Anda di halaman 1dari 8

1.

Bagaimana anatomi, fisiologi, histologi dari


-saliva,
- jaringan keras,
- mukosa,
- Bentuk linggir,
- jaringan pendukung (ligament periodontal, gingiva, sementum, tulang alveolar) ,
- gigi sandaran,
- TMJ ( sertakan oklusi dan artikulasi) ,
- dental material (akrilik,ZOE,alginate, dentak wax ,xantigen, klamer) pada scenario
- serta biomekanika GTL?

SALIVA
Saliva merupakan gabungan dari berbagai cairan dan komponen yang diekskresikan ke
dalam rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar saliva mayor (parotid,
submandibular, dan sublingual) serta sejumlah kelenjar saliva minor, dan cairan dari eksudat
ginggiva.

Saliva terdiri dari 94%-99,5% air, bahan organik, dan anorganik. Komponen anorganik
dari saliva antara lain Na+ , K+ , Ca2+, Mg2+, Cl- , SO4 2- , H + , PO4, dan HPO4 2- .
Komponen anorganik yang memiliki konsentrasi tertinggi adalah Na+ dan K+ . Sedangkan
komponen organik utamanya adalah protein dan musin. Selain itu ditemukan juga lipida,
glukosa, asam amino, ureum amoniak, dan vitamin. Komponen organik ini dapat ditemukan
dari pertukaran zat bakteri dan makanan. Protein yang secara kuantitatif penting adalah α-
amilase, protein kaya prolin, musin, dan imunoglobulin.
Adhesi > gaya tarik antara molekul yang berbeda jenis, misalnya antara landasan dengan saliva
dan saliva dengan mukosa.
Kohesi > Gaya tarik antara molekul yang sejenis, misalnya antara saliva dengan saliva.

Bentuk lingir terdiri dari 3 macam yaitu:


a.Bentuk “U” bila permukaan labbial/buccal sejajar permukaan lingual/palatal. Bentuk ini
paling menguntungkan.makin lebar puncak lingir makin dapat menahan daya
kunyah.sisi yang sejajar dapat menahan daya ungkit dan perpindahan tempat akibat
daya horizontal

1.

b. Bentuk “V” berpuncak sempit kadang kadang tajam seperti pisau. Kurang
menguntungkan,gigi tiruan yang dipasang akan menimbulkan rasa sakit,karena
mukoperiosteum sekitar lingir terasa terjepit.

2.

3.

b. Bentuk “jamur/bulbous” bentuknya membesar atau melebar pada dipuncaknya. Bentuk jamur ,
berleher dan menimbulkan gerong. Mempunyai keuntungan yang sama dengan bentuk U,tetapi
adanya gerong akan menyulitkan dan enimbulkan rasa sakit pada saat GT dipasang dan
dilepaskan
Mukosa
Ada tiga jenis mukosa:
1. Masticatory mucosa  Epitel berkeratin (Gingiva,hard palate)
2. Lining epithelium  Epitel tidak berkeratin (soft palate, bibir bagian dalam, pipi, dan dasar
rongga mulut)
3. Speciallized mucosa  Terdapat pada papila lingualis untuk pengecap.

Histologi
Epitel mukosa ini sebagian besar adalah epitel gepeng berlapis non-keratin. Lamina proprianya
adalah jaringan ikat jarang dan sangat kaya akan pembuluh darah serta mengandung kolagen
dan elastin. Submukosanya mengandung jaringan adipose, kelenjar liur dan otot-otot.

Mukosa mastikasi epitelnya gepeng berlapis berkeratin, lamina proprianya adalah jaringan ikat
kolagen padat dengan vaskularisasi sedang.

Fisiologi
Proteksi yaitu melindungi jaringan yg lebih dalam pada rongga mulut dengan bertindak sebagai
pelindung utama dari iritan

Sensasi yaitu memberikan informasi tentang hal-hal yang terjadi di rongga mulur dan
menerima stimulus dari luar mulut

Sekresi, mengeluarkan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva untuk menjaga kelembapan
oral mukosa

Tulang alveolar
Anatomi
Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar proper bone)

Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi soket tulang yang berisi akar
gigi. Tulang alveolar yang sebenarnya adalah bagian dari jaringan periradikular.

Tulang alveolar yang sebenarnya terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan tulang yang
berlamela ke arah pusat prosesus alveolar.

