Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menopause berarti penghentian menstruasi permanen atau tidak mengalami
menstruasi selama 1 tahun berturut-turut. Rata-rata perempuan mengalami
menopause pada usia 51,5 tahun. Meskipun menstruasi dapat berhenti secara
mendadak, namun sebagian besar perempuan didahului oleh fase perimenopause
yang ditandai dengan siklus menstruasi tidak teratur dimana umumnya terjadi
pada usia 40-50 tahun. Pada fase ini terjadi beberapa perubahan pada ovarium,
salah satunya berupa penurunan aktivitas sintesa hormon estradiol sehingga
memberikan efek umpan balik positif pada hipofisis untuk meningkatkan produksi
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinising Hormone (LH). Selain itu,
menopause juga dapat terjadi dini sebelum usia 40 tahun atau disebut insufisiensi
ovarium prematur yang terjadi pada sekitar 1% perempuan akibat pengangkatan
ovarium serta pengaruh dari kondisi-kondisi autoimun, genetik, atau gaya hidup
seperti merokok. Saat menopause, estrogen dan progesteron tidak lagi diproduksi.
Perubahan kadar hormonal tersebut juga akan menimbulkan gejala-gejala
menopause lainnya seperti disfungsi seksual, tulang keropos, obesitas, gangguan
tidur, emosional, kognitif, serta gangguan metabolisme lipid. Gangguan
metabolisme lipid disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.
Hal ini dapat menyebabkan kelainan pada lipid dan lipoprotein yang disebut juga
dislipidemia. Lipoprotein merupakan kompleks makromolekul besar yang
berperan penting dalam transport lemak hidrofobik (terutama trigliserida,
kolesterol ester, dan vitamin larut lemak) melalui cairan tubuh (plasma, cairan
interstisial, dan limfa) dari hepar ke jaringan perifer dan sebaliknya. Lipoprotein
plasma terbagi menjadi 5 (lima) kelas utama, 2 (dua) diantaranya yaitu lipoprotein
densitas rendah (low-density lipoprotein, LDL) dan densitas tinggi (high-density
lipoprotein, HDL). Sebagian besar kolesterol plasma diangkut sebagai kolesterol
ester dalam LDL dan HDL.
Estrogen sendiri berfungsi sebagai kardioprotektif dengan
mempertahankan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kolesterol LDL. Dengan
demikian, kadar estrogen yang menurun atau sangat rendah saat menopause
menyebabkan kadar kolesterol HDL menurun dan LDL meningkat. Meningkatnya
konsentrasi kolesterol LDL memiliki hubungan yang kuat dengan risiko penyakit
kardiovaskular seperti aterosklerosis, penyakit jantung koroner (PJK), dan stroke
dimana penyakit kardiovaskular menyebabkan sekitar 45% dari kematian
perempuan.
American Heart Association (AHA) tahun 2014 memperlihatkan
prevalensi berat badan berlebih dan obesitas adalah 154,7 juta dari populasi di
Amerika yang berarti 68,2% dari populasi di Amerika Serikat yang berusia >20
tahun, sedangkan 31.9 juta (13,8%) dari populasi memiliki kadar kolesterol ≥240
mg/dl. AHA juga menyebutkan kadar kolesterol >250mg/100ml akan
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) sampai tiga kali lipat dan
penurunan kolesterol LDL sebesar 1 mg/dl menurunkan risiko kejadian
kardiovaskuler sebesar 1%. Data di Indonesia dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan 35,9% dari penduduk Indonesia
memiliki kadar kolesterol ≥200 mg/dl dimana perempuan lebih banyak daripada
laki-laki. Selain itu RISKESDAS juga menunjukkan 15.9% dari populasi yang
berusia ≥15 tahun memiliki nilai LDL yang sangat tinggi yaitu ≥190 mg/dl, 22.9%
memiliki nilai HDL <40 mg/dl, dan 11.9% memiliki kadar trigliserid yang juga
sangat tinggi yaitu ≥500 mg/dl.
Berdasarkan latar belakang termasuk epidemiologi yang telah disebutkan,
penulis ingin melakukan penelitian di Panti Werdha Wisma Mulia untuk
mengetahui gambaran kadar kolesterol darah pada perempuan menopause
terutama kolesterol LDL yang berkaitan erat dengan risiko kardiovaskular dengan
harapan dapat menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskular pada
perempuan menopause di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
Belum diketahuinya gambaran kadar kolesterol pada perempuan menopause dan
BMI pada perempuan menopause di Panti Werdha Wisma Mulia
1.2.2 Pertanyaan Masalah
Bagaimana gambaran kadar kolesterol darah pada perempuan menopause
di Panti Werdha Wisma Mulia?
Bagaimana gambaran BMI pada perempuan menopause di Panti Werdha
Wisma Mulia?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup perempuan menopause di Panti Werdha Wisma
Mulia
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran kadar kolesterol darah pada perempuan menopause
di Panti Werdha Wisma Mulia
Mengetahui gambaran BMI pada perempuan menopause di Panti Werdha
Wisma Mulia
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Memperluas wawasan peneliti mengenai gambaran kadar kolesterol darah dan
BMI pada perempuan menopause
1.4.2 Bagi Subjek Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan
BMI pada subjek penelitian
1.4.3 Bagi Masyarakat
Melalui penelitian ini, diharapkan masyarakat terutama perempuan menopause
dapat lebih menjalani hidup sehat terkait dengan kadar kolesterol darah dan BMI
sehingga meningkatkan kualitas hidup masing-masing individu.
