Disusun Oleh :
NIM : 711345319009
2020
Judul : Pemeriksaan Cairan Sendi
Tujuan :
Dasar Teori :
Sendi = engsel → anggota tubuh bergerak dengan baik. Penghubung antara ruas tulang →
kedua tulang dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian.
Cairan sendi = Transudat yang memiliki BM tinggi, terutama hyaluronat, diproduksi sel
sinoviosit B
• Sendi fibrosa = tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan
jaringan ikat fibrosa
• Sendi kartilaginosa = ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh
ligament, sedikit pergerakan
• Sendi synovial = mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan pisi oleh
kartilago hialin. Capsul sendi membungkus tendon, terlipat sehingga dapat bergerak
penuh. Sinovium menghasilkan cairan synovial berwarna kekuningan, bening, tidak
membeku dan mengandung leukosit. Asam hialuronidase → viskositas cairan synovial
dan disintesis oleh pembungkus synovial.
Cairan synovial adalah cairan bening lengket yang dilepaskan oleh membrane synovial dan
bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan tendon. Cairan sendi terdapat dalam rongga sendi
dan merupakan penyuplai makanan bagi kartilago sendi, pelumas dan pelindung sendi.
• Netrofil 7% ( 0-25 % )
• Limfosit 24% ( 0-75% )
• Monosit 48% ( 0-75% )
• Makrofag 10% ( 0-26% )
• Sinoviosit 4% ( 0-25% )
• Hyaluronat 3 mg/mL
• Volume < 4 mL
1. Tes makroskopi
2. Tes mikroskopi
3. Tes kimia
4. Tes mikrobiologi
5. Tes imunologi
PRA ANALITIK
ANALITIK
Pemeriksaan Makroskopis
➢ Volume
Tujuan : untuk mengetahui volume cairan sendi
Interpretasi hasil :
Jumlah normal cairan pada rongga lutut orang dewasa adalah < 3,5 ml
➢ Warna
Tujuan : untuk melihat adanya warna pada cairan sendi
Prosedur kerja :
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung steril
- Amati warna sampel
Left to right :
• Green, purulent
• Yellow with crystals
• Dark yellow, small clot
• Orange and cloudy x2
• Bloody, red
• Dark red with clots
Interpretasi Hasil
➢ Kejernihan
Tujuan : untuk melihat adanya kejernihan pada cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung steril
- Amati kejernihan sampel
Interpretasi Hasil
➢ Bekuan Mucin
Tujuan : untuk melihat kualitas mucin yang ada dalam cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Ke dalam tabung reaksi masukkan 4 ml aquades
- Tambahkan 1 ml cairan sendi
- Teteskan 1 tetes larutan asam asetat 7 N
- Diaduk kuat dengan batang pengaduk
- Amati hasilnya
Interpretasi hasil
Normal : terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernih (mucin berkualitas baik)
Tidak normal :
- Mucin berkualitas sedang jika bekuan kurang kuat dan tidak mempunyai batas
tegas dalam cairan jernih
- Mucin berkualitas rendah jika bekuan yang terjadi berkeping-keping dalam cairan
keruh
- Mucin berkualitas buruk jika tidak ada bekuan
➢ Viskositas
Prinsip : asam hialuronat dalam cairan sendi menentukan viskositas
cairan
Tujuan : untuk menilai viskositas cairan sendi
Prosedur kerja :
- Dihisap sampel ke dalam spuit tanpa jarum
- Diteteskan sampel ke luar dari spuit tersebut
- Diukur panjang tetesan
Interpretasi hasil
Interpretasi hasil
Interpretasi Hasil
➢ Identifikasi Kristal
Prinsip : cairan sendi diapuskan diatas objek glass kemudian diwarnai.
Tujuan : untuk mengetahui jenis sel leukosit dalam cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Diteteskan 1-2 tetes cairan sendi yang telah disentrifuse di atas kaca objek dan di
tutup dengan cover glass
- Diperiksa dengan mikroskop
Interpretasi Hasil
KIMIA
➢ Pemeriksaan Glukosa
Prosedur Kerja :
- Persiapan pasien : pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum pengambilan sampel
- Persiapan sampel : tidak hemolysis, cairan sendi disentrifus terlebih dahulu
- Prosedur kerja pemeriksaan kadar glukosa seperti yang dilakukan di Kimia Klinik
Interpretasi Hasil
Normal : tidak lebih dari 10 mg/dL lebih rendah dari kadar glukosa darah.
