DISUSUN OLEH :
Nama : dr. Ira Srihartini
Nomor Daftar Hadir : 11/C/Latsar CPNS Gol.III-Angkatan XIV/2020
1
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah dan pantas terucap selain Alhamdulillah hanya
milik Allah SWT karena hanya dengan rahmat, karunia dan petunjuk-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan rangkaian rancangan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bentuk Rancangan aktualisasi
yang berjudul “Peningkatan pengetahuan dan kepatuhan minum obat pada
pasien hipertensi di Puskesmas Ngadi”. Shalawat dan salam tercurah kepada
junjungan Rasulullah SAW, keluarga, dan sahabat. Penulisan rancangan
aktualisasi ini merupakan salah satu tugas Latihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XIV. Dalam rancangan ini terdapat berbagai kegiatan yang telah penulis
susun dengan menerapkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
atau biasa disingkat “ANEKA”.
Penulisan rancangan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bpk. Adam Rahayaan,S.Ag selaku Walikota Tual.
2. Bpk. A. Yani Renuat, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Daerah Kota Tual
3. Bpk. H. Abdul Notanubun, S.Sos., M.M selaku PLTKepala Badan
Kepegawaian Kota Tual
4. Bpk. Drs. Hadi, Msi. Selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku yang telah memberikan kesempatan
kepada Penulis untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar CPNS 2020.
5. BapakArif Uar, SE selaku Coach yang telah meluangkan banyak waktu dan
kesempatan untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan sehingga
laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan.
2
6. Ibu Yunita J. Latuconsina, S.Farm, Apt. selaku Kepala Puskesmas Ngadi
sekaligus Mentor yang telah banyak membantu memberikan arahan, saran
dan kemudahan selama penulis melakukan kegiatan dan menyusun laporan
aktualiasi.
7. Ibu Nurhamsa Mandak, M. Kes selaku mentor dari Dinas Kesehatan Kota
Tual yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan aktualisasi.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan materi dan bimbingan sehingga
proses prajabatan dan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini berjalan lancar.
9. Segenap panitia dan pelatih yang telah membimbing dan melatih kami selama
menjadi peserta diklat prajabatan.
10. Rekan-rekan Latsar Golongan III Angkatan XIV, terkhusus kelas C dan
penghuni kamar 301 yang telah banyak mengukir kisah serta kenangan dalam
rangkaian metamorfosa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Saling berbagi
banyak informasi dan pengalaman sehingga aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
ini dapat berjalan lancar.
11. Kakak-kakak serta adik-adik tercinta, Rukia Uar, Siti J (ona), Carolina
Renyaan, Rani, teman-teman CPNS golongan III dan Golongan II novi
rumra, ayu pratiwi, siti syahara ingratubun, dan stella joel dan seluruh staff
Puskesmas Ngadi yang telah banyak membantu dan terlibat dalam setiap
kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh penulis.
Akhirnya secara khusus penulis haturkan sembah dan sujud kepada
Ayahanda Ambon R. Ramidi, ibunda Kartini Ali tersayang yang telah merawat
dan membesarkan penulis dan suami tercinta dr.Akbar Yunus, berkat do’a dan
dorongan moral maupun materil memberikan motivasi terbesar dalam
menyelesaikan laporan ini. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu yang telah memberi sumbangsih penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Tiada daya dan upaya melainkan atas
kehendak-Nya, semoga segala bantuan yang diberikan memperoleh pahala disisi-
Nya.
3
Penulis menyadari bahwa rancangan ini masih memerlukan banyak
perbaikan, olehnya itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
kekhilafan selama proses Latihan Dasar, dan penulisan rancangan ini seraya
mengharapkan sumbangan pemikiran berupa saran dan kritik konstruktif untuk
perbaikan selanjutnya.
Semoga rancangan ini dapat memberikan gambaran hasil pemahaman
penulis terhadap materi-materi yang telah diberikan selama prajabatan dalam
rangka aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN).Serta
penerapannya kelak pasca prajabatan.Amin ya Robbal Alamin
NIP.1989050232019032013
4
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi iv
Daftar Tabel ……………………………………………………………... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………... 1
B. Tujuan Aktualisasi ………………………………………. 2
C. Ruang Lingkup Aktualisasi ……………………………... 3
BAB II GAMBARAN UMUM UNIT KERJA
A. Deskripsi Organisasi …………………………………….. 6
B. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai Organisasi …………….. 7
C. Struktur Organisasi ……………………………………… 8
D. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………… 9
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu 10
B. Isu Prioritas (Core Issue) 11
C. Gagasan Pemecahan Isu 12
BAB IV AKTUALISASI
A. Deskripsi Core Issue ……………………………………… 21
B. Strategi Pemecahan Isu …………………………………... 22
C. Proses Menerapkan Isu dan Analisa Dampak ……………. 22
D. Kegiatan Tambahan ……………………………………… 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 55
5
B. Saran ……………………………………………………… 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia
ekonomi yang besar bagi negara dan setiap upaya peningkatan derajat
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing
6
negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling
sering dijumpai. Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa
gejala, sehingga disebut sebagai silent killer. Secara global, tingkat prevalensi
hipertensi
darah di atas normal yang tidak ditangani dengan baik akan merambet kepada
B. TUJUAN AKTUALISASI
Tujuan yang ingin dicapai pada Tahap Habituasi dalam rangka
penyelesaian Isu Prioritas yang didukung dengan pelaksanaan kegiatan
Aktualisasi adalah :
1. Kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam pelaksanaan
tugas sebagai seorang dokter;
7
2. Kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan
tugas jabatan sebagai seorang dokter:
3. Kemampuan mengaktualisasi kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
NKRI: dan
4. Kemampuan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai bidang tugas sebagai dokter
8
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA
9
Gambar 2. Tampak Depan UPTD Puskesmas Ngadi (UGD)
10
mewujudkan suatu keadaaan ideal bagi masyarakat, sesuai dengan visi UPTD
Puskesmas Ngadi, yaitu:
“Menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang bermutu dan mandiri
menuju masyarakat Ngadi sehat.”
11
Demokrasi : Memberikan pelayanan dengan memperhatikan hak-hak
pasien
Inovatif : Menciptakan sesuatu yang baru demi meningkatkan mutu
pelayanan
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Ngadi dibuat sesuai pada
PERMENKES No 75 tahun 2014.
