Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Mata Kuliah Urinalisasi dan Cairan Tubuh

“Pemeriksaan Cairan Sendi”

Disusun Oleh :

ELISABETH AMADEA RATU

NIM : 711345319009

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Muhammad Ali Makaminan, S.Kep, NS, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
Judul : Pemeriksaan Cairan Sendi

Tujuan :

1. Untuk mengetahui pemeriksaan cairan sendi yang terdiri dari


- Pemeriksaan Makroskopis Cairan Sendi yang terdiri atas pemeriksaan volume,
warna, kejernihan, bekuan dan viskositas
- Pemeriksaan Mikroskopis cairan sendi yang terdiri atas pemeriksaan hitung
jumlah sel leukosit, hitung jenis sel leukosit dan identifikasi Kristal
- Pemeriksaan Kimia yang terdiri atas pemeriksaan glukosa, protein dan asam urat
- Pemeriksaan mikrobiologi cairan sendi yang terdiri atas pemeriksaan Gram dan
Kultur
- Ppemeriksaan serologi cairan sendi yang terdiri atas pemeriksaan RF, CRP, dan
ANA

Dasar Teori :

Sendi = engsel → anggota tubuh bergerak dengan baik. Penghubung antara ruas tulang →
kedua tulang dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian.

Cairan sendi = Transudat yang memiliki BM tinggi, terutama hyaluronat, diproduksi sel
sinoviosit B

Fungsi utama cairan sendi

• Mendistribusikan sari makanan ke rawan sendi


• Cairan pelumas untuk cegah pergesekan sendi

Sendi di bagi menjadi tiga tipe, yaitu :

• Sendi fibrosa = tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan
jaringan ikat fibrosa
• Sendi kartilaginosa = ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh
ligament, sedikit pergerakan
• Sendi synovial = mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan pisi oleh
kartilago hialin. Capsul sendi membungkus tendon, terlipat sehingga dapat bergerak
penuh. Sinovium menghasilkan cairan synovial berwarna kekuningan, bening, tidak
membeku dan mengandung leukosit. Asam hialuronidase → viskositas cairan synovial
dan disintesis oleh pembungkus synovial.

Cairan synovial adalah cairan bening lengket yang dilepaskan oleh membrane synovial dan
bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan tendon. Cairan sendi terdapat dalam rongga sendi
dan merupakan penyuplai makanan bagi kartilago sendi, pelumas dan pelindung sendi.

Fungsi Pemeriksaan Cairan Sendi


• Membantu diagnosis penyebab radang, nyeri, pembengkakan pada sendi.
• Analisis cairan sendi → sesuatu yang mencurigakan di daerah persendian, berupa :
- Nyeri daerah persendian
- Memantau perjalanan penyakit
- Memantau efektivitas pengobatan
- Memantau komplikasi penyakit
- Eritema daerah persendian dan sekitarnya
- Inflamasi daerah persendian
- Akumulasi cairan synovial

Nilai Normal Cairan Sendi

• Netrofil 7% ( 0-25 % )
• Limfosit 24% ( 0-75% )
• Monosit 48% ( 0-75% )
• Makrofag 10% ( 0-26% )
• Sinoviosit 4% ( 0-25% )
• Hyaluronat 3 mg/mL
• Volume < 4 mL

Metode Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada cairan sendi

1. Tes makroskopi
2. Tes mikroskopi
3. Tes kimia
4. Tes mikrobiologi
5. Tes imunologi

PRA ANALITIK

➢ Persiapan Alat dan Bahan


- Tabung steril
- Spuit
- Batang pengaduk
- Pipet
- Objek glass
- Cover glass
- Kamar hitung
- Cairan sendi
- Aquades
- Asam asetat
- NaCl 0,9%
- Buffer hialuronidase
- Methanol
- Larutan Giemsa
- Mikroskop
➢ Pengambilan Sampel
o Arthosentesis dilakukan oleh dokter atau paramedic terlatih
➢ Penanganan Sampel
• Cairan didistribusikan ke dalam tabung yang spesifik berdasarkan uji yang
diminta, misalnya

Uji Cairan Sinovial Jenis Tabung yang digunakan


Pewarnaan Gram dan Biakan Steril dan diberi Heparin
Hitung Sel Heparin atau EDTA cair
Abalisis Glukosa Natrium flourida
Uji Lainnya Nonantikoagulan

