ABSTRACT
Study of the mangrove oyster (Crassostrea sp) to reduce heavy metal (Cu) concentration on
shrimp pond water and the black tiger shrimp’s (Penaeus monodon) body was conducted during
ten days. Variable used in this research was the efficiency level of mangrove oyster as a
treatment in the Cu contaminated waters to reduce the level of the Cu concentration. Survival
and specific growth rate of shrimp were also observed and measured. Histological condition of
the fish especially gills was also observed to determine the level of damage caused by Cu. The
results showed that oysters (Crassostrea sp) were a proper type of organisms used as bio-
treatment in reducing Cu not only in the shrimp pond water but also in the body of the shrimp.
Oysters were able to reduce heavy metals Cu concentration up to 78% level to the normal level
of heavy metal Cu for black tiger shrimp.
ABSTRAK
Pengujian tiram bakau (Crassostrea sp) dalam mereduksi logam berat Cu pada air
pemeliharaan serta badan udang windu (Panaeus monodon fabr) dilakukan selama 10
hari.Peubah yang diamati selama penelitian yaitu efisiensi peubah untuk mengetahui tingkat
efisiensi dari penggunaan organisme tiram bakau sebagai treatment kondisi perairan yang
buruk dimana tercemar logam berat Cu. Selain itu sintasan dan pertumbuhan udang windu
juga diamati dan diukur. Kondisi histologis insang ikan juga diamati untuk mengetahui tingkat
kerusakan yang disebabkan oleh Cu. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tiram
(Crassostrea sp) merupakan jenis organisme yang layak digunakan sebagai biotreatment dalam
mereduksi logam pencemar khususnya logam tidak hanya di dalam kolam pemeliharaan tetapi
juga di dalam tubuh udang. Tiram mampu menurunkan konsentrasi Cu sampai 78% ke level
yang normal buat kehidupan udang windu.
2 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt12
Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea Sp. ) Dalam Mereduksi Cu Pada Air Pemeliharaan Udang
Windu (Panaeus Monodon)
perlakuan di hatchery mini dan suhu, pH, Oksigen terlarut (DO), dan
pengukuran kandungan Cu pada tiram Amoniak dan diukur setiap 2 hari selama
dan udang windu dilakukan di penelitian. Kondisi histologis insang ikan
laboratorium Fisiologi Hewan Air. juga diamati untuk mengetahui tingkat
Pembuatan larutan Cu sesuai kerusakan yang disebabkan oleh Cu
dengan konsentrasi yang diinginkan dengan merujuk Suntoro (1993).
dengan menggunakan bahan kimia Untuk mengetahui pengaruh
proanalisis Tembaga sulfat (CuSO4)2. penggunaan tiram bakau sebagai
Pada perlakuan kontrol tidak Biotreatment logam berat yang terdapat
ditambahkan kandungan Cu karena air pada air media, dan juga untuk
laut yang digunakan telah mengandung mengetahui jumlah kandungan logam
logam Cu (0.06 ppm). Kemudian berat yang terkandung di air media dan
mengatur konsentrasi pada tiga perlakuan tubuh organisme maka dilakukan analisis
lainnya yaitu 0.12 ppm, 0.18 ppm, dan ragam sesuai dengan petunjuk Gasperz
0.24 ppm yang kemudian dimasukkan (1991).
pada masing-masing fiber sesuai dengan
yang telah ditentukan. Tiram bakau ( III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Crassotrea) sebanyak 750 gr yang rata-
rata terdiri dari 3 ekor ditempatkan pada Konsentrasi Cu pada air media pada
masing-masing fiber dan dilakukan masa awal hingga akhir penelitian dapat dilihat
adaptasi selama 10 hari pada air media pada gambar 1 dimana setiap perlakuan
sebelum kemudian dialirkan pada memberikan nilai yang signifikan
baskom sebanyak 20 L dan mengukur terhadap perubahan air media
kandungan Cu yang ada dalam air. pemeliharaan. Pada grafik terlihat tingkat
Setelah itu udang windu (Panaeus penurunan konsentrasi Cu pada air media
monodon Fabr) PL 14 sebanyak kurang selama penelitian, dimana penurunan
lebih 15 ekor ditempatkan pada baskom konsentrasi terjadi pada semua perlakuan,
yang berisi air yang telah disiapkan. yang berlangsung hingga hari ke empat.
