TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
1. Tanah
1. Butiran Kasar :
a. Kerikil (gravel)
b. Pasir (sand)
Batu Kerikil dan Pasir (Gravel and Sand)
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan
berbagai ukuran dan bentuk butiran batu kerikil. Butiran
batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu, atau terdiri
dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti kwartz.
Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat
mineral, terutama kwartz.
2. Butiran Halus :
a. Lanau (silt)
1
Lanau sebagaimana dengan pasir, menunjukkan sifat
“quick” apabila diguncang atau digetarkan.
b. Lempung (clay)
2
penyelidikan tanah. Pengujian menggunakan metode kering oven (oven
drying method), yaitu memanaskan benda uji pada suhu (110±5)ºC
selama 16 s/d 24 jam. Pada keadaan khusus apabila tanah yang diuji
berupa jenis lempung dari mineral nonmorolinote/holosite, gypsum atau
bahan-bahan organik (misalnya tanah gambut), maka suhu pengeringan
maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu pengeringan yang lebih
lama. Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera
setelah penyiapan benda uji, terutama bila cawan yang digunakan mudah
berkarat.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
3
dalam kondisi antara plastis dan semi padat. Batas susut/kerut
adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan
padat. Tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung
sangat peka terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah
menentukan titik-titik tertentu berupa batas cair (Liquid Limit, LL),
batas plastis (Plastic Limit, PL) dan batas kerut/susut (Shrinkage
Limit, SL). Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah maka sifat-
sifat plastisitas dari tanah juga dapat diketahui. Sifat-sifat
plastisitas dinyatakan dengan harga indek plastisitas (Plasticity
Index, IP) yang merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan
nilai kadar air batas plastis (IP=LL – PL). Nilai IP yang tinggi
menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap perubahan kadar
air dan mempunyai sifat kembang susut yang besar, serta besar
pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah.
b. Plastis limit (Batas plastis)
Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum
(dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi
retak-retak. Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam
persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
PI = LL – PL
c. Shrinkage Limit (Batas Susut)
Batas susut (ASTM D-427, 1 998) diindikasikan sebagai
kadar air dimanapengurangan kadar air pada tanah tidak lagi
mempengaruhi volumetotal tanah. Suatu contoh tanahakan
menyusut sebanding dengan volume air di dalam pori tanahyang
menguap. Namun terdapat suatu batas dimanaberkurangnya airdi
dalam pori tanah tidak mengurangi volume tanah.
5. Distribusi butiran tanah
4
Distribusi ukran butiran adalah penentuan presentase berat
butiran pada suatu unit saringan, dengan ukuran diameter lubang
tertentu. Sifat-sifat tanah sangat bergantung dari ukuran
butirannya, besarnya ukuran butiran dijadikan dasar untuk
pemberian nama dan kalsifikasi tanha. Dalam analisa ukuran
butiran tanah ada dua macam cara umum yang digunakan untk
mendapatkan distribusi ukuran tanah, yaitu analisis ayakan atau
saringan, untuk tanah berbutir kasar (diameter butiran tanah lebih
besar dari 0,075 mm) dan analisis hydrometer untuk tanah berbutir
halus (diameter butiran tanah lebih kecil dari 0,075 mm)
BAB III
METODE
5
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Hand Boring
a. Mesin Sondir
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
c. Konus.
d. Empat buah angker dengan perlengkapaannya.
e. Dua buah manometer dengan kapasitas 0 – 50 kg/cm2 dan 0 –
250 kg/cm2.
f. Kunci-kunci pipa.
