Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL PERCOBAAN
B. HARI, TANGGAL
C. TUJUAN PERCOBAAN
D. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi pengendapan telah dipergunakan secara luas dalam kimia analitik, dalam titrasi,
dalam penentuan gravimetrik, dan dalam pemisahan sampel menjadi komponen-
komponennya. Pengendapan merupakan sebuah teknik dasar yang sanagat penting dalam
banyak prosedur analitik, salah satunya adalah dalam teknik titrasi pengendapan.
Titrasi pengendapan atau yang biasa disebut dengan istilah argentometri merupakan
titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian
keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak
adanya interferensi yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
(Mulyono, 2005).
Dasar titrasi argentometri (pengendapan) adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dan analit. Pengendapan dari kation perak dengan anion halogen
dipergunakan secara luas dalam prosedur titrimetrik. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ag+ + X- → AgX (S)
Dari persamaan reaksi di atas X- merupakan ion klorida, bromida, iodida, ataupun
tiosianat (SCN-).
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya
disebut sebagai argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida ( pada
umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat. Berikut contoh persamaan
reaksinya:
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq).
Setelah semua ion klorida habis, maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan
indikator. ( Kisman, 1998). Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk
menentukan ion halida saja melainkan juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan
(thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion arsenat.
(Kisman, 1998).
Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu:
1. Indikator
2. Amperometri
3. Indikator kimia
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan ke
dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya
terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang
dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi
penetralan, yaitu:
1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range p-function dari reagent atau
analit.
2. Perubahan warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit. (Skogg,
1965).
Pada titrasi pengendapan (argentometri) indikator yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO42- di mana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan iperbisa
dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.
Ketajaman titik ekivalen argentometri tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk
dari reaksi anatara analit dan titran. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan
menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga
titik ekivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan tinggi akan
menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekivalen sulit ditentukan. Hal ini
analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan antara asam lemah
dengan basa kuat. ( Harjadi, 1993).
Na2C2O4
Air Laut
Diukur berat jenisnya dengan piknometer dan dicatat tempat pengambilan sampel
Dipipet sebanyak 10 mL
Diencerkan ke dalam labu ukur 100 mL ( diencerkan 100x )
Dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
Ditambahkan 10 tetes indikator K2CrO4 5%
Kadar Cl-
G. REAKSI
H. HASIL PENGAMATAN
Ρ=
mair
v piknometr
24,945 g
25 mL
=0,9978g/mL
I. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
J. DISKUSI
K. KESIMPULAN
L. JAWABAN PERTANYAAn
M. DAFTAR PUSTAKA
N. LAMPIRAN