Anda di halaman 1dari 9

Asosiasi Sarjana Sosial, Ekonomi dan Politik Indonesia (ASSEPI)

Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik


Volume 1 Nomor 2 Mei 2020

Available online http://www.jsep.org/index.php/jsep/index


DAMPAK IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI
PRODUK OLI CASTROL DI INDONESIA

THE IMPACT OF ADVERTISING ON TELEVISION ON INTERESTS IN BUYING


CASTROL OIL PRODUCTS IN INDONESIA
Suryati Eko Putro, SE,MM
Prodi Manajemen Universitas Teknologi Surabaya, Indonesia
Diterima: 2 April 2020; Disetujui: 2 Mei 2020; Dipublish: 10 Mei 2020
*Coresponding Email: suryatiekoputro@yahoo.com
Abstrak
Dalam perkembangan Periklanan, Iklan dapat dilakukan di berbagai macam media seperti (surat kabar
dan media) maupun elektronik (radio dan televisi) namun produk yang diiklankan melalui televisi
memiliki beberapa keuntungan yaitu jangkauannya luas, juga adanya unsur hiburan yang sangat
mendukung dalam pembentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut, karena sebuah Iklan
harus dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik minat konsumen serta menguasai pasar.
Dengan empat variabel yang berhubungan meliputi : A (Avertising), A (Attitude), I (Purchase_Intention)
dimana masing-masing variabel berinteraksi dan saling mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti dampak iklan dan sikap konsumen terhadap minat beli Oli Merek Castrol di Surabaya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sample yaitu sampel yang dipilih
berdasarkan responden yang ditemui secara kebetulan oleh peneliti. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 100 orang yang pernah melihat iklan dan menggunakan Oli Castrol Di Surabaya.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan
program AMOS 4.01.
Kata kunci : iklan, sikap konsumen, minat beli.

Abstract
In the development of Advertising, Advertising can be done in a variety of media such as (newspapers and
media) and electronic (radio and television), but the products advertised on television has several
advantages that have a broad reach, also there is an element of entertainment that is very supportive in
the formation of consumers' perceptions the product, because an ad must be made as attractive as possible
so that it can attract consumers and gain market share. With four variables associated include: A
(Avertising), A (Attitude), I (Purchase_Intention) wherein each of the variables interact and support each
other. This study aims to investigate the impact of advertising and consumer attitudes towards brands
Castrol Oil buying interest in this Surabaya.Penelitian accidental done by using a sample that is selected
based on a sample of respondents who met by chance by a researcher. The sample used in this study were
100 people who had seen the ads and using Castrol Oil in Surabaya. The analysis technique used in this
research is Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS 4.01 program.
Keywords: advertising, consumer attitudes, buying interest.

How to Cite: (2020). Dampak Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Produk Oli Castrol di Indonesia.
Jurnal Sosial, Ekonomi, dan Politik (JSEP) 1(2):

47
Dampak Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Produk Oli Castrol di Indonesia

PENDAHULUAN Periklanan :Konsep dan Aplikasinya Di


Dalam globalisasi media massa dan Indonesia, Kasali 2015 : 9).
informasi, dunia menyaksikan peranan Berbagai peluang iklan tersebut
telekomunikasi serta media elektronik memberikan definisi sebagai suatu
yang luar biasa. Globalisasi pasar tidak kesempatan bagi iklan yang terdapat di
lepas dari kebijakan pembangunan sektor televisi untuk mempertahankan
ekonomi yang telah memacu pertumbuhan produknya, sebagaimana dapat membuat
ekonomi dan peningkatan devisa Negara iklan yang menarik hati konsumen
Indonesia. Terutama sektor migas yang sehingga konsumen merasa penasaran
diperkirakan naik US $.123 juta pada tahun untuk mencoba produk yang ditayangkan
2014/2015 akibat melonjaknya harga iklan tersebut, serta untuk memperoleh
minyak di pasar internasional. tempat dihati konsumennya.
Berkembangnya sektor ekonomi makro ini Menurut Engel (2015 ; 95)
memacu kebutuhan akan promosi berbagai Menyatakan bahwa “kemampuan iklan
produk melalui berbagai media, salah untuk menciptakan sikap yang
satunya adalah iklan di media televisi. menyongkong terhadap terhadap suatu
Tidak hanya itu saja persaingan produk mungkin sering bergantung pada
akan perusahaan untuk menawarkan sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri.
produk kepada para konsumen, menuntut Iklan yang disukai atau dievaluasi secara
perusahaan untuk mencari, menemukan menguntungkan dapat menghasilkan sikap
dan memanfaatkan peluang untuk menjaga yang lebih positif terhadap konsumen.
kelangsungan usahanya. Hal ini Penelitian memperlibatkan secara
dikarenakan para selera konsumen terus berulang-ulang behwa sikap terhadap
berubah-ubah, yaitu memilih barang yang suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang
cocok, serta membandingkan produk yang segnifikan atas sikap terhadap produk”.
satu dengan yang lain. Untuk itu Sedangkan sikap atau attitudes
perusahaan agar dapat memasarkan adalah evaluasi, perasaan emosional dan
produksinya dapat dilakukan yaitu melalui kecenderungan tindakan yang
promosi lewat iklan terutama di media menguntungkan atau tidak
televisi.Hal ini karena periklanan menguntungkan dan bertahan lama dari
merupakan salah satu dari alat komunikasi seorang terhadap suatu obyek atau gagasan
yang paling umum untuk mengarahkan (Dikutip dari buku Manajemen Pemasaran
pembeli sasaran pada masyarakat. Analisis Perencanaan Implementasidan
Iklan adalah segala bentuk pesan Control, Kotler 2010 ; 200).
tentang suatu produk yang disampaikan Baru-baru ini peneliti (dikutp dari
atau ditujukan kepada sebagian buku Perilaku Konsumen dan Strategi
masyarakat periklanan Indonesia lewat Pemasaran, J. Paul & Jery, 2010 ; 195)
media cetak, media elektronik (radio, menyatakan bahwa iklan terhadap sikap
televisi, dan bioskop), dan media ruang konsumen (attitude toward the ad)
(papan dan reklame). Sementara media lini “evaluasi afeksi terhadap iklan itu sendiri”,
bawah yaitu seluruh media selain diatas, dapat mempengaruhi sikap mereka
seperti directmail, pameran, point of sale terhadap produk atau merek yang
display material, kalender, agenda dan diiklankan. Yaitu, iklan yang disenangi
tanda mata. Namun untuk membedakan konsumen terlihat menciptakan sikap
dengan pengumuman biasa iklan diarahkan merek yang positif dan keinginan untuk
untuk membujuk orang supaya membeli membeli yang lebih ketimbang iklan yang
atau seperti yang diungkap oleh Frank tidak mereka sukai. Mekanisme yang dapat
Jefkins (dikutip dari buku Manajemen menjelaskan dampak menyukai pada sikap
merek tidak diketahui. Mungkin saja

48
Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik, 1(2) Mei 2020: hal 47-55