• Tabung nonantikoagulan untuk uji lainnya harus disentrifugasi dan dipisahkan


untuk mencegah elemen selular mengganggu analisis kimia dan serologi
• Specimen untuk analisis Kristal tidak boleh didinginkan

ANALITIK

Pemeriksaan Makroskopis

➢ Volume
Tujuan : untuk mengetahui volume cairan sendi

Prosedur Kerja : Catat volume cairan

Interpretasi hasil :

Jumlah normal cairan pada rongga lutut orang dewasa adalah < 3,5 ml

➢ Warna
Tujuan : untuk melihat adanya warna pada cairan sendi
Prosedur kerja :
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung steril
- Amati warna sampel

Left to right :

• Green, purulent
• Yellow with crystals
• Dark yellow, small clot
• Orange and cloudy x2
• Bloody, red
• Dark red with clots

Interpretasi Hasil

Normal : cairan tidak berwarna hingga kuning pucat

➢ Kejernihan
Tujuan : untuk melihat adanya kejernihan pada cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung steril
- Amati kejernihan sampel

Interpretasi Hasil

Normal : cairan jernih

➢ Bekuan Mucin
Tujuan : untuk melihat kualitas mucin yang ada dalam cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Ke dalam tabung reaksi masukkan 4 ml aquades
- Tambahkan 1 ml cairan sendi
- Teteskan 1 tetes larutan asam asetat 7 N
- Diaduk kuat dengan batang pengaduk
- Amati hasilnya

Interpretasi hasil

Normal : terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernih (mucin berkualitas baik)

Tidak normal :

- Mucin berkualitas sedang jika bekuan kurang kuat dan tidak mempunyai batas
tegas dalam cairan jernih
- Mucin berkualitas rendah jika bekuan yang terjadi berkeping-keping dalam cairan
keruh
- Mucin berkualitas buruk jika tidak ada bekuan

➢ Viskositas
Prinsip : asam hialuronat dalam cairan sendi menentukan viskositas
cairan
Tujuan : untuk menilai viskositas cairan sendi
Prosedur kerja :
- Dihisap sampel ke dalam spuit tanpa jarum
- Diteteskan sampel ke luar dari spuit tersebut
- Diukur panjang tetesan

Interpretasi hasil

Normal : bening berukuran 4-6 cm


MIKROSKOPIS

➢ Hitung Jumlah Sel Leukosit


Tujuan : untuk mengetahui jumlah sel cairan sendi
Prosedur kerja
• Persiapan Sampel
- Sampel diencerkan dengan NaCl 0,9%
- Jika sampel terlalu kental, maka harus diencerkan dengan buffer hialuronidase
• Hitung Jumlah Sel
- Sampel dipipet ke dalam pipet leukosit sampai tanda 0,5
- Dipipet NaCl 0,9% sampai tanda 11, kemudian isi pipet dibuat homogeny
- Dibuang 4-5 tetes isi pipet
- Disiapkan kamar hitung dengan cover glass di atasnya
- Diteteskan isi pipet perlahan-lahan ke dalam kamar hitung
- Dihitung jumlah leukosit yang tampak dalam 4 kotak leukosit

Interpretasi hasil

Normal : < 200/mm3

➢ Hitung Jenis Sel Leukosit


Prinsip : cairan sendi diapuskan di atas objek glass kemudian diwarnai.
Tujuan : untuk mengetahui jenis sel leukosit dalam cairan sendi
Prosedur kerja :
• Persiapan Sampel
- Sampel harus diperiksa < 1 jam setelah pengambilan
- Sampel dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari sedimen cairan sendi yang
telah disentrifus

➢ Pembuatan Hapusan dan Pewarnaan


- Kaca objek yang bersih, kering dan bebas lemak diteteskan di atas meja
- Diteteskan 1 tetes cairan sendi pada kaca objek, kemudian dibuat hapusan diatas
kaca objek
- Hapusan yang terbentuk dikeringkan
- Sediaan yang telah kering diletakkan diatas bak pengecatan
- Teteskan metil alcohol (methanol) sampai memenuhi seluruh hapusan, biarkan
selama 5 menit kemudian bilas dengan air mengalir
- Teteskan larutan giemsa yang telah diencerkan sebanyak jumlah methanol tadi
kemudian biarkan selama 20 menit
- Bilas sediaan dengan air dibawah mikroskop

