Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 14/04/2020

TUGAS ASDOS

MATA KULIAH : AKM II TTD :


NAMA : PUTRI WIDYASARI
NIM/KELAS/SMT. : 1810313320008/A/4
JURUSAN : S1-AKUNTANSI 2018

JAWABAN SOAL :

1) Pengakuan Pendapatan Konstruksi sebagai berikut.


Dalam PSAK No. 34 (2010) yang telah direvisi menjadi PSAK 23,
pengakuan pendapatan dan biaya kontrak yaitu jika hasil kontrak kontruksi
dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak yang berhubungan
dengan kontrak diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban
dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir priode pelaporan, taksiran rugi pada kontrak kontruksi segera diakui
sebagai beban. Menurut Rangkuti (2008) dalam Smith and Skousen, ada 2
metode dalam pengakuan pendapatan jasa konstruksi, yaitu:
1. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang mempunyai
kontrak jangka pendek atau proyek yang memiliki risiko yang tidak
dapat diestimasi secara andal. Metode kontrak selesai mengakui
pendapatan dan laba kotor pada saat kontrak diselesaikan secara
keseluruhan.
2. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki
kontrak jangka panjang, dimana jangka waktunya lebih dari satu
periode akuntansi. Metode ini mencerminkan prestasi kerja masa
berjalan atas penyelesaian kontrak lebih dari satu periode akuntansi.

1
Metode ini mengakui pendapatan biaya dan laba kotor sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang.
Metode persentase penyelesaian memiliki dua pendekatan, yaitu:
 Metode pendekatan fisik (physical progress approach) adalah
metode pengakuan pendapatan yang diukur berdasarkan
persentase kemajuan fisik yang dicapai di lapangan. Dengan
pendekatan fisik ukuran dibuat berdasarkan hasil yang telah
dicapai (output measures).
 Metode pendekatan biaya (cost-to-cost) adalah metode
pengakuan pendapatan yang diukur berdasarkan persentase
selesai yang diperoleh dari besarnya biaya yang terjadi untuk
mencapai tahap penyelesaian pekerjaan proyek.
Perhitungannya berdasarkan ukuran masukan (input measures),
yaitu usaha-usaha dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan pekerjaan suatu kontrak. Metode upaya/usaha
yang dikeluarkan (efforts-expended method). Metode ini
menentukan persentase penyelesaian atas pelaksanaan
pekerjaan proyek dengan cara membandingkan usaha-usaha
yang telah tercurah dengan usaha-usaha yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek.
Definisi ini diperkuat dengan pendapat Stice (2007) yang
menyatakan bahwa metode upaya yang dikeluarkan didasarkan pada
beberapa ukuran atas pekerjaan yang telah dilakukan. Ukuran-ukuran
tersebut meliputi jam tenaga kerja, dolar tenaga kerja, jam mesin atau
jumlah bahan baku. Tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang serupa
seperti metode cost-to-cost: rasio dari usaha yang telah dilakukan sampai
tanggal tersebut terhadap estimasi total usaha yang masih harus dilakukan
untuk seluruh kontrak pekerjaan dalam pelaksanaan.

2) Perbedaan PSAK No. 23 dengan PSAK No. 72 adalah:

2
1. Dalam PSAK 23, definisi pendapatan
mensyaratkan entitas untuk
mengukurnya berdasarkan nilai wajar
dari jumlah yang diterima atau akan
diterima dengan memperhitungkan
potongan dagang dan rabat volume yang
diperkenankan entitas. Sementara itu,
penyajian Laporan Keuangan dalam
PSAK 72 mensyaratkan entitas untuk
mengukur pendapatan dari kontrak
dengan pelanggan berdasarkan jumlah
imbalan yang diperkirakan menjadi hak
entitas dalam pertukaran untuk
mengalihkan barang atau jasa yang
dijanjikan. Sebagai contoh, jumlah
pendapatan yang diakui mencerminkan
setiap potongan dagang dan rabat
volume yang diperkenankan entitas.
2. Jika pada PSAK 23 pengakuan
pendapatan berbasis pada perpindahan
risiko, pada PSAK 72 pengakuan ini
berbasis pada perpindahan kontrol yang
menyebabkan entitas dapat mengakui
pendapatannya lebih cepat atau lebih
lambat. Perbedaan pengakuan
pendapatan dan beban ini tentu
berpengaruh terhadap perhitungan pajak
penghasilan (PPh) badan. PSAK 72
menekankan standar baru dalam
pengakuan pendapatan, pendapatan yang

3
dicatat harus sesuai dengan kontrak yang
disepakati.

3) BAB 17: PENDAPATAN; Soal 17.4 (Halaman 236-237) poin 1,2,dan 3


Diketahui:
Tagihan termin Rp2.230.000.000
Akumulasi biaya kontrak yang terjadi
Tenaga kerja 464.000.000
Material dan subkontraktor 1.098.000.000
Biaya tidak langsung 193.000.000 1.755.000.000
Estimasi terakhir atas total biaya 3.000.000.000
Dalam biaya yang terjadi di atas termasuk material listrik dan mekanik
yang ada di lapangan namun belum terpakai karena belum diinstal, yang
nilainya sebesar Rp105.000.000.
1) Persentase penyelesaian akhir tahun 2015, yaitu:
Persentase penyelesaian =

Akum . Biaya yg terjadi sampai akhir periode


Estimasi total biaya yang paling mutakhir
1.755.000 .000−105.000.000
= = 0,55 =
3.000 .000 .000
55%
2) Laba kotor yang akan dilaporkan untuk akhir tahun 2015, yaitu:
Harga kontrak Rp2.230.000.000
Dikurangi: estimasi biaya
By. Kontrak yg terjadi 1.650.000.000
By. Kontrak utk menyelesaikan 105.000.000 +
Estimasi tot. By. Kontrak ( 1.755.000.000 ) -
Estimasi laba kotor Rp 475.000.000
Persentase penyelesaian 55%
3) Sehingga, ayat jurnal untuk mencatat laba/rugi tahun 2015:
Pendapatan (55%x2.230.000.000) 1.226.500.000

4
Beban (By. Kontrak yg terjadi) (1.650.000.000)
Rugi kotor (Rugi) Rp. 423.500.000

Anda mungkin juga menyukai