menyukai suatu iklan akan mempengaruhi memperebutkan konsumen sasaran dan


perhatian (seseorang lebih memperhatikan masyarakat umum sebanyak-banyaknya.
iklan yang mereka suka) dan pemahaman Hal ini mendorong para pemasar
(konsumen mau berupaya lebih jauh untuk berlomba-lomba menciptakan atau
merinci informasi yang didapat dari iklan merancang iklan yang menarik dan sesuai
yang disukai) dengan efektifitas iklan untuk meraih
Sikap biasanya memainkan peran konsumen sasaran dan masyarakat umum,
utama dalam pengaruh yang menyebabkan hasil yang berupa iklan ini ditayangkan di
minat beli.Konsumen secara khas memilih berbagai media termasuk media televisi
produk atau toko mana yang dievaluasi (media lini atas), yang digunakan oleh
paling menguntungkan.Pengukuran sikap pemasaran di dalam mengkonsumsikan
konsumen bagi perusahaan merupakan hal keberadaan suatu produk atau jasa.Semua
yang sangat penting.Dengan mengetahui hal yang dilakukan oleh promosi
sikap, perusahaan dapat mengidentifikasi mempunyai tujuan utama yaitu bagaimana
segmen manfaat, mengembangkan produk peran iklan dapat mempertahankan tingkat
baru, dan memformulasikan serta penjualan atau bahkan meningkatkan
mengevaluasi strategi promosional.Sikap penjualan dari produk tersebut dari tahun
dapat berguna bagi pemasaran, biasanya ketahun.
digunakan untuk menilai keefektifan
kegiatan pemasaran. KAJIAN TEORI
Menurut Shimp (2013:161), jika Definisi Pemasaran
komunikator sukses menciptakan Menurut Kotler (2000 ; 7) Definisi
kesadaran konsumen akan mereknya, Pemasaran Suatu proses sosial dan
konsumen dapat membentuk sikap manajerial di mana individu dan kelompok
(attitude) positif terhadap merek tersebut mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan mungkin akan muncul minat (interest) dan inginkan melalui penciptaan,
untuk membeli merek tersebut, ketika penawaran, dan pertukaran segala sesuatu
timbul keinginan untuk membeli suatu yang bernilai dengan orang atau kelompok
produk di masa yang akan datang. lain. Definisi ini berdasarkan konsep-
Berdasarkan pokok-pokok pikiran konsep berikut ini : kebutuhan, keinginan,
diatas penelitian ini memilih variabel yang dan permintaan; Produk; nilai biaya, dan
mempengaruhi iklan terhadap sikap, sikap kepuasan; pertukaran; transaksi, dan
terhadap minat beli dimana penting bagi hubungan; pasar; serta pemasaran dan
perusahaan untuk dapat mengetehui pemasar
pengaruh produk yang diiklankan terhadap Pemasaran adalah salah satu
sikap konsumen dalam minat beli pada kegiatan dalam perekonomian dan dalam
produk tersebut. Demikian juga halnya penciptaan nilai ekonomi.Sedangkan nilai
dengan produk oli merek “ Castrol” ekonomi itu itu sendiri akan menentukan
Di Indonesia, volume pasar Oli top 1 harga barang dan jasa bagi individu-
pada tahun 2011 - 2015 bisa mencapai induvidu. Adapun faktor-faktor penting
20% dari pasar. Akan tetapi pada tahun yang dapat menciptakan nilai ekonomi
2016 terjadi penurunan sampai 25 persen adalah: Produksi yang membuat barang-
pertahun. Fakta ini membuktikan bahwa oli barang, Pemasaran yang
Castrol tak mampu bertahan dipasarnya mendistrbusikannya, dan Konsumsi yang
(www.swa.co.id). Dari fenomena tersebut menggunakan barang tersebut dan
para produsen oli Castrol tentunya Pemasaran merupakan sebuah faktor
semakin gencar melakukan program penting dalam suatu siklus yang bermula
komunikasi pemasaran dengan tujuan dan berakhir dengan kebutuhan konsumen,
49
Dampak Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Produk Oli Castrol di Indonesia

