Anda di halaman 1dari 10

Hari/tanggal : Senin, 21 September 2020

Nama : Vira Angelica


NIM : 711345319040
Tingkat/semester : 2B/3
Mata Kuliah : UCT
Dosen/Instruktur : Rahmah Apriyani Rasyid, S.ST

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS, MIKROSKOPIS &


KIMIA SPESIMEN SPERMA

Tujuan praktikum :

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dasar teori sperma dan dasar teori
pemeriksaan sperma
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses pra analitik pemeriksaan sperma
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses analitik pemeriksaan sperma
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui proses pasca analitik pemeriksaan sperma

Dasar teori :

Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal dari
seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar-
kelenjar lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting
dalam penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis (hal-hal
yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan imunologi. Namun, di sini yang
akan kita lakukan adalah hanya pemeriksaan sperma secara makroskopis, mikroskopis dan
kimia. Komposisi cairan semen, yaitu:

Spermatozoa : 5%
Cairan seminalis : 60-70%
Cairan prostat : 20-30%
Kelenjar bulbouretra : 5%

Cairan semen terdiri dari spermatozoa dan cairan yang dihasilkan oleh seluruh kelenjar
kelamin serta sedikit tambahan yang berasal dari sistem saluran kelamin. Semen merumpakan
cairan keruh keputihan yang mengandung 100 juta/ml sperma dan jumlahnya sangat bervariasi.
Setiap ejakulasi mengeluarkan 3 ml semen (± 300 juta spermatozoa). Pengeluaran semen
berlangsung dalam urutan tertentu. Penyebab ketidak suburan pria biasanya adalah sperma
yang cacat atau adanya masalah dengan pemindahan sperma ke dalam vagina wanita. Seorang
pria tanpa sperma sama sekali sangat jarang terjadi. Biasanya, masalah adalah jumlah sperma
yang diperoduksi tidak cukup banyak atau tidak cukup kuat untk menyelesaikan perjalanan
menuju sel telur. Apabila mengalami kesulitan
untuk hamil, semen suami perlu diperiksa menggunakan mikroskop untuk mengetahui
kuantitas, motilitas dan normalitasnya, serta kemungkinan adanya infeksi atau kandungan
antibody. Suhu testikel bisa diukur dengan termograf. Beberapa ahli berpendapat bahwa suhu
adlah faktor penentu kesuburan, tapi ada juga beberapa ahli yang tidak sependapat. Jika akan
menjalani pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit-penyakit, seperti diabetes dan penyakit
ginjal yang bisa mempengaruhi produksi sperma. Test kesuburan lain bagikaum pria adalah
biopsy testicular dan rontgen sinar X testicular, untuk mendeteksi masalah-masalah genetik
atau penyakit masa kanak-kanak, seperti gondong, yang bias menimbulkan masalah pada
sperma. Penyebab rendahnya produksi sperma sering kali tidak diketahui dengan jelas,
sehingga tidakbisa dilakukan perawatan yang tepat. Karena itu, dalam beberapa kasus
disarankan untukmenjalani pembuahan dengan bantuan.
Banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan adanya
pemeriksaan sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang hanya bisa
dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme). Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa
diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu disuntik seperti darah, cairan sumsum tulang,
cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara “tidak menyakitkan”. Tidak semua
pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma apalagi disebuah tempat yang cukup asing
seperti rumah sakit atau laboratorium. Sebenarnya hal ini tidak bisa menjadi alasan karena saat
ini rumah sakit atau laboratorium biasanya telah menyediakan tempat yang dibuat sedemikian
rupa agar pasien bisa melakukan proses mengeluarkan sperma dengan nyaman.

Pra Analitik :

