Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang terkait meliputi, PPN sebesar
Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp.
1.450.000. maka harga perolehannya dapat dihitung :
Harga beli 55.000.000
PPN 5.500.000
Premi asuransi 550.000
Biaya pemasangan 1.450.000
Harga perolehan 62.500.000
Utk menghitung jumlah penyusutan dpt dilakukan dengan berbagai metode antara lain:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama
besar, shg jika dibuatkan grafiknya thd waktu, dan akumulasi biaya akan berupa garis lurus.
2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku
Pada metode ini, penentuan besar penyusutan dilakukan dengan cara pengalokasian harga
perolehan AT dgn persentase ttt dr nilai buku utk setiap periode akuntansi. Ada dua cara yakni
dgn metode saldo menurun dan metode saldo menurun ganda.
Cara Menghitung:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Besar penyusutan tiap tahun dapat dihitung dgn rumus:
Besar Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa
Umur Ekonomis
Contoh:
Tgl 1 Agustus 2000 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota Kijang seharga Rp
170.000.000,-. Untuk biaya balik nama, pengujian, dan keperluan lainnya dibayar Rp.
5.000.000,-. Mobil tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp
50.000.000,-
Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 2000
Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun
Penyelesaian:
Penyusutan th 2000 dihitung dari tgl 1 Agustus 2000 s/d 31 Des 2000 = 5 bulan:
Besar Penyusutan th 2000 = 5 x (175.000.000-50.000.000)
12 5
= 11.250.000
Contoh:
Tgl 1 Feb 2001 PT ABC membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk biaya
pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tsb ditaksir memiliki umur
ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.
Diminta :
a) Hitunglah penyusutan pada tahun 2001
b) Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun
Cara menghitung
Penyelesaian:
Tarif = 1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %
a) Penyusutan tahun 2001 dihitung dari tanggal 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 =11bulan
Besar penyusutan tahun 2001 = 11/12 x 20,06 % x 360.000.000= 66.198.000
Untuk tahun 2002 s.d 2008
Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Besar Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995
= 1.024.596
Langkah2 Perhitungan:
1. Tentukan Tarif penyusutan
Tarif = 2 x (100%/UE)
2. Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
Tarif = 2 x (100%/8)
= 25 %
a. Penyusutan th 2001 dihitung tgl 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 = 11 bulan
Besar penyusutan th 2001 = 11/12 x 25 % x 360.000.000
= 82.500.000
Untuk th 2002 s.d 2008
Besar penyusutan ke n = tarif x nilai buku n-1
Langkah-langkah perhitungan:
1. Tentukan jumlah angka tahun (JAT)
JAT = nx ((n+1)/2)
2. Tentukan besar penyusutan
Besar Penyusutan = AT x (HP-NS)
JAT
Contoh: Tanggal 1 Mei 2000 CV ABC membeli sebuah mesin 9fotocopy seharga Rp.
50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dgn nilai sisa Rp.
5.000.000.-
Diminta:
a. Hitung Penyusutan tahun 2000-2005
b. Buatlah tabel penyusutan
Cara menghitung
Penyelesaian:
JAT = 4 x (4+1) = 10 atau JAT = 4+3+2+1 = 10
2
Angka Tahun 4 3 2 1
Terbalik dijabarkan
Angka Tahun ke I II III IV
a. Penyusutan tahun 2000 dihitung dr tgl 1 Mei 2000 s.d 31 des 2000 = 8 bulan
B. Tabel Penyusutan
C. PEMBERHENTIAN ASET TETAP
Aset tetap bisa dihentikan penggunaannya dengan cara:
1. Dijual,
2. Ditukarkan, atau
3. Rusak
Depresiasi Mesin
Rp525.000,00
Akumulasi Depresiasi Mesin Rp525.000,00
Depresiasi 6 bulan: 6/12 x 1/5 x (Rp5.700.000,00 – Rp450.000,00) = Rp525.000,00
Kas Rp1.200.000,00
Akumulasi Depresiasi Mesin 4.637.500,00
Mesin Rp5.700.000,00
Laba Penjualan Mesin 137.500,00
Perhitungan
Harga jual Rp1.200.000,00
Nilai buku mesin:
Harga perolehan Rp5.700.000,00
Akumulasi depresiasi:
2002: 11 bulan = Rp962.500,00
2003: 12 bulan = 1.050.000,00
2004: 12 bulan = 1.050.000,00
2005: 12 bulan = 1.050.000,00
2006: 6 bulan = 525.000,00 (4.637.500,00) (1.062.500,00)
Laba penjualan aset tetap Rp137.500
D Penjualan Aktiva Tetap
Melakukan penjualan Aktiva tetap sebelum masa ekonomisnya habis, maka akan diperoleh
laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan tersebut.
Menghitung laba/rugi dari penjualan aktiva tersebut adalah dengan cara membandingkan
harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap saat dijual.