g. Malam/lilin/parafin cair
3.1.2 Kadar Air (Water Content)
a. Cawan
b. Oven
c. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
d. Desikator
3.1.3 Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)
a. Piknometer 100 ml
b. Thermometer 50⁰ C
c. Cawan perendam
d. Saringan no. 4, 10, atau 40
e. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
f. Desikator
g. Kompor listrik
h. NiSO3
3.1.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)
Uji Liquid limit
a. Alat batas cair cassagrande
b. Pembuat alur ( grooving tool )
c. Mangkok porselin / plat kaca pengaduk
d. Spatula
6
e. botol air suling
f. Air suling
g. Cawan empat buah
h. Solet pelumat tanah
Uji Plastic limit
a. Plat kaca
b. Spatula
c. Batang pembanding
d. Air suling (aquades)
e. Cawan sampel
Uji Shrinkage Limit
a. Cawan Monel
b. Cawan Porselin
c. Cristalizing dish
d. Overflow dish
e. Gelas ukur
f. Oven
g. Cawan
h. Air raksa
i. Kaca datar yang cukup luas untuk menutup
tabungshrinkage
j. Kaca datar dengan 3 buah paku
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
3.1.5 analisa distribusi ukuran tanah
Analisis hidrometer :
a. Hidrometer
b. Timbangan digital
c. Oven
d. Gelas ukur
e. Stopwatch
f. Thermometer
7
g. Sendok
Analisis saringan :
a. Tempayan
b. Timbangan digital
c. Mesin penggetar saringan
d. Saringan
e. Oven
f. Palu karet (penghancur tanah)
g. Pan lengser
h. Tutupan saringan atas
3.1.5 uji pemadatan standard (proctor test)
a. Mold atau cetakan.
b. Ayakan No.4.
c. Proctor Hammer.
d. Oven Pengering.
e. Cawan.
f. Timbangan.
g. Besi Plat.
h. Pan yang berukuran besar.
i. 6 buah kantung plastik ukuran kecil.
j. Kertas label.
8
5. Mengganti mata bor dengan tabung contoh untuk mendapatkan
contoh tanah tidak terganggu (undisturb).
6. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dengan
kedalaman yang diinginkan.
7. Memutar stang bor searah jarum jam agar tanah yang ada pada
tabung benar-benar terpisah dari tanah aslinya.
8. Angkat tabung contoh tersebut, ratakan dan bersihkan kemudian
diberi lilin/paraffin.
9. Ulangi langkah nomor 6 dan seterusnya untuk mendapatkan
contoh tanah sebanyak yang diinginkan.
3.2.2 Kadar Air (Water Content)
1. Timbang cawan kosong( W3 )
2. Masukan contoh tanah kedalam masing – masing cawan
3. Timbang berat tanah dan cawan ( W1 )
4. Masukan cawan ke dalam oven selama 24 jam
5. Timbang cawan dan tanahkering ( W2 )
3.2.3 Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)
1. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 4, jika menggunakan
pemeriksaan dengan cara AASTHOT-100-82/ASTM C-854-72
tetapi jika ada hubungannya dengan pemeriksaan hydrometer
maka dipergunakan benda uji yang lolos saringan no. 10 atau
no. 40 dengan kering oven pada suhu 105⁰ - 110⁰ selama 24
jam. Untuk benda uji lolos saringan no. 4 atau no. 10 minimal
50 gram.Dan untuk benda uji lolos saringan no. 40 minimal 25
gram.
2. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40 lalu keringkan
dalam oven pada suhu 105⁰ selama 24 jam.
3. Timbang piknometer yang telah bersih dan kering bersama
tutupnya (W1).
4. Masukan benda uji ke dalam piknometer ± 25 gram, lalu
timbang bersama tutupnya ( W2 ).
9
5. Tambahkan air suling sehingga tanah terendam dan diamkan
selama 24 jam.
6. Panaskan piknometer yang telah di isi benda uji untuk
mengeluarkan kadar udara dari dalam pori tanah.
7. Setelah didiamkan selama 24 jam kemudian tinbang. ( W3 )
8. Setelah gelembung udara keluar, rendam piknometer tersebut
dalam cawan perendam dan air suling sampai batas leher
piknometer, setelah suhunya konstan, piknometer diisi air
sampai penuh kemudian pasang tutupnya dan timbang. ( W4 ).
3.2.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)
10
9. Ulangi prosedur4 sampai dengan 8 dengan kadar air yang
berbeda untuk mendapatkan pukulan yang diperlukan.
11
2. Pastikan bagian dalam cawan monel telah bersih agar benda uji
tidak terkena bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi hasil
uji shrinkage.
