Biasanya mual muntah muncul setelah
bahwa hiperemesis gravidarum disebabkan ibu dinyatakan hamil berdasarkan hasil
karena faktor asupan nutrisi. Faktor nutrisi pemeriksaan PP test. Munculnya keluhan ini
menurut (Rose and Neil, 2008) merupakan akibat sikap partisipan terhadap keadaan
salah satu faktor pemicu hiperemesis kehamilannya. Sikap merupakan
gravidarum. Hal ini telah dibuktikan oleh pandangan-pandangan atau perasaan yang
(Maulina, Megamaulia and Widia, 2016) pada disertai kecenderungan untuk bertindak
penelitiannya dengan hasil ada hubungan sesuai sikap obyek. Beberapa faktor dapat

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 45 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

mempengaruhi sikap sesorang yaitu hiperemesis gravidarum keadaan partisipan


pengalaman pribadi, pengaruh orang lain semakin kurang baik dan harus dirawat di
yang dianggap penting, pengaruh rumah sakit dengan beberapa diagnosa.
kebudayaan, media massa, lembaga Berbeda dengan partisipan lainnya yang
pendidikan dan lembaga agama serta faktor murni terdiagnosa hiperemesis gravidarum.
emosi (Wawan and Dewi, 2011). Keluhan Keluhan yang disampaikan sebatas pada
mual muntah karena dipicu faktor emosi ibu keadaan mual muntahnya dan yang terparah
hamil yang mencetuskan sikap bahwa adalah adanya nyeri epigastrium. Keluhan ini
seorang ibu yang sedang hamil muda dirasakan oleh dua orang partisipan yang
biasanya mengalami mual muntah. Hal inilah menjalani perawatan rawat inap di rumah
yang menyebabkan ibu yang sebelum sakit serta didukung oleh pernyataan
mengetahui dirinya hamil tidak mengalami partisipan bidan yang memberikan
mual muntah namun begitu mengetahui test perawatan selama di rumah sakit.
kehamilan positif maka keluhan mual muntah Akibat dari keadaan hiperemesis
segera muncul. gravidarum dapat terjadi penurunan berat
Beberapa partisipan menyatakan bahwa badan yang kronis akan meningkatkan
keadaannya diawali dengan keluhan mual kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam
muntah lebih dahulu sebelum mengetahui rahim (IUGR) (Wiknjosastro, 2009). Pada
bahwa dirinya hamil. Hal ini kemungkinan penelitian ini penurunan berat badan
karena faktor predisposisi peningkatan kadar partisipan masih dalam batas normal.
hormonal (Runiari, 2010). Keadaan mual Penurunan berat badan paling banyak 11 kg
muntah dapat diperberat dengan adanya sehingga rata-rata hasil jawaban partisipan
penyebab lain berkaitan dengan faktor tentang kondisi kehamilannya adalah dalam
psikologis, spiritual, lingkungan dan keadaan baik. Hal ini diperkuat jawaban
sosiokultural (Hutahaean, 2009). Hal ini partisipan bidan yang menyatakan bahwa
terjadi pada salah satu partisipan yang perkembangan bayi pada ibu hamil dengan
berdasarkan hasil observasi kurang hiperemesis gravidarum tingkat 1 masih
mendapatkan dukungan, suaminya saat normal dan keluhannya akan semakin
ditanya waktu mulai terjadinya mual muntah berkurang dengan pengobatan baik secara
juga kurang mengetahui. Partisipan tersebut oral maupun injeksi.
tinggal bersama mertua dan iparnya sehingga Hal yang dirasakan partisipan adalah
merasa tertekan dan kurang mendapat keadaan mual muntahnya cukup
dukungan saat menjalani kehamilan yang mengganggu aktivitas yang seharusnya
tidak direncanakan yaitu karena terlambat dilakukan, hal ini karena asupan makanan
menggunakan kontrasepsi. Hal ini yang kurang mereka harus istirahat total dan
kemungkinan yang menyebabkan terjadinya tidak mampu menjalankan aktivitas rutin.
hiperemesis gravidarum pada partisipan Oleh karena keadaan tersebut, hiperemesis
tersebut. gravidarum dapat menimbulkan dampak
Partisipan yang terdiagnosa hiperemesis psikologis berupa kecemasan, rasa bersalah,
gravidarum pada penelitian ini masih pada dan marah jika gejala mual dan muntah
tingkat I, sehingga gejala yang muncul sesuai semakin berat. Selain itu dapat terjadi konflik
dengan (Sulistyawati, 2009) yaitu mual antara ketergantungan terhadap pasangan
muntah yang terus-menerus, sehingga dan kehilangan kontrol jika wanita sampai
mempengaruhi keadaan umum, terjadi berhenti bekerja. Kontak dengan orang lain
dehidrasi, tekanan darah menurun, denyut juga berubah karena wanita mengalami
nadi meningkat dan dapat disertai dengan perubahan yang sangat kompleks terhadap
naiknya suhu tubuh serta nyeri epigastrium. kehamilannya. Hal ini dapat menimbulkan
Partisipan umumnya dalam keadaan sehat perasaan terisolasi dan kesendirian (Runiari,
tidak ada penyakit penyerta. Keadaan 2010).
kesehatan ibu hamil akan berpengaruh pada Untuk mengatasi keadaannya tersebut
kehamilan dan perkembangan janinnya. Hal biasanya partisipan akan segera mendatangi
ini terjadi pada satu orang ibu hamil yang petugas kesehatan baik bidan, dokter atau ke
memiliki riwayat penyakit maag serta infeksi fasilitas pelayanan kesehatan. Partisipan yang
saluran kemih. Akibat beberapa penyakit mengalami mual muntah tanpa disertai
tersebut, saat mengalami keadaan keluhan yang lain biasanya akan sembuh