Jika ;
Contoh kasus :
a.) Sebuah aktiva yang berbentuk Sepeda motor, pada tanggal 1 Juni 2017 telah disusutkan
sebesar Rp. 7.500.000. harga perolehan pada saat dibeli baru sebesar Rp. 12.500.000.
seandainya motor tersebut dijual pada harga
1. Rp.6000.000
2. Rp.5000.000
3. Rp.4000.000
Kas 6.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor 12.500.000
Laba penjualan sepeda motor 1.000.000
Jurnalnya Adalah
Kas 5.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor 12.500.000
Kas 4.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Rugi Penjualan spd mtr 1.000.000
Sepeda Motor 12.500.000
Jawaban
Laba/Rugi Pertukaran:
Laba Rp 350.000.000
Penyusutan
- (Rp 115.000.000)
Peralatan&kendaraan =
Rp920.000.000 x
12,5%
Laba Rp 350.000.000
Penyusutan
- (Rp 20.000.000)
Peralatan&kendaraan
Jurnal:
Depresiasi kumulatif Rp 30.000.000
Mesin Rp 14.000.000
Surplus revaluasi Rp 16.000.000
Melanjutkan contoh di atas,
hitunglah penyusutan tahun 2011, dan
buatlah jurnal pada akhir tahun 2011 untuk mencatat penyusutan.
Jawab
Penyusutan 2011 dari nilai baru = 36 juta/4 = 9 juta
Penyusutan 2011 dari nilai lama =20 juta/4 = 5 juta
Selisih penyusutan = 4 juta
- Contoh
Setelah jurnal diatas, aset tetap PT. Bali Andalan memiliki nilai buku sebesar Rp 80.000.000 (Rp
100.000.000 - Rp 20.000.000). Pada akhir tahun pertama perusahaan jasa penilai independen
menetapkan bahwa nilai wajar aset tersebut adalah Rp 85.000.000. untuk melaporkan aset
sebesar nilai wajarnya, maka PT. Bali Andalan harus mengeliminasi akun Akumulasi Depresiasi
aset tetap, menurunkan Aset Tetap menjadi sebesar nilai wajarnya, dan mencatat Surplus
Revaluasi Rp 5.000.000.
Jurnal untuk mencatat revaluasi adalah:
- Pembahasan
Des. 31 (untuk mencatat beban depresiasi tahun 1)
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap Rp 20.000.000
Aset Tetap Rp 15.000.000
Surplus Revaluasi Rp 5.000.000
Pencatatan jurnal transaksi pembelian gedung dan tanah itu adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap dan Inventaris Tanah Rp 413.461.540 …. [Debit]
Aktiva Tetap dan Inventaris Gedung Rp 124.038.460 .. [Debit]
Kas Rp 537.500.000 …………….[Kredit]
I. Asuransi Asset Tetap Berwujud
Contoh:
Mesin diasuransikan sebesar Rp15.000.000,00. Suatu ketika mesin terbakar dengan kerugian
Rp12.000.000,00. Pada saat kebakaran harga pasar mesin tersebut sebesar Rp30.000.000,00.
Polis asuransi menyebutkan syarat asuransi bersama 80%. ?
Pembahasan:
Coinsurance requirement: 80% x Rp30.000.000,00 = Rp24.000.000,00
Jumlah pertanggungan Rp15.000.000,00
Selisih Rp9.000.000,00
Kerugian sebesar Rp12.000.000,00 ditanggung oleh kedua belah pihak, masing-masing sebesar:
1. Perusahaan asuransimenanggung kerugian sebesar:
Rp15.000.000,00
x Rp12.000.000,00 = Rp7.500.000,00
80% x Rp30.000.000,00
2. Pihak yang mengasuransikanmenanggung kerugian sebesar:
Rp9.000.000,00
x Rp12.000.000,00 = Rp4.500.000,00
80% x Rp30.000.000,00
Apabila kerugian yang timbul lebih besar dari jumlah pertanggungan (Rp15.000.000,00), maka
perusahaan asuransi akan mengganti kerugian yang timbul maksimum sebesar jumlah
pertanggungan.
Contoh soal
PT Foraz pada tanggal 6 Juni 2014 meresmikan sekaligus memakai untuk pertama kalinya
gedung ekspansi PT Foraz yang di perolehnya dengan harga perolehan senilai Rp 1.000.000.000,
(1M)
Diperkirakan, gedung baru tersebut akan bertahan selama umur ekonomisnya hingga 50 tahun
lamanya.
Tetapi celakanya,pada 28 agustus 2014 gedung yang baru saja diresmikan tersebut mengalami
musibah kebakaran yang meludeskan hampir seluruh bagian gedung.
Beruntungnya PT foraz, gedung yang terbakar tersebut telah diasuransikan dan mendapat uang
pertanggungan pada tanggal 29 Agustus sebesar Rp 800.000.000.
Pembahasan :
catatan: penyusutan hanya 3 bulan, karena gedung sempat dipakai selama 3 bulan
Dari penjurnalan seperti diatas maka Akumulasi penyusutan sebesar Rp 5.000.000
Sehingga nilai buku aktiva gedung per tanggal 28 Agustus 2014 menjadi:
Pada tanggal 28 Agustus 2014, Aset Tetap Gedung yang terbakar dihapus, jurnalnya:
[Debit ] Accum Deprec. Rp 5,000,000
[Debit ] Fire Lost Rp Rp 995.000.000
[Credit] Aset Tetap Gedung Rp 1.000.000,000
Jadi, dari penjurnalan diatas, maka kerugian akibat kebakaran gedung per tanggal 29 Agustus
2014 tinggal:
Rp 995.000.000 - Rp 800.000.000
= Rp 195.000.000
Notes:
Pada akhir periode, sama seperti aset tetap yang hilang, aset tetapnya tentu tidak kelihatan lagi
pada neraca karena saldonya sudah nol.