Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR GIZI

“ GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI”

DOSEN PENGAJAR:
Prof. dr. Nova H Kapantow, DAN, Sp.GK

DISUSUN OLEH
KELOMMPOK 4 :

1. SHINTYA A. SINAGA 19111101114


2. AGUNG P. NAGARING 19111101124
3. ENJI V. TAMPI 19111101130
4. FERNANDA PELENGKAHU 19111101134
5. RIRIN ABD. RAHMAN 19111101150

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan hikmat serta kekompakan sehingga
kami kelompok 4 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Gizi Ibu Hamil dan
Menyusui" tepat pada waktunya.

Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Nova H. Kapantow, DAN,
Sp.GK selaku dosen mata kuliah Dasar Gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Manado, 27 Februari 2020

Kelompok IV
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan
A. Energi.......................................................................................................................3
B. Karbohidrat...............................................................................................................3
C. Protein......................................................................................................................4
D. Asam Lemak Esensial..............................................................................................4
E. Asam Folat...............................................................................................................5
F. Vitamin A.................................................................................................................5
G. Vitamin D.................................................................................................................5
H. Kalsium....................................................................................................................6
I. Fosfor........................................................................................................................6
..................................................................................................................................
J. Zat Besi ...................................................................................................................6
K. Zinc...........................................................................................................................7
..................................................................................................................................
L. Yodium.....................................................................................................................7
2.2 Kebutuhan Gizi Ibu
A. Energi ......................................................................................................................8
B. Protein......................................................................................................................8
C. Lemak ......................................................................................................................9
D. Vitamin.....................................................................................................................9
E. Mineral.....................................................................................................................10
2.3 Pengaturan Makan Ibu Menyusui..............................................................................11
2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui..........................................12
2.5 Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui..................................................................12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu disiapkan, dalam proses ini gizi
memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Studi
membuktikan bahwa ibu dengan status gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin, melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak
pada malnutrisi antar generasi.
Pengaruh status gizi kurang yang dialami ibu terhadap hambatan pertumbuhan janin
diawali dengan menurunnya ekspansi volume darah pada ibu yang kurang gizi. Kehamilan akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada tubuh ibu. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada
bentuk tubuh ibu, namun juga terjadi secara fisiologis pada sistem organ ibu.
Setelah melahirkan, ibu memiliki tanggungjawab mendampingi bayi agar dapat mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Cara terbaik untuk ibu untuk memberikan kasih
sayang dan mengoptimalkan potensi tubuh kembang bayi adalah dengan memberikan ASI.
Setiap ibu memliki kemampuan untuk dapat memberikan ASI, termasuk juga ibu yang
mengalami gizi kurang. Terdapat kontraversi pendapat yang menyatakan bahwa setiap ibu
memiliki kemampuan yang sama untuk dapat memberikan ASI. Sebagian peneliti menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan kemampuan menyusui antara ibu berstatus gizi baik dengan ibu
berstatus gizi kurang sementara penelitian lainnya menyebutkan ada perbedaan. Meneliti yang
meyakini adanya hubungan antara status gizi ibu dan kemampuan menyusui didasarkan atas data
yang menunjukan bahwa komposisi zat gizi tertentu pada ASI akan lebih rendah jika ibu
mengalami gizi kurang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kebutuhan Gizi Ibu selama Kehamilan?
2. Bagaimana Kebutuhan Gizi Ibu selama Menyusui?
3. Bagaimana Pengaturan Makan pada Ibu Menyusui?
4. Faktor apa saja yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui?
5. Bagaimana Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Kebutuhan Gizi Ibu selama Kehamilan.
2. Mengetahui Kebutuhan Gizi Ibu selama Menyusui.
3. Mengetahui Pengaturan Makan pada Ibu Menyusui.
4. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui.
5. Mengetahui Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan


Kebutuhan gizi selama kehamilan harus diperhatikan untuk kepenuhan gizi ibu dan janin.
Di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil digunakan batasan berdasarkan Angka
Kebutuhan Gizi (AKG) ( Kemenkes, 2013). AKG di Indonesia dikembangkan oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional.
Rekomendasi gizi disetiap negara berbeda-beda. Bila di Indonesia rekomendasi merujuk
kepada AKG maka di USA dan Canada (sejak tahun 2006) rekomendasi yang digunakan adalah
Dietary Reference Intaks (DRI) yang dikembangkan oleh Food and Nutrition Board (FNB), the
Institue of Medicine (USA) and Health Canada. DRI tidak digunakan untuk individu , juga tidak
hanya digunakan sebagai standard asupan gizi orang sehat namun juga sebagai pencegahan
penyakit kronis/ degenerative. Berikut nutrisi yang dibuthkan oleh ibu selama kehamilan:

A. Energi
Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi terjadi seiring pertambahan usia kehamilan.
Selama hamil diperlukan tambahan energy sebesar 80.000 kalori (kal) atau sebesar 285-300
kal/hari ( 80.000 kal/280 hari).
Energy kumulatif yang diperlukan ibu selama kehamilan adalah 40.000-70.000 kal.
Tambahan kebutuhan hariannya adanya 200 dan 300 kal/hari pada trimester 2 dan 3 kehamilan .
tambahan energy yang terlalu tinggi menyebabkan ibu hamil berpotensi untuk mengalami
overweight maupun LGA pada janin.
Kebutuhan energy tambahan ibu hamil pada tiap trimester adalah sekitar 300 kal/hari.
Jika mengacu pada AKG 2013 yang menyebutkan bahwa wanita tidak hamil berusia 19-29 tahun
membutuhkan 2.250 kal/hari, maka wanita hamil membutuhkan sekitar 2.430 kal pada trimester
ke-1 dan 2.250 kal pada trimester ke-2 dan ke-3.

B. Karbohidrat
Karbohidrat dapat memenuhi 55-75% dari total kebutuhan energy karbohidrat
merupakan zat gizi yang paling berperan sebagai penyedia energy bagi ibu dan janin. AKG 2013
merekomendasikan saat hamil setiap harinya ibu mengonsumsi sekitar 349 gr karbohidrat untuk
memenuhi kebutuhan glukosa bagi perkembangan otak janin. Karbohidrat berperan penting
dalam pembesaran sel pada proses hipertrofi yang akan memengaruhi pertambahan BB bayi,
terutama pada trimester ke-3 kehamilan.
Kurangnya asupan karbohidrat pada trimester ke-3 kehamilan dapat berakibat pada BBL
yang tidak optimal, dikarenakan pertumbuhan cepat berat badan janin terjadi pada trimester ke-3
kehamilan. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan kebutuhan karbohidrat pada tiap trimester
sekitar 40 gr/hari agar tidak mengganggu perkembangan janin.

C. Protein
Total protein yang dianjurkan berdasarkan AKG 2013 adalah 76 gr protein/hari, sekitar
12% dari jumlah total energy. Protein berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan
sel yang menunjang pertumbuhan janin, juga berperan dalam pertumbuhan plasenta dan cairan
amnion (air ketuban), apabila kebutuhan protein tidak mencukupi, pertumbuhan plasenta akan
terhambat.
Saat hamil volume plasma ibu bertambah hingga 50%. Sehingga dibutuhkan protein yang
cukup untuk menunjang proses tersebut. Protein juga dapat menjadi cadangan makanan.
Cadangan ini dipakai untuk persiapan persalinan, masa sehabis melahirkan, dan menyususi.
Sebaiknya 2/3 bagian dari perotein yang dikonsumsi berasal dari sumber protein dengan nilai
biologi tinggi, yaitu sumber protein hewani, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan
olahannya.

D. Asam Lemak Esensial


Lemak merupakan salah satu sumber energy yang menghasilkan kalori terbesar untuk
setiap gramnya, yaitu 9 kal. Lemak berperan sebagai cadangan energy bagi ibu. Tubuh
membutuhkan 20-30% energy yang bersumber dari lemak. AKG 2013 merekomendasikan
tambahan kebutuhan lemak selama kehamilan di trimester ke-2 sampai ke-3 sebesar 10 gr/hari
atau total kebutuhan lemak menjadi 85 gr/hari.
Asam lemak esensial, yaitu asam lemak linoleat dan linolenat dan turunannya, yaitu
docosahexaenoic acid (DHA) berperan penting dalam perkembangan, penglihatan janin dan
kemampuan belajar. Kekurangan DHA saat hamil dapat mengurangi ketajaman pengelihatan
bayi dikemudian hari bayi juga dapat berdampak pada menurunnya skor Intelligence Quotient
(IQ) anak. Makanan yang menjadi sumber DHA adalah ikan dan makanan laut lainnya.