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 46 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

setelah dua atau tiga kali periksa. Pada menyatakan bahwa Pemberian seduhan jahe
awalnya, ibu hamil dengan hiperemesis akan lebih efektif dibandingkan dengan jus buah
memeriksakan diri ke Puskesmas atau bidan jeruk bali untuk mengatasi mual muntah
desa, namun jika keluhan tidak berkurang pada ibu hamil trimester I. Permen jahe juga
setelah kedatangannya yang kedua maka mampu menurunkan emesis gravidarum
akan mencari pengobatan pada Dokter atau pada kehamilan trimester I di Wilayah
dilakukan rawat inap. Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kendal.
d. Pengobatan baik farmakologis maupun non Selain itu, pemberian serbuk jahe (Zingiber
farmakologis yang telah diterima ibu hamil Officinale) terhadap tingkatan mual muntah
dalam mengatasi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil usia kehamilan 0- 16 minggu
dari sejak keluhan awal (Kundarti, Rahayu and Utami, 2015)
Menurut Quinland dalam (Runiari, 2010) Lemon inhalasi aromatherapy juga
bahwa penatalaksanaan mual muntah dalam berpengaruh terhadap mual pada kehamilan.
kehamilan tergantung pada beratnya gejala. (Astriana, Putri and Aprilia, 2015) dalam
Paling ringan bisa diatasi dengan perubahan penelitiannya menyebutkan bahwa ada
diet hingga pengobatan antiemetik, rawat perubahan rata-rata frekuensi mual antara
inap dan pengobatan parenteral. Pengobatan sebelum dan sesudah diberikan inhalasi
terhadap hiperemesis gravidarum dapat aromatherapy yaitu 4,53 menjadi 3,13 dalam
berupa terapi farmakologis dan non sehari. Hal ini berarti ada pengaruh
farmakologis. pemberian lemon inhalasi aromatherapy
Seluruh partisipan dalam penelitian ini terhadap mual pada kehamilan. Pemberian
mempercayakan pengobatan hiperemesis jahe instan dengan dosis 290 mg juga mampu
gravidarum dengan menggunakan terapi menurunkan kejadian mual muntah pada ibu
farmakologis yang mereka peroleh saat hamil trimester I sebesar 6 kali lipat
periksa baik di bidan maupun dokter. Obat dibandingkan plasebo. Dengan pemberian
yang diberikan bidan saat periksa berupa anti jahe instan akan meningkatkan asupan energi
muntah seperti vitamin B6, vosea, pada ibu hamil pada ibu hamil dengan mual
metoclopramide, atau primperan syrup muntah sebesar 24,5 kali lebih besar daripada
dengan pertimbangan agar mudah diminum placebo .
oleh ibu hamil. Partisipan yang dilakukan e. Bentuk dukungan yang telah diterima ibu
rawat inap mendapatkan ondansetron secara baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan
drip pada cairan infus dan injeksi ranitidin pada saat mengalami hiperemesis
pada hari I dan II perawatan. Untuk gravidarum.
meningkatkan stamina tubuh diberikan Ibu hamil dengan hiperemesis
neurobion injeksi. Pada hari ketiga perawatan, gravidarum yang menjadi partisipan dalam
partisipan masih diberikan cairan infus tanpa penelitian ini hampir seluruhnya
drip anti mual. Obat anti mualnya diberikan mendapatkan dukungan baik dari suami,
secara oral, jika keluhan ibu hamil teratasi keluarga, tetangga, teman dan saudaranya.
pada hari perawatan hari ketiga maka akan Dukungan keluarga terutama suami
dipulangkan pada hari keempat. Pada merupakan unsur penting dalam membantu
saat-saat tertentu mereka merasa keluhannya individu menyelesaikan suatu masalah.
tidak berkurang maka mereka beristirahat Dengan dukungan yang diterima seorang
dan mengoleskan penghangat seperti minyak individu dalam hal ini ibu hamil dengan
kayu putih, minyak aromaterapi atau dengan hiperemesis gravidarum akan meningkatkan
minum air hangat. rasa percaya diri dan motivasi untuk
Selain menggunakan obat sebagai terapi menghadapi masalahnya yaitu gejala mual
farmakologis, hiperemesis gravidarum dapat muntah beserta keluhan lainnya. Sesuai
diatasi menggunakan terapi nonfarmakologis dengan hasil penelitian (Syamsuddin, Lestari
misalnya rebusan maupun seduhan jahe. Hal and Fachlevy, 2018), (Zaen, Widyawati and
ini sesuai dengan hasil penelitian (Soa, Yuswantina, 2015), (Zuhrotunida and
Amelia and Octaviani, 2018) bahwa Yudiharto, 2017).
pemberian rebusan jahe merah dan daun mint Ibu hamil dengan hiperemesis
lebih efektif dalam mengurangi mual muntah gravidarum membutuhkan dukungan suami
saat kehamilan dibandingkan jeruk nipis dan dan keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
madu. Hasil penelitian (Nugrahani, 2017) Bentuk dukungan yang telah diterima oleh