Langkah akhir yang dilakukan adalah Nilai yang diperoleh pada awal penelitian
pengukuran kandungan logam Cu yang hinga hari keempat penelitian berada
terdapat pada Tiram, air media dan udang pada kisaran 0.054-0.06 ppm. Hal ini
windu (Panaeus monodon Fabr). diduga karena tiram merupakan
Penelitian ini berlangsung selama kurang organisme yang mampu menyerap setiap
lebih 10 hari sejak adaptasi pertama partikel yang terdapat pada badan air. Hal
dilakukan. ini diperkuat dengan laporan Mangampa
Peubah yang diamati selama et al. (1999), Suharyanto et al. (1996),
penelitian yaitu efisiensi peubah untuk dan Mustafa et al. (2002) bahwa jenis
mengetahui tingkat efisiensi dari bivalvia dari tiram, kerang bakau dan
penggunaan organisme tiram bakau kerang hijau dapat mengakumulasi logam
sebagai treatment kondisi perairan yang berat dari air sumber, menurunkan
buruk dimana tercemar logam berat Cu. populasi bakteri dari sumber, mengurangi
Selain itu sintasan dan pertumbuhan peningkatan bahan organik terlarut dan
udang windu juga diamati dan diukur. mengendalikan peledakan populasi
Parameter kualitas air yang diamati plankton.
selama penelitian berlangsung adalah
E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.1, No.2, Desember 2009 3
Djawad dan Bertha
0.25
0.06 0.12
0.2 0.18 0.24
Konsentrasi Cu di air (ppm)
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8
Hari
Gambar 1. Grafik Penurunan Konentrasi Cu pada air media setelah dilakukan perlakuan.
4 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt12
Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea Sp. ) Dalam Mereduksi Cu Pada Air
Pemeliharaan Udang Windu (Panaeus Monodon)
0.25
0.2
Konsentrasi Cu di Tiram (ppm)
0.15
0.1
0.05
0
A (0.06) B (0.12) C (0.18) D (0.24)
Perlakuan (ppm)
0.16
0.14
Tanpa Perlakuan
Dengan Perlakuan
0.12
Konsentrasi Cu di PL Udang Windu (ppm)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
A (0.06) B (0.12) C (0.18) D (0.24)
Perlakuan (ppm)
Gambar 3. Rata-rata akumulasi Logam Cu pada Udang windu (P. monodon Fabr) pada
Perlakuan dan Tanpa Perlakuan
E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.1, No.2, Desember 2009 5
Djawad dan Bertha
Tanpa Perlakuan
80
Dengan Perlakuan
70
60
Specific Growth Rate (%)
50
40
30
20
10
0
A (0.06) B (0.12) C (0.18) D (0.24)
Perlakuan (ppm)
Gambar 4. Specific Growth Rate udang windu (Panaeus monodon Fabr) yang diperoleh
pada udang uji yang tanpa dan melalui perlakuan.
6 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt12
Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea Sp. ) Dalam Mereduksi Cu Pada Air
Pemeliharaan Udang Windu (Panaeus Monodon)
Dh
H
T
Cs
Ha dlm CL
LS
LP 40X
Gambar 5. Insang dang windu pada 0.18 ppm yang telah melalui perlakuan. Dh = Distal
Hyperplasia. H = Hypertrophy, Ls = Lamella sekunder, Lp = Lamella Primer, Ha dalam
CL = Haemocyanin dalam Capiler Lumen. Cs = Cartilago support. H&E 40X
CL
LS
LP
M
Ha Bh
F 40X
Gambar 6. Insang udang windu pada perlakuan 0.06 ppm tanpa melalui perlakuan. CL
= Capilary Lumen, Ls = Lamella Sekunder, LP = Lamella Primer, F = Fusion, Bh =
Bassal hyperplasia, M = Mucus, H & E 40 X
E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.1, No.2, Desember 2009 7
Djawad dan Bertha
cukup besar sehingga sel mengalami pula lumen masih dalam ukuran yang
pergeseran untuk mengalami respirasi. normal (Gambar 7). Hal ini membuktikan
Pada pengamatan hepatopancreas bahwa pengaruh perlakuan mempunyai
udang uji yang telah melalui perlakuan, peran penting dalam melindungi
kondisi hepatopancreas masih dalam hepatopankreas dari logam. Bhavana et
keadaan normal, dimana B al. (2000) menambahkan bahwa
(blassenzelen) – cells tetap berada pada hepatopancreas merupakan organ yang
sisi anterior tubules hepatopancreas, sangat peka terhadap peningkatan
demikian pula dengan sel-sel lainnya, pestisida ataupun jenis bahan berabahaya
yaitu R (Restzellen)- cells, E (embrionic) lainnya.
– cell, F (Fibrillenzen) – cells, demikian
B
LU
F
R
E
40X
Gambar 7. Hepatopancreas udang uji yang melalui perlakuan pada 0.06 ppm. B = B-
Cells, F = F-Cells, E = E-Cells, R = R-Cells, Lu = Lumen, H & E, 40 X
B
ALU
E
P 40X
Gambar 8. Hepatopancreas udang windu tanpa melalui perlakuan pada 0.24 ppm. ALU
= Abnormal Lumen, B = B- cells, E =E- Cells, F = F – Cells, P = Poor Cells
8 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt12
Efektifitas Tiram Bakau (Crassostrea Sp. ) Dalam Mereduksi Cu Pada Air
Pemeliharaan Udang Windu (Panaeus Monodon)
E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.1, No.2, Desember 2009 9
Djawad dan Bertha
10 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt12