• Menganggap perilaku pecandu sebagai bentuk penolakan terhadap norma etika & moral.
• Merupakan suatu kesalahan dan tanggung jawab pribadi.
• Cara terbaik untuk menyembuhkannya >‘menghukum’.
• Pecandu perlu ditolong untuk tobat.
Jalur
Jalur dopamin
dopamin mesolimbik
mesolimbik (Dopamine-Mesolimbic
(Dopamine-Mesolimbic
pathway) Ventral
pathway) Tegmental Area
Ventral Tegmental (VTA), dan
Area (VTA), dan
sebuah area yang
sebuah area yang berkomunikasi
berkomunikasi dengannya
dengannya
dikenal dengan nama
dikenal dengan nama Nucleus
Nucleus Accumbens
Accumbens
VTA
VTA :: kaya
kaya akan
akan Dopamin
Dopamin
Struktur bangunan intrakranial yang terkait dengan Gangguan Penyalahgunaan Zat Psikoaktif (Adiksi)
Bagian–bagian otak yang terlibat dalam terjadinya Gangguan Penyalahgunaan Zat Psikoaktif (Adiksi)
4. Anamnesis : lanjutan..
a. b. Riwayat psikososial Px
b. Pendidikan / pekerjaan
c. Hubungan keluarga / sesama teman
d. Keadaan keluarga
e. Riwayat kriminal / ditahan polisi/ penjara yang berkaitan/bukan dgn penyalahgunaan
zat
f. Riwayat seksual; sosioekonomi; spiritual
g. Kepribadian pramorbid
h. 4. Pemeriksaan fisik: termasuk pemeriksaan fisik umum, needle track( bekas suntikan )
5. Pemeriksaan laboratorium :
– Toksikologi
– LFT, RFT
– HIV/AIDS
– Lain2 sesuai dengan kebutuhan
– Psikotes; MMPI
6. Komorbiditas :
- Psikiatrik : Skizofrenia; Bipolar; RM; Gangg Kepribadian ;
Gangguan Tingkahlaku
- Non Psikiatrik : HIV/AIDS; Hep’C/B; TB pulmonal/extra
pulmonal; Moniliasis
Mengetahui dan menjelaskan efek samping penggunaan obat-obatan untuk Gangguan Penyalahgunaan
Zat Psikoaktif (Adiksi)
Bagaimana penggolongan NAPZA dan efek apa saja yang ditimbulkan dari masingmasing
golongan tersebut?
NAPZA merupakan singkatan dari NArkotika, Psikotropika dan ZAt lainnya. NAPZA adalah istilah lain dari
Narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya) yang digunakan oleh DepKes RI. Narkotika adalah
zat atau obat yang bersasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atauperubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan yang sangat (Undang-Undang Republika
Indonesia Nomor 22 tahun 1997). Narkotika terbagi menjadi 3 golongan, diantaranya :
a. Narkotika golongan I berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan, tidak digunakan untuk terapi
(pengobatan), tidak dapat digunakan untuk kepentingan apapun kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan.
Contoh golongan ini adalah ganja, heroin (putauw), kokain. Putauw adalah heroin tidak murni berupa
bubuk.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan
dan penelitian meskipun mempunyai potensi yang tinggi untuk ketergantungan. Contohnya adalah morfin,
petidin dan turunannya (benzetidin, betametadol).
c. Narkotika golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi maupun
pengembangan ilmu pengetahuan meskipun juga mempunyai daya ketergantungan yang tinggi. Contohnya
adalah kodein.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Ada 4 golongan psikotropika, yaitu :
a. Psikotropika golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi.
Contoh : MDMA (ekstasi), LSD dan STP.
b. Psikotropika golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas pada terapi. Contoh :
amfetamin, metamfetamin (shabu), fensiklidin dan ritalin.
c. Psikotropika golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak dipergunakan dalam terapi,
Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.
d. Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam
terapi, Contoh : diazepam, klobozam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam
(Nipam, Pil BK/KopIo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dll).
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan
pada pemakainya, diantaranya yaitu :
a. Rokok
b. Kelompok alkohol dan minuman lainnya yang memabukkan dan menimbulkan
ketagihan
c. Thiner dan zat lainnya seperti lem kayu, penghapus cat dan aseton, cat, bensin
yang dihirup akan dapat memabukkan
INHALAN
Inhalan seringkali digunakan anak dan remaja karena keterjangkauan harga dan tidak masuk dalam zat
yang melanggar hukum jika digunakan. Inhalan yang digunakan zat hidrokarbon yang mudah menguap
yang bersifat toksik dan biasanya ada dalam perangkat rumah tangga seperti lem, tiner untuk cat, produk
pembersih lainnya. Ada juga inhalan lainnya yang mengandung gas nitrous oxide dan poppers, yang dapat
membuat penggunanya dimasukan dalam kategori diagnosis Inhalant Use Disorder, Other Substance Use
Disorder, atau Unknown Substance Use Disorder.
Inhalant Use Disorder merupakan kondisi psikologik akibart sengaja menggunakan inhalansia, dan bukan
akibat kecelakaan terhirup zat beracun, meski zat inhalannya serupa dengan yang digunakan secara
sengaja. Penggunaan inhalan sangat membahayakan dan sering mengakibatkan kematian. Pengguna
inhalan merupakan orang bermasalah perilaku dan sikapnya.