Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis. Untuk menghasilkan tulisan yang
baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis,
yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan
pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi.
Mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya
berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa  sebagai
mediumnya dapat berlansung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya,
dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta otaknya terlebih dahulu
harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.
Jadi, karangan bisa dibuat dalam bentuk tulisan maupun secara lisan. Jadi
hal penting yang perlu dikuasai adalah keterampilan berbahasa, keterampilan
penyajian, dan keterampilan perwajahan baik itu secara tertulis maupun secara
lisan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu karangan?
b. Apa saja syarat-syarat membuat karangan?
c. Apa dan bagaimana itu kerangka karangan?
d. Apa saja jenis-jenis karangan?
e. Apa tujuan penulisan karangan?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan tentang apa itu karangan.
b. Mendeskripsikan syarat-syarat menulis karangan.
c. Menjelaskan dan menjabarkan apa dan bagaimana menulis kerangka
karangan.
d. Menjabarkan jenis-jenis karangan.
e. Menjabarkan tujuan penulisan karangan.
BAB II
KARANGAN

2.1 Pengertian Karangan


Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami (https://id.wikipedia.org/wiki/Karangan). Uraian
mengenai suatu hal yang disusun secara berurutan dan saling berkaitan yang
terdiri dari beberapa paragraf atau alinea disebut karangan (Prihantini: 2015 hal.
97).
Jadi karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan
mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda
konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang
mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.
Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan
memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu :
a. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis
kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
b. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam
bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat
pembaca.
c. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau
berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
d. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
2.2 Syarat-syarat Karangan yang Baik
Pada dasarnya, karangan memiliki ciri-ciri yang bisa mengidentifikasikan
bahwa karangan tersebut dapat dikatakan baik. Darmadi (1996:24)
mengungkapkan bahwa beberapa ciri karangan yang baik adalah : signifikan,
jelas, memiliki kesatuan dan mengorganisasikan yang baik ekonomis, mempunyai
pengembangan yang memadai, menggunakan bahasa yang dapat diterima dan
mempunyai kekuatan. Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa persamaan
ciri karangan yang baik yaitu, sebagai berikut.
a. Jelas
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan
tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.
b. Kesatuan dan Organisasi
Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis
dan mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik
tampak dari posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain
kalimat tersebut tersusun dengan urut dan logis.
c. Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun
tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam
menangkap isi yang terkandung dalam sebuah karangan.
d. Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima
Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi tingkat
kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut banyak aspek.
Pemakaian bahasa dalam suatu karangan harus mengikuti kaidah bahasa
yang ada, baik menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis),
kaidah pembentukan kata (morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah
peristilahan maupun kaidah-kaidah yang lain yang relevan.
2.3 Kerangka Karangan
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan
menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam
pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan
mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.3.2 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)


Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola
alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan
kerangka karangan.
a. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai
pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
2.  Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini
biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
3. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah
adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di
kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal
tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di
jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan
bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas
bagian–bagiannya itu.
b. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan
bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan
logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang
intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir
atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
1. Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
2. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan
akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap
sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–
perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi.
Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam
membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
3. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut .
Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan
pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi
mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–
alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
4. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di
ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
5. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal
yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan
tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan
analogi.
6. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah
dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh
para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh
para pembaca

2.4 Jenis-jenis Karangan


a. Berdasarkan Bentuknya
1. Puisi adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan
bunyi serta kepadatan makna. Puisi pada umunya berbentuk
monolog.
2. Drama adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk
alurnya.
3. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan
terperinci. Bentuknya merupakan percangkokan monolog dengan
dialog. Prosa  terbagi dalam dua macam.
 Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur
yang menekankan aturan sistematika perceritaan. Contohya
: novel  dan cerpen.
 Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan
sistematika ilmiah, dan aturan-aturan kelogisan.
Contohnya: essay, laporan penelitian, dan biografi    
b. Berdasarkan Cara Penyajiannya
1. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-o‫؛‬ah
mengalami kejadian yang diceritakan itu.
2. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu
objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat
sendiri objek yang digambarkan itu.
3. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah
pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat
informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan
data dan fakla untuk memperjelas pemaparan.
4. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu cebenaran sehingga pembaca meyakini
kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang
meyakinkan.
5. Larangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data
sebagai penunjang.
c. Berdasarkan Masalah yang Disajikannya
1. Karangan populer, adalah karangan yang membahas sehari-hari
dengan menggunakan ragam bahasa yang biasa digunakan
masyarakat pada umumnya.
2. Karangan ilmiah, adaiah karangan yang membahas masalah-
masalah yang berkain dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa
yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat dipahaiui
masyarakat tertentu.
3. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas
masalah-masalah keilmuan dengan munggunakan ragam bahasa
yang dipahami masyarakat pada umumnya.
4. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan
dalam berbagai kepentingan Pembacanya dinyatakan secara
khusus, tertentu.
5. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan
bahasa, gaya, c‫؛‬tra rasa yang indah. Cerita-cerita yang
dinyatakannya lebih bersifat individual.

2.5 Tujuan Penulisan Karangan (Wahyu Wibowo: 2001 hal. 57)


a. Tujuan penugasan (assignment purpose)
Menulis sesuatu karena penugasan, misalnya wartawan yang ditugasi
menulis berita.
b. Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Menulis sesuatu dalam rangka menyenangkan atau menghibur pembaca,
misalnya features tentang artis film yang dimuat di tabloid-tabloid hiburan.
c. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca akan suatu gagasan, misalnya
kolom tentang kenaiukan harga BBMyang terdapat dalam surat kabar.
d. Tujuan penerangan (informational purpose)
Menulis sesuatu kepada pembaca untuk memberi
informasi/penerangan/keterangan, misalnya berita-berita aktual di surat
kabar.
e. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)
Menulis sesuatu demi memperkenalkan diri si penulis kepada si pembaca,
misalnya menulis puisi atau cerpen di majalah.
f. Tujuan kreatif (creative purpose)
Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai seni atau artistik. Tujuan ini
berkaitan erat dengan butir e. Namun, dorongan kreatif melebihi
pernyataan diri.
g. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose)
Menulis sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu
masalah, misalnya penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan
mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda
konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang
mencerminkan kesatuan makna yang utuh. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas
yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu
metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub
topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan
tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.Pembuatan kerangka karangan ini
sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis
tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

3.2 Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar
mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan
teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas. 
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis Panduan untuk


Mahasiswa dan Calon Guru. Yogyakarta: Andi.
Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia
Wikipedia. 2015. Karangan. https://id.wikipedia.org/wiki/Karangan. Diakses pada
tanggal 8 November 2015
KARANGAN

OLEH
KRISTOFORUS M. MARUNG
TARSISIUS JANUR
KELAS :IB
PRODI : BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI ST. PAULUS


RUTENG
2015

Anda mungkin juga menyukai