12
Gambar 3. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Ngadi
BENDAHARA PENGELUARAN
HALIMAH MATDOAN
UKM. ESENSIAL & KEPERAWATAN KESMAS UKM. PENGEMBANGAN UKP. KEFARMASIAN & LABORATORIUM
KESLING GIZI KEPERAWATAN KESMAS KES.JIWA KES.INDERA RAWAT JALAN BENDAHARA JKN
HALIMAH MATDOAN NURWAHIDAH,SKM RUKIA UAR,A.Md.Kep H.MATDOAN NURSIA AMBARI dr. IRA SRIHARTINI KASMA I.A.WAHAB , SKM
P2PPL KIA / KB PROMKES KES.LANSIA BATRA GAWAT DAURAT JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
NURIYATI,A.Md.Kep ARNITA.A,A.Md.Keb KASMA I A WAHAB , SKM RUKIA UAR,A.Md.Kep FARIDA.R,A.Md.Kep NURIYATI,A.Md.Kep JEJARING FASYANKES
P2 HEPATITIS P2 DBD
SITI JAHRA.R,A.Md.Keb IKA FITRIANI,AMK
13
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sebagai salah satu pelaksana kegiatan di Puskesmas Tiakur, Dokter Umum
memiliki tugas dan fungsi pokoksebagai berikut:
1. Fungsi Pokok Dokter Umum
Fungsi pokok Dokter Umum di Puskesmas Tiakur adalah membantu
Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di wilayah kerja Puskesmas
Tiakur.
2. Tugas Pokok Dokter Umum
Tugas pokok Dokter Umum di Puskesmas Tiakur adalah:
a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasien.
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai
dengan kebutuhan pasien.
c. Melakukan tindakan medis.
d. Memberikan pelayanan rujukan.
e. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
pasien dan keluarga pasien.
f. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan.
g. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan.
h. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilaksanakan.
i. Berkoordinasi lintas program dan lintas sektoral, menghadiri pertemuan-
pertemuan kedinasan yang di perintah atasan.
j. Meningkatkan upaya kesehatan sekolah dengan penyuluhan, penjaringan
anak sekolah, pembinaan guru UKS dan dokter kecil.
k. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di Posyandu balita,
Posyandu lansia dan kelompok masyarakat.
l. Membantu menyusun laporan tahunan, profil puskesmas.
m. Bersama-sama dengan kepala Puskesmas melaksanakan fungsi
manajemen Puskesmas.
n. Mengikuti seminar profesi atau kursus atau pelatihan dalam rangka
peningkatan mutu SDM.
14
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
15
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan
baik dapat menimbulkan berbagai organ tubuh. Rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang DM sehingga tidak tercapai kadar gula terkontrol karena
pasien tidak diet rendah gula sehingga beberapa pasien mengalami komplikasi.
B. ISU PRIORITAS
Dari ketiga isu di atas, dilakukan analisis untuk mengetahui kualitas isu dengan
menggunakan analisis USG, yang meliputi kriteria :
- Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
- Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
- Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai rentang 1-5 nilai
yang semakin tinggi menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat
serius untuk di tangani.
Tabel 1
Instrumen analisis menggunakan tabel USG
No. ISU U S G Total Skor
1. Minimnya pengetahuan dan kepatuhan pasien 5 5 5 15
hipertensi Dullah di Puskesmas Ngadi
2. Tingginya angka kejadian scabies di Puskesmas 3 4 4 11
Ngadi
3. Rendahnya pengetahuan pasien DM akan 4 5 4 13
komplikasi Di Puskesmas Ngadi Kota Tual
Berdasarkan hasil dari analisis tabel USG diatas, didapatkan bahwa isu tersebut
tentang “ Minimnya pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Ngadi”
16
a. Pendataan Pasien Hipertensi
b. Pembagian kartu kontrol hipertensi dan pencatatan rekam medik
c. Pemeriksaan tekanan darah pada pasien serta pemberian obat antihipertensi
d. Pembuatan Leaflet tentang Hipertensi
e. Penyuluhan tentang Hipertensi kepada Pasien dan Keluarga
f. Senam hipertensi
17
Tabel 2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
18
2. Pembuatan 1. Pembuatan kartu tersedianya Pembuatan kartu Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan
kartu kontrol kontrol pembagian kontrol, termasuk dalam berkontribusi pada MISI tata nilai
2. Pembagian kartu kartu kontrol inovasi (komitmen yang pertama yaitu I : inovasi,
kontrol mutu) Mewujudkan sumber memunculkan ide
3. Penjelasan singkat daya manusia yang kreatifitas untuk
tentang kartu kontrol Penjelasan tentang religius, cerdas dan meningkatkan
4. Pencatatan rekam kartu kontrol dengan sehat. pelayanan puskesmas
medis bahasa yang sopan (etika
publik)
Pembagian kartu
kontrol (pelayanan
publik)
3. Pemeriksaan 1. Koordinasi dengan Terlaksananya Koordinasi Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan
tekanan mentor pemeriksaan menunjukkan sikap berkontribusi pada MISI tata nilai
darah pada 2. Koordinasi dengan tekanan darah profesional dan yang pertama yaitu A : Aktif, berperan
pasien dan pemegang program keterbukaan pada Mewujudkan sumber aktif dalam upaya
keluarga PTM pimpinan (akuntabilitas) daya manusia yang promotif dn preventif.
pasien 3. Persiapan alat dan sikap menghormati religius, cerdas dan
obat-obatan (Etika publik) sehat.
4. Pemeriksaan dan
pengukuran tekanan Koordinasi dengan
darah pemegang program
5. Pemberian obat anti PTM (WoG &
hipertensi dan manajemen ASN
pencatatan hasil
pemeriksaan Persiapan alat dan
obat-obatan
menunjukkan sikap
19
profesional
(nasionalisme dan
komitmen mutu) dan
bertanggung jawab
(akuntabilitas) atas
kegiatan yang akan
dilakukan
Pemeriksaan
menunjukkan sikap
ramah (etika publik),
bertanggung jawab
(akuntabilitas), teliti,
profesional (komitmen
mutu), empati dan tidak
membeda-bedakan
(nasionalisme) jujur dan
adil (anti korupsi).
20
(akuntabilitas)
Jujur dan adil (anti
korupsi)
4. Pembuatan 1. Membuat rancangan Tersedianya Membuat rancangan Visi : Terwujudnya Kota Kegiatan ini sejalan
leaflet materi leaflet leaflet tentang materi leaflet, dengan Tual sebagai Kota tata nilai
tentang 2. Melakukan hipertensi rasa tanggung jawab, BERADAT I : inovasi,
hipertensi pencetakan leaflet leaflet merupakan inovasi memunculkan ide
3. Koordinasi dengan (komitmen mutu) Kegiatan ini kreatifitas untuk
kader posyandu berkontribusi pada MISI meningkatkan
lansia Koordinasi dengan yang pertama yaitu pelayanan puskesmas
4. Pembagian leaflet kader posyandu lansia Mewujudkan sumber
hipertensi (WoG) daya manusia yang
religius, cerdas dan
Pembagian leaflet sehat.
