Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori
1. Tanah

Tanah adalah material terbentuk dari himpunan mineral, bahan


organik/anorganik, dan endapan yang relatif lepas. Deposit tanah dapat
terdiri atas butiran-butiran dengan berbagai jenis bentuk dan ukuran.
Ikatan antara butiran tanah disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau
oksida-oksida yang mengendap diantara butiranbutiran.

Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:

1. Butiran Kasar :
a. Kerikil (gravel)
b. Pasir (sand)
Batu Kerikil dan Pasir (Gravel and Sand)
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan
berbagai ukuran dan bentuk butiran batu kerikil. Butiran
batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu, atau terdiri
dari suatu macam zat mineral tertentu, seperti kwartz.
Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat
mineral, terutama kwartz.

2. Butiran Halus :
a. Lanau (silt)

Lanau (Silt) Lanau merupakan peralihan lempung


dan pasir halus. Lanau memperlihatkan sifat kurang plastis,
lebih mudah di tembus air daripada lempung, serta adanya
sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung. Dilatasi
adalah gejala perubahan isi apabila diubah bentuknya.

1
Lanau sebagaimana dengan pasir, menunjukkan sifat
“quick” apabila diguncang atau digetarkan.

b. Lempung (clay)

Lempung (Clay) Lempung terdiri dari butiran yang


sangat kecil dan menujukkan sifat-sifat kohesi dan plastis.
Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian
bahan itu melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat
yang memungkinkan bentuk bahan itu dapat diubah-ubah
tanpa adanya perubahan isi atau dapat kembali ke bentuk
asalnya tanpa terjadi retak-retakan atau terpecah-pecah.

Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed


sample) dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample).
1. Disturbed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada
usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah
tersebut.
2. Undisturbedsample adalah contoh tanah yang masih
menunjukkan sifat asli tanah. Contoh undisturbed ini secara
ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan
susunan kimia. Contoh tanah yang benar-benar asli tidak
mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka
kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.

2. Kadar Air (Water Content)


Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam masa tanah terhadap berat butiran padat (tanah kering)
dan dinyatakan dalam prosen. Kadar air tanah merupakan salah satu
parameter tanah yang penting untuk menentukan korelasi antara perilaku
tanah dengan sifat-sifat fisiknya. Oleh sebab itu, pengujian atas kadar air
tanah ini merupakan salah satu pengujian yang selalu dilakukan setiap

2
penyelidikan tanah. Pengujian menggunakan metode kering oven (oven
drying method), yaitu memanaskan benda uji pada suhu (110±5)ºC
selama 16 s/d 24 jam. Pada keadaan khusus apabila tanah yang diuji
berupa jenis lempung dari mineral nonmorolinote/holosite, gypsum atau
bahan-bahan organik (misalnya tanah gambut), maka suhu pengeringan
maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu pengeringan yang lebih
lama. Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera
setelah penyiapan benda uji, terutama bila cawan yang digunakan mudah
berkarat.

3. Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)


Berat jenis tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat butir tanah
(Ws) dengan berat air (Ww) yang mempunyai volume (V) sama pada
temperatur tertentu. Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung
indek propertis tanah(misalnya: angka pori (e), berat isi tanah (γt), derajat
kejenuhan (Sr) dan karakteristik pemampatan (Cc, Cr, Cv) serta
sifatsifatpentingtanahlainnya.Selain itu dari nilai berat jenis dapat pula
ditentukan sifat tanah secara umum misalnya : tanah organik mempunyai
berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan mineral berat lainnya
(misalnya besi) ditunjukkan dari berat jenis tanah yang besar.

Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00

4. Batas Atterberg (Atterberg Limit)


a. Liquid Limit (Batas cair)
Batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam kondisitanah
antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai kadar air tanah

3
dalam kondisi antara plastis dan semi padat. Batas susut/kerut
adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan
padat. Tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung
sangat peka terhadap perubahan kandungan air. Atterberg telah
menentukan titik-titik tertentu berupa batas cair (Liquid Limit, LL),
batas plastis (Plastic Limit, PL) dan batas kerut/susut (Shrinkage
Limit, SL). Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah maka sifat-
sifat plastisitas dari tanah juga dapat diketahui. Sifat-sifat
plastisitas dinyatakan dengan harga indek plastisitas (Plasticity
Index, IP) yang merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan
nilai kadar air batas plastis (IP=LL – PL). Nilai IP yang tinggi
menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap perubahan kadar
air dan mempunyai sifat kembang susut yang besar, serta besar
pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah.
b. Plastis limit (Batas plastis)
Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum
(dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam
keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah
digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi
retak-retak. Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam
persen ) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
PI = LL – PL
c. Shrinkage Limit (Batas Susut)
Batas susut (ASTM D-427, 1 998) diindikasikan sebagai
kadar air dimanapengurangan kadar air pada tanah tidak lagi
mempengaruhi volumetotal tanah. Suatu contoh tanahakan
menyusut sebanding dengan volume air di dalam pori tanahyang
menguap. Namun terdapat suatu batas dimanaberkurangnya airdi
dalam pori tanah tidak mengurangi volume tanah.
5. Distribusi butiran tanah