3. Isi 1/3 bagian cawan monel dengan pasta tanah yang telah
dipersiapkan lalu pinggir cawan monel diketuk-ketuk ringan
sehingga pasta tanah mengisi rongga cawan monel secara
merata dan memadat. Lakukan hal yang sama untuk lapisan
berikutnya sehingga pasta tanah mengisi cawan monel sampai
penuh, padat dan tidak ada gelembung udara yang tertangkap.
4. Ratakan permukaan benda uji yang mengisi cawan monel
dengan spatula.
5. Timbang cawan monel dan benda uji basah, keringkan di udara
pada temperature ruang hingga nampak peruahan warna dari
warna gelap ke warna terang, kemudian masukkan kedalam
oven dengan temperature konstan ± 5°C selama 24 jam.
6. Tentukan volume benda uji basah dengan cara :
a. Tentukan berat cawan monel kosong.
b. Letakkan cawan monel diatas critalizing dish, isi cawan
monel dengan air raksa sampai meluap, tekan permukaan
cawan monel dengan plat kaca agar air raksa dapat mengisi
seluruh volume cawan monel.
c. Tentukan volume cawan monel dengan menentukan berat air
raksa yang terdapat pada cawan monel. Volume cawan
monel merupakan volume benda uji basah (Vb)
7. Tentukan volume benda uji kering dengan cara :
a. Tentukan berat criztalizing dish dalam keadaan kosong.
b. Ulangi langkah prosedur 6.b, buang air raksa yang melimpah
pada criztalizing dish.
c. Masukkan benda uji yang sudah kering ke dalam cawan
monel yang berisi air raksa, tekan dengan menggunakan
12
prong plate sampai benda uji tenggelam dan nampak benda
uji tertutup seluruhnyaoleh air raksa.
d. Catat berat air raksa yang melimpah pada criztalizing dish.
Berat ini menunjukkan volume benda uji kering (Vk).
1. 60 gr tanah yang lolos ayakan No.10 dicampur dengan air destilasi dan
diperam dalam keadaan encer selama kira-kira sehari.
4. Tabung yang berisi tanah dan air tersebut dikocok hingga benar-benar
tercampur merata dan letakan kembali tabung tersebut.
11. Susun timbangan mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil.
13
14. Pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan dan
hidupkan mesin selama 15 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
4.1 Hand Boring
Perhitungan
Berat cawan kosong = W1 gram
Berat cawan + tanah basah = W2 gram
Berat cawan + tanah kering = W3 gram
Berat Tanah Kering = (W3 – W1) gram
Berat Air = (W2– W3) gram
Berat Air
Kadar Air = × 100 %
Berat Tanah Kering
Contoh Perhitungan
Berat cawan + tanah basah = 81 gram
Berat cawan + tanah kering = 63 gram
Berat cawan kosong = 15 gram
Berat Tanah Kering = (W3 – W1) gram
= (63 – 15) = 48 gram
Berat Air = (W2– W3) gram
15
= (81 – 63) = 18 gram
Berat Air
Kadar Air = × 100 %
Berat Tanah Kering
18
= × 100 %
48