Interpretasi Hasil

Normal : Jumlah neutrofil < 25%

Jumlah limfosit < 15%

➢ Identifikasi Kristal
Prinsip : cairan sendi diapuskan diatas objek glass kemudian diwarnai.
Tujuan : untuk mengetahui jenis sel leukosit dalam cairan sendi
Prosedur Kerja :
- Diteteskan 1-2 tetes cairan sendi yang telah disentrifuse di atas kaca objek dan di
tutup dengan cover glass
- Diperiksa dengan mikroskop

Interpretasi Hasil

Normal : tidak ditemukan Kristal-kristal dalam cairan sendi

KIMIA

➢ Pemeriksaan Glukosa
Prosedur Kerja :
- Persiapan pasien : pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum pengambilan sampel
- Persiapan sampel : tidak hemolysis, cairan sendi disentrifus terlebih dahulu
- Prosedur kerja pemeriksaan kadar glukosa seperti yang dilakukan di Kimia Klinik

Interpretasi Hasil

Normal : tidak lebih dari 10 mg/dL lebih rendah dari kadar glukosa darah.

➢ Pemeriksaan Protein Total


Prosedur kerja :
- Persiapan pasien, persiapan sampel, dan prosedur kerja pemeriksaan kadar protein
total seperti yang dilakukan di kimia klinik

Interpretasi hasil

Normal : < 3 g/dL protein (kurang lebih sepertiga dari kadar serum)

➢ Pemeriksaan Asam Urat


Prosedur kerja :
- Persiapan pasien, persiapan sampel, dan prosedur kerja pemeriksaan kadar protein
total seperti yang dilakukan di kimia klinik

Interpretasi hasil

Normal : 6-8 mg/dL

TES MIKROBIOLOGI

➢ Pewarnaan Gram
• Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus
• Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril tanpa
antikoagulan
• Prinsip : bakteri akan menyerap zat warna tertentu yaitu Kristal violet.

Hasil :

Gram positif (+) : bakteri berwarna ungu, bentuknya jelas (batang atau kokus)

Gram negative (-) : bakteri akan berwarna merah, bentuknya jelas (batang atau kokus)

➢ Pewarnaan Tahan Asam


Prinsip : kuman akan mengambil warna sesuai sifatnya
Nilai rujukan
- Basil tahan asam (positif) : basil terlihat berwarna merah
- Basil tidak tahan asam : badan basil akan berwarna biru

Interpretasi : pada artritis septik, baik pewarnaan gram atau kultur, hasilnya sering
negative. Pada artritis gonorika, hasilnya 50% negative dengan pewarnaan gram dan
75% negative dengan kultur.
TES SEROLOGI

➢ Tes Faktor Rematoid (RF)


Sampel : gunakan sampel segar yang telah di sentrifus terlebih dahulu
Prinsip : factor rematoid dapat dideteksi dengan menggunakan suspense granul plastic
yang dilapisi gamma globulin manusia dan akan beraglutinasi jika ada factor rematoid

Nilai rujukan :
Aglutinasi + : kadar RF > 8 IU/ml
Aglutinasi - : kadar RF < 8 IU/ml

Interpretasi :

- RF + : sekitar > 60% ditemukan dalam cairan sendi atau serum penderita RF
- Hasil positif palsu dapat ditemukan pada penyakit lain seperti SLE, hepatitis,
sirosis, limfoma, scleroderma dan penyakit karena infeksi.

➢ Tes C-Reactive Protein (CRP)


Sampel : gunakan sampel segar yang telah di sentrifus terlebih dahulu
Prinsip : Reaksi aglutinasi terjadi akibat adanya inflamasi atau nekrosis jaringan
Nilai rujukan :
Aglutinasi + : kadar CRP > 6 mg/l
Aglutinasi - : kadar CRP < 6 mg/l

Interpretasi
Aglutinasi +/kadarnya meningkat pada RA aktif (pada 70-80% penderita), demam
rematik, keganasan, infeksi virus, tuberculosis, kerusakan jaringan, inflamasi.