4
Distribusi ukran butiran adalah penentuan presentase berat
butiran pada suatu unit saringan, dengan ukuran diameter lubang
tertentu. Sifat-sifat tanah sangat bergantung dari ukuran
butirannya, besarnya ukuran butiran dijadikan dasar untuk
pemberian nama dan kalsifikasi tanha. Dalam analisa ukuran
butiran tanah ada dua macam cara umum yang digunakan untk
mendapatkan distribusi ukuran tanah, yaitu analisis ayakan atau
saringan, untuk tanah berbutir kasar (diameter butiran tanah lebih
besar dari 0,075 mm) dan analisis hydrometer untuk tanah berbutir
halus (diameter butiran tanah lebih kecil dari 0,075 mm)

BAB III

METODE

5
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Hand Boring
a. Mesin Sondir
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam.
c. Konus.
d. Empat buah angker dengan perlengkapaannya.
e. Dua buah manometer dengan kapasitas 0 – 50 kg/cm2 dan 0 –
250 kg/cm2.
f. Kunci-kunci pipa.
g. Malam/lilin/parafin cair
3.1.2 Kadar Air (Water Content)
a. Cawan
b. Oven
c. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
d. Desikator
3.1.3 Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)
a. Piknometer 100 ml
b. Thermometer 50⁰ C
c. Cawan perendam
d. Saringan no. 4, 10, atau 40
e. Timbangan dengan ketelitian 0, 01 gram
f. Desikator
g. Kompor listrik
h. NiSO3
3.1.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)
Uji Liquid limit
a. Alat batas cair cassagrande
b. Pembuat alur ( grooving tool )
c. Mangkok porselin / plat kaca pengaduk
d. Spatula

6
e. botol air suling
f. Air suling
g. Cawan empat buah
h. Solet pelumat tanah
Uji Plastic limit
a. Plat kaca
b. Spatula
c. Batang pembanding
d. Air suling (aquades)
e. Cawan sampel
Uji Shrinkage Limit
a. Cawan Monel
b. Cawan Porselin
c. Cristalizing dish
d. Overflow dish
e. Gelas ukur
f. Oven
g. Cawan
h. Air raksa
i. Kaca datar yang cukup luas untuk menutup
tabungshrinkage
j. Kaca datar dengan 3 buah paku
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
3.1.5 analisa distribusi ukuran tanah
Analisis hidrometer :
a. Hidrometer
b. Timbangan digital
c. Oven
d. Gelas ukur
e. Stopwatch
f. Thermometer

7
g. Sendok
Analisis saringan :
a. Tempayan
b. Timbangan digital
c. Mesin penggetar saringan
d. Saringan
e. Oven
f. Palu karet (penghancur tanah)
g. Pan lengser
h. Tutupan saringan atas
3.1.5 uji pemadatan standard (proctor test)
a. Mold atau cetakan.
b. Ayakan No.4.
c. Proctor Hammer.
d. Oven Pengering.
e. Cawan.
f. Timbangan.
g. Besi Plat.
h. Pan yang berukuran besar.
i. 6 buah kantung plastik ukuran kecil.
j. Kertas label.

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Hand Boring
1. Menentukan lokasi yang akan dibor.
2. Membersihkan tanah yang akan dibor.
3. Memasukkan bor ke dalam tanah dengan memutar stang bor
hingga bor penuh terisi tanah kemudian stang bor ditarik ke atas.
4. Tanah dalam mata bor dibersihkan dan dikumpulkan sebanyak
yang dibutuhkan lalu dimasukkan dalam plastik, sebagai contoh
tanah terganggu (disturb).

8
5. Mengganti mata bor dengan tabung contoh untuk mendapatkan
contoh tanah tidak terganggu (undisturb).
6. Tabung contoh dimasukkan ke dalam lubang bor dengan
kedalaman yang diinginkan.
7. Memutar stang bor searah jarum jam agar tanah yang ada pada
tabung benar-benar terpisah dari tanah aslinya.
8. Angkat tabung contoh tersebut, ratakan dan bersihkan kemudian
diberi lilin/paraffin.
9. Ulangi langkah nomor 6 dan seterusnya untuk mendapatkan
contoh tanah sebanyak yang diinginkan.
3.2.2 Kadar Air (Water Content)
1. Timbang cawan kosong( W3 )
2. Masukan contoh tanah kedalam masing – masing cawan
3. Timbang berat tanah dan cawan ( W1 )
4. Masukan cawan ke dalam oven selama 24 jam
5. Timbang cawan dan tanahkering ( W2 )
3.2.3 Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)
1. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 4, jika menggunakan
pemeriksaan dengan cara AASTHOT-100-82/ASTM C-854-72
tetapi jika ada hubungannya dengan pemeriksaan hydrometer
maka dipergunakan benda uji yang lolos saringan no. 10 atau
no. 40 dengan kering oven pada suhu 105⁰ - 110⁰ selama 24
jam. Untuk benda uji lolos saringan no. 4 atau no. 10 minimal
50 gram.Dan untuk benda uji lolos saringan no. 40 minimal 25
gram.
2. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40 lalu keringkan
dalam oven pada suhu 105⁰ selama 24 jam.
3. Timbang piknometer yang telah bersih dan kering bersama
tutupnya (W1).
4. Masukan benda uji ke dalam piknometer ± 25 gram, lalu
timbang bersama tutupnya ( W2 ).