Gambaran radiografik tulang alveolar sebenarnya disebut lamina dura.

Tulang alveolar yang sebenarnya dapat juga disebut sebagai plat kribriform. Istilah ini timbul
karena banyaknya foramina yang melubangi tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah dan
saraf yang mensuplai gigi – gigi, ligamen periodontal, dan tulang.

di maksila dibandingkan di mandibula.

Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan tulang
alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.

Tulang Spons (Tulang kanselus).

Inilah tulang yang mengisi ruang antara tulang kompak dan tulang alveolar sebenarnya.

Septum interdental terdiri dari tulang spons yang mendukung tulang dan menutupi bagian
dalam dari tulang kompak

Histologi
Tulang alveolar sebenarnya

Pada histologi dasar, terdapat dua macam tulang yaitu : tulang kanselus dan tulang padat.
Tulang alveolar sebenarnya merupakan modifikasi dari tulang padat yang mengandung lubang
serat .Karena tulang pada prosesus alveolar biasanya ditembus oleh ikatan kolagen sehingga
disebut ikatan tulang atau tulang alveolar sebenarnya.
Tulang alveolar pendukung

Tulang Kortikal  Tulang kortikal (padat) menutupi tulang spons dan dibentuk oleh tulang
berlamela. Tulang berlamela ini memiliki lakuna yang tersusun dalam lingkaran konsentrik
disekeliling kanal sentral disebut sistem Havers.

Tulang Spons  Pada tulang spons, lamela tersusun satu sama lain membentuk trabekula
dengan ketebalan 50 μm. Di dalam tulang spons dijumpai kanal nutrient. Kanal kanal ini berisi
pembuluh – pembuluh dan saraf – saraf.
Fisiologi
Fungsi utama dari tulang alveolar adalah mendistribusikan serta sebagai kekuatan penyangga
gigi yang ditimbulkan, contohnya pengunyahan makanan serta kontak gigi lain.
Fungsi tulang alveolar secara umum antara lain :
a.Membentuk tulang soket untuk menahan akar gigi sama halnya dengan menempelnya dengan
ligamen periodontal
b. Tempat menempelnya otot
c.Membentuk kerangka sumsum tulang
d. Bertindak sebagai penyimpanan ion (khususnya kalsium)
e.Komponen biologi yang terpenting adalah plastisi, memungkinkan penyesuaian bentuk sesuai
tuntutan fungsional. Komponen ini sangat penting untuk pergerakan gigi orthodontik.

Ligamen periodontal, merupakan lapisan jaringan ikat lunak yang menutupi akar gigi dan
melekatkan akar gigi terhadap tulang alveolar. Terdiri atas serabut pembuluh darah yang
kompleks dan serabut jaringan ikat kolagen.

Pada ligamen terdapat:


1. Jaringan syaraf yang berfungsi
proprioseptif
2. Pembuluh darah

Fisiologis: memelihara gigi dalam


soket, memiliki fungsi sensoris
yaitu dapat merasakan nyeri saat terjadi tekanan berlebihan, menyediakan nutrisi bagi
sementum dan tulang, memiliki fungsi formatif yaitu membentuk dan memelihara sementum
dan tulang alveolar, serta fungsi resorptif yaitu dapat meremodeling tulang alveolar saat terjadi
resorpsi tulang akibat tekanan pengunyahan

Anatomi: serat-serat ligament periodontal yaitu:


- Serat transseptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat ligamentum periodontal.
Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak septum interdental dan tertanam pada
sementum gigi-geligi yang bertetangga.

- Serat puncak alveolar (alveolar cest)


Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat di bawah epithelial attachment,
menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini menolong menahan gigi di dalam soketnya jika
ada tekanan ke arah apical dan menahan gigi jika ada tekanan lateral.

- Serat horizontal
Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum ke tulang alveolar.
Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.

- Serat obliq (serat miring)


Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara kelompok serat utama ligamentum
periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum menuju tulang alveolar. Fungsi serat ini
menahan tekanan vertikal yang mengancam gerakan akar masuk ke dalam soketnya.

- Serat apikal
Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar soket gigi. Fungsi serat
ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan kekuatan yang memungkinkan gigi terangkat
keluar dari soketnya.

- Serat interradicular
Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum interradikular. Fungsi
serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam soketnya.