➢ Alat dan Bahan


• Wadah/pot
• Label
• Gelas ukur 5 atau 10 ml
• Kertas indikator
• Mikroskop binouler
• Kamar hitung improved neubauer
• Pipet leukosit
• Batang kaca/lidi
• Aquadestiliata
• Minyak imersi
• Objek glass dan cover glass
• Beker glass
• Eosin 0,5%
• Giemsa
• Pewarna Wright
• Methil alkohol/metanol
• Larutan Ba (OH)2 0,3n
• Larutan ZnSO4 0,175 m
• Larutan Resorcinol 0,1% dalam 100ml alcohol 95%
• Standar Fruktosa stock 50 mg fruktosa larut dalam 100 ml asam benzoate 0,2 %
Standar fruktosa 1 ml standard fruktosa stock diencerkan dengan H2O 100ml.
Konsentrasi 200 mg fruktosa / dalam mani.
• Spectrofotometer
• Sampel sperma
➢ Persiapan pasien:
• Spesimen dikumpulkan setidaknya 2 hari setelah ejakulasi atau tidak lebih dari
7 hari
• Pengumpulan spesimen dilakukan melalui masturbasi tanpa bantuan bahan
lain seperti jeli, sabun dan air
• Sebaiknya pengumpulan spesimen dilakukan didalam ruanan yang disediakan
di laboratorium
• Jika spesimen dikumpulkan di lakukan di lokasi lain, spesimen disimpan dalam
suhu ruang dan dikirim ke laboratorium dalam waktu 1 jam sejak pengumpulan

➢ Persiapan Sampel:
• Spesimen dikumpulkan dalam wadah/pot plastik yang steril dan memiliki
penutup
• Kondom tidak disarankan sebagai penampung karena mengandung
spermmisida
• Koitus interuptus tidak dianjurkan sebagai cara untuk pengumpulan semen
➢ Pengumpulan dan Penanganan sampel:
• Bersihkan tangan dan penis dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan
• Bukalah tutup wadah dan pastikan wadah dalam sampel bersih, kering dan
steril
• Ketika telah mencapai tahap akan ejakulasi, segera posisikan wadah sampel
sehingga sperma dapat masuk ke dalam wadah saat ejakulasi. Jangan
memasukkan sperma yang tumpah ke dalam wadah
• Catat waktu ejakulasi
• Petugas memakai APD karena cairan semen merupakan reservoar potensial
untuk HIV dan Virus Hepatitis

Analitik :

➢ Prosedur Pengamatan
1. Makroskopis
1) Warna, perhatikan dan catat warna spesimen (apakah putih, putih keabu-abuan,
keabu-abuan, kuning).
2) Bau, lakukan pembauan pada cairan semen dan catat hasilnya (apakah tajam,
kha, atau busuk)
3) pH, celupkan kertas indikator pH ke dalam wadah yang berisi cairan semen dan
cocokkan dengan skala warna pH lalu catat hasilnya
4) Kekentalan/viskositas, celupkan batang kaca atau tusuk gigi ke cairan semen,
diangkat pelan-pelan dan diukur tinggi benang yang terbentuk sampai batas
putus lalu catat hasilnya
5) Volume, pindahkan ejakulat ke dalam gelas ukur 5 atau 10 ml lalu catat volume
sampai ketetapan 0,2ml. Volume diukur setelah mani mencair (10-20 menit)
6) Likuefaksi, letakkan cairan semen dalam wadah dan biarkan pada suhu
kamar15-20 menit lalu pindahkan ke wadah lainnya. Catat hasilnya (apakah
cairan semen mudah berpindah (mencair) atau sukar berpindah (belum mencair)
serta pada waktunya kerang dari 15 menit, 15-20 menit atau lebih dari 20 menit.
2. Mikroskopi
1) Motilitas sperma
o Beri setetes cairan semen di atas object glass dan tutupi dengan deck
glass, diamkan selama 1 menit dan periksa dengan perbesaran 10x40
o Hitung 200 spermatozoa/slide yang didalamnya juga diperhatikan
berapa jumlah yang hidup/masih bergerak dan beberapa spermatozoa
yang sudah tidak bergerak/mati
o Catat hasil sebagai persentase spermatozoa motil dan laporkan hasil
pada 1 jam post ejakulasi
2) Morfologi spermatozoa
o Buatlah sediaan apus tipis dari cairan semen tersebut diatas object glass
yang bersih dan bebas lemak, kering anginkan
o Lakukan fiksasi dengan alkohol 96% selama 5 menit
o Lakukan proses pewarnaan dengan zat warna giemsa (atau hematoxylin-
eosin) selama 15-20 menit, cuci dengan air mengalir perlahan-lahan
o Periksa menggunakan mikroskop dengan tambahan minyak imersi dan
perbesaran 10 x 100.
o Hitung berapa bentuk spermatozoa normal dan berapa yang abnormal
dalam 200 spermatozoa.
o Catat hasil dan nyatakan dalam % (persen) berapa persen yang normal
dan yang abnormal.
3) Konsentrasi dan hitung sperma
o Hisap cairan semen yang sudah mencair dengan pipet leukosit hingga
batas 0,5 lalu teruskan dengan menghisap aquadest hingga angka 11,
campur hingga homogen
o Cairan tersebut sudah siap dimasukkan ke dalama bilik hitung neubauer
–improved yang telah ditutup deckglass/cover glass
o Dengan bantuan mikroskop perbesaran 10 x 40 hitung jumlah
spermatozoa pada permukaan bilik hitung seluas 1mm
o Catat hasil dan kalikan dengan 200.000 (faktor pengenceran dan faktor
bilik hitung)
3. Kimia
o Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dulu
mengencerkan 0,1 ml mani dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah 0,5 ml
larutan Ba(OH)₂, campur, tambah 0,5 ml. ZnSO₄, campur lagi dan
centrifuge.
o Sediakan 3 tabung T (test), S (standard) dan B (blanko). Tabung T diisi 2
ml cairan pada langkah 1, tabung S diisi 2 ml standard fruktosa larutan kerja
dan tabung B diisi 2 ml aquadest.
o Kepada tabung T, S dan B masing-masing ditambah 2 ml resorcinol dan 6
ml HCL
o Campur isi tabung masing-masing, panasilah dalam bejana air 90°C selama
10 menit.
o Baca absorbansi T dan S terhadap B pada 490 nm dengan spektrofotometer.
o Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT/AS x 200