9
5. Tambahkan air suling sehingga tanah terendam dan diamkan
selama 24 jam.
6. Panaskan piknometer yang telah di isi benda uji untuk
mengeluarkan kadar udara dari dalam pori tanah.
7. Setelah didiamkan selama 24 jam kemudian tinbang. ( W3 )
8. Setelah gelembung udara keluar, rendam piknometer tersebut
dalam cawan perendam dan air suling sampai batas leher
piknometer, setelah suhunya konstan, piknometer diisi air
sampai penuh kemudian pasang tutupnya dan timbang. ( W4 ).
3.2.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)

Uji Liquid limit

1. Bersihkan mangkok porselin dari kotoran yang menempel.


2. Atur tinggi jatuh mangkok cassagrande sampai sesuai dengan
tebal alat grooving tool.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan no. 40
lalu letakkan di atas kaca pengaduk
4. Aduk contoh tanah tersebut dengan menggunakan spatula
dengan menambahkan air suling sedikit demi sedikit sampai
homogen.
5. Setelah adukan homogen masukkan ke dalam mangkok
cassagrande dan ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan
alas mangkok, dan lapisan yang paling tebal 1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam
mangkok tersebut dengan grooving tool melalui garis tengah
mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
7. Pencet tombol mulai pada alat dan tunggu sampai kedua sisi
bertemu sepanjang ½ (12, 7 mm ). Catat jumlah pukulan yang
diperlukan.
8. Ambil contoh tanah untuk menentukan kadar airnya.

10
9. Ulangi prosedur4 sampai dengan 8 dengan kadar air yang
berbeda untuk mendapatkan pukulan yang diperlukan.

Uji Plastic limit

1. Ambil sampel tanah ± 20 gram yang lolos saringan No.40,


letakkan benda uji di atas pelat kaca, kemudian diaduk sehingga
kadar airnya merata.
2. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari
benda uji itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu di
roling di atas plat kaca dilakukan dengan maju mundur
kecepatan 80 – 90 roling per menit.
3. Roling dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang
silinder dengan diameter 3 mm. Kalau dalam waktu roling itu
ternyata sebelum benda uji mencapai 3 mm sudah retak maka
benda uji disatukan kembali ditambah air sedikit dan diaduk
sampai rata. Jika tanah yang di roling mencapai diameter < 3
mm tanpa menunjukan retak-retakan, maka contoh perlu
dibiarkan beberapa saat di udara agar kadar airnya berkurang
sedikit. Kumpulkan batang-batang silinder tanah tersebut dalam
dua moisture can dan dalam satu moisture can sebanyak 5 – 8
gram untuk menentukan kadar airnya.
4. Pengadukan dan roling digulungi terus sampai retak-retakan itu
terjadi pada saat gulungan mempunyai diameter 3 mm dan perlu
diperiksa kadar airnya.
Uji Shrinkage limit
1. Letakkan tanah dalam cawan poerselin dan tambahkan air suling
sedikit demi sedikit untuk mengisi pori-pori tanah. Kira-kira
sedikit lebih tinggi diatas penambahan air untuk pengujian batas
cair.

11
2. Pastikan bagian dalam cawan monel telah bersih agar benda uji
tidak terkena bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi hasil
uji shrinkage.
3. Isi 1/3 bagian cawan monel dengan pasta tanah yang telah
dipersiapkan lalu pinggir cawan monel diketuk-ketuk ringan
sehingga pasta tanah mengisi rongga cawan monel secara
merata dan memadat. Lakukan hal yang sama untuk lapisan
berikutnya sehingga pasta tanah mengisi cawan monel sampai
penuh, padat dan tidak ada gelembung udara yang tertangkap.
4. Ratakan permukaan benda uji yang mengisi cawan monel
dengan spatula.
5. Timbang cawan monel dan benda uji basah, keringkan di udara
pada temperature ruang hingga nampak peruahan warna dari
warna gelap ke warna terang, kemudian masukkan kedalam
oven dengan temperature konstan ± 5°C selama 24 jam.
6. Tentukan volume benda uji basah dengan cara :
a. Tentukan berat cawan monel kosong.
b. Letakkan cawan monel diatas critalizing dish, isi cawan
monel dengan air raksa sampai meluap, tekan permukaan
cawan monel dengan plat kaca agar air raksa dapat mengisi
seluruh volume cawan monel.
c. Tentukan volume cawan monel dengan menentukan berat air
raksa yang terdapat pada cawan monel. Volume cawan
monel merupakan volume benda uji basah (Vb)
7. Tentukan volume benda uji kering dengan cara :
a. Tentukan berat criztalizing dish dalam keadaan kosong.
b. Ulangi langkah prosedur 6.b, buang air raksa yang melimpah
pada criztalizing dish.
c. Masukkan benda uji yang sudah kering ke dalam cawan
monel yang berisi air raksa, tekan dengan menggunakan

12
prong plate sampai benda uji tenggelam dan nampak benda
uji tertutup seluruhnyaoleh air raksa.
d. Catat berat air raksa yang melimpah pada criztalizing dish.
Berat ini menunjukkan volume benda uji kering (Vk).