E. Asam Folat
Asam folat dan vitamin B12 berkeja bersama-sama untuk bisa memenuhi kebutuhan
peningkatan volume darah bagi janin dan plasenta. Untuk menghindari dampak kekurangan folat
maka perlu diberikan suplementasi dengan dosis yang dianjurkan. AKG 2013 menganjurkan
untuk penambahan asam folat sebesar 200µg/hari. Namun, suplementasi folat yang berlebihan
(350µg), yang biasanya diberikan bersama-sama zat besi, dapat memengaruhi absorpsi zinc atu
seng.
Asam folat berpean penting dalam sintesis DNA yang tentu memengaruhi pembentukan
jaringan dan organ janin. Kekurangan folat selama kehamilan dapat berdampak pada
perkembangan organ janin yang abnormal yang berakibat pada cacat bawaan. IOM(2009)
menganjurkan mengonsumsi folat sebanyak 600µg/hari. Jenis makanan yang mengandung asam
folat yaitu ragi,hati,brokoli,sayuran berdaun hijau (bayam,asparagus), kacang-kacangan, daging,
jeruk, dan telur.

F. Vitamin A
Vitamin A berperan penting dalam pertumbuhan janin, berperan dalam perkembangan
penglihatan, imunitas, dan jaringan tubuh lainnya. Bila berlebihan dapat menimbulkan cacat
bawaan. Kecukupan vitamin A yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 800 RE/hari. Kuning telur,
hati, dan mentega tergolong makanan yang banyak mengandung vitamin A. Selain itu, sayuran
yang berwarna hijau dan buah-buahan berwarna kuning, terutama wortel,tomat, apel, dan nangka
juga merupakan sumber vitamin A.

G. Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil mengakibatkan gangguan metabolisme kalsium
pada ibu dan janin. Gangguan ini pada bayi baru lahir, hipoplaseia enamel gigi bayi dan
osteomalasia pada ibu. Insiden ini dapat dicegah dengan pemberian 15µg/hari. Makanan yang
mengandung vitamin D antara lain susu,mentega,hati,kuning telur, margarine, dan minyak ikan
laut. Namun, sumber vitamin D terbanyak terdapat pada sinar matahari.
H. Kalsium
Kalsium sangat penting selama hamil karena kadar kalsium dalam darah wanita hamil
menurun drastis sampai 5% jika dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini terjadi
karena janin menyerap kalsium yang terkandung dalam darah ibu, terutama pada trimester 3
kehamilan. Setiap jamnya janin perlu mengambil 13mg kalsium yang diperoleh dari darah ibu
atau 250-300 mg/hari. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab ibu yang sering hamil,
cenderung mengalami kekurangan kalsium. Akibatnya, janin yang dikandung dapat menderita
kelainan tulang.
Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi kalsium sejak awal kehamilan karena kalsium dapat
disimpan untuk digunakan pada saat kebutuhan kalsium meningkat. Kebutuhan kalsium ibu
hamil setiap hari adalah sebesar 1300 mg. Sumber utama kalsium terdapat pada keju, eskrim, dan
kue dan juga kacang-kacangan serta sayuran hijau.

I. Fosfor
Mineral ini cukup diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan dengan
kalsium. Jika kedua unsur tidak seimbang di dalam tubuh maka akan menimbulkan gangguan
seperti kram pada tungkai.