= 37,5 %
Perhitungan
Berat piknometer + air = W4
Berat piknometer + air + tanah = W3
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer = W1
Koreksi temperatur = K
Berat tanah = (W2 – W1)
Berat isi butir tanah = Berat tanah + W4 = (W2 – W1) + W4
Berat isi air = Berat isi butir tanah – (Berat piknometer + air + tanah) = {(W2
– W1) + W4} – W3
Berat Tanah
Berat jenis (specific Gravity) / Gs = ×K
Volume Air
Atau
Berat Tanah
=
{ ( W 4−W 1 )−( W 3−W 2 ) }
16
Contoh Perhitungan
Diketahui :
Temperatur = 27ºC
Berat piknometer + tanah (W2) = 72 gr
Berat tanah (W2-W1) = 17 gr
Berat piknometer + air (W4) = 154 gr
Berat piknometer + air + tanah (W3) = 163 gr
Berat piknometer (W1) = 55 gr
Maka :
Berat Tanah
Specific gravity ¿
{ ( W 4−W 1 )−( W 3−W 2 ) }
17
¿ =2,125
{ ( 154−55 )−( 163−72 ) }
17
4.4.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Contoh perhitungan
Jumlah ketukan = 38 kali ketukan
Berat cawan + berat tanah basah = 30 gr
Berat cawan + berat tanah kering = 23 gr
Berat air = 7 gr
Berat cawan = 14 gr
Berat contoh tanah kering = 9 gr
Berat air
Kadar air = × 100 %
Berat tanah kering
7
= × 100 %
9
= 77,78
Jumlah ketukan = -
Berat air = 1 gr
Berat cawan = 15 gr
Berat air
Kadar air = × 100 %
Berat tanah kering
1
= ×100 %
5
= 20
18
Jika LL = 97,64 %
Maka:
IP = LL-PL
= 97,64 – 24,29
= 73,35
19
Gambar 2. Tabel Batas Atterberg
Liquid Limit
120.00
f(x)f(x)
= − =0.92 x + x125.14
− 1.53 + 133.95
100.00
80.00
Kadar Air
60.00
40.00
20.00
0.00
10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Ketukan
CATATAN :
Kedalama
LL PL IP Kondisi contoh tanah
n (m)
- Asli/Kering udara
50 cm 103,15 28,57 74,58
- Telah disaring/tanpa disaring
- Berat Mercury (air raksa)
100 cm 92,15 20 72,15
- Berat jenis mercury
20
>17 Plastis tinggi Lempung Kohesif
Kedalaman 50 Cm
Berat Cawan W1 Gram 15
Berat Cawan + Tanah
Basah W2 Gram 67
Berat Cawan + Tanah
Kering W3 Gram 50,8
Berat Tanha Kering W0 = W3-W1 Gram 35,8
Berat Cawan Porselin W4 Gram 17
Berat Cawan Porselin +
Air Raksa W5 Gram 315
Berat Air Raksa W6 = W5-W4 Gram 298
Volume Tanah Kering V0 = W6/13,6 Cm3 21,91
Shrinkage Limit Sl = V0/W0-1/G)*100% % 9,041
a) Analisis Saringan
Rumus yang digunakan:
B0
M=
1+ w
Dengan :
M = massa kering contoh tanah
B0 = massa basah contoh tanah
w = kadar air tanah
( Bo1 −∑ d ) x 100 %
=
Kehilangan selama pengayakan Bo
D60
Cu=
D10
21
2
( D 30)
Cc=
D 60 xD10
b) Analisis Hidrometer
Rumus yang digunakan adalah :
0,5
D=K [√ ]
L
T
Keterangan :
D = ukuran butir (mm)
K = konstantan yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi
dan grafitasi khusus butir.
L = kedalaman efektif
T = saat pembacaan dalam menit.