➢ Tes Antinuclear Antibodies (ANA)


Sampel : larutkan semua sampel, kalibrator, control positif dan control negative 1 :40
yaitu dengan menambah 10 ml sampel dengan 400 ml larutan pengencer
Prinsip : Antigen murni terdapat pada microwells. Pencucian microwells akan
melepaskan antibody yang tidak terikat. Pencucian microwells melepaskan
conjugated yang tidak terikat. Conjugated akan menghidrolisa larutan
substrat yang telah ditambahkan dan akan membentuk warna biru.
Nilai rujukan :
Jumlah ANA < 1 : negative
Jumlah ANA > 1 : positif

Interpretasi :

Jumlah ANA >1 : >70% ditemukan dalam cairan sendi penderita SLE dan > 20%
pada penderita RA.
HASIL

- Cairan keruh
- Warna Kuning kehijauan
- Viskositas rendah
- Jumlah leukosit 50.000
- Neutrofil >75%
- Penurunan kadar glukosa : 15 %
- Biakan dan Pewarnaan : Gram Positif

PEMBAHASAN :

• Tidak normal, cairan sendi yang normal adlah jernih


• Warna kuning kehijauan berarti terdapat bakteri pada cairan sendi
• Viskositas rendah berarti panjang benang yang terbentuk tidak memenuhi ukuran
benang yang harusnya terbentuk
• Melebihi batas normal yaitu < 200/mm3
• Melebihi batas normal yaitu < 25%
• Normalnya tidak lebih dari 10 mg/dL
• Ditemukan bakteri gram positif

Cairan sendi memiliki nilai viskositas tertentu. Keadaan patologis dapat mengurangi
viskositas menjadi encer, mengujinya dengan cara hisap dengan semprit 2 ml, lalu biarkan
cairan sendi keluar dari spuit tanpa jarum. Perhatikan benang lendir yang dibentuk sampai
cairan jatuh, dalam keadaan normal panjangnya benang paling sedikit 5 cm. pemeriksaan
kimia terhadap glukosa, protein dan enzim (biasanya dilakukan dalam riset, dilaboratorium
klinik jarang). Tes bekuan mucin menguji kualitas yang ada dalam cairan sendi. Mucin
adalah satu complex yang tersusun dari satu asam hialuronat dan protein mucin membeku
oleh asam acetat. Secara normal pada proses non-radang mucin berkualitas baik terlihat satu
bekuan kenyal dalam cairan jernih, memiliki batas-batas tegas dalam cairan jernih (arthritis
rheumatoid). Mucin dengan kualitas buruk terjadi pada proses radang oleh infeksius
bekuannya berkeping keeping dalam cairan keruh.
Kesimpulan

Cairan sendi adalah cairan pelumas yang terdapat pada sendi. Pemeriksaan cairan sendi
dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyebab peradangan, nyeri, dan pembekakan pada
sendi. Dalam proses pengambilan sampel cairan sendi yang perlu di perhatikan yaitu sterilitas
kedalam proses pengambilan dan penggunakan teknik pengambilan yang benar. Jenis
pemeriksaan dari sendi diawali dengan pemeriksaan makroskopi, pemeriksaan mikroskopi
dan pemeriksaan kimia.
Daftar Pustaka

PPT dari Ibu Sabrina

https://www.academia.edu/34678402/CAIRAN_SENDI_KLINIK

http://ajah23.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/26/cara-pengambilan -cairan-sendi/
Soal

Seorang pria berusia 50 tahun dengan nyeri parah dan pembengkakan dilutut kanan.
Arthosentesis dilakukan dan didapatkan 20 ml cairan synovial seperti susu. Dokter meminta
pewarnaan gram, biakan dan pemeriksaan Kristal terhadap cairan serta asam urat serum.
Dokter meminta agar cairan tersebut disimpan untuk kemudian uji tambahan.

a. Jelaskan tabung-tabung tempat cairan akan diletakkan


b. Jika kadar asam urat meningkat, apa kemungkinan jenis Kristal dan apa kelainannya
c. Mengapa pewarnaan gram dan biakan diminta untuk diperiksa

Jawaban :

a. Tabung-tabung yang akan digunakan


- Untuk pewarnaan gram dan biakan digunakan tabung steril yang ditambahkan
heparin
- Untuk pemeriksaan Kristal atau hitung sel digunakan tabung Heparin/EDTA.
Tabung heparin berwarna merah dan tabung EDTA berwarna ungu
- Untuk pemeriksaan kimia seperti Asam Urat, glukosa, dsb, digunakan tabung
nonantikoagulan.
b. Jenis Kristal : monocodium urate
Bentuknya seperti jarum
Nyeri dan peradangan terjadi ketika terlalu banyak asam urat yang mengkristal dan
menumpuk pada sendi.
c. Untuk mengetahui jumlah sel yang terdapat dalam cairan dalam cairan sendi atau bisa
juga digunakan untuk menghitung sel dan jenis sel.

Anda mungkin juga menyukai