Anda di halaman 1dari 8

Toxicity assessment of the green Dunaliella salina microalgae

Farouk K. El-Baza, Hanan F. Alyb,⁎, Abeer A.A. Salamac

1. Pengenalan
Ganggang hijau uniseluler Dunaliella Salina Chlorophyceae dipertimbangkan sebagai
salah satu spesies penting untuk diproduksi secara komersil karena adanya kandungan β-
karoten dan senyawa aktif lainnya seperti lutein zeaxanthin klorofil dan asam lemak tak
jenuh ganda. Karena banyaknya kandungan β-karoten, hal ini dipandang kuat sebagai
potensial antioksidan dan vitamin A dimanfaatkan sebagai suplemen kesehatan, zat
pewarna makanan, serta zat tambahan kosmetik (1). Ada sejumlah besar bukti yang
mendokumentasikan bahwa Dunaliella Salina Chlorophyceae dapat meningkatkan
kesehatan dan berpartisipasi dalam mengurangi resiko berkembangnya berbagai penyakit
metabolisme (2).
Dilaporkan bahwa Dunaliella Salina Chlorophyceae kaya akan kandungan β-karoten
dan 9- atau 9′- cis -β-karoten, lutein, dan zeaxanthin dianggap sebagai karotenoid utama yang
diidentifikasi memiliki efisiensi antioksidan kuat (3).
Tidak ada informasi yang tersedia di literatur sampai sekarang untuk studi toksisitas jangka
panjang (toksisitas kronis) Dunaliella Salina Chlorophyceae. Jadi penelitian ini dianggap
sebagai studi pertama tentang studi kronis Dunaliella Salina menggunakan takaran 100
mg/kg BB setiap hari secara oral selama 3 bulan bertuturut-turut untuk 2 jenis kelamin
pada mencit dan tikus. Dalam penelitian ini parameter hematologi dan biokimia termasuk
aktivitas enzim hati, tes fungsi ginjal dan kadar glukosa darah dievaluasi. Selain itu
histopatologis jantung, hati dan jaringan ginjal tikus jantan dan betina diselidiki.

2. Metoda dan Sampel


2.1. Budidaya Dunaliella Salina dalam skala laboratorium
Spesies Dunaliella Salina diisolasi dari air sungai Nil menggunakan media bernama
BG11 yang berfungsi untuk isolasi dan pemurnian ganggang. Dunaliella Salina ditanam
dalam 2 liter media selama dua minngu (4,5). Setelah tumbuh biomassa alga dipanen dan
ditanam lagi sebagai tambahan selama 2 minggu.
Kemudian, biomassa alga dipanen kembali dan ditanam pada botol plastik
berkapasitas 17 L dan berisi 15 L media kultur. Suhu kultur adalah 20 ± 3 0C dengan
diberi cahaya fluoresensi yang stabil dengan intensitas 2500 lx.

1
2.2. Budidaya Dunaliella Salina di Photo-bioreactor
Pasca 10 hari pertumbuhan inokulum dimasukkan ke dalam Photo-bioreactor vertikal
dengan kapasitas 4000 L, otomatis dan terkomputerisasi.

2.3. Hewan Percobaan


Mencit Swiss jantan dan betina dengan berat rata-rata 20-30 g serta tikus Wistar
albino jantan dan betina dengan berat 120-130 g diperoleh dari Animal House Lab,
National Reserch Centre (NRC), Dokki, Giza digunakan dalam penelitian ini. Hewan-
hewan diaklimatisasi selama satu minggu sebelum dimulainya pecobaan (periode
adaptasi). Hewan-hewan ditempatkan dengan ventilasi yang baik (22 ± 20 ° C) dengan
siklus 12 jam. Diet normal basal dan air disediakan sampai hewan ad-libitum (sampai
kenyang). Hewan-hewan dirawat menurut Pedoman Komite Etis NRC, Giza, Mesir
dengan nomor etika persetujuan : 13.115.

2.4. Desain Experimental


Seratus dua puluh mencit dan tikus jantan dan betina digunakan dalam penelitian ini,
30 mencit dan tikus tiap gender diberi suplemen secara oral 100 mg/kg BB bubuk
Dunaliella Salina dan dibagi menjadi delapan kelompok sebagai berikut :

Kelompok 1 dan 2 : Sebagai kontrol mencit jantan dan betina (masing-masing 15


mencit) setiap hari diberikan normal saline 0.9% NaCl selama 3 bulan berturut-turut.

Kelompok 3 dan 4 : Mencit jantan dan betina (masing-masing 15 mencit)


diberikan secara oral setiap hari dengan 100 mg/kg BB bubuk Dunaliella Salina selama
3 bulan berturut-turut.

Kelompok 5 dan 6 : Kontrol tikus jantan dan betina (masing-masing 15 tikus)


diperlakukan seperti kontrol mencit.

Kelompok 7 dan 8 : Tikus jantan dan betina (masing-masing 15 tikus) diberikan


secara oral setiap hari dengan 100 mg/kg BB bubuk Dunaliella Salina selama 3 bulan
berturut-turut.

Hewan-hewan diamati setiap hari untuk diamati perilaku, asupan makanan dan air.

2
Setelah 3 bulan , semua hewan dikorbankan. Darah puasa sampel dikumpulkan
dengan menusuk vena sublingual dan dibiarkan membeku kemudian, disentrifugasi pada
3000 rpm selama 15 menit untuk memisahkan serum yang digunakan untuk uji fungsi
hati dan ginjal (6-8). Parameter biokimia yang ditentukan di dalam serum menggunakan
Biodiagnostic kits (Bio diagnostic Co, Mesir). Untuk jaringan hati, jantung dan ginjal
pemeriksaan histopatologi (kondisi dan fungsi jaringan) dilakukan irisan jaringan
kemudian difiksasi dengan formaldehida 10 % dan tertanam dalam lilin paraffin blok.