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 47 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

partisipan dalam penelitian ini berupa biasanya bekerja membantu mencari nafkah
kesiapan mengantar ke tempat periksa, bagi keluarga. Pekerjaan merupakan aktivitas
memberikan nasihat berkenaan dengan yang dilakukan untuk menunjang
keluhan yang dirasakan, menyiapkan segala kehidupannya dan kehidupan keluarganya
keinginan termasuk kebutuhan nutrisi. yang diukur berdasarkan jenis kegiatan yang
Bahkan saat partisipan dirawat di rumah sakit, dilakukan sehari-hari (Ismail, 2010). Keluhan
suami siap membantu memenuhi kebutuhan mual muntah yang terus menerus
ibu hamil dalam upaya mengatasi menyebabkan partisipan tidak mampu lagi
keluhannya. untuk melakukan pekerjaan yang biasanya
Dukungan keluarga merupakan sikap, dilakukan. Salah satu partisipan harus
tindakan dan penerimaan keluarga berhenti menjahit dan melakukan bed rest di
terhadap anggotanya. Anggota keluarga tempat tidur, sedangkan partisipan yang lain
memandang bahwa orang yang bersifat mengajukan cuti sebagai Sales Promotion Girl
mendukung selalu siap memberikan produk Kosmetik, hal ini akan menjadi beban
pertolongan dan bantuan jika diperlukan psikologis bagi ibu hamil. Menurut
(Friedman, Bowden and Jones, 2013). (Wiknjosastro, 2009) mengungkapkan bahwa
Kurangnya dukungan kepada partisipan saat beban psikologi memegang peranan penting
mengalami mual muntah akan menimbulkan dalam penyakit ini sehingga dapat
stress pada ibu dan mual muntah. Kondisi menyebabkan konflik mental yang dapat
psikologis pada ibu hamil yang tidak memperberat mual dan muntah.
mendapat dukungan dari suami akan sangat Hasil penelitian (Atika, Putra and Thaib,
berpengaruh terhadap terjadinya hiperemesis 2016) menyatakan bahwa pekerjaan sebagai
gravidarum. Hal ini terjadi pada salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap
partisipan dalam penelitian ini. Partisipan hiperemesis gravidarum. Faktor pekerjaan
yang kurang mendapatkan dukungan terlihat berkaitan dengan status sosial ekonomi. Ibu
menahan beban psikologis dan merasa sendiri hamil dengan status sosial ekonomi rendah
saat menjalani kehamilan ini sehingga selama merupakan faktor risiko terjadinya
kehamilan trimester pertama ini sudah hiperemesis gravidarum yang sering
pulang ke rumah orang tuanya sebanyak dua dihubungkan dengan infeksi Helicobacter
kali. pylori. Helicobacter pylori merupakan jenis
Kehamilan trimester awal merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk spiral
masa adaptasi sehingga dukungan suami dan dan banyak ditemui pada penduduk di
keluarga sangat diperlukan oleh ibu hamil. negara- negara berstandar ekonomi rendah
Selain itu, ibu hamil juga membutuhkan dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.
dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dengan demikian, jika seorang ibu hamil
tetangga, saudara, maupun petugas kesehatan. tidalk melakukan suatu pekerjaan yang untuk
Dengan dukungan yang diterima maka ibu mendapatkan penghasilan maka dapat
hamil dapat terbebas dari stress dan semakin memperburuk kejadian hyperemesis
menerima kehamilannya yang pada akhirnya gravidarum baik dari segi psikologis maupun
bisa mencegah dan mengatasi terjadinya ekonomi.
hipermemesis gravidarum. Bentuk dukungan Harapan lain dari partisipan dalam
yang diberikan oleh petugas kesehatan pada penelitian ini adalah agar tidak diganggu
ibu hamil dalam penelitian ini berupa support pada saat mual, namun ada pula yang justru
dan nasihat berkenaan dengan keluhan yang ingin ditemani saat mengalami mual muntah.
dirasakan. Harapan ini membutuhkan dukungan
f. Harapan ibu terhadap keluarga dan tenaga emosional dari suami maupun keluarga.
kesehatan untuk kejadian hiperemesis Menurut (Friedman, Bowden and Jones, 2013)
gravidarum yang dialami ibu hamil dukungan emosional yang dapat diberikan
trimester I kepada ibu hamil dapat berupa pemberian
Harapan partisipan ibu hamil terhadap perhatian ketika mengalami gangguan seperti
keluarga dan tenaga kesehatan untuk mual muntah, mendengarkan keluhan terkait
kejadian hiperemesis gravidarum adalah gangguan yang dirasakan serta memberitahu
keinginannya agar segera sembuh. Partisipan anggota keluarga lain agar tetap memberikan
sangat terganggu dengan keluhan yang dukungan sehingga ibu hamil merasa
dirasakan, terutama bagi partisipan yang diperhatikan.

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 48 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

Salah satu partisipan berharap agar secara lebih aktif. Mereka dapat mengurangi
dalam keluarga mengerti bahwa saat hamil keluhan mual muntahnya dengan terapi non
ini ia sangat tidak menyukai asap rokok. Ibu farmakologis yang sudah terbukti mampu
hamil berharap anggota keluarga mau menurunkan derajat mual mual muntah.
memberikan fasilitas bebas asap rokok dan Beberapa hasil penelitian telah membuktikan
bau asap rokok di sekelilingnya. Ini bahwa konsumsi permen jahe (Astuti, 2016),
merupakan wujud dukungan instrumental rebusan jahe merah dan daun mint (Soa,
yang harus diberikan keluarga kepada ibu Amelia and Octaviani, 2018), seduhan jahe
hamil. Dukungan instrumental dapat berupa (Nugrahani, 2017), konsumsi pisang kapok
bantuan menyiapkan obat, menyarankan (Ratih and Qomariah, 2017), Lemon inhalasi
istirahat ketika merasa muncul keluhan, aromatherapy (Astriana, Putri and Aprilia,
mengantarkan saat periksa maupun 2015) dan (Maternity, Ariska and Sari, 2017),
menfasilitasi kebutuhan termasuk suasana aromaterapi lavender (Rahayu and Sugita,
yang nyaman bagi ibu hamil (Friedman, 2018), aromaterapi peppermint (Kartikasari,
Bowden and Jones, 2013). Hasil penelitian Ummah and Taqiiyah, 2017) dan self
(Sumardi, 2016) menyatakan bahwa management module (Latifah, Setiawati and
dukungan yang diterima ibu hamil baik itu Dwi, 2017) mampu mengurangi mual muntah
dukungan informasional, dukungan penilaian, pada kehamilan.
dukungan instrumental dan dukungan g. Hambatan dalam mengatasi kejadian
emosional dalam kategori baik. Hal ini hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
menggambarkan bahwa secara umum suami trimester I
dan keluarga sudah memahami kebutuhan Upaya untuk mengatasi hiperemesis
dukungan untuk ibu hamil saat menjalani gravidarum dapat berlangsung tidak sesuai
kehamilannya. yang diharapkan apabila ada suatu keadaan
Secara umum harapan partisipan dalam yang menjadi hambatan dalam mengatasi
penelitian ini sudah terpenuhi. Partisipan keluhan mual muntah yang berlebihan.
berharap kepada petugas kesehatan agar Beberapa hambatan yang dikemukakan
dapat membantu supaya keluhannya segera partisipan dalam penelitian ini antara lain
hilang. Partisipan mengharapkan adalah kurangnya tingkat pengetahuan,
mendapatkan pelayanan yang baik termasuk kendala tidak mau dirujuk, terlalu manja atau
dalam pemberian obat menyesuaikan dengan membutuhkan perhatian ekstra, kesulitan
kondisi partisipan yang mengalami gangguan dalam makan minum serta mengkonsumsi
dalam makan dan minum. Obat yang obat, masalah psikologis, anggapan bahwa
diberikan hendaknya tidak dalam bentuk hiperemesis gravidarum merupakan sesuatu
kapsul atau tablet namun dalam bentuk srbuk yang normal, faktor usia dan sensitivitas
atau sirup sehingga mudah dalam terhadap bau.
mengkonsumsi. Partisipan juga Kurangnya pengetahuan tentang
mengharapkan pelayanan secara cepat dan hiperemesis gravidarum serta cara
tanggap terhadap keluhan yang dirasakan. mengatasinya dapat memunculkan anggapan
Pelayanan yang berkalitas berpengaruh yang keliru tentang kejadian hiperemesis
terhadap tingkat kepuasan klien. Hal ini gravidarum. Hiperemesis gravidarum
sesuai dengan beberapa penelitian antara lain merupakan kejadian mual muntah berlebihan
(Rosita, 2017), (Andriani, 2017) yang mengakibatkan penurunan berat badan
(Supartiningsih, 2017), (Siswati, 2015) yang lebih dari 5 %, asupan cairan dan nutrisi
menyatakan bahwa ada hubungan yang abnormal, ketidak seimbangan elektrolit,
bermakna antara kualitas pelayanan dehidrasi, ketonuria, serta dapat
kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien. membahayakan janin (Runiari, 2010).
Kepuasan yang dirasakan oleh klien akan Berdasarkan definisi tersebut seorang ibu
mendorong mereka untuk mengikuti anjuran hamil yang merasakan gejala seperti mual
yang diberikan dan meningkatkan muntah terus menerus sulit untuk makan
kepercayaan mereka terhadap petugas atau minum bahkan minum obat pun muntah
kesehatan yang dalam hal ini adalah bidan. maka ia harus segera datang ke petugas
Di sisi lain, petugas kesehatan juga kesehatan. Pengetahuan yang kurang akan
berharap agar ibu hamil dengan hiperemesis mempengaruhi sikap ibu dalam menghadapi
gravidarum mampu mengatasi keluhannya serta mencari bantuan pengobatan terhadap

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 49 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

keluhan yang dirasakan. Hal ini sesuai hiperemesis gravidarum. Selain itu bidan juga
dengan penelitian (Wiwik, Niman and dapat memberi sanjungan untuk
Susilowati, 2016) yang menyebutkan ada membesarkan hati ibu hamil. Dengan
hubungan antara pengetahuan dengan sikap sanjungan tersebut kepercayaan diri ibu
ibu hamil dalam mencegah kejadian hamil dapat meningkat sehingga memiliki
hiperemesis gravidarum di wilayah kerja semangat dalam menjalani kehamilannya dan
Puskesmas Padalarang. Sikap ibu terhadap mampu mengatasi keluhan yang dirasakan.
kejadian hiperemesis gravidarum akan Partisipan juga mengatakan bahwa
menentukan caranya dalam mengahadapi ketakutan akan muntah apabila makan atau
keluhan tersebut. Untuk itu bidan sebagai minum menjadi hambatan dalam mengatasi
ujung tombak pelayanan kesehatan harus hiperemesis gravidarum. Asupan makanan
mampu meningkatkan pengetahuan ibu berhubungan dengan status nutrisi ibu hamil.
tentang hiperemesis gravidarum, sehingga Hasil penelitian (Maulina, Megamaulia and
apabila keadaan ibu hamil memerlukan Widia, 2016) menyatakan bahwa status nutrisi
tindakan rujukan maka ibu hamil akan berhubungan dengan hiperemesis
bersedia mematuhi anjuran tersebut. gravidarum. Untuk mengatasi hal ini bidan
Seorang Bidan Desa atau Bidan Praktik hendaknya menjelaskan tentang kebutuhan
Mandiri memiliki kewenangan yang telah nutrisi ibu hamil dan memberikan support
diatur dalam Permenkes RI No. 28 Tahun pada ibu untuk tetap mencoba
2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan mengkonsumsi makanan yang diinginkan.
Praktik Bidan Pasal 19 ayat 2 (Kemenkes RI, Ibu hamil harus mampu melawan rasa takut
2017) yang menyebutkan bahwa pelayanan dan khawatir jika makan akan terjadi muntah,
kesehatan pada ibu masa hamil adalah bidan perlu meyakinkan bahwa obat anti
pelayanan antenatal pada kehamilan normal. muntah hanya sementara dan harus
Kejadian mual muntah merupakan hal yang pelan-pelan dikurangi serta mencoba untuk
fisiologis bagi ibu hamil trimester pertama makan meskipun sedikit agar keluhan mual
(Wiknjosastro, 2009) namun jika mual muntahnya segera hilang. Hal ini dibuktikan
muntahnya berlebihan sehingga mengganggu oleh salah seorang partisipan yang dirawat di
asupan cairan dan nutrisi serta rumah sakit. Sepulang dari rumah sakit gejala
ketidakseimbangan elektrolit maka itu bukan mual muntah timbul kembali, namun berkat
hal yang fisiologis (Runiari, 2010). Dengan dukungan dari keluarga dan support dari
demikian kasus hiperemesis gravidarum yang bidan, ibu hamil tersebut mampu mengatasi
dirasakan hingga ibu hamil tidak mampu keluhan mual muntahnya dan secara
mengkonsumsi apapun dan harus dilakukan perlahan dapat mengkonsumsi makanan.
pemberian cairan parenteral bukan
merupakan wewenang bidan sehingga harus 4. Simpulan dan Saran
dilakukan tindakan rujukan. Bidan tidak Partisipan mendiskripsikan bahwa
berwenang memberikan cairan infus di hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
tempat pelayanannya dan harus mendorong mual muntah yang terjadi pada masa
agar ibu hamil mau dilakukan tindakan kehamilan akibat faktor hormonal, faktor usia,
rujukan. aktivitas yang melelahkan, asupan nutrisi
Hambatan lain adalah masalah psikis dan beban psikologis. Pada awalnya, ibu
karena harus hidup bersama mertua ataupun hamil yang mengalami mual muntah
karena ketakutan hamil pertama pada usia memeriksakan diri ke bidan atau puskesmas
tua. Rasa tidak nyaman dapat menimbulkan selanjutnya jika keluhan tidak hilang maka
stress bagi ibu hamil. Menurut (Syamsuddin, akan memeriksakan ke dokter atau dilakukan
Lestari and Fachlevy, 2018) ada hubungan rawat inap di rumah sakit. Kondisi kesehatan
bermakna antara stres dengan sindrom ibu hamil yang mengalami hiperemesis
hiperemesis gravidarum. Dalam mengatasi gravidarum dan perkembangan janin dalam
hambatan ini bidan dapat mengadakan kandungan dalam batas normal dan tidak
pendekatan ke klien dan keluarga untuk ada penyakit penyerta sehingga beberapa
memberi dukungan kepada ibu hamil. Hasil partisipan tidak dilakukan rawat inap.
penelitian (Zaen, Widyawati and Yuswantina, Pengobatan terhadap hiperemesis
2015) menyatakan bahwa ada hubungan gravidarum masih tergantung pada terapi
antara dukungan suami dengan kejadian farmakologis. Partisipan belum memahami

