Modul Iv
Modul Iv
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Sejarah mencatat salah satu isi buku Malthus (1808), yang membahas tentang tekanan
penduduk sehubungn dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Disebutkan bahwa
pertumbuhan penduduk menyerupai sebuah deret ukur sementara peringatan produksi
menyerupai deret hitung. Artinya pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dibandingkan
dengan pertumbuhan produksi. Walapun teknologi sudah ditemukan dan dianggap sementara
dapat mengatasi tekanan penduduk, tetapi toeri malthus masih tetap harus diwaspadai.
Aspek manusia dapat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas manusia itu sendiri. Dalam
kaitannya dengan perekonomian nasional, maka diperlukan upaya tambahan pertumbuhan
penduduk lebih kecil bila dibandingkan dengan tambahan pertumbuhan ekonomi.
Variabel yang membentuk angka tambahan pertumbuhan penduduk adalah :
a. Jumlah dan sebaran penduduk
b. Kepadatan penduduk
c. Struktur umur
d. Angka kelahiran dan kematian.
e. Perpindahan penduduk.
Disektor pertanian dapat ditemui beberapa masalah antara lain kebutuhan pangan,masalah
kesempatan kerja dan kualitas sumber daya manusia yang terakumulasi sebagai masalah
1. Persediaan tanah yang semakin sempit.
2. Kebutuhan pangan yang semakin tidak terpenuhi.
3. Tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
4. Masalah sosial tentang kepemilikan tanah.
Kenaikan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan kebutuhan primer meningkat tidak
sebanding dengan kenaikan jumblah penduduk sehingga manusia menjadikan lingkungannya
sebagai objek yaitu mengusahakan sumber daya alam lebih intensif sehingga merusak
lingkungan dan jenis tumbuhan banyak yang punah, terjadi erosi tanah sehingga bumi tidak
sanggup melayani kebutuhan manusia.
KEBUTUHAN PANGAN
Masalah rawan pangan merupakan masalah kronis yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia
khususnya di negara-negara berkembang. Penyebab timbulnya masalah rawan pangan antara
lain diakibatkan karena lebih cepatnya laju pertumbuhan penduduk dari pada tingkat
pertumbuhan produksi pangan, meningkatnya jumblah masyarakat miskin, terjadinya
peperangan, adanya bencana alam, perubuhan iklim serta munculnya kemunduran sumber
daya alam dan lingkungan.
SDM yang berkualitas merupakan kunci dari peningkatan produktivitas yang selanjutnya
diperlukan untuk memacu pembangunan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami
bahwa pembangunan pangan dan gizi merupakan suatu infestasi nasional.
Sesuai dengan undang-undang nomor 7 tahun 1996 Tentang Pangan, yang menempatkan
ketahanan pangan sebagai kewajiban pemerintah dan masayarakat, maka upaya pemecahan
masalah ketahanan pangan harus bermuara pada kemampuan produksi, sumber daya,
kelembagaan dan budaya yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan masyarakatnya.
Strategi yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut antara lain melalui :
a. Pengembangan usaha pertanian detekankan tidak hanya pada aspek diluar produksi (on-
Farm) saja tetapi juga pada aspek diluar produksi (off-farm) seperti pengolahan,
pemasaran, industri kecil dan jasa yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah dan
masyarakat.
b. Pengembangan komuditas unggulan spesifik daerah melalui sistem usaha pertanian
terpadu.
c. Fokus pemberdayaan lebih ditekan pada sasaran keluarga(rumah tangga) dari pada
komoditas.
d. Pembinaan petani diarahkan melalui himpunan dalam kelompok tani dan juga melalui
gabungan kelompok/asosiasi yang mengarah kepada terbentuknya koperasi.
e. Pengembangan kader-kader potensi menjadi kader penggerak atau pelopor agribisnis.
f. Pemerintah, perusahaan dan LSM berkewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan
masyarakat.