Interpretasi hasil
Normal : < 3 g/dL protein (kurang lebih sepertiga dari kadar serum)
Interpretasi hasil
TES MIKROBIOLOGI
➢ Pewarnaan Gram
• Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus
• Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril tanpa
antikoagulan
• Prinsip : bakteri akan menyerap zat warna tertentu yaitu Kristal violet.
Hasil :
Gram positif (+) : bakteri berwarna ungu, bentuknya jelas (batang atau kokus)
Gram negative (-) : bakteri akan berwarna merah, bentuknya jelas (batang atau kokus)
Interpretasi : pada artritis septik, baik pewarnaan gram atau kultur, hasilnya sering
negative. Pada artritis gonorika, hasilnya 50% negative dengan pewarnaan gram dan
75% negative dengan kultur.
TES SEROLOGI
Nilai rujukan :
Aglutinasi + : kadar RF > 8 IU/ml
Aglutinasi - : kadar RF < 8 IU/ml
Interpretasi :
- RF + : sekitar > 60% ditemukan dalam cairan sendi atau serum penderita RF
- Hasil positif palsu dapat ditemukan pada penyakit lain seperti SLE, hepatitis,
sirosis, limfoma, scleroderma dan penyakit karena infeksi.
Interpretasi
Aglutinasi +/kadarnya meningkat pada RA aktif (pada 70-80% penderita), demam
rematik, keganasan, infeksi virus, tuberculosis, kerusakan jaringan, inflamasi.
Interpretasi :
Jumlah ANA >1 : >70% ditemukan dalam cairan sendi penderita SLE dan > 20%
pada penderita RA.
HASIL
- Cairan keruh
- Warna Kuning kehijauan
- Viskositas rendah
- Jumlah leukosit 50.000
- Neutrofil >75%
- Penurunan kadar glukosa : 15 %
- Biakan dan Pewarnaan : Gram Positif
PEMBAHASAN :
Cairan sendi memiliki nilai viskositas tertentu. Keadaan patologis dapat mengurangi
viskositas menjadi encer, mengujinya dengan cara hisap dengan semprit 2 ml, lalu biarkan
cairan sendi keluar dari spuit tanpa jarum. Perhatikan benang lendir yang dibentuk sampai
cairan jatuh, dalam keadaan normal panjangnya benang paling sedikit 5 cm. pemeriksaan
kimia terhadap glukosa, protein dan enzim (biasanya dilakukan dalam riset, dilaboratorium
klinik jarang). Tes bekuan mucin menguji kualitas yang ada dalam cairan sendi. Mucin
adalah satu complex yang tersusun dari satu asam hialuronat dan protein mucin membeku
oleh asam acetat. Secara normal pada proses non-radang mucin berkualitas baik terlihat satu
bekuan kenyal dalam cairan jernih, memiliki batas-batas tegas dalam cairan jernih (arthritis
rheumatoid). Mucin dengan kualitas buruk terjadi pada proses radang oleh infeksius
bekuannya berkeping keeping dalam cairan keruh.
Kesimpulan
Cairan sendi adalah cairan pelumas yang terdapat pada sendi. Pemeriksaan cairan sendi
dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyebab peradangan, nyeri, dan pembekakan pada
sendi. Dalam proses pengambilan sampel cairan sendi yang perlu di perhatikan yaitu sterilitas
kedalam proses pengambilan dan penggunakan teknik pengambilan yang benar. Jenis
pemeriksaan dari sendi diawali dengan pemeriksaan makroskopi, pemeriksaan mikroskopi
dan pemeriksaan kimia.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/34678402/CAIRAN_SENDI_KLINIK
http://ajah23.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/26/cara-pengambilan -cairan-sendi/
Soal
Seorang pria berusia 50 tahun dengan nyeri parah dan pembengkakan dilutut kanan.
Arthosentesis dilakukan dan didapatkan 20 ml cairan synovial seperti susu. Dokter meminta
pewarnaan gram, biakan dan pemeriksaan Kristal terhadap cairan serta asam urat serum.
Dokter meminta agar cairan tersebut disimpan untuk kemudian uji tambahan.
Jawaban :