Pasca analitik :

➢ Interpretasi Hasil
Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut :
o Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi
o Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml
o Hypospermia : Volume semen < 1,5 ml
o Hyperspermia : Volume semen > 5,5 ml
o Aspermia : Tidak ada semen
o Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen
o Hematospermia : Ada sel darah merah pada semen
o Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 40%.
o Teratozoospermia : > 40% sperma mempunyai bentuk yang tidak
normal
o Necozoospermia : sperma yang tidak hidup
o Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 8 juta/m

1) Makroskopis
o Warna : Putih keabuabuan (normal)
o Bau : Khas/cholr (normal)
o pH : 7,2-8,0
o Kekentalan : 3-5 cm (normal)
o Volume : 2,5-5 ml (normal)
o Likuefaksi : Likuefaksi sempurna dalam 60 menit
2) Mikroskopis
o Motilitas
Pergerakan aktif : >50 %
Pergerakan lemah : < 30%
Tak bergerak : <20%
o Morfologi
Bentuk Normal : Bentuk oval
Bentuk spermatozoa abnormal :
Bentuk Piri ( Seperti buah pir )
Brntuk terato ( tidak beraturan dan berukuran besar )
Bentuk lepto ( ceking )
Bentuk Mikro ( Kepala seperti jarum pentul )
Bentuk Strongyle ( seperti larva stongyloides )
Bentuk Lose Hezel ( Tanpa kepala )
Bentuk Immature ( spermatozoa belum dewasa, terdapat cytoplasmic)