1.4.4 Bagi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data bagi penelitian
selanjutnya mengenai gambaran kadar kolesterol darah serta BMI pada
perempuan menopause
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menopause
Menopause merupakan proses normal perubahan dalam kehidupan perempuan
yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama setidaknya satu tahun,
perubahan fisik, psikologis dan sosial, penurunan estradiol dan progesteron, dan
peningkatan hormon perangsang folikel.1 Menopause terjadi sekitar usia 45-55
tahun karena terbatasnya jumlah folikel ovarium yang terdapat saat lahir. Dengan
demikian, penghentian potensi reproduksi pada perempuan secara tidak langsung
telah diprogram sebelumnya pada saat lahir.2 Istilah menopause mengacu pada
satu titik 1 tahun setelah penghentian menstruasi, klasifikasi yang digunakan
untuk guidelines pada proses penuaan pada reproduksi wanita yaitu
menggunakan Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW) seperti gambar
dibawah.3
Gambar 2.2 Diagram interaksi hormon seks dan serotonin di sistem nervus
sentral dan efek pada respon termoregulasi.3
4. Perubahan Remodeling tulang
Estrogen memiliki aksi fisiologis yang luas di luar sistem reproduksi, sehingga
penurunan kadar estrogen ovarium secara dramatis pada masa menopause
memengaruhi sistem tubuh lainnya, terutama pada kerangka tubuh dan sistem
kardiovaskular. Estrogen membantu membangun tulang yang kuat, melindungi
perempuan premenopause dari kondisi pengeroposan tulang akibat osteoporosis.
Estrogen membatasi ekspresi ligan reseptor aktivator dari faktor kappa-β
(RANKL) yang menurunkan formasi osteoklas dan resorption tulang. Estrogen
juga meningkatkan produksi dari osteoprotegerin yang akan berikatan dengan
RANKL sehingga menstimulasi osteoklas. Pada wanita menopause penurunan
estrogen akan meningkatkan RANKL, produksi berlebihan dari RANKL akan
meningkatkan produksi osteoklas yang melarutkan tulang dan mengurangi
aktivitas osteoblast yang berfungsi untuk pembentukan tulang. Sehingga
menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan insiden patah tulang yang lebih
besar 3,4
2. Jalur endogen
Pada jalur endogen, hari akan merakit dan mensekresikan partikel trigliserida
yang kaya VLDL. Trigliserida akan di di hidrolisis oleh lipoprotein lipase
sehingga VLDL akan teredsuksi menjadi IDL dan akan diangkut kedalam orahn
hati untuk di hidrolisis kembali menjadi LDL. LDL akan di transpor secara umum
ke hepatosit dan jaringan perifer. ApoB-100 bertanggunga jawab dalam
mengenali dan menyerap LDL, Sebagian LDL akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak
kadar LDL dalam plasma maka akan menyebabkan semakin banyak jumlah sel
busa yang terbentuk. Beberapa kondisi yang mmpengaruhi tingkat oksidasi adalah
bertambahnya jumlah LDL dan menurunnya kadar HDL, dimana HDL memiliki
sifat protektif terhadap oksidasi LDL.8 jalur eksogen dan endogen akan dijelaskan
pada gambar dibawah
Menopause
Dislipidemia
Primer Sekunder
Penyakit Jantung
Stroke
Obesitas Darah Tinggi
Diabetes
Radang Sendi
BMI ↑
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Z α 2 PQ
n¿
[ d2 ]
(1,96)2 x 0,237 x 0,763
n=
[ (0,15)2 ]
3,8416 x 0,180831
n= [ 0,0225 ]
0,69468037
n= [ 0,0225 ]
n=30,8746831
n=31
Keterangan:
α = tingkat kemaknaan (ditetapkan)
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan)
p = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, yaitu proporsi
perempuan menopause dengan risiko peningkatan kadar kolesterol
LDL (Nilai p didapatkan dari pustaka The Journal of The North American
Menopause Society)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, besar sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 31 orang.
3.5. Kriteria Pemilihan
3.5.1. Kriteria inklusi
Perempuan menopause berusia lebih dari 50 tahun
Perempuan menopause yang bersedia berpartisipasi sebagai subjek
penelitian
3.5.2. Kriteria eksklusi
Perempuan menopause yang menolak berpartisipasi sebagai subjek
penelitian
3.6. Cara Kerja/Prosedur Kerja Penelitian
a. Subjek akan diberikan informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan
termasuk efek samping yang mungkin terjadi.
b. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi akan diminta untuk
menandatangani informed consent.
c. Subjek akan mengisi kuisioner yang telah disediakan.
d. Setelah mengisi kuisioner, peneliti akan melakukan pengukuran
antropometri dan tekanan darah terhadap subjek, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan darah subjek oleh petugas laboratorium.
e. Data dari pengisian kuisioner dan pengukuran antropometri akan dicatat
oleh peneliti, sedangkan darah subjek akan dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol.
f. Hasil dari pemeriksaan akan diberitahukan kepada subjek.
3.7.3 BMI
3.7.3.1 Definisi : Angka yang menentukan status berat badan
3.7.3.2 Alat Ukur : Timbangan berat badan digital, Meteran
3.7.3.3 Cara Ukur : Sampel ditimbang berat badannya dan diukur tinggi
badannya, kemudian tinggi berat badan sampel dibagi
dengan tinggi badan sampel kuadrat dalam satuan meter.
3.7.3.4 Hasil Ukur : Kategorik.
3.7.3.5 Skala Ukur : Ordinal.