Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 .Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendali biaya dan ketelitian penentuan harga pokok
produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan
pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam
departemen tertentu . dengan digunakannya tariff-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk setiap
departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya
overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang bersangkutan .hal ini mempunyai akubat terhadap ketelitian
terhadap penentuan harga pokok produk.
(Sumber buku Akuntansi Biaya,Mulyadi,edisi 5 halaman 223)
2. Empat tahap utama penyusuan anggran biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai berikut :
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun
anggaran.
b. Penaksiranbiaya overhead tidaklangsungdepartemen
c. Distribusibiaya overhead tidak langsung departemen kedepartemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per
departemen baik departemen produksi maupun departemen pembantu.
3.Dua metode alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi adalah sebagai berikut :
Metode alokasi langsung. Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu
dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan
apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak
ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
Metode alokasi bertahap. Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok metode yaitu; (a) metode alokasi bertahap yang
memperhitungkan transfer jasa timbal blaik antar departemen-departemen pembantu. (b) metode alokasi
bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu.
(a). Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal blaik antar departemendepartemen
pembantu. Yangtermasuk dalam kelompok metode ini adalah :
Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa,
dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak
berarti.
Metode aljabar
Ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian
yang berturut sehingga departeemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari
departemen yang ditutup kemudian.
(b).Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen
pembantu.Metodealokasi yang termasuk dalam kelopok ini adalah “ Metode urutan yang diatur”.
Anggaran departemen langsung : Rp.45.500.000 dan anggran departemen tidak langsungnya sebesar : Rp.1.500.000
{(b) : 4000 x
Departemen produksi
Kafetaria 15 35
6. Perbedaan antara metode alokasi langsung dengan metode alokasi bertahap adalah :
Metode alokasi langsung. Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan
ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang
dihasilkan departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen
pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
Metode alokasi bertahap. Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok metode yaitu; (a) metode alokasi bertahap yang
memperhitungkan transfer jasa timbal blaik antar departemen-departemen pembantu. (b) metode alokasi
bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu.
Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa,
dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak
berarti.
Metode aljabar
Ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian
yang berturut sehingga departeemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari
departemen yang ditutup kemudian.
(Sumber buku Akuntansi Biaya,Mulyadi,edisi 5 halaman 226 -227(tetapi tidak menjelaskan secara
detail) dicari pelengkap dari internet. Berikut linknya:
https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2017/01/metode-metode-alokasi-biaya-
overhead.html)
8. Perbedaan pengertian distribusi, alokasi dan pembebanan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead tidak langsung departement
kepada departement-departement yang menikmati manfaatnya, baik departement pembantu maupun
produksi.
Tarif alokasi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead departemen pembantu kepada
departement produksi, baik secara langsung maupun bertahap.
Tarif pembebanan adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead pabrik kepada produk. Jika
tidak disebutkan secara khusus, istilah tarif biaya overhead pabrik dimaksudkan untuk menunjukkan tarif
pembebanan ini.
9. Jika metode alokasi digunakan, apakah departemen produksi akan meneriman alokasi BOP dalam jumlah yang sama
dengan apabila menggunakan metode alokasi aljabar :
Misalnya departemen pembantu X dan departemen pembantu Y saling memberikan jasa secara timbal balik.
Mula-mula biaya Overhead departemen X dialokasikan ke departemen Y sesuai dengan jasa yang dipakai oleh
departemen Y. Hal ini menyebabkan biaya overhead depatemen X tersebut habis dialokasikan.
Sedangkan jika menggunakan metode aljbar, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar, yaitu adalah sebagai berikut :
X = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen
Y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen
10. PT ELIONA
b.) Anggaran departemen langsung : Rp.48.500.000 dan anggaran departemen tidak langsungnya sebesar :
Rp.1.500.000
{(b) : 4000 x
Departemen produksi
Departemen Pembant Dasar Alokasi Dept.Prod.1 Dept.Prod.2 Dept.R&P Dept. Listrik Dept. Kafe
pemeliharan
11. untuk menghitung selisih kapasitas yang terjadi dalam tahun anggaran maka dihitung sebagai berikut :
Ditanyakan : Hitunglah kapasitas yang terjadi dala tahun anngaran jika ,kapasitas sesungguhnya dicapai sebanyak
45.000 jam mesin
Jawab :
#Selisih Anggaran
Biaya overhead yang Tetap dan kapasitas yang dianggarakan (50.00 x 10.000) Rp.500.000.000
#Selisih kapasitas
Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transferjasa timbal balik antar departemen –departemen
pembantu adalah bahwa biaya overhead departemen produksi secara langsung,tanpa memperhitungkan jasa
yang antar departemen pembantu
Sedangkan metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer timbal balik antar departemen-
depertemen pembatu adalah bahwa biaya overhead departemen pembatu dialokasikan
secarabertahap,danalokasi biay overhead departemen pembatu diatur urutanya sedemikian rupa.Sehungga
arus alokasi biaya menujuke satu arah.
(Sumber buku Akuntansi Biaya,Mulyadi,edisi 5 halaman 230-235)
13. Untuk menghitung besarnya selisih anggaran yang terjadi maka dijabarkan sebagai berikut :
Tarif BOP dep T Rp.5.000 (tarif BOP variabel Rp.3.500,dan tarif BOP Tetap RP.1.500)
Jawab :
14. Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebgai berikut :
Anggaran departemen langsung : Rp.45.500.000 dan anggaran departemen tidak langsungnya sebesar : Rp.1.500.000
b.) Menikmati manfaat biaya 100% luas lantai(m 2)proporsi luas
{(b) : 4000 x
Departemen produksi
Departemen Pembantu Dasar Alokasi Dept.Prod.1 Dept.Prod.2 Dept.R&P Dept. Listrik Dept. Kafe
pemeliharan
C.) Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen pembantu lain dan ke departemen produksi.
BOP Langsung Rp. 11.362.500 Rp.14.550.000 Rp.7.812.500 Rp. 9.850.000 Rp. 1.925.000
BAB VIII
6. D.Rp.3.300.000
Penyelesaian :
= 38.000 x 100/100
= Rp.3.800.000
7. D.Rp.3.300.000
Penyelesaian :
= 7.500.000 x 45.000.000/100
= Rp.3.375.000
8.C.Rp.45.000.000
9. A.Rp.38.000.000
10.C.Rp 0
11. C. Tarif untuk membagikan biaya overhead pabrik tidak langsung departemen kepada departeme-departemen yang
menikmati manfaatnya.
12 .B. Tarif untuk membagikan biaya overhead pabrik departemenpembatu ke departeme-departemen pembatu yang
lain dan departemen produksi.
13. B.Tarif untuk Membagikan biaya overhead pabrik departemen pembatu ke departemen pembatu yang lain dan
depetemen produksi
16. B.Rp.10.000.000
Penyelesaian :
= Departemen X +1.250.000
= ( 8.750.000 + 1.250.000 )
= Rp.10.000.000
17. D. Rp.45.750.000
Penyelesaian :
= Departemen A +9.750.000
= ( 45.000.000 + 9.750.000 )
= Rp.45.750.000
18. A. 54.000.000
Penyelesaian :
= Departemen B +9.000.000
= ( 45.000.000 + 9.000.000 )
= Rp.54.000.000
19.B.Rp.5000
Penyelesaian :
= Departemen B/9.000.000)
= ( 45.000.000 / 9.000.000 )
= Rp.5.000
20. C.Rp.10.000
Penyelesaian :
= Departemen B/(1/2)9.000.000)
= ( 45.000.000 / 4.500.000)
= Rp.10.000
21. C. Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departement pembantu yang biaya overheadnya telah habis di
alokasikan ke departement lain.
(Sumber buku Akuntansi Biaya,Mulyadi,edisi 5 halaman 227)
22. B. Kapasitas yang dianggarkan tidak tercapai atau kapasitas sesunggunya melebihi kapasitas yang dianggarkan
26.B.Rp.7.500.000
Penyelesaian :
= Rp.7.500.000
27.A. Rp.10.000.000
Penyelesaian :
= Rp.10.000.000
28. B.Rp.55.200.000
29. C.Rp.2.500
30. B.Rp.75.000