R=R 1−R 2
Keterangan :
R1 = pembacaan hidrometer
R2 = koreksi meniskus
a
K 2=( )M
x 100
P=K 2 x R
Keterangan :
P = persentase massa butir yang lolos (%)
a = angka koreksi untuk hidrometer 152
22
a = 1 K2 = 1,77
Saringa
n Ukuran berat tertahan Massa % finer
no. Butir saringan lolos by mass
(mm) (gr) (gr) e/Σd x 100%
3/8 9.520 0 58.20 100
4 4.750 0 58.20 100
10 2.000 d0 = 6.49 e1 = 51.71 88.85
20 0.850 d1 = 8.93 e2= 42.78 73.51
40 0.425 d2 = 6.42 e3= 36.36 62.47
60 0.250 d3 = 13.99 e4 = 22.37 38.44
120 0.125 d4 = 2.31 e5 = 20.06 34.47
200 0.075 d5 = 9.76 e6 = 10.30 17.70
Lengser d6= 10.3
Σd = 58.2
Tabel Analisis Saringan
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
Persentase Lolos (%)
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
10.000 1.000 Diameter 0.100 0.010
Jam Waktu R₁ R² t° R₁ L K D= R= P=
23
bacaan C + K*(L/T)⁰ R₁-R₂ K₂*R%
(menit) m ′⁵
15:3 2 11 1 30° 12 14,2 0,011158 0,030856 10 19,43
9
15:4 5 10 1 30° 11 14,3 0,01115 0,019584 9 17,67
2 8
16:0 30 7 1 30° 8 14,8 0,01115 0,008134 6 12,37
7 8
16:3 60 6 1 30° 7 15,0 0,01115 0,005790 5 10,60
7 8
19:4 250 5 1 30° 6 15,2 0,01115 0,002855 4 8,83
7 8
15:3 1440 2 1 30° 3 15,6 0,01115 0,001205 1 3,53
7 8
Tabel Analisa Hidrometer
100.00
90.00
80.00
70.00 Anali
Butir
60.00 Anali
Persentase Lolos (%)
Hidro
50.00 er
D10
40.00 D10
30.00
20.00
10.00
0.00 0.110 0.007
0.406
10.000 1.000 0.100 0.010 0.001
Diameter
Gambar grafik analisa hidrometer
24
Contoh perhitungan
Analisis Saringan
60
M=
1+2, 91 = 58,30 gram
0 , 406
Cu= =58
Koefisien Keseragaman = 0 , 007
(0 , 11)2
Cc= =4 , 26
Koefisien Gradasi = 0 , 406 x 0 ,007
Analisis Hidrometer
Untuk waktu pembacaan T= 2 menit
14 , 8
D=0, 013
√ 2 = 0,0354 mm
R=8−1 = 7
K 2= ( 440 ,,996 ) x100 = 2,22
P =2,22 x 10 = 22,2
25
Kerikil : : 100% - 88.85% = 11,15%
Pasir : 88.85% - 17.70% = 71.15%
Lanau : 17.70% - 0% =17.70%
Lempung : 0% -0% = 0%
26
A
γ=
V
Di mana :
A = berat tanah padat
V = volume silinder
M 2 −M 3
W (%) = x 100 %
M 3 −M 1
Di mana :
M1 =berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering
γ γ
d=
1+
w
100
Di mana :
γ d =berat volume kering
γ =berat volume
w=kadar air (%)
1
ZAV =
W 1
+
100 Gs
Di mana :
ZAV = Zero Air Void
w = kadar air (%)
Gs = berat spesifik butiran padat
W 1 +w 2
ẃ=
2
Di mana :
W1 = kadar air pada cawan 1
27
W2 = kadar air pada cawan 2
ẃ=kadar air rata-rata
No percobaan 1 2 3 4 5 6
Berat silinder + tanah
padat (gram) 5120 5216 5372 5405 5387 5346
Berat silinder, (gram) 3753 3753 3753 3753 3753 3753
Berat tanah padat A
( gram) 1367 1463 1619 1652 1634 1593
Berat volume basah
(cm3) 1,46 1,56 1,73 1,76 1,74 1,70
No. cawan 1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 6.1 6.2
Berat cawan kosong
(gram) 9,40 10,18 8,72 10 9,98 10,2 9,62 7,41 10,29 9,26 7,82 10,03
28
Berat cawan+tanah 16,9 13,9 15,5 16,6 18,5
basah (gram) 4 14,52 2 14,36 2 16,87 3 16,96 19,13 2 21,39 26,52
Berat cawan + tanah 16,0 13,1 14,3 14,8 15,7
kering (gram) 1 14,01 7 13,74 8 15,52 9 14,56 16,53 9 17,04 21,27
Berat air (gram) 0,93 0,51 0,75 0,62 1,14 1,35 1,74 2,40 2,60 2,73 4,35 5,25
Berat tanah kering
(gram/cm3) 6,61 3,83 4,45 3,74 4,4 5,32 5,27 7,15 6,24 6,53 9,22 11,54
14,0 16,8 25,9 33,0 41,8
Kadar air (%) 7 13,82 5 16,58 1 25,38 2 33,57 41,67 1 47,17 46,71
Kadar air rata-rata % 13,69 16,72 25,61 33,29 41,74 46,94