(pelayanan Publik)
5. Penyuluhan 1. Koordinasi dengan Terlaksananya Koordinasi Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan
tentang mentor penyuluhan menunjukkan sikap berkontribusi pada MISI dengan tata nilai
Hipertensi 2. Mencari bahan materi tentang profesional dan yang pertama yaitu organisasi
pada pasien 3. Menyiapkan materi hipertensi dan keterbukaan pada Mewujudkan sumber D :Demokrasi,
dan 4. Persiapan alat dan pola hidup pimpinan (akuntabilitas) daya manusia yang memberikan
keluarga media penyuluhan sehat sikap menghormati religius, cerdas dan kesempatan kepada
pasien 5. Sosialisasi (Etika publik) sehat peserta untuk
rawat jalan 6. Diskusi kesehatan memberikan
Persiapan alat dan pertanyaan, kritik dan
obat-obatan saran mengenai
menunjukkan sikap kegiatan yang
21
profesional dilakukan
(nasionalisme dan
komitmen mutu) dan
bertanggung jawab
(akuntabilitas) atas
kegiatan yang akan
dilakukan
Koordinasi dan
pengumpulan
menunjukkan sikap
disiplin, persatuan dan
kesatuan (nasionalisme),
sopan santun (etika
publik) dan bertanggung
jawab akan kegiatan
(akuntabilitas) dalam
melakukan komunikasi
Sosialisasi dengan
bahasa yang mudah
dipahami oleh
masyarakat (pelayanan
publik)
Diskusi kesehatan
dilakukan dengan sopan
santun dan bahasa yang
22
mudah dipahami
masyarakat (etika
publik)
6. Senam 1. Koordinasi dengan Terlaksananya Koordinasi Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan
sehat pejabat desa senam sehat menunjukkan sikap berkontribusi pada MISI tata nilai
hipertensi 2. Pemberitahuan Hipertensi persatuan dan kesatuan yang pertama yaitu A : Aktif, berperan
jadwal senam (nasionalisme), sopan Mewujudkan sumber aktif dalam upaya
hipertensi santun (etika publik) daya manusia yang promotif dn preventif.
3. Menyiapkan alat dan religius, cerdas dan
bahan untuk senam Pemberitahuan jadwal sehat
hipertensi senam hipertensi
4. Senam sehat termasuk bentuk inovasi
hipertensi (komitmen mutu)
Mengumpulkan
masyarakat
23
menunjukkan sikap
disiplin, persatuan dan
kesatuan (nasionalisme)
Pemberitahuan jadwal
senam menunjukkan
sikap profesional
(komitmen mutu),
24
BAB IV
AKTUALISASI
25
1. Membuat kartu kontrol dan dibagikan kepada penderita hipertensi
2. Membuat leaflet tentang hipertensi dan disebarkan kepada warga
3. Pemeriksan dan pemberian obat pada pasien hipertensi
4. Penyuluhan Hipertensi
5. Senam bersama pesertan karantina pelaku perjalanan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan pendataan tentang “pendataan pasien hipertensi” dimulai pada
tanggal 16 April 2020 dengan melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
Ngadi sebagai mentor untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut dan
memutuskan melakukan penyuluhan di Desa Dullah dan melakukan koordinasi
dangan pemegang program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan mengambil data
nama pasien hipertensi di desa Dullah. Kemudian pada tanggal 18 April 2020
berkoordinasi dengan sekertaris Desa Dullah dan kader posyandu lansia untuk
kegiatan penyuluhan dan diputuskan penyuluhan akan dilaksanakan pada hari
Selasa 26 Maret pukul 09.00 di Gedung. Kemudian membuat surat
pemberitahuan kegiatan penyuluhan kepada Kepala Desa Dullah pada tanggal 21
maret 2020 dan diserahkan ke sekertaris desa Dullah agar dapat diumumkan
melalui speaker desa kepada semua warga usia ≥ 15 tahun untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan.
26
konsultasi dengan Kepala Puskesmas, koordinasi dengan pemegang
program penyakit tidak menular (PTM) dilakukan dengan profesional,
dan keterbukaan pada pimpinan.
2. Nasionalisme:
Dalam berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas dan
penanggungjawab program penyakit tidak menular (PTM) dilakukan
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk
memudahkan dalam membangun komunikasi.
3. Etika Publik:
Dalam berkonsultasi dan berkoordinasi dengan tentang pelaksanaan
penyuluhan dengan Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program
penyakit tidak menular, koordinasi dengan sekertaris desa dilakukan
dengan sikap ramah dan sopan sehingga terbina hubungan baik.
4. Komitmen Mutu:
Koordinasi dan pengambilan data dilakukan agar penyuluhan yang akan
dilakukan efektif sesuai sasaran target pasien hipertensi dan screening.
5. Anti Korupsi :
Konsultasi dengan kepala puskesmas, koordinasi dengan sekertaris desa
dan kader, pengambilan data persiapan administrasi dilakukan dengan
tanggung jawab.
6. Whole of Government:
koordinasi dengan penanggung jawab program Penyakit Tidak Menular
(PTM) dan koordinasi dengan sekertaris desa dan kader posyandu lansia.
7. Manajemen ASN
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait secara berjenjang, mulai dari pimpinan, pemegang
program, sekertaris desa dan ibu kader.
27
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Dengan melakukan pembuatan dan pembagian leaflet tentang stunting
memperkuat nilai organisasi Puskesmas Ngadi yaitu Niat Tulus, Giat bekerja,
Aktif, Demokrasi dan Inovatif.
Analisa Dampak
Jika dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-
nilai dasar PNS maka dampak yang akan terjadi adalah :
1. Akuntabilitas:
Jika proses konsultasi tidak dilakukan dengan sikap profesional dan
keterbukaan pada pimpinan maka tidak terbina hubungan yang baik
dengan pimpinan.
2. Nasionalisme:
Jika dalam konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan
penanggung jawab penyakit tidak menular (PTM) tidak menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka akan terjadi banyak
kesalahpahaman dalam menafsirkan topik yang sedang dibicarakan,
sehingga dapat menghambat kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Etika Publik:
Jika tidak ramah dan sopan dalam melakukan konsultasi dan koordinasi
kepada Kepala Puskesmas dan penanggung jawab penyakit tidak
menular, dan koordinasi dengan sekertaris desa maka tidak terbina
hubungan baik sehingga kegiatan tidak berjalan dengan lancar.