Lalu bagian setebal 5 µm diwarnai dengan hematoxylin dan eosin kemudian diperiksa
di bawah mikroskop cahaya untuk penentuan pakah ada perubahan patologis dari organ
yang diamati.

2.5. Parameter Hematologi


Hitung eritrosit, kadar hemoglobin (HB) dan hematokrit (PCVt) ditentukan segera
dalam sampel darah (9). Sel darah putih/White Blood Concentration (WBC) ditentukan
seperti yang dijelaskan oleh Schaperclaus et al (10).

2.6. Parameter Biokimia


Aktivitas enzim fungsi hati, Alanin dan Aspartat Aminotransferase (AST dan ALT),
serta Alkaline Phostpatase (ALP) diamati pada serum mencit dan tikus. Total urea dan
kreatinin ditentukan sesuai dengan metode Bartles et al (13) dan Fawcett dan Scott (14).
Jumlah bilirubin juga ditentukan (15). Kadar glukosa diukur menggunakan kolorimetri
kit sesuai dengan metode trinder (16).

2.7. Analisa Statistik


Analisa statistik untuk bagian biokimia dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS (versi 8) yang dikombinasikan dengan program komputer diukur pada p
≤ 0.05.

3. Hasil
Perlakuan baik pada mencit dan tikus baik itu betina atau jantan dengan pemberian
secara oral dosis 100 mg/kg BB bubuk Dunaliella Salina setiap hari selama 3 bulan
berturut-turut tidak menujukkan tanda toksisitas pada kedua jenis kelamin pada mencit
dan tikus (tidak ada kematian, tidak ada rambut rontok, tidak ada diare, tidak ada bercak

3
kuning). Selain itu, kelainan perilaku , asupan makanan dan minuman, dan status
kesehatan diantara hewan yang dirawat tidak diamati.
Telah ditunjukkan bhwa (tabel 1 dan 4), tidak ada perubahan aktivitas enzim fungsi
hati dan kadar glukosa darah pasca kronis pemberian Dunaliella Salina pada mencit dan
tikus baik itu betina atau jantan melalui dosis oral 100 mg/kg BB pengamatan. Selain itu,
pengurangan yang tidak signifikan terdeteksi dalam kadar urea, kreatinin dan albumin
total pasca kronis pemberian Dunaliella Salina pada dua jenis kelamin mencit dan tikus
dibandingkan dengan level kontrol (Tabel 2 dan 5). Sebuah peningkatan signifikan kadar
HB pada mencit dan tikus baik jantan dan betina yang diberi perlakuan, sementara
perubahan yang tidak signifikan pada parameter Complete Blood Count (CBC) terdeteksi
dibandingkan dengan kelompok kontrol (tabel 3 dan 6). Investigasi histopatologis
mengungkapkan miosit (sel-sel yang membentuk otot jantung) jantung normal, sel
parenkim ginjal normal, lobulus (Struktur internal hati tersusun dari sekitar 100.000
sel hati yang berbentuk heksagonal) normal pada dua jenis kelamin mencit dan tikus
(Gambar 1-49).

4. Diskusi
Mikroalga Dunaliella Salina telah diklasifikasikan sebagai sumber makanan dan tidak
menghasilkan racun. Dalam hal ini, Cyanotech (17) mengumumkan bahwa penggunaaan
Dunaliella Bardawil tidak menunjukkan efek. di sebuah hasil paralel yang baik, Mokady
et al (18) memaparkan bahwa bubuk Dunaliella Bardawil (yang mirip dengan spesies
Dunaliella Salina) yang ditambahkan ke tikus dan ayam.
Data saat ini menunjukkan perubahan total urea dan level kreatinin yang tidak
signifikan. Meski demikian, terjadinya peningkatan kadar hemoglobin darah keduanya
secara signifikan pada dua jenis kelamin mencit dan tikus pasca pemberian kronis 100
mg/kg BB Dunaliella Salina,selama 3 bulan berturut-turut. Dalam aspek ini, El-Baz et al
(19) menunjukkan bahwa Dunaliella Salina kaya akan antioksidan karotenoid seperti β-
karoten, astaxanthin dan fucoxanthin, menyebabkan peningkatan enzim antioksidan,
berkurangnya sitokin inflamasi akibat dari penghambatan oksidatif stress (peroksida
lipid). Jadi bubuk Dunaliella Salina menjaga fungsi normal ginjal terlihat dari kadar
kreatinin dan urea.

4
5. Kesimpulan
Peningkatan yang ditandai pada level HB diamati pada kedua jenis kelamin mencit
dan tikus dibandingkan dengan kontrol yang mungkin terkait dengan potensi aktivitas
stimulan imun dari β-karoten. Tidak ada perbedaan yang signifikan diamati di semua
parameter hematologi dan biokimia juga seperti dalam pemeriksaan histopatologi
jantung, ginjal dan hati dari kedua jenis kelamin mencit dan tikus pasca pemberian kronis
100 mg/kg BB Dunaliella Salina selama 3 bulan berturut-turut.

5
Lampiran Tabel Hasil

6
Untuk gambaran Histopatologi jurnal terlampir pada jurnal yang asli.

7
8

Anda mungkin juga menyukai