pemasaran harus dapat menafsirkan pemasaran dalam rangka mewujudkan


kebutuhan-kebutuhan konsumen dan tujuan perusahaan adalah berusaha
mengkobinasikannya dengan data pasar memuaskan pelanggan melalui
seperti: lokasi kosumen, jumlahnya, dan pamahaman perilaku konsumen secara
kesukaan mereka Swastha (1979 ; 4). menyeluruh yang dijabarkan dalam
Sedangkan menurut Simamora (2000;7) kegiatan pemasaran yang
pemasaran adalah proses manajerial dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
sosial di mana individu-individu atau fungsional lainnya (seperti produksi/
kelompok-kelompok memperoleh apa saja operasi, keungan, personalia, riset, dan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan pengembangan lain-lain). Secara lebih
melalui penciptaan, penawaran, dan efektif dibandingkan para pesaing.
pertukaran produk-produk yang bernilai Sedangkan menurut Stanton (1985
dengan orang lain atau kelompok lain, dan ;14) konsep pamasaran adalah sebuah
pemasaran terdiri atas kumpulan aktivis filsafat bisnis yang mangatakan bahwa
yang dilakukan oleh perusahaan untuk keinginan dari kosumen adalah dasar
berhubungan secara menguntungkan kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan
dengan pasarnya, serta sukses akhir sebuah perusahaan. Ada tiga ketetapan
perusahaan terutama tergantung pada pokok yang mendasari konsep pamasaran:
seberapa baik perusahaan tersebut 1. Semua operasi dan perencanaan
berkiprah di pasar. perusahaan harus berorientasi kepada
konsumen.
Konsep Pemasaran 2. Sasaran perusahaan harus volume
Menurut Kotler dan Amstrong penjualan yang menghasilkan laba. jadi
(2001 ; 23) Konsep Pamasaran (marketing bukan volume demi kepentingan volume
concept) mengatakan bahwa, untuk itu sendiri.
mencapai tujuan kebutuhan dan keinginan 3. Semua kegiatan pemasaran di sebuah
pasar sasaran (terget market) dan perusahaan harus dikoordinir secara
memuaskan pelanggan secara lebih efektif
dan efisien dari pada yang dilakukan oleh METODE PENELITIAN
pesaing. Konsep pemasaran telah Definisi Operasional dan Pengukuran
diucapkan dengan berbagai cara seperti, Variabel
”kami mewujudkannya bagi anda” Variabel beserta definisi operasional
(Marriott); “Terbang untuk melayani” yang digunakan dalam penelitian ini
(British Airways); “kami tidak akan puas adalah sebagai berikut :
sebelum anda puas” (GE), dan “biarkan
kami melebihi harapan anda” (Celebrity a. X = Iklan
Cruise Lines). Motto J.C. Penney mengemas Iklan yang dimaksudkan dalam
juga meringkas konsep pemasaran: penelitian ini adalah Pesan Iklan .Pesan
“dengan seluruh kekuatan, kami mengemas iklan merupakan alat komunikasi iklan
dollar pelanggan penuh dengan nilai, mutu, untuk menyampaikan maksud dari iklan.
dan kepuasan.” Indikator Pesan Iklan dalam Jurnal
Menurut Tjiptono (2005;3) Bahwa Sukarno (2005 : 141), antara lain :
konsep pamasaran berorientasi pada X1= Animasi
pelanggan (lingkungan eksternal), dengan Adalah merupakan tampilan iklan
anggapan bahwa konsumen hanya akan secara visual dan bisa direkayasa
bersedia membeli produk-produk yang sedemikian mungkin sehingga bisa
mampu memenuhi kebutuhan kosumen menarik perhatian penonton yang melihat
dan keinginannya serta memberikan iklan tersebut.
kepuasan. Implikasinya, focus aktifitas

50
Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik, 1(2) Mei 2020: hal 47-55