barat volume kering
(gram/cm3) 1,28 1,34 1,38 1,32 1,23 1,16
Zero Air Voild
(gram/cm3) 2,03 1,92 1,64 1,45 1,30 1,21
PROCTOR TEST
2.50
Berat volume kering (gr/cm3)
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Kadar air (%)
29
a) Contoh Perhitungan
Berat volume basah untuk tanah jenis 1
5120−3753
γ=
936 ,91 =1,46 gram/cm3
14 ,52−14,01
w 1. 2 (%)= x100%
b. 14 ,01−9,4 = 13,32 %
NO. X y x² x3 x4 xy x2y
1 13.6928 1.2833 187.4917 2567.2781 35153.1206 17.5723 240.613
2 16.7157 1.3379 279.4158 4670.6415 78073.2125 22.3636 373.824
30
3 25.6425 1.3753 657.5386 16860.9435 432357.0039 35.2674 904.343
1108.341
4 33.2918 1.3228 0 36898.6177 1228419.7644 44.0398 1466.16
1741.965
5 41.7369 1.2305 1 72704.1462 3034442.4453 51.3560 2143.43
2203.749
6 46.9441 1.1571 9 103453.0851 4856513.4445 54.3184 2549.92
6178.502
Ʃ 178.0237 7.7070 1 237154.7121 9664958.9912 224.9175 7678.31
Tabulasi data kadar air (x) dan berat volume kering (y)
31
1068.142418a0 + 37071.01235a1 + 1422928.273a2 = 1349.505082
-
-5378.561634 a1 + (-323008.2511)a2= 22.51624451.......
(4)
32
Persamaan yang didapat berbentuk a2x2 + a1x + a0
-0.00046776x2 + 0.02390517x + 1.490088781
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hand Boring
Jadi dari pengambilan sampel di lapangan mengahasilkan tiga
sampel tanah undisturbed yang diperoleh dari hand boring. Dari
ketiga sampel dapat disimpulkan tanah yang didapat adalah tanah
lempung karena dilihat dari warna tanah dan tekstur tanah.
5.1.2 Kadar Air (Water Content)
Kadar air merupakan sebuah nilai yang menyatakan kandungan
air dalam suatu tanah, pada contoh tanah yang kami ambil dari
komplek Universitas Bojonegoro memiliki kandungan air sebesar
rata-rata dari dua kedalaman sebesar 34,1% (disturb).
5.1.3 Berat Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)
34
Berdasarkan hasil penelitian tentang berat jenis tanah yang
mengambil sample di komplek Universitas Bojonegoro,Gs yang di
dapat adalah 2,125 termasuk kedalam tanah organic.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
5.1.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)
Batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi tanah
antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai kadar air tanah
dalam kondisi antara plastis dan semi padat.Batas susut/kerut
adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan
padat., padacontoh tanah yang kami ambil dari komplek
Universitas Bojonegoro pada contoh tanah kedalaman 50
cmmemiliki LL =103,15%, PL = 28, 57%, IP = 74,58%,dan SL =
9,041 %. Pada contoh tanah kedalaman 100 cm memiliki LL
=92,15%, PL = 20%, IP = 72,15%,. Karna nilai IP lebih besar dari
17,maka sifat tanah plastis tinggi,macam tanah lempung dan
kohesi.
5.2 Saran
1. Dalam penelitian selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama lagi
dikarenakan untuk mengetahui data-data yang akurat diperlukan waktu
yang tidak singkat
2. Untuk peneliti selanjutnya diperlukan ketelitian sehingga dalam pencatatan
akan mendapatkan hasil yang akurat.
35
ABSEN MEKTAN KEMLOMPOK 3
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 13 1 15 1 17
0 2 4 6
Elza marlina
Nadia vanesa djobul
Gerald P. O Ando
Skolastika E, Deni
Yolandi L. Wona
Adhi Juan Tae
Arif Rahmat
Clarita Tu’auni
Putra S. Riberu
Trisno Jaleng
Yana Margareda Heo
36