J. Zat Besi
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi utama pada semua kelompok umur dengan
prevelensi paling tinggi pada kelompok ibu hamil yaitu sekitar 70%. Selama kehamilan masa sel
darah merah bertambah 18%, sehingga diperlukan zat besi yang cukup sebagai pembentuk sel
darah merah. Kebutuhan zat besi terbesar terjadi pada trimester akhir kehamilan di mana janin
menyimpan zat besi sebagai cadangan dalam tubuhnya. Cadangan ini akan digunakan bayi pada
6 bulan pertama kehidupannya di mana ASI tidak begitu kaya akan zat besi.
Ketidakcukupan zat besi akan menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang
diperlukan untuk membawa oksigen kepada janin dan sel ibu hamil. Ibu hamil perlu
menambahkan sekitar 35 mg zat besi dalam diet karena kebutuhan zat besi selama hamil tidak
dapat dipenuhi hanya dari makanan. Suplemen zat besi dengan dosis 30 mg/hari dapat diberikan
setelah janin berusia 12 minggu dan dosis 60-120 mg/hari, apabila tes laboratorium
menunjukkan bahwa ibu menderita anemia. Dosis dapat dikurangi kembali menjadi 30mg/hari
apabila kadar Hb ibu kembali normal. Sumber makanan berzat besi tinggi diperoleh dari hati,
daging, telur,kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau.

K. Zinc
Zinc atau seng mempunyai peranan penting dalam sistem enzim yang mengatur proses
metabolisme utama dalam tubuh. Rendahnya zinc dalam tubuh ibu dengan hipertensi,persalinan
yang abnormal, kelahiran premature, gangguan sistem saraf, dan BBLR. Absorpsi zinc dihambat
dengan masuknya zat besi dan asam folat dalam jumlah besar. Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk zinc menurut AKG 2013 pada ibu hamil adalah 15 mg.

L. Yodium
Defisiensi yodium dapat berakibat pada kretinisme (pendek) pada bayi dengan ditandai
dengan retardasi mental(pertumbuhan otak berkurang sekitar 30%) dan fisik, lidah membesar,
raut wajah yang khas seperti Down’s Syndrome. Namun, ibu yang mengonsumsi yodium dalam
jumlah berlebih selama hamil bisa mengakibatkan bayi lahir menderita goiter dan hipotiroid saat
lahir.

Proses kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam
kehamilanterjadi proses pertumbuhan bayi,dan proses penyesuaian fisiologik dan metebolisme
selama kehamilan.Dalam masa kehamilan.,berat badan seorang ibu dapat bertambah sekitar 11-
13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg), jaringan plasenta (1,5 kg),
uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air ketuban (2,9 kg), dan lain-lain.
Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohodrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air.

Bahan gizi Kebutuhan

Trisemester I Trisemester II Trisemester III

Kalori (karbohidrat, dan 2140 kalori 2200 kalori 2020 kalori


lemak)

Protein 75 g 75 g 70 g
Kalsium 1,1 g 1,1 g 1,0 g

Besi 13 g 14 g 13 g

2.2 Kebutuhan Gizi Ibu selama Menyusui


Mampu menyusui bayi dengan benar merupakan suatu kebanggaan bagi ibu. Karena dengan
demikian ibu telah berhasil memberikan makanan terbaik bagi bayinya. WHO, sejak tahun 2003,
juga telah merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi selama 6 bulan.
Banyak ibu ingin segera menurunkan berat badan setelah melahirkan. Hal ini kerap
dilakukan ibu dengan cara mengurangi asupan makan saat sedang menyusui bayi. Padahal
mengurangi asupan makanan tidak boleh dilakukan karena kebutuhan ibu saat menyusui lebih
tinggi dari pada saat hamil.Ibu memerlukan energi yang cukup besar untuk memproduksi
ASI.Saat hamil, ibu membutuhkan tambahan energy perhari sebesar 300 kal. Sedangkan ibu
menyusui membutuhkan tambahan sekitar 500-700 kal/hari. Cadangan lemak ibu yang tersisa
dari kehamilan berkontribusi sebesar 200 kal/hari dan seharusnya kekurangan kebutuhan energy
untuk produksi ASI sebesar 500 kal/hari dipenuhi dari konsumsi harian ibu.
Peningkatan kebutuhan gizi ibu didasarkan pada jumlah ASI yang dikeluarkan ibu dan status
gizi ibu. Konsumsi peranan ibu menyususi memang peran penting yang dapat menentukan
keberhasilan menyusui yang di ukur dari durasi ASI eksklusif, status gizi bayi dan status gizi ibu.
Penelitian butte (1984) mengungkapkan ibu yang mengonsumsi energy sejumlah 2168 kal/hari
lebih berhasil memberikan ASl kepada bayinya. Penelitian Fikawati (2013) juga menemukan
hasil serupa, ibu yang mengonsumsi energi dengan jumalh ≥2100 kal/hari lebih mampu
memberikan ASI pedominan selama 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang mengonsumsi
energy dengan jumlah yang lebih rendah.

A. Energy
AKG 2013 merekomendasikan tambahan kebutuhan energy ibu menyusui pada 6 bulan
pertama postpartum sebesar 330 kal/hari dari kebutuhan energy wanita tidak hamil. Angka ini
relative lebih kecil dibandingkan rekomendasi tambahan energy untuk ibu menyusui di AKG
2004 sebelumnya (+500 kal). Hal ini karena rekomendasi AKG untuk wanita tidak hamil
ditingkatkan dari 1900 kal (AKG 2004) menjadi 2250 kal (AKG 2013).
Pada 6 bulan ke-2, selain tetap memberi ASI ibu harus mulai mengenalkan makanan
kepada bayinya berupa makanan pendamping ASI (MP ASI), dengan mulai diberikannya
MPASI kepada bayi maka rata-rata konsumsi ASI pada bayi turut menjadi 600 ml/hari. AKG
2013 menyebutkan bahwa tambahan kebutuhan energy ibu pada 6 bulan ke-2 postpartum adalah
sebesar 400 kal/hari.
B. Protein
Sama halnya dengan energy, kebutuhan protein ibu menyusui harus ditambah. Selama
menyusui tambahan protein diperlukan untuk memproduksi ASI dan membangun kembali
berbagai jaringan tubuh yang rusak akibat proses melahirkan. AKG 2013 merekomendasikan
tambahan asupan protein ibu saat menyusui sebesar 20 g/hari setara dengan 2 potong sedang
daging sapi (1 potong sedang sekitar 6x2x5 cm/sekitar 100 gram) atau tiga potong sedang tempe
(1 potong sekitar 4x6x1 cm) atau 3 buah tahu berukuran sedang (sekitar 6x6x2 cm) atau 6 butir
telur atau 3 gelas susu sapi (1 gelas = 200 ml). jumlah tambahan protein yang dibutuhkan ibu
saat hamil dan laktasi sama besar.

C. Lemak
Lemak berperan sebagai sumber dan cadangan energy, pelarut vitamin A, D, E, dan K,
dan juga berperan sebagai cadangan enegri untuk menghasilkan ASI. Oleh karena itu, kebutuhan
lemak ibu menyusui perlu ditingkatkan. AKG 2013 merekomendasikan tambahan asupan lemak
menyusui menjadi 11-13 g/hari.