3.2.5 analisis distribusi ukuran tanah

1. 60 gr tanah yang lolos ayakan No.10 dicampur dengan air destilasi dan
diperam dalam keadaan encer selama kira-kira sehari.

2. Tanah tersebut dimasukan ke dalam tabung (gelas ukur) beserta air


yang telah dicampurkan.

3. Tambahkan air destilasi lagi hingga mencapai 1000 cc.

4. Tabung yang berisi tanah dan air tersebut dikocok hingga benar-benar
tercampur merata dan letakan kembali tabung tersebut.

5. Masukan hidrometer ke dalam tabung dan baca ukurannya sementara


stopwatch dijalankan. Pembacaan dilakukan pada menit ke-2, ke-5, ke-
30, ke-60, ke-250, dan ke-1440. Pada saat menunggu waktu pembacaan,
hidrometer dipindahkan sementara ke dalam tabung berisi air destilasi.

6. Pada senggang waktu pembacaan, catat koreksi meniskus dan koreksi


hidrometer.

7. Selesai pembacaan hidrometer, air dan tanah dikeluarkan kemudian


dikeringkan di dalam oven.

8. Setelah tanah kering kemudian dihancurkan.

9. Timbang semua saringan dan pan yang akan dipakai.

10. Timbang sisa tanah analisa hidrometer tadi beserta cawannya.

11. Susun timbangan mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil.

12. Pasangkan pan lengser di urutan paling bawah.

13. Tanah dimasukan ke dalam saringan kemudian tutup ayakan.

13
14. Pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan dan
hidupkan mesin selama 15 menit.

15. Mesin penggetar dimatikan, dibuka dan ditimbang tiap-tiap saringan


beserta tanah yang tertahan.

3.2.6 uji pemadatan standard

1. Sampel tanah pertama dengan berat 2 kg lewat ayakan no.4 dicampur


dengan air kemudian diaduk merata.
2. Tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan
ditutup rapat.
3. Hal yang sama dilakukan untuk 5 sampel tanah yang lain, tetapi berat
air yang ditambahkan berbeda.
4. Tanah diperam selama satu hari (24 jam).
5. Tabung cetakan kosong dihubungkan dengan pelat dasar lalu ditimbang
( leher tabung jangan dipasang) lalu leher tabung dihubungkan dengan
tabung cetakan.
6. Sampel tanah pada point 1, dimasukkan setinggi 1/3 tinggi tabung dan
dipadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan.
7. Leher tabung dlepaskan dan tanah diratakan dengan permukaan tabung.
8. Berat tabung, tanah dan pelat dasar ditimbang dan dicatat.
9. Bagian tengah tanah diambil untuk dihitung kadar airnya.
10. Ulangi poin 6-9 untuk 5 sampel tanah berikutnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

14
4.1 Hand Boring

Praktikum ini mengahasilkan tiga sampel tanah undisturbed yang


diperoleh dari hand boring. Dari ketiga sampel dapat disimpulkan tanah yang
didapat adalah tanah lempung karena dilihat dari warna tanah dan tekstur
tanah.

Pada kedalaman 0 m sampai 0.3 m tanah terlihat coklat kemerahan


dengan tekstur kasar. Pada kedalaman 0.3 m sampai 0.7 m tanah terlihat
coklat lebih tua dari pada kedalaman 0.3 m sampai 0.7 m dan mempunyai
tekstur lebih halus. Warna dan tekstur dipengaruhi salah satunya oleh kondisi
lingkungannya. Dengan kondisi lingkungan yang panas pada praktikum tanah
yang berada pada kedalaman 0 m sampai 0.3 m mempunyai kadar air yang
lebih sedikit daripada pada kedalaman selanjutnya maka dari itu tekstur lebih
kasar dan warna lebih kemerahan.

4.2 Kadar Air (Water Content)

Perhitungan
Berat cawan kosong = W1 gram
Berat cawan + tanah basah = W2 gram
Berat cawan + tanah kering = W3 gram
Berat Tanah Kering = (W3 – W1) gram
Berat Air = (W2– W3) gram
Berat Air
Kadar Air = × 100 %
Berat Tanah Kering

Contoh Perhitungan
Berat cawan + tanah basah = 81 gram
Berat cawan + tanah kering = 63 gram
Berat cawan kosong = 15 gram
Berat Tanah Kering = (W3 – W1) gram
= (63 – 15) = 48 gram
Berat Air = (W2– W3) gram

15
= (81 – 63) = 18 gram
Berat Air
Kadar Air = × 100 %
Berat Tanah Kering
18
= × 100 %
48
= 37,5 %

No. Titik   50 cm 100 cm


No. Cawan   4 22
Berat Cawan W1 gram 15 14
Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 81 78
Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 63 63
Berat Air Ww = W2-W3 gram 18 15
Berat Tanah Kering Ws = W3-W1 gram 48 49
Kadar Air, W % W = Ww/Ws × 100 % 37,5 30,6
Rata-rata W % 34,1
Gambar 1. Tabel Pengujian Kadar Air distrub

4.3 Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)