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 50 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

bahwa terapi non farmakologis dapat KECAMATAN NATAR KABUPATEN


digunakan dan aman bagi ibu hamil yang LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015’,
mengalami mual muntah. Mereka merasa Jurnal Kebidanan, 1(3), pp. 2011–2015.
bahwa dengan obat yang diberikan oleh Available at:
bidan dan dukungan yang diterima dari file:///C:/Users/USER/Downloads/29-92-
keluarga mampu mengatasi keluhan mual 1-PB.pdf.
muntah. Harapan ibu hamil yang mengalami Astuti, L. P. (2016) ‘PENGARUH PERMEN
hiperemesis gravidarum terhadap keluarga JAHE TERHADAP PENURUNAN EMESIS
maupun tenaga kesehatan adalah dapat GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL
memberikan dukungan serta bantuan TRIMESTER 1 DI WILAYAH PUSKESMAS
pelayanan agar keluhannya segera hilang. KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL
Dalam mengatasi hiperemesis gravidarum ini 2016’, Journal Stikes Karya Husada, 3(2), pp.
masih terdapat beberapa hambatan salah 75–84.
satunya adalah kurangnya pengetahuan Atika, I., Putra, H. K. and Thaib, S. H. (2016)
tentang hiperemesis gravidarum dan cara ‘Hubungan Hiperemesis Gravidarum
mengatasinya sehingga masih ada partisipan dengan Usia Ibu, Usia Gestasi, Paritas, dan
yang memiliki persepsi tidak benar tentang Pekerjaan pada Pasien Rawat Inap di RSUP
hiperemesis gravidarum dan Dr. Moh. Hoesin Palembang’, Jurnal
menganggapnya sebagai hal yang normal. Kedokteran dan Kesehatan, 3(3), pp. 166–171.
Bahkan ibu hamil dan keluarga menolak saat Friedman, M. M., Bowden, V. B. and Jones, E. G.
akan dirujuk karena tidak paham akan (2013) Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,
bahaya hiperemesis gravidarum bagi ibu dan Teori dan Praktik. 5th edn. Jakarta: EGC.
janin. Hidayati, R. (2009) Asuhan Keperawatan Pada
Disarankan bagi bidan hendaknya lebih Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta:
aktif dalam memberikan penyuluhan tentang Salemba Medika.
hiperemesis gravidarum serta cara Hutahaean, N. S. (2009) Asuhan Keperawatan
mengatasinya terutama menggunakan terapi dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta:
non farmakologis berdasarkan evidence based. TIM.
Dalam upaya mengatasi hiperemesis Ismail (2010) Manajemen Perbankan dari Teori
gravidarum hendaknya ibu lebih aktif Menuju Aplikasi. Surabaya: Kencana.
mencari informasi dari berbagai sumber dan Kartikasari, R. I., Ummah, F. and Taqiiyah, L. B.
mengungkapkan secara terbuka kepada (2017) ‘Aromaterapi Pappermint untuk
keluarga maupun sumber dukungan lain Menurunkan Mual dan Muntah pada Ibu
agar keluhan segera dapat diatasi Hamil’, Surya, 09(02), pp. 37–44. Available
at:
5. Ucapan Terima Kasih https://jurnal.stikesmuhla.ac.id/wp-conten
Terima kasih disampaikan kepada t/uploads/2018/01/37-43-Ratih-Indah-Kart
Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah ikasari.pdf.
memberikan dana untuk penelitian ini. Kemenkes RI (2017) ‘Permenkes RI No. 28 Tahun
Ucapan terima kasih juga disampaikan 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
kepada Direktur RSUD Kabupaten Magelang Praktik Bidan’. Jakarta: Kementrian
dan Kepala Puskesmas Muntilan II serta Kesehatan Republik Indonesia.
Bidan pelaksana yang telah membantu Kundarti, F. I., Rahayu, D. E. and Utami, R. (2015)
pelaksanaan penelitian. ‘Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber
Officinale) terhadap Tingkatan Mual
6. Daftar Pustaka Muntah pada Ibu Hamil’, Jurnal Ilmu
Andriani, A. (2017) ‘HUBUNGAN MUTU Kesehatan, 4(1), pp. 18–30. Available at:
PELAYANAN KESEHATAN DENGAN file:///C:/Users/USER/Downloads/docu
PUSKESMAS BUKITTINGGI’, 2(February), ment (1).pdf.
pp. 45–52. Latifah, L., Setiawati, N. and Dwi, E. H. (2017)
Astriana, Putri, R. D. and Aprilia, H. (2015) ‘Efektifitas Self Management Module dalam
‘PENGARUH LEMON INHALASI Mengatasi Morning Sickness Effectiveness
AROMATHERAPY TERHADAP MUAL Self Management Module in Overcoming
PADA KEHAMILAN DI BPS VARIA Morning Sickness’, Jurnal Keperawatan Fikkes
MEGA LESTARI S.ST.,M.Kes BATUPURU UnSoed, 5(1), pp. 10–18. Available at:

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 51 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

https://media.neliti.com/media/publicatio Mual Muntah Pada Ibu Hamil’, Jurnal


ns/105988-ID-efektifitas-self-management- Kesehatan Komunitas, 3(5), pp. 193–195.
module-dalam.pdf. Available at:
Mansjoer, A. (2009) Kapita Selekta Kedokteran. http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom
Jakarta: Media Aeskulapius. /article/view/166.
Maternity, D., Ariska, P. and Sari, D. Y. (2017) Rose, W. and Neil (2008) Panduan Lengkap
‘Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
pada Ibu Hamil Trimester Satu’, Jurnal Rosita, R. (2017) ‘Hubungan Kualitas Pelayanan
ilmiah Bidan, II(3), p. 619. doi: Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat
10.1017/S0007123406000330. Kepuasan Pasien Rawat Inap The
Maulina, Megamaulia, L. and Widia, L. (2016) Relationship of Quality of Health Services
‘Hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil and The Level of Patient Satisfaction’, IJMS
dengan Hyperemesis Gravidarum di RSIA Indonesian Journal on Medical Science, 4(1), pp.
Paradise Kabupaten Tanah Bumbu’, Jurnal 80–87.
Darul Azhar, 1(1), pp. 51–56. Runiari, N. (2010) Asuhan Keperawatan pada Klien
Mirza, M. (2008) Panduan Lengkap Kehamilan. dengan Hiperemesis Gravidarum: Penerapan
Jogjakarta: Kata Hati. Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta:
Mitayani (2009) Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika.
Jakarta: Salemba Medika. Safari, F. R. N. (2017) ‘Hubungan Karakteristik
Mochtar, R. (2010) Konsep Dasar Ilmu Kebidanan. dan Psikologi Ibu Hamil dengan
Jakarta: EGC. Hiperemesis Gravidarum di RSUD H Abd
Muchtar, A. S. (2018) ‘Hubungan Umur dan manan Simatupang Kisaran’, Wahana Inovasi,
Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian 6(1), pp. 202–212.
Hiperemesis Gravidarum’, Jurnal Ilmiah Santy, E. (2015) ‘Usia dan Paritas terhadap
Kesehatan Diagnosis, 12(6), pp. 598–602. Kejadian Hiperemesis Gravidarum di RSUD
Nugrahani, R. R. (2017) ‘Efektivitas Pemberian Dokter Rubini Mempawah’, Jurnal
Seduhan Jahe Dengan Jus Buah Jeruk Bali Kebidanan Khatulistiwa, 1(2), pp. 60–65.
Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Setiawati, S. E. and Ramadhian, R. (2016)
Hamil Trimester 1’, in Prosiding Seminar ‘Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada
Nasional Kesehatan, p. 30. Available at: Hiperemesis Gravidarum Sugma’, J Medula
http://prosiding.akbiduk.ac.id/assets/doc Unila, 5(1), pp. 131–134. Available at:
/170602084413-3.pdf. https://studylibid.com/doc/615183/penat
Nugraheny, E. (2009) Asuhan Kebidanan Pathologi. alaksanaan-mual-dan-muntah-pada-hipere
Yogyakarta: Pustaka Rihama. mesis-gravidarum.
Prawirohardjo, S. (2009) Buku Acuan Nasional Siswati, S. (2015) ‘KUALITAS PELAYANAN
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. KESEHATAN DENGAN KEPUASAN
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP
Prawirohardjo. RSUD KOTA MAKASSAR Quality of
Proverawati, A. and Asfuah, S. (2009) Buku Ajar Health Services with BPJS Patient
Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Satisfaction in Inpatient of General Hospital
Medika. of Makassar City’, Jurnal MKMI, pp.