X2= Fantasi mengabaikan produk yang lainnya


adalah merupakan salah satu cara walaupun sejenis.
untuk menimbulkan imajinasi penonton
yang menyaksikan tampilan iklan di Pengukuran Variabel
televisi Skala pengukuran yang digunakan
b. Y = Sikap Konsumen ialah skala interval, yaitu skala yang
Merupakan inti dari rasa suka dan menunjukkan jarak antara satu data
tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, dengan data yang lain dan mempunyai
objek dan ide-ide tidak terwujud tertentu. bobot yang sama.Sedangkan pengukuran
Indikator variabel Sikap Konsumen dalam skala sikap menggunakan skala semantic
Jurnal Sukarno (2005 : 141) antara lain : differential dengan kata lain skala
Y1 = Komponen kognitif perbedaan sematik berisikan serangkaian
Mencakup semua kepercayaan, karakteristik kutub, responden diminta
pengetahuan dan pemikiran tentang obyek untuk menilai suatu obyek atau konsep
yang bersangkutan.Persepsi seorang pada suatu skala yang mempunyai dua
konsumen tentang ciri-ciri atau sifat kata ajektif yang bertentangan menurut
produk (atribut) yang bersangkutan. angka 1-7.
Y2 = Komponen afektif Baik Jelek
Merupakan evaluasi terhadap merek
yaitu komponen emosional yang
1 7
merefleksikan perasaan-perasaan
Teknik Penentuan Sampel
seseorang terhadap merek yang
a. Populasi
bersangkutan.
Yang menjadi populasi dalam
Y3 = Komponen konatif
penelitian ini adalah semua orang pembeli
Merupakan reaksi dari sikap yang
dan pengguna yang pernah melihat iklan
berupa tindakan mengenai maksud dari
oli top 1 di Indonesia.
pembelian merek tersebut.
b. Sampel
c. Z = Minat Beli
Penelitian ini dilakukan dengan
Jurnal Sukarno (2005:142)
menggunakan teknik accidental sampling
Merupakan tahap perencanaan sebelum
(pengambilan sampel secara kebetulan),
seorang pembeli melakukan tindakan
yaitu sampel/responden yang dipilih
(action). Minat pembelian merupakan
berdasarkan responden secara kebetulan
salah satu tahapan dari tanggapan
ditemui oleh peneliti.Sampel dalam
konsumen.Unsur-unsur yang
penelitian ini, semua orang pembeli dan
mempengaruhi minat pembelian
pengguna yang pernah melihat iklan oli
konsumen dapat berdasarkan sesuatu
top 1 di Surabaya.
yang menjadi bagian dari produk.
Hair dkk menemukan bahwa ukuran
Indikator variabel Minat Beli Agusty
sampel yang sesuai adalah antara 100-200.
(2006;206) , adalah :
Bila ukuran sampel misalnya lebih dari
Z1= Itensitas Pencarian Informasi, mencari
400 maka metode menjadi “sangat
informasi mengenai sebuah produk yang
sensitif” sehingga sulit untuk mendapatkan
akan dibeli
ukuran-ukuran goodness-of-fit yang baik.
Z2 = Keinginan segera membeli, keinginan
hair dkk menyarankan goodness-of-fit
untuk segera membeli dan memiliki suatu
bahwa ukuran sampel minimum adalah
produk yang telah diinginkan sebelumnya
sebanyak 5 observasi untuk setiap
Z3=Keinginan Preferensial, Keinginan
estimated parameter. Dengan demikian
membeli dan memiliki satu produk rela
bila estimated parameternya berjumlah

51
Dampak Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Produk Oli Castrol di Indonesia

20, maka jumlah sampel minimum adalah confirmatory factor analysis, maka model
100.(Agusty, 2002 : 48). pengukuran dengan contoh faktor
information akan nampak sebagai berikut :
Jenis Pengumpulan Data
a. Jenis data yang dipergunakan dalam X1 er_
penelitian ini adalah Data Primer yaitu 1