Perhitungan
Berat piknometer + air = W4
Berat piknometer + air + tanah = W3
Berat piknometer + tanah = W2
Berat piknometer = W1
Koreksi temperatur = K
Berat tanah = (W2 – W1)
Berat isi butir tanah = Berat tanah + W4 = (W2 – W1) + W4
Berat isi air = Berat isi butir tanah – (Berat piknometer + air + tanah) = {(W2
– W1) + W4} – W3
Berat Tanah
Berat jenis (specific Gravity) / Gs = ×K
Volume Air
Atau
Berat Tanah
=
{ ( W 4−W 1 )−( W 3−W 2 ) }

16
Contoh Perhitungan
Diketahui :
Temperatur = 27ºC
Berat piknometer + tanah (W2) = 72 gr
Berat tanah (W2-W1) = 17 gr
Berat piknometer + air (W4) = 154 gr
Berat piknometer + air + tanah (W3) = 163 gr
Berat piknometer (W1) = 55 gr
Maka :
Berat Tanah
Specific gravity ¿
{ ( W 4−W 1 )−( W 3−W 2 ) }
17
¿ =2,125
{ ( 154−55 )−( 163−72 ) }

No. Contoh Kedalaman   50 cm 100 cm


Bo. Piknometer      
Berat Piknometer W1 gram 55 55
Berat Piknometer +
W2 gram 78 72
Contoh
Berat Tahan Wt = W2-W1 gram 23 17
Suhu T=27 °C   gram    
Berat Pikno + Air +
W3 gram 166 163
Tanah
Berat Pikno + Air pada
W4 gram 155 154
suhu T °C
Berat isi butir tanah W5 = Wt+W4 gram 178 171
Berat isi air W5-W3 gram 12 8
Berat W3/(W5-W3) gram 13,83 20,375
( w2−w 1 )
Berat Jenis ( ( w4 −w1 ) −( w 3−w 2 ) ) gram
1,917 2,125
Rata-rata   gram -

4.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)

17
4.4.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Contoh perhitungan
Jumlah ketukan = 38 kali ketukan
Berat cawan + berat tanah basah = 30 gr
Berat cawan + berat tanah kering = 23 gr
Berat air = 7 gr
Berat cawan = 14 gr
Berat contoh tanah kering = 9 gr
Berat air
Kadar air = × 100 %
Berat tanah kering
7
= × 100 %
9
= 77,78

4.4.2 Batas Plastis (Plastis Limit)

Jumlah ketukan = -

Berat cawan +berat tanah basah = 21 gr

Berat cawan+berat tanah kering = 20 gr

Berat air = 1 gr

Berat cawan = 15 gr

Berat contoh tanah kering = 5 gr

Berat air
Kadar air = × 100 %
Berat tanah kering

1
= ×100 %
5

= 20

Selanjutnya perhitungan di tabelkan,sehingga di peroleh:

Nilai PL rata-rata = 24,29 %

18
Jika LL = 97,64 %

Maka:

IP = LL-PL

= 97,64 – 24,29

= 73,35

Sampel Undisturbed or disturbed


Kedalama 50 100
  50 cm 100 cm
n cm cm
Jumlah
  15 26 31 16 28 38 - -
Ketukan
No.
  51 53 50 19 1 18 10 9
Cawan
Berat
tanah
W1 gr 40 33 33 33 29 30 23 21
basah +
cawan
Berat
tanah
W2 gr 27 23 24 23 22 23 21 20
kering +
cawan
Berat
W3 gr 15 14 14 14 14 14 14 15
cawan
W4 =
Berat air (W1- gr 13 10 9 10 7 7 2 1
W2)
Berat W5 =
tanah (W2- gr 12 9 10 9 8 9 7 5
kering W3)
W=
108,3 111,1 111,1 28,5
Kadar Air (W4/W5 gr 90 87,5 77,78 20
3 1 1 7
)×100%

Rata-rata gr 103,15 92,15 -


 

19
Gambar 2. Tabel Batas Atterberg

Liquid Limit
120.00

f(x)f(x)
= − =0.92 x + x125.14
− 1.53 + 133.95
100.00

80.00
Kadar Air

60.00

40.00

20.00

0.00
10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Ketukan

Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Air dengan Jumlah Ketukan

CATATAN :
Kedalama
LL PL IP Kondisi contoh tanah
n (m)

- Asli/Kering udara
50 cm 103,15 28,57 74,58
- Telah disaring/tanpa disaring
- Berat Mercury (air raksa)
100 cm 92,15 20 72,15
- Berat jenis mercury

IP SIFAT MACAM TANAH KOHESI

0 Non plastis Pasir Non kohesif

<7 Plastis rendah Lanau kohesif sebagian

7-17 Plastis sedang Lempung berlanau Kohesif

20
>17 Plastis tinggi Lempung Kohesif

4.4.3 Shrinkage Limit (Batas Susut)

Kedalaman 50 Cm
Berat Cawan W1 Gram 15
Berat Cawan + Tanah
Basah W2 Gram 67
Berat Cawan + Tanah
Kering W3 Gram 50,8
Berat Tanha Kering W0 = W3-W1 Gram 35,8
Berat Cawan Porselin W4 Gram 17
Berat Cawan Porselin +
Air Raksa W5 Gram 315
Berat Air Raksa W6 = W5-W4 Gram 298
Volume Tanah Kering V0 = W6/13,6 Cm3 21,91
Shrinkage Limit Sl = V0/W0-1/G)*100% % 9,041