Rahayu, R. and Sugita (2018) ‘EFEKTIVITAS 174–183.
PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER Soa, U. O. M., Amelia, R. and Octaviani, D. A.
DAN JAHE TERHADAP PENURUNAN (2018) ‘Perbandingan Efektivitas Pemberian
FREKUENSI MUAL MUNTAH PADA IBU Rebusan Jahe Merah dan Daun Mint
HAMIL TRIMESTER I DI BPM TRUCUK dengan Jeruk Nipis dan Madu terhadap
KLATEN’, Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di
Tradisional, 3(1), pp. 19–26. Available at: Puskesmas Waepana, Ngada, NTT.’, Jurnal
file:///C:/Users/USER/Downloads/371-7 Kebidanan, 8(2), pp. 157–167.
00-1-SM.pdf. Sulistyawati, A. (2009) Asuhan Kebidanan pada
Ratih, R. H. and Qomariah, Si. (2017) ‘The Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Vitamin B6 Content of Kepok Banana: an Sumardi (2016) ‘Gambaran Dukungan Keluarga
Alternative to Overcome Nausea for Terhadap Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Pregnant Women Kandungan Vitamin B6 Gravidarum’. Yogyakarta. Available at:
Pada Pisang Kepok: Alternatif Mengatasi http://repository.umy.ac.id/bitstream/han

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 52 - 52
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3844

dle/123456789/2776/naskah Hiperemesis Gravidarum di Wilayah Kerja


publikasi.pdf?sequence=11&isAllowed=y. Puskesmas Padalarang’, pp. 9–17. Available
Supartiningsih, S. (2017) ‘Kualitas Pelayanan dan at:
Kepuasan Pasien Rumah Sakit : Kasus Pada http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/jurn
Pasien Rawat Jalan’, Jurnal Medicoeticolegal al.php?detail=jurnal&file=5-2.pdf&id=518&
dan Manajemen Rumah Sakit, 6(1), pp. 9–14. cd=0b2173ff6ad6a6fb09c95f6d50001df6&na
doi: 10.18196/jmmr.6122.Kualitas. me=5-2.pdf.
Syamsuddin, S., Lestari, H. and Fachlevy, A. F. Zaen, D. A., Widyawati, S. A. and Yuswantina, R.
(2018) ‘Hubungan antara Gastritis , Stres, (2015) ‘Hubungan Dukungan Suami dengan
dan Dukungan Suami Pasien dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di
Sindrom Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa’.
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Available at:
Kendari The Correlation Between Gastritis , https://studylibid.com/doc/1132986/hubu
Stress , and Housband Support of Patients ngan-dukungan-suami-dengan-kejadian.
Health Center Poasia Kendari Ci’, Jurnal Zuhrotunida and Yudiharto, A. (2017)
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan ‘Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kesehatan, 2(2), pp. 102–107. Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses
Tiran, D. (2008) Mual dan Muntah Kehamilan. Persalinan di Puskesmas Kecamatan Mauk
Jakarta: EGC. Kabupaten Tangerang Tahun 2016’, Jurnal
Wawan, A. and Dewi (2011) Teori dan Pengukuran JKFT Universitas Muhammadiyah Tangerang, 2,
Pengetauan, Sikap dan Perilaku Manusia pp. 60–70.
dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wiknjosastro, H. (2009) Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiwik, O., Niman, S. and Susilowati, Y. A. (2016)
‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Hamil dalam Mencegah Kejadian

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026

Anda mungkin juga menyukai