D. Vitamin
Kebutuhan vitamin ibu saat menyusui meningkat, kebutuhan beberapa jenis vitamin saat
menyususi melebihi kebutuhan saat hamil. Kebutuhan vitamin meningkat karena vitamin A
berperan dalam tumbuh kembang bayi dan kesehatan ibu. Peningkatan kebutuhan vitamin A
yang direkomendasikan oleh AKG saat menyusui meningkat sebesar 350 RE. Vitamin A
membantu pertumbuhan sel, jaringan, gigi, dan tulang, perkembangan saraf, pengelihatan dan
meningkatan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber makanan yang mengandung vitamin A
yaitu kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, dan buah berwarna kuning seperti
wortel dan tomat.
Vitamin D sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama wanita, sebab vitamin D dibutuhkan
untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan gigi, serta penyerapan kalsium dan fosfor sampai
seseorang berusia 30 tahun. Ibu menyusui tentu membutuhkan kecukupan vitamin D, sebab ibu
juga akan memberikan vitamin D pada tubuhnya ke bayi. AKG 2004 merkomendasikan
kebutuhan vitamin D hanya sekitar 15µg dan tidak ada penambahan kebutuhan pada saat hamil
maupun menyusui. Sumber vitamin D dapat diperoleh dari makanan berupa susu dan kacang-
kacangan, serta sumber vitamin D terbesar diperoleh dan sinar matahari.
Vitamin B dan C yang merupakan vitamin larut air jumlahnya bergantung pada asupan
vitamin ibu, karena vitamin larut air lebih cepat disekresikan keluar tubuh melalui urin atau
keringat. Kebutuhan vitamin B12 untuk ibu menyusui meningkat sebesar 0,4µg dari sebelum
hamil sebesar 2,4 µg. vitamin B12 berkontribusi dalam pembentukan sel darah merah dan
kesehatan jaringan saraf. Sumber makanan yang mengandung vitamin C adalah buah-buahan
yang berwarna merah atau kuning seperti tomat, jeruk, jambu biji, melon, dan sayuran.
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan dan pertumbuhan sel darah merah,juga untuk
produksi inti sel. Ibu menyusui direkomendasikan untuk meningkatkan kebutuhan asam folat
sebesar 100 µg/hari. Asam folat dapat diperoleh dari hati, roti, gandum serta sayur hijau.
Menurut rekomendasi AKG 2013, vitamin B 1 dibutuhkan sekitar 1,1 mg/hari dan
mengalami penambahan kebutuhan saat menyusui sebesar 3 mg/hari. Vitamin B12 mengalami
penambahan kebutuhan sebesar 0,4 mg/hari menjadi 1,7 mg/hari. Begitu pula vitamin B3 yang
mengalami peningkatan kebutuhan sebesar 3 mg/hari menjadi 15 mg/hari. Ketiga vitamin
tersebut (vitamin B1, B2, dan B3) dibutuhkan untuk menunjang fungsi saraf, pencernaan serta
kesehatan kulit. Sedangkan vitamin B6 dibutuhkan penambahan sekitar 0,5 mg/hari menjadi 1,7
mg/hari saat menyusui untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi.
Makanan yang merupakan sumber vitamin B1 adalah daging, hati, beras utuh, serta kacang.
Sumber vitamin B2 adalah susu, hati, dan beras utuh. Sedangkan yang mengandung vitamin B3
adalah daging, biji-bijian, kacang, dan beras utuh.
Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah pendarahan agar proses pembekuan darah
normal. Kebutuhan vitamin K pada ibu menyusui tidak perlu mengalami penambahan dan sama
seperti kebutuhan sebelum hamil sebesar 55 µg/hari. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati,
brokoli, asparagus, dan bayam. Sedangkan vitamin C dibutuhkan saat menyusui diperlukan
penambahan sekitar 25 mg/hari menjadi 100 mg/hari untuk pembentukan jaringan ikat,
pertumbuhan tulang gigi, dan gusi, daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada
pembulu darah.
E. Mineral
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terkandung dalam tulang dan gigi.Maka
ibu hamil dan menyususi dianjurkan menambah asupan kalsium sebanyak 20 mg/hari menjadi
1300 mg/hari.
Pada ibu menyusui, zat besi dikeluarkan sebanyak 0,3 mg/kal/hari dalam bentuk ASI.
Oleh Karena itu, ibu menyusui memerlukan tambahan zat besi sekitar 6 mg/hari, dari 26 mg
menjadi 32 mg/hari. Sumber zat besi dapat berasal dari bahan pangan hewani maupun nabati.
Sumber zat besi yang paling baik berasal dari bahan pangan hewani karena mempunyai daya
serap yang lebih tinggi. Zat besi dari bahan pangan nabati mempunyai daya serap yang lebih
rendah.
Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi. Ibu hamil memiliki kebutuhan
fosfor yang sama saat sebelu hamil yaitu sebesar 700 mg/hari dan tidak perlu mengalami
penambahan pada saat hamil maupun menyusui. Sumbernya antara lain susu, keju dan daging.
Sedangkan yodium sangat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
seperti kretinisme dan keterbelakangan mental. AKG 2013 merekomendasikan kebutuhan
yodium sekitar 200 µg/hari saat menyusui. Sumber yodium dapat ditemukan pada minyak ikan,
ikan laut, dan garam beryodium.
Kementrian kesehatan merekomendasikan konsumsi gizi seimbang. Prinsip gizi
seimbang mencakup 4 pilar, yaitu mengonsumsi makanan aneka ragam, hidup bersih, aktif dan
berolahraga, serta melakukan pemantauan berat badan.