4. Komitmen Mutu:
Jika Koordinasi dan pengambilan data tidak dilakukan dengan efektif d
dan efisien sesuai sasaran target pasien hipertensi dan screening maka
kegiatan tidak sesuai dengan yang direncanakan
5. Anti Korupsi :
Konsultasi dengan kepala puskesmas, koordinasi dengan sekertaris desa
dan kader, pengambilan data persiapan administrasi tidak dilakukan
dengan dengan penuh rasa tanggung jawab,maka akan berdampak pada
tidak tercapainya tujuan yang telah diharapkan sebelumnya.
28
6. Whole of Government:
Jika tidak ada koordinasi dengan penanggung jawab program penyakit tidak
menular (PTM) tidak didapatkannya data pasien hipertensi di desa Dullah,
Jika tidak ada koordinasi dan kerjasama dengan Kepala Desa dan perangkat
desa maka kelancaran penyuluhan tidak berjalan dengan baik karena tidak
adanya partisipasi dari masyarakat.
7. Manajemen ASN
Jika koordinasi tidak dilakukan secara berjenjang, maka akan timbul
kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan ini, tahapan-tahapan kegiatan yang
sudah disusun sebelumnya tidak akan terlaksana dengan baik.
29
Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar PNS
a. Akuntabilitas:
Dalam proses pembuatan kartu kontrol, mulai dari penyusunan isi dan
penentuan design, konsultasi dengan Kepala Puskesmas serta pencetakan
kartu kontrol dilakukan dengan penuh tanggung jawab, sehingga kartu
kontrol yang dibuat dan dibagikan dapat berguna bagi masyarakat.
b. Nasionalisme:
Dalam berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas
dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar untuk memudahkan dalam membangun komunikasi, agar kegiatan
pembuatan dan pembagian kartu kontrol hipertensi bisa terlaksana
dengan baik.
c. Etika Publik:
Dalam menjelaskan tentang fungsi dan pengisisan kartu kontrol pada
pasien hipertensi dilakukan dengan sikap ramah, sopan dan dengan
menggunakan bahasa sederhana sehingga pasien mudah memahami.
d. Komitmen Mutu:
Kartu kontrol merupakan bentuk inovasi untuk tercapainya tujuan dari
program penyakit tidak menular.
e. Anti korupsi:
Kartu kontrol yang dibagikan kepada masyarakat secara adil dan merata
tanpa dikenakan biaya.
f. Whole of Government:
Agar kegiatan pembagian kartu kontrol terlaksana dengan baik,
dilakukan koordinasi dengan kepala puskesmas dengan untuk
membantu dan mengkoordinir staf puskesmas lain agar turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
g. Pelayanan publik
Pembagian kartu kontrol dilakukan sebagai bentuk layanan kepada
publik yang berdaya guna.
h. Manajemen ASN
Membagi dan menjelaskan tentang fungsi kartu kontrol kepada pasien
hipertensi tanpa mendiskriminasi statusnya.
30
Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan pembuatan kartu kontrol hipertensi diharapkan
mampu menjawab visi Kota Tual yaitu “Terwujudnya Kota Tual sebagai
Kota BERADAT” dan misi yaitu “Mewujudkan Sumber Daya Manusia
yang cerdas dan sehat”.
Analisa Dampak
Jika pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-nilai dasar
PNS maka dampak yang akan terjadi adalah :
1. Akuntabilitas:
Jika proses pembuatan kartu kontrol pasien hipertensi dari mendesain
sampai mencetak tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka
pembuatan kartu tidak akan selesai tepat waktu sehingga tidak dapat
dibagikan.
2. Nasionalisme:
Jika dalam konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka akan terjadi
banyak kesalahpahaman dalam menafsirkan topik yang sedang
dibicarakan, sehingga dapat menghambat kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan.
3. Etika Publik:
Jika dalam menjelaskan tentang fungsi dan pengisian kartu kontrol pada
pasien hipertensi tidak dilakukan dengan sikap ramah, sopan dan dengan
menggunakan bahasa sederhana maka tidak terjalin hubungan yang baik
dan pasien tidak mengerti penjelasan tersebut
4. Komitmen Mutu:
31
Jika tidak dilakukan inovasi kartu kontrol pasien tidak rutin kontrol
tekanan darah dan pasien lupa riwayat atau hasil tekanan darah
sebelumnya.
5. Anti Korupsi :
Jika pembagian kartu kontrol dikenakan biaya maka banyak masyarakat,
terutama pasien lansia dengan hipertensi merasa terbebani dan tidak
mengambil kartu kontrol tersebut.
6. Whole of Government:
Jika tidak ada koordinasi dengan kepala puskesmas untuk mengkoordinir
staf puskesmas agar turut terlibat dalam kegiatan ini, maka pembagian
kartu kontrol tidak berjalan dengan baik sehingga pasien hipertensi tidak
mengingat jadwal kontrol tekanan darah.
7. Pelayanan publik
Jika Pembagian kartu kontrol dilakukan tidak berdaya guna bagi publik,
maka kesadaran masyarakat tentang pentingnya kontrol dan kepatuhan
minum obat tidak terlaksana.
i. Manajemen ASN
Jika dalam membagi dan menjelaskan tentang fungsi kartu kontrol
kepada pasien hipertensi dilakukan dengan mendiskriminasi status
pasien maka masih ada pasien hipertensi yang tidak mendapatkan kartu
kontrol.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan pemeriksaan tekanan darah pada pasien dimulai dengan
berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas Ngadi pada tanggal 21 maret
2020. Kemudian berkoordinasi dengan penanggung jawab program
penyakit tidak menular (PTM). Pada tanggal 24 maret dilakukan
kunjungan di desa Dullah memeriksa 15 pasien hipertensi dan pemberian
obat. Oleh karena adanya Pandemi Covid-19 yang saat ini mewabah dan
juga melanda Provinsi Maluku dan adanya edaran dilarang masyarakat
32
berkumpul maka kegiatan pemeriksaan pasien dan pemberian obat
dilakukan dilingkungan puskesmas.
33
Dengan melaksanakan pemeriksaan tekanan darah dan pemberiaan obat anti
hipertensi diharapkan mampu menjawab visi Kota Tual, yaitu “Terwujudnya
Kota Tual sebagai Kota BERADAT” dan misi yaitu “Mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang cerdas dan sehat”.