Normal:
Kepala : >60%
Ekor : >60 %
Abnormal
Kepala : <40%
Ekor :<40%
o Jumlah sperma : 60-150 juta
o Jumlah leukosit : 100ul
o Aglutinasi : - (negatif)
3) Kimia
Parameter : Penetapan Fruktosa
Kadar fruktosa normal : 120-450 mg/dl
➢ Pembahasan
Pemeriksaan yang pertama kali dilakukan untuk menilai adanya masalah pada
kesuburan pria adalah dengan melakukan analisis sperma.
Pemeriksaan sperma dilakukan melalui bahan sperma yang dikeluarkan melalui jalan
masturbasi ataupun melalui sanggama terputus. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan
segera (paling lambat 1 jam setelah sperma dikeluarkan).
a. Makroskopis
o Warna, memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa kekeruhan, sperma
yang normal biasanya berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang
agak keabu-abuan. Adanya lekosit yang disebabkan oleh infeksi traktus
genitalia dapat menyebabkan warna sperma menjadi putih kekuningan.
Adanya perdarahan menyebabkan sperma berwarna kemerahan.
o Bau, Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau
spesifik, untuk mengenal bau sperma, seseorang harus telah mempunyai
pengalaman untuk membaui sperma. Sekali seorang telah mempunai
engalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma yang khas tersebut.
Baunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu
poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.
o pH, sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH darah, untuk
mengukur pH cukup dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam satu
penelitian dapat digunakan pH meter.
o Viskosita/kekentalan, Semakin kental sperma tersebut semakin besar
vikositasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena :
- Spermatozoa terlalu banyak
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquedaction
- Perubahan komposisi plasma sperma
- Pengaruh obat-obatan tertentu.
o Volume, volume normal sperma belum jelas sampai sekarang, disebabkan
setiap bangsa memiliki standar volume masing-masing. Bagi orang
indonesia volume yang normal 2 – 3 ml. Volume yang lebih dari 8 ml
disebut Hyperspermia, Sedangkan yang kurang dari 1 ml disebut
Hypospermia
Hypospermia disebabkan oleh :
- Ejakulasi yang berturut-turut
- Vesica seminalis kecil ( buntu cabstuksi )
- Penampung sperma tidak sempurna
Hyperspermia disebabkan oleh :
- Kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis terlalu giat.
- Minum obat hormon laki – laki.
Kesan volume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan vesika
seminalis.
o Likuifaksi, liquefaction dicheck 20 menit setelah ejakulasi (setelah
dikeluarkan). Dapat dilihat dengan jalan melihat coagulumnya.
Bila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada gangguan
(semininnya jelek).
Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin : Tak mempunyai
coagulum oleh karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau
memang tak mempunyai vesika seminalis.
b. Mikroskopis
Spermatozoa berbentuk seperti kecebong, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
kepala, leher, dan ekor. Bagian kepala atau kaput berbentuk lonjong agakgepeng
dan mengandung bahan nukleus pada berjuta-juta sel sperma. Bagian ekor
berfungsi sebagai alat gerak maju dan bagian leher berbentuk silindris sebagai
penghubung antara kepala dan ekor. Sel sperma memiliki kecepatan yang cukup
tinggi sehingga dalah satu jam, sel sperma sudah sampai di tuba melalui kanalis dan
ovum uteri. Di sini sel sperma menunggu kedatangan sel telur
Semen seorang pria mengandung sekitar 300 juta sperma. Sperma berenang
mencari sebuah sel telur. Hanya 50-15 sperma yang mencapai sel telur
dalam perjalanannya menyusuri tuba fallopi. Dari sejumlah sperma itu hanya satu
yang akan membuahi sel telur.

c. Kimia
Karbohidrat yang ada dalam mani ialah fruktosa dan fruktosa itu mempunyai
korelasi positif dengan kadar testosterone dalam tubuh. Penetapan kadar fruktosa
memakai reaksi Selivanoff sebagai dasar, pada reaksi itu fruktosa bereaksi dengan
resorcinol dengan menyusun warna merah.
Parameter pemeriksaan kimia sperma : Penetapan fruktosa, yang bertujuan
untuk mengetahui dan menentukan kadar frukstosa dalam semen yang bertalian
dengan kadar testosterone.
Prinsipnya yaitu Fruktosa akan berubah menjadi furfural oleh pengaruh HCL
dan pemanasan, furfural yang terjadi akan berkondensasi dengan resorcinol
menyusun senyawa yang berwarna merah.

Kesimpulan :

Semen adalah ejakulat berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi
sekret dari kelenjar prostat, kelenjar – kelenjar lain dan spermatozoa. Pemeriksaan analisa
semen ini adalah untuk mengetahui fertilitas dan infertilitas pada pria sehingga pemeriksaan
ini sangat penting (Gandasoebrata, 2013).
Pemeriksaannya dilakukan secara lengkap dari makroskopik, mikroskopik dan
pemeriksaan kimia.

Daftar Pustaka :

Materi/ ppt “Pemeriksaan Sperma” MK. UCT oleh ibu Indra E. Lalalngpuling, M.Sc

https://www.academia.edu/40312064/Laporan_Praktikum_Analisa_Sperma

https://mahasiswakedokteranonline.blogspot.com/2012/06/patologi-klinik-praktikum-
analisis.html

https://lab-anakes.blogspot.com/2016/01/pemeriksaan-sperma-semen.html

https://pujipeje.blogspot.com/2012/05/analisa-sperma-makroskopismikroskopiski.html

Anda mungkin juga menyukai