4.5 analisa distribusi butiran tanah

a) Analisis Saringan
Rumus yang digunakan:
B0
M=
 1+ w
Dengan :
M = massa kering contoh tanah
B0 = massa basah contoh tanah
w = kadar air tanah
( Bo1 −∑ d ) x 100 %
=
 Kehilangan selama pengayakan Bo
D60
Cu=
 D10

21
2
( D 30)
Cc=
 D 60 xD10
b) Analisis Hidrometer
Rumus yang digunakan adalah :
0,5


D=K [√ ]
L
T
Keterangan :
D = ukuran butir (mm)
K = konstantan yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi
dan grafitasi khusus butir.
L = kedalaman efektif
T = saat pembacaan dalam menit.

 R=R 1−R 2

Keterangan :
R1 = pembacaan hidrometer
R2 = koreksi meniskus
a

K 2=( )M
x 100


P=K 2 x R
Keterangan :
P = persentase massa butir yang lolos (%)
a = angka koreksi untuk hidrometer 152

Hasil pengujian di atas kemudian di tabulasikan dalam tabel.


B0 = 60 gram Kadar Air = 2.91 %
Gs = 2,82 M = 58,3

22
a = 1 K2 = 1,77

Saringa
n Ukuran berat tertahan Massa % finer
no. Butir saringan lolos by mass
  (mm) (gr) (gr) e/Σd x 100%
3/8  9.520     0   58.20 100  
4 4.750     0   58.20 100  
10 2.000   d0 = 6.49 e1 = 51.71 88.85  
20 0.850   d1 = 8.93 e2= 42.78 73.51  
40 0.425   d2 = 6.42 e3= 36.36 62.47  
60 0.250   d3 = 13.99 e4 = 22.37 38.44  
120 0.125   d4 = 2.31 e5 = 20.06 34.47  
200 0.075   d5 = 9.76 e6 = 10.30 17.70  
Lengser     d6= 10.3        
      Σd = 58.2        
Tabel Analisis Saringan

100.00

90.00

80.00

70.00

60.00
Persentase Lolos (%)

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
10.000 1.000 Diameter 0.100 0.010

Gambar grafik analisa saringan

Jam Waktu R₁ R² t° R₁ L K D= R= P=

23
bacaan C + K*(L/T)⁰ R₁-R₂ K₂*R%
(menit) m ′⁵
15:3 2 11 1 30° 12 14,2 0,011158 0,030856 10 19,43
9
15:4 5 10 1 30° 11 14,3 0,01115 0,019584 9 17,67
2 8
16:0 30 7 1 30° 8 14,8 0,01115 0,008134 6 12,37
7 8
16:3 60 6 1 30° 7 15,0 0,01115 0,005790 5 10,60
7 8
19:4 250 5 1 30° 6 15,2 0,01115 0,002855 4 8,83
7 8
15:3 1440 2 1 30° 3 15,6 0,01115 0,001205 1 3,53
7 8
Tabel Analisa Hidrometer

100.00
90.00
80.00
70.00 Anali
Butir
60.00 Anali
Persentase Lolos (%)

Hidro
50.00 er
D10
40.00 D10

30.00
20.00
10.00
0.00 0.110 0.007
0.406
10.000 1.000 0.100 0.010 0.001
Diameter
Gambar grafik analisa hidrometer

24
 Contoh perhitungan
 Analisis Saringan
60
M=
 1+2, 91 = 58,30 gram
0 , 406
Cu= =58
 Koefisien Keseragaman = 0 , 007
(0 , 11)2
Cc= =4 , 26
 Koefisien Gradasi = 0 , 406 x 0 ,007

 Analisis Hidrometer
Untuk waktu pembacaan T= 2 menit
14 , 8

D=0, 013
√ 2 = 0,0354 mm
 R=8−1 = 7


K 2= ( 440 ,,996 ) x100 = 2,22
 P =2,22 x 10 = 22,2

 Golongan Tanah menurut sistem MIT :


Kerikil : 100% - 88.85% = 11,15%
Pasir : 88.85% - 17.70% = 71.15%
Lanau : 17.70% - 0% =17.70%
Lempung : 0% -0% = 0%

 Golongan Tanah menurut sistem USCS :

25
Kerikil : : 100% - 88.85% = 11,15%
Pasir : 88.85% - 17.70% = 71.15%
Lanau : 17.70% - 0% =17.70%
Lempung : 0% -0% = 0%

 Golongan Tanah menurut sistem AASHTO :


Kerikil : : 100% - 88.85% = 11,15%
Pasir : 88.85% - 17.70% = 71.15%
Lanau : 17.70% - 0% =17.70%
Lempung : 0% -0% = 0%

 Klasifikasi tanah menurut AASHTO


Tanah yang lolos ayakan No. 200 = 17.70% kurang dari
35% sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk
kelompok A-1, A-3, A-2-4, A-2-5, A-2-6, dan A-2-7.
LL = 72.21, sehingga kemungkinannya tanah tersebut
termasuk kelompok A-2-5 dan A-2-7.
PI = LL-PL = 72.21 – 43.54 = 28.67 sehingga tanah
tersebut termasuk kelompok A-2-7.
GI = 0,01 (F – 15)(PI-10) = 0,01(25,71-15)(25,16-10) =1,6 ≈ 2
Jadi, menurut AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok
A-2-7 (2)

 Klasifikasi tanah menurut sistem Unified


Tanah yang lolos ayakan No. 200 = 17.70% kurang dari
50% sehingga termasuk tanah berbutir kasar.
Tanah yang lolos ayakan No. 4 = 100% lebih dari 50%
sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk dalam
kelompok pasir bersih (hanya pasir), SW dan SP dan pasir
dengan butiran halus SM dan SC.
LL = 72.21 dan PI = 28.67. Jika dilihat dalam grafik,
berada dibawah garis A sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanah tersebut merupakan kelompok SM (pasir berlanau,
campuran pasir lanau).

4.6 uji Pemadatan Standar


 Rumus

26
A
 γ=
V
Di mana :
A = berat tanah padat
V = volume silinder

M 2 −M 3
 W (%) = x 100 %
M 3 −M 1
Di mana :
M1 =berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering

γ γ
 d=
1+
w
100

Di mana :
γ d =berat volume kering
γ =berat volume
w=kadar air (%)

1
ZAV =
 W 1
+
100 Gs
Di mana :
ZAV = Zero Air Void
w = kadar air (%)
Gs = berat spesifik butiran padat

W 1 +w 2
 ẃ=
2
Di mana :
W1 = kadar air pada cawan 1

27
W2 = kadar air pada cawan 2
ẃ=kadar air rata-rata

 Tabel dan grafik


Ukuran Silinder
Diameter : 10,124 cm Berat Penumbuk
: 2497 g
Tinggi : 11,634 cm Jumlah Lapisan
: 3 lapisan
Volume : 936,91 cm3 Jumlah tumbukan tiap lapis
: 25 kali

No percobaan 1 2 3 4 5 6
Berat silinder + tanah
padat (gram) 5120 5216 5372 5405 5387 5346
Berat silinder, (gram) 3753 3753 3753 3753 3753 3753
Berat tanah padat A
( gram) 1367 1463 1619 1652 1634 1593
Berat volume basah
(cm3) 1,46 1,56 1,73 1,76 1,74 1,70
No. cawan 1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2 5.1 5.2 6.1 6.2
Berat cawan kosong
(gram) 9,40 10,18 8,72 10 9,98 10,2 9,62 7,41 10,29 9,26 7,82 10,03

28
Berat cawan+tanah 16,9 13,9 15,5 16,6 18,5
basah (gram) 4 14,52 2 14,36 2 16,87 3 16,96 19,13 2 21,39 26,52
Berat cawan + tanah 16,0 13,1 14,3 14,8 15,7
kering (gram) 1 14,01 7 13,74 8 15,52 9 14,56 16,53 9 17,04 21,27
Berat air (gram) 0,93 0,51 0,75 0,62 1,14 1,35 1,74 2,40 2,60 2,73 4,35 5,25
Berat tanah kering
(gram/cm3) 6,61 3,83 4,45 3,74 4,4 5,32 5,27 7,15 6,24 6,53 9,22 11,54
14,0 16,8 25,9 33,0 41,8
Kadar air (%) 7 13,82 5 16,58 1 25,38 2 33,57 41,67 1 47,17 46,71
Kadar air rata-rata % 13,69 16,72 25,61 33,29 41,74 46,94
barat volume kering
(gram/cm3) 1,28 1,34 1,38 1,32 1,23 1,16
Zero Air Voild
(gram/cm3) 2,03 1,92 1,64 1,45 1,30 1,21

PROCTOR TEST

2.50
Berat volume kering (gr/cm3)

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Kadar air (%)

Gambar grafik uji pemadatan standar

29
a) Contoh Perhitungan
 Berat volume basah untuk tanah jenis 1
5120−3753
γ=
936 ,91 =1,46 gram/cm3

 Kadar air untuk cawan 1.1 dan 1.2


16 ,94−16 ,01
w 1. 1(%)= x100%
a. 16 ,01−9,40 = 14,07 %

14 ,52−14,01
w 1. 2 (%)= x100%
b. 14 ,01−9,4 = 13,32 %

 Kadar air rata-rata untuk cawan 1.1 dan 1.2


14 , 07+13 , 32
w̄=
2 = 13,69 %

 Berat volume kering untuk tanah 1 adalah :


1, 46
γ d=
13 ,69
1+
100 = 1,28 gr/cm3

 Zero Air Void untuk tanah 1 adalah :


1
γ zav =
13 , 69 1
+
 100 2 ,82 = 2,03 gr/cm3
 Kadar air optimum :
Analisis kadar air optimum menggunakan matriks, berdasarkan
tabel di bawah ini :

NO. X y x² x3 x4 xy x2y
1 13.6928 1.2833 187.4917 2567.2781 35153.1206 17.5723 240.613
2 16.7157 1.3379 279.4158 4670.6415 78073.2125 22.3636 373.824

30
3 25.6425 1.3753 657.5386 16860.9435 432357.0039 35.2674 904.343
1108.341
4 33.2918 1.3228 0 36898.6177 1228419.7644 44.0398 1466.16
1741.965
5 41.7369 1.2305 1 72704.1462 3034442.4453 51.3560 2143.43
2203.749
6 46.9441 1.1571 9 103453.0851 4856513.4445 54.3184 2549.92
6178.502
Ʃ 178.0237 7.7070 1 237154.7121 9664958.9912 224.9175 7678.31
Tabulasi data kadar air (x) dan berat volume kering (y)

Sehingga, dari perkalian matriks didapat persamaaan:


6a0 + 178,0237a1 + 6178,5021a2 =
7.70696 ............(1)
178.0237a0 + 6178.5021a1 + 237154.7121a2 =
224.91751.........(2)
6178.5021a0 + 237154.7121a1 + 9664958.9912a2 =
7678.31115.......(3)

Eliminasi persamaan 1 dan 2 :


1068.142418a0 + 31692.45071a1 + 1099920.022a2 = 1372.021327

31
1068.142418a0 + 37071.01235a1 + 1422928.273a2 = 1349.505082
-
-5378.561634 a1 + (-323008.2511)a2= 22.51624451.......
(4)

Eliminasi persamaan 1 dan 3 :


37071.01235a0 + 1099920.022a1 + 38173887.68a2 = 47617.45126
37071.01235a0 + 1422928.273a1 + 57989753.95a2 = 46069.86693
-
-323008.2511a1 + -19815866.27a2 =
1547.584336.......(5)

Eliminasi persamaan 4 dan 5 :


1737319787a1 + 1.04334E+11a2 = -7272932.76
1737319787a1 + 1.06581E+11a2 = -8323777.737 -
-2246527764 a2 = 1050844.977
a2 = -0.000467764

Substitusikan a2 ke persamaan (4) :


-5378.561634a1+ (-323008.2511)(-0.000467764) = 22.51624451
-5378.561634a1+ 151.0916552= 22.51624451
-5378.561634 a1= -128.5754107
a1 = 0.023905166

Substitusikan a1 dan a2 ke persamaan (1) :


6 a0 + 4.255687035 + (-2.890081288) = 7.706957256
6a0 = 6.341351508
a0= 1.490088781

32
Persamaan yang didapat berbentuk a2x2 + a1x + a0
-0.00046776x2 + 0.02390517x + 1.490088781

Untuk mendapatkan kadar air optimum, maka turunan pertamanya =


0
-0.00093553x + 0.02390517 = 0
-0.00093553x = -0.02390517
x = 25.55258916
Kemudian masukkan nilai x ke persamaan awal untuk mendapat
nilai berat volume kering maksimum
y = -0.00046776(25,55)2 + 0.02390517(25,55) +
1.490088781
= 1,37

Jadi, kadar air optimumnya adalah 25,5% danberat volume kering


maksimum = 1,37gr/cm3

33
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hand Boring
Jadi dari pengambilan sampel di lapangan mengahasilkan tiga
sampel tanah undisturbed yang diperoleh dari hand boring. Dari
ketiga sampel dapat disimpulkan tanah yang didapat adalah tanah
lempung karena dilihat dari warna tanah dan tekstur tanah.
5.1.2 Kadar Air (Water Content)
Kadar air merupakan sebuah nilai yang menyatakan kandungan
air dalam suatu tanah, pada contoh tanah yang kami ambil dari
komplek Universitas Bojonegoro memiliki kandungan air sebesar
rata-rata dari dua kedalaman sebesar 34,1% (disturb).
5.1.3 Berat Berat Jenis Butir Tanah (Specific Grafity/GS)

34
Berdasarkan hasil penelitian tentang berat jenis tanah yang
mengambil sample di komplek Universitas Bojonegoro,Gs yang di
dapat adalah 2,125 termasuk kedalam tanah organic.

Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
5.1.4 Batas Atterberg (Atterberg Limit)
Batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi tanah
antara cair dan plastis.Batas plastis adalah nilai kadar air tanah
dalam kondisi antara plastis dan semi padat.Batas susut/kerut
adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan
padat., padacontoh tanah yang kami ambil dari komplek
Universitas Bojonegoro pada contoh tanah kedalaman 50
cmmemiliki LL =103,15%, PL = 28, 57%, IP = 74,58%,dan SL =
9,041 %. Pada contoh tanah kedalaman 100 cm memiliki LL
=92,15%, PL = 20%, IP = 72,15%,. Karna nilai IP lebih besar dari
17,maka sifat tanah plastis tinggi,macam tanah lempung dan
kohesi.

5.2 Saran
1. Dalam penelitian selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama lagi
dikarenakan untuk mengetahui data-data yang akurat diperlukan waktu
yang tidak singkat
2. Untuk peneliti selanjutnya diperlukan ketelitian sehingga dalam pencatatan
akan mendapatkan hasil yang akurat.

35
ABSEN MEKTAN KEMLOMPOK 3

NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 13 1 15 1 17
0 2 4 6
Elza marlina
Nadia vanesa djobul
Gerald P. O Ando
Skolastika E, Deni
Yolandi L. Wona
Adhi Juan Tae
Arif Rahmat
Clarita Tu’auni
Putra S. Riberu
Trisno Jaleng
Yana Margareda Heo

36

Anda mungkin juga menyukai