Histologi:
- Fibroblas, sel-sel berbentuk kumparan dengan inti oval dan prosesus sitoplasmik yang
panjang. Biasanya sejajar dengan kolagen, dengan prosesusnya terbungkus disekitar bundle
tersebut.
- Osteoblas, ditemukan pada pinggir ligament melapisi soket tulang. Dalam keadaan atif
berbentuk kubodial dan dapat menimbun suatu lapisan matriks, disebut estoid, diantaranya dan
tulang dewasa. Bila tidak aktif, kelihatan sebagai sel gepeng dan dapat menyerupai fibroblast.
- Osteoklas, ditemukan di pinggir tulang pada masa pengubahan bentuk tulang. Sel bernuklei
banyak dengan batas suatu kerut atau garis garis kea rah daerah resorpsi tulang.
- Sementoblas, terletak digaris pinggir ligament periodontal berhadapan dengan sementum.
Sementoblas, dengan prosesus sitoplasmik, terlihat kuboidal bila pada suatu lapisan tunggal.
- Sementoklas, sel yang meresorpsi sementum, tidak ditemukan pada ligament periodontal
normal, karena pada umumnya sementum tidak berubah bentuk dan hanya ditemukan pada
pasien dengan kondisi patologik tertentu.
- Sisa sisa sel epithelial malassez, sisa selubung akar epithelial Hetwig, berlokasi pada sisi
sementum ligament periodontal.
- Sel mast, ditemukan didekat pada pembuluh darah, adalah sel-sel besar, bulat/oval dengan
nuclei bulat yang terletak ditengah, dan bergranula merah di sitoplasmanya
- Sel makrofag, di dekat pembuluh darah, menyerupai fibroblast, tetapi dengan prosesus yang
lebih pendek dan kecil dan nuclei yang berwarna agak gelap.

S e
m e n
tu
m,

terdiri dari material anorganik 45% (kalsium dan fosfat dlm bentuk kristal hidroxiapatit) dan
material organic 55% (kolagen tipe I, III, VI, XII dan proteoglikan), berasal dari jaringan
mesoderm, bagian tipis yang melapisi bagian luar akar, lebih lunak dari enamel dan dentin,
tidak sensitive, tipis pada servikal dan menebal sampai ke apeks. Klasifikasi: sementum primer
(pada waktu erupsi), sementum fisiologis (terbentuk krn pertambahan usia), dan sementum
patologis (karena iritasi, penyakit, dll).

- Gingiva
Histologi: terdiri dari jaringan ikat fibrous, terbungkus oleh sel epitel squamos. Karakteristik
dari lapisan sel epitel squamos:
1. Lapisan basal atau sel formatif dari sel kolumner dan kuboid
2. Lapisan spinosum (stratum spinosum) atau sel-sel runcing terdiri dari sel-sel berbentuk
polygonal
3. Lapisan granuler (stratum granulosum) sel-selnya tersebar terdiri dari banyak partikel
keratohyalin
4. Lapisan tanduk (stratum korneum) sel-selnya pipih dan berkeratin ataupun berparakeratin.

Anatomi:
a.Marginal gingival  free gingiva yang terletak di labial/bukal dan palatal/lingual, kurang lebih 1
mm, merupakan dinding dari sulkus gingiva
b. Attached gingival  bagian dari gusi yang melekat dari jaringan semen dan tulang alveolar,
terletak mulai dari lekukan yang disebut free gingival groove, gingiva yang melekat pada
jaringan sementum: gingival semental, gingiva yang melekat pada tulang alveolar: gingival
alveolarc.
c.Interdental papilla  gingiva yang terletak antara 2 gigi

Tanda-tanda gingiva yang normal


yaitu :
1. Berwarna merah muda atau merah salmon , warna ini tergantung dari derajat vaskularisasi,
ketebalan epitel, derajat keratinisasi dan konsentrasi pigmen melanin.
2. Konturnya berlekuk, berkerut-kerut seperti kulit jeruk dan licin.
3. Konsistensinya kuat dan kenyal, melekat pada struktur dibawahnya.
4. Melekat dengan gigi dan tulang alveolar.
5. Ketebalan free gingiva 0,5-1,0 mm, menutupi leher gigi dan meluas menjadi papilla
interdental.
6. Sulkus gingiva tidak ≥2 mm.
7. Tidak mudah berdarah.
8. Tidak oedem.
9. Tidak ada eksudat.
10. Ukuran tergantung dengan elemen seluler, interseluler dan suplai vaskuler

Anda mungkin juga menyukai