data yang diperoleh langsung dari X2 er_


tanggapan responden. Iklan
2
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah X3 er_
jawaban kuesioner yaitu memberikan 3
angket daftar pertanyaan kepada X4 er_
responden. 4
c. Metode pengumpulan data yang
Gambar 1 : Contoh Model Pengukuran
dipergunakan dalam penelitian ini
Faktor Iklan
adalah:
1. Metode Wawancara
Keterangan : [sdr lihat daftar pertanyaan]
Yaitu mewawancarai secara langsung
X1 = Pertanyaan tentang …,
kepada responden untuk keterangan
X2 = Pertanyaan tentang …,
yang lebih dalam mengenai hal-hal
X3 = Pertanyaan tentang …,
yang diperlukan dalam penelitian.
X4 = Pernyataan tentang …,
2. Metode Kuesioner
er_j = error term Xij
Yaitu teknik pengumpulan data
Demikian juga faktor lain seperti sikap, dan
dengan memberikan daftar
keputusan pembelian.
pertanyaan (angket) kepada
responden untuk memperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
informasi langsung.
Evaluasi Model One-Step Approach to
SEM
Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Dalam model SEM, model pengukuran dan
Model yang digunakan untuk
model struktural parameter-parameternya
menganalisis data dalam penelitian ini
diestimasi secara bersama-sama. Cara ini
adalah Structural Equation Modeling
agak mengalami kesulitan dalam
(SEM).Model pengukuran faktor
memenuhi tuntutan fit model.
information, brand recognition, attitude,
Kemungkinan terbesar disebabkan oleh
confidence, intention, purchase,
terjadinya interaksi antara measurement
menggunakan Confirmatory Factor
model dan structural model yang
Analysis. Penaksiran pengaruh masing-
diestimasi secara bersama-sama [One Step
masing variabel terikatnya menggunakan
Approach to SEM]. One step aprroach to
koefisien jalur. Langkah-langkah dalam
SEM digunakan apabila model diyakini
analisis SEM model pengukuran dengan
bahwa dilandasi teori yang kuat serta
contoh faktor information dilakukan
validitas & reliabilitas data sangat baik
sebagai berikut :
(Hair et.al.,1998).
Persamaan Dimensi Faktor
Hasil estimasi dan fit model one step
Information :
approach to SEM dengan menggunakan
X1.1 = 1 information + er_1
program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada
X1.2 = 2 information + er_2
Gambar 4.1.
X1.3 = 3 information + er_3
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam
sebuah pengukuran model untuk diukur
unidimensionalitasnya melalui

52
Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik, 1(2) Mei 2020: hal 47-55

a. Faktor iklan berpengaruh positif


terhadap faktor sikap, dapat diterima
[Prob. kausalnya 0,000 ≤ 0,10 [signifikan
[positif].
b. Faktor sikap berpengaruh positif
terhadap Faktor minat beli, dapat
diterima [Prob. kausalnya 0,032 ≤ 0,10
[signifikan [positif].
Gambar 2. Model Pengukuran dan
Struktural One-Step Approach Hasil Uji Hipotesis Unidimensi First
Order
Dari hasil evaluasi terhadap model Tabel 3. Data Uji Unidimensi First Order
one step base model ternyata dari semua Regression
Weights
Ustd Std

kriteria goodness of fit yang digunakan, Estimate Estimate Prob.


X1 <- Advertising 0.557 0.741 0.000
seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi X2 <- Advertising 0.646 0.906 0.000
model yang baik, berarti model telah sesuai Y1 <- Attitude 1.000 0.723 0.000
dengan data. Artinya, model konseptual Y2 <- Attitude 0.959 0.765 0.000
Y3 <- Attitude 0.979 0.734 0.000
yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori Z1 <- Purchase_ 1.000 0.774 0.000
telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Intention
Z2 <- Purchase_ 1.076 0.863 0.000
Dengan demikian model ini adalah model Intention
yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan Z3 <- Purchase_ 1.087 0.822 0.000
Intention
antar variabel dalam model sebagaimana
Sumber : Hasil Pengolahan Data
terdapat di bawah ini.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan
Tabel 1. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
bahwa nilai probabilitas dari variabel di
Indices
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model
atas berpengaruh positif dan saling dapat
Cmin/DF 1.195 ≤ 2,00 baik menerima bila dilihat dari nilai probabilitas
Probability 0.254 ≥ 0,05 baik kausalnya dimana batas signifikan secara ≤
RMSEA 0.044 ≤ 0,08 baik 0,10. Yaitu indikator Animasi (X1), Fantasi
GFI 0.947 ≥ 0,90 baik (X2), menjadi indikator dari variabel Iklan
AGFI 0.900 ≥ 0,90 baik (X). Indikator Kognitif (X.1), Afektif (X2),
TLI 0.983 ≥ 0,95 baik Konatif (X3) menjadi indikator dari
CFI 0.989 ≥ 0,94 baik variabel Sikap Konsumen (X). Indikator
Sumber : Hasil Pengolahan Data Intensitas Pencarian Informasi (Y1),
Keinginan Segera Membeli (Y2), Keinginan
Tabel 2. Data Uji Kausalitas Preferensial (Y3) menjadi indikator dari
Uji Hipotesis
Kausalitas
variabel Minat Beli (Y)
Regression
Weights Pembahasan
Ustd Std Prob.
Faktor Faktor Estimate Estimate
Berdasarkan hasil analisa penelitian
Attitude Advertising 0.351 0.749
0.000 ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
Purchase_ Attitude 0.328 0.260
0.032 menyatakan faktor Iklan berpengaruh
Intention
Batas ≤ 0,10 positif terhadap Sikap Konsumen, dapat
Signifikansi diterima. Hal ini menujukan bahwa
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan terdapat pengaruh iklan terhadap sikap
kausal, maka hipotesis yang menyatakan konsumen, dimana tampilan Iklan yang
bahwa : disukai atau dievaluasi secara
53
Dampak Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Produk Oli Castrol di Indonesia

menguntungkan dapat menghasilkan sikap 1. Basu Swasta (2000;103) bahwa proses


yang lebih positif terhadap iklan itu sendiri sikap dalam mengambil keputusan
( James F. Engel Perilaku Konsumen jilid 2) merupakan suatu pendekatan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penyelesaian masalah pada kegiatan
beberapa teori pendukung diantaranya : untuk membeli sesuatu barang atau jasa
1. Engel (1995;95), yaitu kemampuan iklan dalam memenuhi kebutuhan dan
untuk menciptakan sikap yang keinginanya.
menyokong terhadap suatu produk 2. Menurut Astuti (2004;8) menyatakan
cenderung sering bergantung pada sikap bahwa pesan iklan hanya mampu
konsumen terhadap iklan itu sendiri. memasuki elemen kognitif dalam
2. Menurut Assael (1984;612) “Efektifitas membangun sikap konsumen, dan belum
iklam terhadap pembentukan sikap sampai pada tahap konatif (keputusan
konsumen terhadap produk yang pembelian). Untuk mampu membangun
diiklanan dapat diukur melalui sikap konatif konsumen dalam bentuk
keputusan konsumen untuk membeli sikap membeli, masih cukup panjang
produk yang diiklankan”. proses yang harus dilalui. Komunikasi
3. Menurut Zuraida (2001;133) pemasaran yang dilakukan paling tidak
menyatakan bahwa iklan senantiasa harus mampu membangun keyakinan
membangkitkan sikap konsumen (conviction) pada khalayak sasarannya
dengan cara mempengaruhi mereka (terutama pada pasar sasaran) agar
dengan membeli produk yang timbul keputusan pembelian.
diiklankan. Dari hasil penelitian ini untuk
Dari hasil penelitian ini untuk kedepannya diharapkan Pertamina dapat
kedepannya diharapkan PT. TOPINDO lebih memperhatikan faktor-faktor yang
ATLAS ASIA dapat lebih memperhatikan dapat meningkatkan komunikasi
faktor-faktor yang dapat meningkatkan pemasaran agar mampu membangun
sikap konsumen atas penayangan iklan keyakinan (conviction) pada khalayak
produknya khususnya iklan produk OLI sasarannya (terutama pada pasar sasaran)
Top 1 melalui pembuatan iklan-iklan yang agar timbul sikap konatif konsumen yang
menarik sehingga mudah diingat dan yang pada akhirnya dapat menimbulkan minat
pada akhirnya dapat meningkatkan sikap untuk membeli.
konsumen atas penayangan iklan tersebut.
SIMPULAN
Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli Dari hasil penelitian yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Dampak Iklan Di Televisi
didapatkan juga bahwa faktor sikap terhadap Minat Beli Produk Castrol Di
berpengaruh positif terhadap minat beli Indonesia”, maka dapat ditarik kesimpulan
dapat diterima. Hal ini sesuai dengan teori sebagai berikut:
yang dikemukakan oleh Terence A Shimp a. Faktor Iklan berpengaruh Positf
(Edisi 5) yang menjelaskan jika terhadap faktor Sikap Kosumen.
komunikator sukses menciptakan b. Faktor Sikap berpengaruh Positif
kesadaran konsumen akan mereknya, terhadap faktor Minat Beli.
konsumen dapat membentuk sikap
(attitudes) Positif terhadap merek tersebut DAFTAR PUSTAKA
dan mungkin akan muncul niat (intention)
untuk membeli merek tersebut. Engel, James F, 1995. Perilaku Konsumen, edisi
keenam, Jilid 2, penerbit Binarupa Aksara,
Hasil penelitian ini juga sesuai Jakarta Selatan.
dengan beberapa teori pendukung Ferdinand, Augusty [2002], Structural Equation
diantaranya : Modeling Dalam Penelitian Manajemen,
Penerbit BP Undip, Semarang.