Analisa Dampak
Jika dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-nilai
ANEKA maka dampak yang akan terjadi adalah :
1. Akuntabilitas:
Jika tidak profesional dan bertanggung jawab dalam melapor hasil kegiatan
pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat antihipertensi kepada Kepala
Puskesmas maka hasil kegiatan tidak diketahui oleh Kepala Puskesmas.
2. Nasionalisme:
Jika pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat tidak dilakukan dengan
rasa peduli, jujur, dan melakukan diskriminasi maka tidak semuapasien
hipertensi mendapatkan pelayanan pemeriksaan dan pemberian obat.
3. Etika Publik:
Jika tidak ramah dan sopan dalam berkonsultasi dengan kepala Puskesmas
maka tidak terbina hubungan baik sehingga kegiatan tidak berjalan dengan
lancar.
4. Komitmen Mutu:
Jika pemeriksaan tekanan darah tidak berjalan dengan transparan dan
pelayanan yang dilakukan tidak menyentuh hati masyarakat maka ibu nifas
tidak dapat belajar dengan baik tentang menyusui dan masalah-masalah
menyusui tidak terjawab sehingga menyebabkan kurangnya kesadaran ibu
akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.
5. Anti Korupsi:
Jika pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat dipungut biaya pasie
hipertensi yang kebanyakan adlah pasien usia lanjut akan menjadi terbeban
34
dan tidak menerima pelayanan rumah sehingga perawatan yang harus
dilakukan tidak terlaksana dan.
6. Whole of Government:
Jika tidak ada koordinasi dan kerjasama dengan penanggung program
penyakit tidak menular, maka kegiatan ini tidak berjalan dengan baik dan
tujuan untuk memudahkan pasien hipertensi yang lansia memeriksa tekanan
darah dan pemberin obat tidak terlaksanan
7. Pelayanan Publik:
Jika kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan tidak berdaya guna bagi
publik maka banyak pasien – pasien lansia yang terkendala ke puskesmas
tidah dapat mengontrol tekanan darah dan tidak mendapatkan obat sehingga
pasien tidak meminu obat denga teratur.
Deskripsi Kegiatan
Membuat leaflet tentang hipertensi diawali dengan menyusun materi
leaflet, termasuk menentukan design dan informasi apa saja yang akan
disampaikan di dalam leaflet tersebut. Tanggal 27 Maret 2020 dilakukan
konsultasi kepada Kepala Puskesmas terkait materi leaflet yang akan dibuat,
serta melakukan koreksi terkait materi ataupun design leaflet. Setelah materi
leaflet disetujui oleh Kepala Puskesmas, maka dilakukan pencetakan dan
penggandaan leaflet. Leaflet dicetak sebanyak 50 lembar. Kemudian, tanggal
31 Maret 2020 Dalam pembagian leflet dijelaskan sedikit tentang materi
leaflet yang diharapkan bisa menambah pengetahuan masyarakat, terutama
pasien hipertensi dan keluarga.
35
Dengan terlaksananya kegiatan pembuatan dan pembagian leaflet ini,
maka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, tentang
penyakit hipertensi.
Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar PNS
1. Akuntabilitas:
Dalam proses pembuatan leaflet tentang hipertensi, mulai dari
penyusunan materi dan penentuan design, konsultasi dengan Kepala
Puskesmas serta pencetakan leaflet dilakukan dengan penuh tanggung
jawab, sehingga leaflet yang dibuat dan dibagikan dapat berguna bagi
masyarakat.
2. Nasionalisme:
Dalam berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas dan
kader posyandu lansia dilakukan denngan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar untuk memudahkan dalam membangun
komunikasi, agar kegiatan pembuatan dan pembagian leaflet tentang
hipertensi bisa terlaksana dengan baik.
3. Etika Publik:
Dalam berkonsultasi dan berkoordinasi tentang pembuatan dan
pembagian Leaflet dengan Kepala Puskesmas dilakukan dengan sikap
ramah dan sopan sehingga terbina hubungan baik.
4. Komitmen Mutu:
Materi dan design leaflet dibuat dengan menggunakan ide-ide kreatif
agar menarik perhatian masyarakat untuk membaca dan memahami
isinya.
5. Anti Korupsi :
Leaflet dibagikan kepada masyarakat secara adil dan merata tanpa
dikenakan biaya.
6. Whole of Government:
Agar kegiatan pembagian leaflet terlaksana dengan baik, dilakukan
koordinasi dengan kader posyandu lansia untuk membantu dalam
pembagian leaflet.
36
Dengan melakukan pembuatan dan pembagian leaflet tentang
hipertensi diharapkan mampu menjawab visi Kota Tual yaitu “Terwujudnya
Kota Tual sebagai Kota BERADAT” dan misi yaitu “Mewujudkan
Sumber Daya Manusia yang cerdas dan sehat”.
Analisa Dampak
Jika dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-
nilai dasar PNS maka dampak yang akan terjadi adalah :
1. Akuntabilitas:
Jika proses pembuatan leaflet tentang hipertensi dari mendesain sampai
mencetak tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka
pembuatan Leaflet tidak akan selesai tepat waktu sehingga tidak dapat
dibagikan.
2. Nasionalisme:
Jika dalam konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan
kader posyandu lansia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam
menafsirkan topik yang sedang dibicarakan, sehingga dapat menghambat
kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Etika Publik:
Jika tidak ramah dan sopan dalam melakukan konsultasi dan koordinasi
kepada Kepala Puskesmas, maka tidak terbina hubungan baik sehingga
kegiatan tidak berjalan dengan lancar.
4. Komitmen Mutu:
Jika tidak menggunakan ide-ide kreatif dalam mendesain isi dan model
leaflet maka leaflet menjadi tidak menarik dan susah dimengerti
sehingga informasi yang disampaikan dalam isi Leaflet tidak terlaksana.
37
5. Anti Korupsi :
Jika pembagian leaflet dikenakan biaya maka banyak masyarakat,
terutama pasien hipertensia yang lanjut usia akan merasa terbebani dan
tidak mengambil leaflet tersebut.
6. Whole of Government:
Jika kegiatan pembagian leaflet tidak dilakukan koordinasi dengan
kader posyandu lansia untuk membantu dalam pembagian leaflet maka
masyarakat yang hadir akan berkurang.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang “pendataan pasien hipertensi” dimulai
pada tanggal 16 Maret 2020 dengan melakukan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas Ngadi sebagai mentor untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut
dan memutuskan melakukan penyuluhan di Desa Dullah. Kemudian pada
tanggal 18 April 2020 berkoordinasi dengan sekertaris Desa Dullah dan kader
posyandu lansia untuk kegiatan penyuluhan dan diputuskan penyuluhan akan
dilaksanakan pada hari Selasa Maret pukul 09.00 di Gedung. Kemudian
membuat surat pemberitahuan kegiatan penyuluhan kepada Kepala Desa
Dullah pada tanggal 31 maret 2020 dan diserahkan ke sekertaris desa Dullah
Namun karena adanya Pandemi covid-19 yang mewabah di Indonesia dan
melanda pula di Provinsi maluku, serta adanya himbauan physical distancing,
maupun dilarang kegiatan pengumpulan massa, sehingga kegiatan penyuluhan
dilakukan di puskesmas pada pasien dan keluarga pasien rawat jalan. Adapun
acara penyuluhan yaitu menyampaikan materi dengan cara ceramah
menggunakan power point leaflet sesi tanya jawab oleh 2 orang penanya
Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Pada tanggal 4
Apil 2020.
38
Output/ Hasil Kegiatan
Terlaksananya Penyuluhan Tentang “Hipertensi”.
Terlaksananya kegiatan penyuluhan “Hipertensi” ini, diharapkan dapat
menambah informasi dan wawasan masyarakat tentang penyakit Hipertensi,
pencegahan dan pola makan dan aktivitas fisik yan. Dengan adanya kegiatan
ini, maka diharapkan pemahaman masyarakat tentang hipertensi meningkat,
sehingga masyarakat paham dan dapat memantau tekanan darah rutin dan
patuh mnum obat.
39
Untuk kelancaran pelaksanaan penyuluhan maka dilakukan koordinasi
dengan sekertaris desa dan kader posyandu lansia
7. Pelayanan Publik
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, masyarakat turut berpartisipasi
secara aktif dalam bentuk sesi tanya jawab yang berkaitan dengan topik
penyuluhan.
8. Manajemen ASN
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan koordinasi dengan pihak-
pihak terkait secara berjenjang, mulai dari pimpinan, sekertaris desa
dan ibu kader.
Analisa Dampak
Jika dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-
nilai dasar PNS, maka dampak yang akan terjadi adalah :
1. Akuntabilitas:
Jika pelaporan hasil kegiatan tidak dilaporkan dengan penuh rasa
tanggung jawab,maka akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan
yang telah diharapkan sebelumnya.
2. Nasionalisme:
Jika tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, maka akan
terjadi banyak kesalahpahaman dalam menafsirkan hal-hal yang menjadi
topik pembicaraan, sehingga akan menyebabkan tidak terbentuknya
koordinasi yang baik antara pembuat kegiatan dengan pihak yang terkait.
40
3. Etika Publik:
Jika tidak menunjukkan sikap ramah dan sopan dalam melakukan
konsultasi dengan Kepala Puskesmas maka tidak terbina hubungan baik
dengan atasan sehingga kegiatan penyuluhan tidak terlaksana dengan
baik.
4. Komitmen Mutu:
Jika tidak ada inovasi dan kreatifitas dalam membuat materi penyuluhan
dan jika tidak memperhatikan aspek-aspek yang berhubungan dengan
pengetahuan masyarakat maka masyarakat tidak memahami materi
penyuluhan yang disampaikan sehingga penyuluhan menjadi tidak
bermutu dan berkualitas.
5. Anti Korupsi:
Jika pelaporan hasil kegiatan tidak dilaporkan secara jujur, maka tujuan
kegiatan yang diharapkan tidak akan tercapai. Hal ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam melakukan evaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.
6. Whole of Government:
Jika tidak ada koordinasi dan kerjasama dengan sekertaris Desa dan ibu-
ibu kader, maka rangkaian kegiatan penyuluhan tidak akan berjalan
dengan baik karena tidak adanya partisipasi dari masyarakat.
7. Pelayanan Publik:
Jika dalam pelaksanaan penyuluhan tidak melibatkan masyarakat untuk
berpartisipasi dengan aktif bertanya, maka hanya terjalin komunikasi
satu arah, sehingga kita tidak mengetahui apakah materi penyuluhan
yang telah disampaikan benar-benar dipahami atau tidak. Akibatnya,
tingkat kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan terhadap
kegiatan penyuluhan ini akan rendah.
8. Manajemen ASN
Jika koordinasi tidak dilakukan secara berjenjang, maka akan timbul
kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan ini, tahapan-tahapan kegiatan yang
sudah disusun sebelumnya tidak akan terlaksana dengan baik.
41
Kegiatan 6 : Melakukan Senam Sehat
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan senam sehat diawali dengan konsultasi dengan mentor namun
adanya pandemi covid-19 yang mewabah di negeri ini dan juga melanda
provinsi maluku serta adanya edaran dilarang pengumpulan massa dan phisical
distancing maka diputuskan kegiatan senam sehat dilakukan pada lokasi
karantina pelaku perjalanan. Kegiatan senam sehat dimulai dengan melakukan
koordinasi dengan panitia karantina pelaku perjalanan di LPTQ dan SD N 1
Fiditan pada tanggal 9 April. Persiapan alat sound system dan kabel listrik,
dll. Kegiatan dimulai dengan pemberitahuan kepada peserta jadwal senam.
Pada tanggal 10 april 2020 Senam sehat bertempat di lokasi karantina pelaku
perjalanan LPTQ dan dihadiri oleh 30 orang peserta meliputi peserta
karantina, TNI, panitia dan tim medis. Pada tanggal 11 april dilakukan senam
sehat bersama di tempat lokasi karatina Pelaku perjalanan SD N Fiditan
dengan 17 peserta.
42
Saat berkoordinasi dengan panitia pelaksana karantina pelaku perjalanan,
digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, untuk memudahkan
proses dalam berkomunikasi.
3. Etika Publik:
Proses koordinasi dengan panitia pelaksana karantina pelaku perjalanan
dilakukan dengan sikap yang ramah dan sopan.
4. Komitmen Mutu:
Persiapan kegiatan dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tercapai
kepuasan masyarakat terhadap kegiatan senam sehat ini.
5. Anti Korupsi:
Kegiatan senam sehat bersama tidak memungut biaya.
6. Whole of Government:
Dalam menyukseskan kegiatan senam sehat bersama dilakukan
koordinasi dan kerjasama panitia pelaksana karantina pelaku perjalanan
dan TNI.
7. Pelayanan Publik:
Kegiatan senam sehat bersama pelaku perjalanan dilakukan sebagai
bentuk layanan kepada publikyang berdaya guna.
43
Jika rangkaian kegiatan demo makanan sehat tidak dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, maka tujuan kita untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan ibu menyusui tentang
makanan sehat bergizi seimbang tidak bisa tercapai, sehingga
pencegahan terhadap angka stunting tidak maksimal.
2. Nasionalisme:
Jika bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak digunakan dalam
berkoordinasi dengan kader posyandu, maka tidak akan terjalin
komunikasi yang baik dan dapat menyebabkan banyak kesalahpahaman
terhadap topik pembicaraan, sehingga dapat menghambat kelancaran
kegiatan.
3. Etika Publik:
Jika tidak ramah dan sopan dalam berkoordinasi dengan kader posyandu,
maka tidak terbina hubungan baik sehingga kegiatan tidak berjalan
dengan lancar.
4. Komitmen Mutu:
Jika persiapan kegiatan tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka
tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Anti Korupsi:
Dalam melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas, harus
dilakukan secara jujur, agar evaluasi terhadap kegiatan ini dapat
dilakukan dengan mudah.
6. Whole of Government:
Jika tidak ada koordinasi dankerjasama dengan panitia pelaksana
karantina pelaku perjalanan, maka kegiatan senam sehat ini tidak akan
berjalan dengan lancar
7. Pelayanan Publik:
Jika senam sehat dilakukan tidak berdaya guna bagi publik, maka tidak
tersampaikan pentingnya menjaga keshatan dengan melakukan aktifas
fisik untuk mejaga kebugaran dalam masa karantina 14 hari.
A. KEGIATAN TAMBAHAN
Dalam penanggulangan pandemi Corona Virus Disease-19 (COVID-
19) yang telah menyebar di beberapa belahan dunia, termasuk Indonesia,
peran tenaga medis dalam usaha promotif, preventif dan kuratif sangat
44
dibutuhkan. Berbagai macam usaha telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia, mulai dari melibatkan pemerintah pusat, daerah, bahkan sampai ke
tingkat desa. Salah satunya adalah membentuk satuan gugus tugas penanganan
covid-19 Kota Tual yang seluruh stake holder tergabung di dalamnya
termasuk dinas kesehatan dan seluruh puskesmas sekota Tual.
Berbagai kegiatan dilakukan oleh Tim health assesment satuan gugus
tugas covid-19 kota tual
1. Melakukan skrining penumpang kapal Pelni, Kapal Sabuk Nusantara,
kapal feri dan kapal perintis yang tiba dari luar kota
2. Melakukan pemantau pada OTG (orang tanpa gejala) dan ODP (orang
dalam pemantauan )
3. Melakukan pemantauan kepada warga yang menjadi pelaku perjalanan
dari daerah terjangkit.
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan skrining dimulai dengan melakukan koordinasi antara tenaga
kesehatan dengan aparat serta petugas Syahbandar pelabuhan Yosudarso Kota
Tual, untuk menentukan pembagian tugas saat kegiatan skrining sedang
berlangsung. Jadwal kedatangan kapal feri atau perintis akan diinformasikan
oleh petugas syahbandar kepada ketua Tim health assesment. Beberapa menit
sebelum kedatangan kapal pelni, petugas kesehatan, pejabat dan satgas serta
TNI-POLRI harus sudah berada di lokasi skrining (pelabuhan) dan bersiap-
siap melakukan skrining. Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
skrining yaitu :jas hujan ( karena keterbatasan dinas kesehatan untuk
menyediakan APD yang terstandar, maka kami mengganti baju hazmat dengan
jas hujan), google, head shield, sepatu boat, thermo scanner, hand sanitizer,
45
masker, serta lembar form covid-19. Segera setelah kapal feri berlabuh,
petugas kesehatan mengambil posisi masing-masing, diantaranya : 3 orang
melakukan skrining suhu tubuh, 3 orang melakukan pencatatan hasil skrining
serta identitas penumpang dan 3 orang lainnya berjaga di lokai karantina.
Penumpang diinstruksikan untuk membuat 3 barisan, agar social distancing
tetap diterapkan, sehingga proses skrining bisa berjalan dengan tertib.. Aparat
TNI-POLRI bertugas mengamankan proses skrining, sehingga kegiatan bisa
berjalan dengan lancar tanpa ada keributan. Jika dalam proses skrining
ditemukan penumpang yang mengalami peningkatan suhu tubuh (demam),
gejala infeksi saluran pernapasan (batuk, flu, sesak) serta pelaku perjalanan
dari luar daerah, maka penumpang tersebut diberikan masker dan diarahkan
untuk menemui dokter serta dilakukan pencatatan identitas, agar dapat
dilakukan pemantauan terkait kondisi kesehatan penumpang tersebut.
46
Proses skrining penumpang kapal feri dilakukan dengan sikap ramah
dan sopan.
4. Komitmen Mutu:
Proses skrining harus dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga
target yang ingin dicapai dapat terwujud.
5. Anti Korupsi:
Kegiatan skrining dilakukan tanpa memungut biaya pemeriksaan
kepada penumpang kapal feri.
6. Whole of Government:
Dalam menyukseskan kegiatan skrining, harus dilakukan koordinasi
dan kerjasama seluruh stakeholder, sehingga kegiatan dapat berjalan
dengan lancar.
7. Pelayanan Publik:
Kegiatan skrining penumpang kapal feri dilakukan dalam upaya
memberikanlayanan kepada publik yang berdaya guna.
47
kegiatan tidak akan memberikan manfaat dan hasil yang maksimal dalam
usaha pencegahan dan pengendalian COVID 19.
2. Nasionalisme:
Jika kita menerapkan sikap diskriminatif kepada penumpang saat
melakukan skrining, maka proses skrining tidak akan terlaksana secara
menyeluruh kepada seluruh penumpang, sehingga dapat menyebabkan
hilangnya pengawasan kepada sebagian penumpang yang turun.
3. Etika Publik:
Jika sikap ramah dan sopan tidak diterapkan dalam proses skrining,
maka akan memicu keributan antara penumpang dan petugas, sehingga
dapat menghambat kelancaran kegiatan.
4. Komitmen Mutu:
Jika kegiatan skrining dilakukan tanpa mempertimbangkan nilai
efektivitas dan efisiensi, maka target yang diharapkan, yaitu memutus
mata rantai penularan COVID 19 di Kota Tual tidak akan tercapai.
5. Anti Korupsi:
Jika kegiatan ini dilakukan dengan memungut biaya dari penumpang,
maka banyak penumpang yang akan merasa terbebani, dan memilih
untuk tidak mengikuti skrining karena harus membayar jasa pemeriksaan
tersebut.
6. Whole of Government:
Jika tidak dilakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder Desa
Tayando Yamtel, maka kegiatan tidak akan berjalan secara sistematis
dan tertib.
7. Pelayanan Publik:
Jika kegiatan skrining penumpang kapal pelni/kapal feri/ kapal sabuk
nusantara dan kapal perintis dilakukan tidak dalam upaya memberikan
layanan kepada publik yang berdaya guna, maka kesadaran masyarakat
akan bahaya COVID 19 akan rendah, sehingga masyarakat menganggap
remeh wabah tersebut, akibatnya pencegahan COVID 19 yang
melibatkan seluruh warga masyarakat akan menemui banyak kendala.
48
Kegiatan 2 : Melakukan Pemantauan Kepada Warga Pelaku
Perjalanan dari Luar Daerah
Waktu Pelaksanaan : Disesuaikan dengan Kedatangan Warga dari Luar
Daerah
Capaian Kegiatan : Terlaksana
Deskripsi Kegiatan
Setiap ada warga desa yang datang dari luar daerah atau warga dari
daerah lain yang masuk ke dalam desa untuk melakukan suatu pekerjaan atau
mudik atau liburan maka harus dilaporkan dan diberitahukan kepada petugas
kesehatan, sehingga dilakukan pemantauan terkait kondisi kesehatan warga
tersebut selama ± 14 hari terhitung sejak kedatangan warga tersebut dari luar
daerah. Pemantauan meliputi : pemeriksaan suhu tubuh, menanyakan gejala
klinis yang mungkin timbul serta pemberian masker untuk digunakan selama
masa isolasi mandiri berlangsung. Petugas kesehatan senantiasa memberikan
edukasi kepada warga pelaku perjalanan agar patuh terhadap isolasi mandiri
yang sedang dijalani dan mengingatkan anggota keluarga yang lain untuk
menjaga jarak selama isolasi mandiri sedang berlangsung.
49
3. Etika Publik:
Dalam melaksanakan proses pemantauan harus diterapkan sikap ramah
dan sopan, agar warga merasa nyaman selama proses pemeriksaan
berlangsung.
4. Komitmen Mutu:
Dalam melaksanakan kegiatan pemantauan harus diterapkan prinsip
efektif dan efisien, agar dapat mewujudkan target yang ingin dicapai.
5. Anti Korupsi:
Kegiatan pemantauan kepada warga pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit dilakukan tanpa memungut biaya.
6. Whole of Government:
Dalam menyukseskan kegiatan pemantauan kepada warga pelaku
perjalanan dari daerah terjangkit, harus dilakukan kerjasama antara
pejabat desa dan seluruh warga masyarakat, agar proses identifikasi
pelaku perjalanan dapat dilaksanakan dengan mudah.
7. Pelayanan Publik:
Kegiatan pemantauan kepada warga pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit dilakukan dalam upaya memberikan layanan kepada publik
yang berdaya guna.
Analisa Dampak
Jika dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak ditanamkan nilai-
nilai ANEKA maka dampak yang akan terjadi adalah :
50
1. Akuntabilitas:
Jika dalam proses pemantauan tidak dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab, maka proses pemantauan tidak akan berjalan dengan,
sehingga bisa menghambat proses pengendalian dan pencegahan wabah
COVID 19.
2. Nasionalisme:
Jika kita melakukan diskriminasi terhadap warga pelaku perjalanan dari
daerah terjangkit, maka warga tersebut akan merasa dikucilkan, sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan terhadap pemeriksaan yang kita
lakukan, akibatnya dapat mempersulit proses pemantauan.
3. Etika Publik:
Jika dalam proses pemantauan tidak diterapkan sikap ramah dan sopan,
maka warga akan merasa tidak nyaman, sehingga kita tidak leluasa
dalam melakukan pemeriksaan.
4. Komitmen Mutu:
Jika tidak diterapkan prinsip efesiensi dan efektivitas dalam kegiatan
pemantauan ini, maka target yang ingin dicapai sebelumnya tidak akan
maksimal, sehingga akan mempengaruhi tujuan kita untuk dapat
mengendalikan dan mencegah COVID 19 masuk ke dalam desa.
5. Anti Korupsi:
Jika pemantauan ini dipungut biaya, maka warga akan merasa terbebani
dan tidak melaporkan diri karena harus membayar ketika petugas datang
untuk melakukan pemeriksaan.
6. Whole of Government:
Jika tidak ada kerjasama antara pejabat desa, warga masyarakat dan
petugas kesehatan, maka proses identifikasi pelaku perjalanan dari
daerah terjangkit akan mengalami kesulitan, sehingga menghambat
kegiatan pemantauan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan.
7. Pelayanan Publik:
Jika kegiatan pemantauan kepada warga pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit tidak dilakukan dalam upaya memberikan layanan kepada
publikyang berdaya guna, maka tujuan segenap warga masyarakat desa
dan seluruh stakeholder yang ada untuk mengendalikan dan mencegah
masuknya COVID 19 ke desa tidak akan tercapai.
51
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan “Peningkatan pengetahuan dan kepatuhan minum
obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Ngadi” yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Ngadi Kota Tual, menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam
pelaksanaan tugas sebagai seorang dokter, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
52
PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan sebagai seorang dokter, mengaktualisasi
kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI dan menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas sebagai dokter.
Enam kegiatan yang telah diaktualisasikan di Puskesmas Ngadi pada
tanggal 11 April 2020 sampai dengan tanggal 13 april 2020 yaitu:
1. Melakukan pengambilan data pasien hipertensi Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 18 Maret 2020
2. Membuat kartu kontrol. Pembuatan kartu kontrol berjumlah 50 lembar
kegiatan ini dilakukan pada 24 Maret 2020
3. Membuat leaflet hipertensi pada tanggal 27 sampai 31 Maret 2020.
Pembuatan leaflet berjumlah 50 lembar dan telah dibagikan ke pasien
hipertensi dan pasien rawat jalan.
4. Melaksanakan pemeriksaan tekanan darah pada tanggal 24 Maret 2020.
Kunjungan rumah dilakukan pada 26 maret pada pasien hipertensi
5. Melakukan penyuluhan hipertensi kegiatan ini dilakukan pada tanggal 31
maret 2020
6. Melakukan senam sehat bersama peserta karantina pelaku perjalanan kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 10 dan 11 april 2020
B. SARAN
Saran yang berkaitan dengan aktualisasi, yaitu:
1. Untuk Peserta Diklat
Peserta diklat harus mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai tenaga medis supaya terjadi
peningkatan terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. Untuk Badan Diklat
Dapat meningkatkan lagi sarana dan prasarananya, sehingga dapat menjadi
yang terbaik.
3. Untuk Puskesmas Ngadi
Kerjasama dan kekompakan tenaga kesehatan tetap dijaga demi
kelangsungan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
53