2.3 Pengaturan Makan Ibu Menyusui


Prinsip yang digunakan dalam pengaturan makan ibu saat menyusui adalah prinsip gizi
seimbang.
1. Meningkatkan Frekuensi Makan
Ibu menyusui perlu meningkatkan frekuensi makan untuk meningkatkan asupan
energinya. Mengonsumsi makanan dengan prinsip porsi kecil tapi sering dapat dilakukan untuk
mencapai kebutuhan konsumsi ibu.

2. Mengonsumsi Suplemen
Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi ibu yang tinggi dapat disiasati dengan
konsumi suplemen jika ibu merasa konsumsi hariannya tidak memenuhi kebutuhan zat gizinya,
terutama zat gizi mikro. Penelitian di Guatemala pada ibu dengan status gizi kurang
membuktikan bahwa ibu yang mengonsumsi suplementasi energy mampu meningkatkan
produksi ASI-nya.

3. Mengonsumsi Makanan Padat Gizi


Makanan yang padat gizi penting untuk mencapai kebutuhan gizi ibu. Makanan dengan
volume yang rendah namun bergizi tinggi tepat untuk dikonsumsi oleh ibu laktasi, contohnya
adalah mengonsumsi setengah mangkukbubur kacang hijau (mengandung energy,protein,
vitamin dan mineral) lebih bak dari pada satu mangkuk bubur sumsum ( hanya mengandung
energi saja).

2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui

Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah :
1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gram protein sehari.
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.

2.5 Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan


bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit,mudah terkena in
feksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum
dan selama hamil.
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan kekurangan. Keinginan
atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu dan si anak sehingga
dibutuhkan menu makanan yang seimbang. Menu seimbang adalah menu yang semua zat gizinya
dibutuhkan tubuh setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada
yang dibutukhkan dalam jumlah yang sedikit dan ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak. Dalam menu seimbang, perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam
menu harian harus senantiasa sesuai dengan kebutuhan tubuh
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi dibutuhkan pula
lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-12 gelas sehari, yang bisa didapat
dari air putih, susu (untuk tambahan protein) dan sari buah ( untuk tambahan vitamin C). sayuran
dianjurkan yang berkuah serta memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu
dianjurkan pula untuk menambah konsumsi kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat
kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi.

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat


dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat
badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus ototserta kebiasaan makan yang
memuaskan. Demikian juga Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

3.2 Saran
Dalam memenuhi kebutuhan gizi, baik pada anak maupun ibu, menu yang disusun harus
beragam. Hal ini dilakukan karena tidak ada satu pun makanan yang mengandung seluruh zat
gizi (perfect), sehingga diperlukan suatu modifikasi agar kebutuhan antar kandungan zat gizi
dapat saling melengkapi (komplementer).
DAFTAR PUSTAKA

Fikawati, S dan A. Syafiq. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. PT. Rajagrafindo Persada. Depok.
Anggraeny, O dan D. Arriestiningsih. 2018. Gizi Prokonsepsi Kehamilan dan Menyusui. UB
Press. Malang.
Ini, M. 2018. Nutrisi Pintar Ibu Hamil dan Menyusui. Bhuana Ilmu Populer(Gramedia). Jakarta.
Naviri. 2017. Buku Pintar Ibu Hamil. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Supariasa, N. 2018. Ilmu Gizi. EGC. Jakarta.
http://eprints.ums.ac.id/27174/2BAB_1.pdf
http://www.academia.edu/32248435/Makalah_kelompok_kespro_KESEHATAN_IBU_HAMIL_
http:///www.google.co.id/amp/s/firja.wordpress.com/2015/11/03/first-blog/amp/
http://khairuliksan.com/2011/12/gizi-ibu-hamil-dan-gizi-ibu-menyusui
http://www.google.co.id/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3629748/nutrii-bagi-ibu-hamil-yang-sedang-
menyusui

Anda mungkin juga menyukai