54
Jurnal Sosial Ekonomi dan Politik, 1(2) Mei 2020: hal 47-55

________________, 2002.Structual Eqution Modeling _____________, 2005. Pemasaran Jasa, Penerbit Bayu
dalam penelitian Manajemen, aplikasi media Publishing, Malang.
model-model rumit dalam penelitian untuk Zuraida, Lukia dan Uswatun Chasanah, 2001.
tesis magister dan disertai doctor, edisi 2, “Consumer Decision Model Pendekatan
fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang Alternatif Analisis Efektifitas Iklan : Studi
________________, 2006.METODE PENELITIAN Empiris Iklan di Televisi Tentang Sabun
MANAJEMEN, Pedoman Penelitian Untuk Deterjen Bubuk”, Kajian Bisnis No. 24
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu September-Desember.
Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.
Guiltinan, Joseph P dan Gordon W Paul,
1994.Manajemen Pemasaran, penerbit
Erlangga, Jakarta
Kotler, Philip, Amstrong, Gary, 2001. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, edisi kedelapan, Jilid 1, penerbit
Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi
Millenium, Prenhallindo, Jakarta.
____________, 2002.Manajemen Pemasaran, Edisi
Millenium, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta.
Setiadi, Nugroho J., 2003. Perilaku Konsumen,
Konsep dan implikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran, penerbit prenada
media, Jakarta Timur.
Setiyaninggsih, Didit Darmawan, 2004. “Pengaruh
Citra Merek Terhadap Efektifitas Iklan”,
Media Mahardhika Vol. 2, NO 3.
Shimp, Terence A., 2003. Periklanan & Promosi,
Aspek tambahan, komunikasi terpadu, jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
________________, 2003. Periklanan & Promosi, Aspek
tambahan, komunikasi terpadu, jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simamora, Hendry, 2000. Manajemen Pemasaran
Internasional, Jilid 1, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Stanton, William J., 1985. Prinsip Pemasaran, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sukarno, Gendut, 2005. “Penggunaan Consumer
Decision Model (CDM) dalam Pengukuran
Efektifitas Iklan Shampo Merek Pantene”,
Majalah Ekonomi Tahun XIV, No. 2 Agustus.
Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi
Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Swa Sembada, 2007, Oli Top 1 Menghadapi Isu-Isu
Negatif, www.Swa.co.id
____________,2007, Srategi Kehumasan Top 1
Menghalau Isu, www.Swa.co.id
_____________, 2007, Sekilas tentang Oli Top 1,
www.Top 1.co.id
Swasta, Basu, 1979. Asas-Asas Marketing, Penerbit
Akademi Keuangan dan Bisnis (AKB)
Yogyakarta.
_____________, 1983.Manajemen Pemasaran Modern,
Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 1997. Strategi Pemasaran, edisi 2,
Andi Offset, Yogyakarta.

55

Anda mungkin juga menyukai