Anda di halaman 1dari 16

MAKAL AH AKUNTANSI KEUANGAN MENEGAH II

ASET TETAP BERWUJUD

A. PENAMBAHAN ASET TETAP BERWUJUD

Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang terkait meliputi, PPN sebesar
Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp.
1.450.000. maka harga perolehannya dapat dihitung :
Harga beli 55.000.000
PPN 5.500.000
Premi asuransi 550.000
Biaya pemasangan 1.450.000
Harga perolehan 62.500.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah

Mesin pabrik 62.500.000


Kas 62.500.000

B. PENYUSUTAN ASSET TETAP

Utk menghitung jumlah penyusutan dpt dilakukan dengan berbagai metode antara lain:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
            Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur  ekonomis sama
besar, shg jika dibuatkan grafiknya thd waktu, dan akumulasi   biaya akan berupa garis lurus.
2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku
            Pada metode ini, penentuan besar penyusutan dilakukan dengan cara pengalokasian harga
perolehan AT dgn persentase ttt dr nilai buku utk setiap   periode akuntansi. Ada dua cara yakni
dgn metode saldo menurun dan metode  saldo menurun ganda.

Cara Menghitung:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
            Besar penyusutan tiap tahun dapat dihitung dgn rumus:
            Besar Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Sisa
                                                    Umur Ekonomis
Contoh:
            Tgl 1 Agustus 2000 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota Kijang seharga Rp
170.000.000,-. Untuk biaya balik  nama, pengujian, dan keperluan lainnya dibayar    Rp.
5.000.000,-. Mobil tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai       sisa Rp
50.000.000,-
 Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 2000
Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun
Penyelesaian:
Penyusutan th 2000 dihitung dari tgl 1 Agustus 2000 s/d 31 Des 2000 = 5 bulan:
Besar Penyusutan th 2000 =  5  x (175.000.000-50.000.000)
                                              12                      5

                                          =  11.250.000

Tabel Penyusutan tahun 2000-2005


Tahun Harga Penyusutan Besar Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan
2000 175.000.000  11.250.000  11.250.000 163.750.000
2001 175.000.000  38.250.000  38.250.000 136.750.000
2002 175.000.000  65.250.000  65.250.000 109.750.000
2003 175.000.000  92.250.000  92.250.000  82.750.000
2004 175.000.000 119.250.000 119.250.000  55.750.000
2005 175.000.000 135.000.000 135.000.000  40.000.000

2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku


     a. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
            Langkah2 perhitungan:
            1. Tentukan tarif penyusutan
                        Tarif = 1- ns  1/n 
                                         hp  
            Tentukan besar penyusutan
            Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku

            Nilai Buku  = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

Contoh:
            Tgl 1 Feb 2001 PT ABC membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk biaya
pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tsb ditaksir memiliki umur
ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.
Diminta :
a)      Hitunglah penyusutan pada tahun 2001
b)      Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun

Cara menghitung
Penyelesaian:
 Tarif = 1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %
a)      Penyusutan tahun 2001 dihitung dari tanggal 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 =11bulan
            Besar penyusutan tahun 2001 = 11/12 x 20,06 % x 360.000.000= 66.198.000
            
Untuk tahun 2002 s.d 2008
Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Besar Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995
                                                = 1.024.596

b. Tabel Penyusutan tahun 2001 – 2009


Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan
2001 360.000.000 66.198.000 66.198.000 293.802.000
2002 360.000.000 58.936.681 125.134.681. 234.865.319
2003 360.000.000 47.113.983 172.248.664 187.751.336
2004 360.000.000 37.662.918 209.911.582 150.088.418
2005 360.000.000 30.107.737 240.019.319 119.980.681
2006 360.000.000 24.068.125 264.087.443 95.912.557
2007 360.000.000 19.240.059 283.327.502 76.672.498
2008 360.000.000 16.380.603 298.708.005 61.291.996
2009 360.000.000 1.024.598 299.732.603 60.267.397

2. Metode Tarif Tetap atas Nilai Buku


            b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method)

            Langkah2 Perhitungan:
            1. Tentukan Tarif penyusutan
            Tarif = 2 x (100%/UE)
           
            2. Besar Penyusutan = Tarif  x Nilai Buku
            Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan

            Tarif = 2 x (100%/8)
                     = 25 %

            a. Penyusutan th 2001 dihitung tgl 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 = 11 bulan
                        Besar penyusutan th 2001 = 11/12 x 25 % x 360.000.000
                                                            = 82.500.000
            Untuk th 2002 s.d 2008
                        Besar penyusutan ke n = tarif x nilai buku n-1

            Besar penyusutan th 2009 = 1/12 x 25 % x 37.041.779


                    =771.704

b. Tabel Penyusutan th 2001-2009 

Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Penyusutan
2001 360.000.000 82.500.000 82.500.000 277.500.000
2002 360.000.000 69.375.000 151.875.000 208.125.000
2003 360.000.000 52.031.250 203.906.250 156.093.750
2004 360.000.000 39.023.438 242.929.688 117.070.313
2005 360.000.000 29.267.578 272.197.266 87.802.734
2006 360.000.000 21.960.684 294.147.949 65.852.061
2007 360.000.000 16.463.013 310.610.962 49.389.038
2008 360.000.000 12.347.260 322.958.221 37.041.779
2009 360.000.000 771.704 323.729.926 36.270.075

3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the years Digits Method)

Langkah-langkah perhitungan:
1. Tentukan jumlah angka tahun (JAT)
            JAT = nx ((n+1)/2)
2. Tentukan besar penyusutan
            Besar Penyusutan = AT  x  (HP-NS)
                                            JAT
Contoh: Tanggal 1 Mei 2000 CV ABC membeli sebuah mesin 9fotocopy seharga Rp.
50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dgn nilai sisa Rp.
5.000.000.-

Diminta:
a. Hitung Penyusutan tahun 2000-2005
b. Buatlah tabel penyusutan

Cara menghitung
Penyelesaian:
JAT = 4 x (4+1)  = 10  atau  JAT  = 4+3+2+1 = 10
              2
   
Angka Tahun 4 3 2 1
Terbalik dijabarkan
Angka Tahun ke I II III IV

a. Penyusutan tahun 2000 dihitung dr tgl 1 Mei 2000 s.d 31 des 2000 = 8 bulan

Penyusutan tahun 2000


 Besar Penyusutan = 8/12 x 4/10 x (50.000.000 – 5.000.000)
                                    = 12.000.000

Penusutan Tahun 2001


 Besar Penyusutan=
4/12 x 4/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
8/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 9.000.000
                                                               15.000.000

Penyusutan tahun 2002


Besar Penyusutan = 4/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 4.500.000
                                8/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
                                                                                                10.500.000
Penyusutan tahun 2003
Besar Penyusutan = 4/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
                                 8/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
                                                                                                 6.000.000
Penyusutan tahun 2004
Besar penyusutan = 4/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 1.500.000

B. Tabel Penyusutan

Tahun Harga Perolehan Besar Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Penyusutan
2000 50.000.000 12.000.000 12.000.000 38.000.000
2001 50.000.000 15.000.000 27.000.000 23.000.000
2002 50.000.000 10.500.000 37.500.000 12.500.000
2003 50.000.000 6.000.000 43.500.000 6.500.000
2004 50.000.000 1.500.000 45.000.000 5.000.000

C. PEMBERHENTIAN ASET TETAP
Aset tetap bisa dihentikan penggunaannya dengan cara:
1.   Dijual,
2.   Ditukarkan, atau
3.   Rusak

Pada saat aset tetap diberhentikan dari pemakaian


1.   semua rekening yang berhubungan dengan aset tetap tersebut dihapuskan
2.   apabila aset tetap tersebut dijual, maka selisih harga jual dengan nilai buku atau residu dicatat
sebagai laba atau rugi.
Ilustrasi
            Mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2002 dengan harga Rp5.700.000,00; pada
tanggal 1 Juli 2006 dijual dengan harga Rp1.200.000,00. Mesin tersebut ditaksir berumur 5
tahun, didepresiasi menggunakan metoda garis lurus, dan taksiran nilai residu Rp450.000,00.
Penjualan pada tanggal 1 Juli 2006 dicatat:

Depresiasi Mesin
Rp525.000,00
         Akumulasi Depresiasi Mesin Rp525.000,00
Depresiasi 6 bulan: 6/12 x 1/5 x (Rp5.700.000,00 – Rp450.000,00) = Rp525.000,00

Kas Rp1.200.000,00
Akumulasi Depresiasi Mesin 4.637.500,00
         Mesin Rp5.700.000,00
         Laba Penjualan Mesin 137.500,00

Perhitungan
Harga jual                                                                                            Rp1.200.000,00
Nilai buku mesin:
Harga perolehan                                      Rp5.700.000,00 
          Akumulasi depresiasi:
2002: 11 bulan =    Rp962.500,00
2003: 12 bulan =      1.050.000,00
2004: 12 bulan =      1.050.000,00
2005: 12 bulan =      1.050.000,00
2006:   6 bulan =         525.000,00             (4.637.500,00)                    (1.062.500,00)
Laba penjualan aset tetap                                                                      Rp137.500
D Penjualan Aktiva Tetap

Melakukan penjualan Aktiva tetap sebelum masa ekonomisnya habis, maka akan diperoleh
laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan tersebut.

Bagaimana cara menghitungnya ?

Menghitung laba/rugi dari penjualan aktiva tersebut adalah dengan cara membandingkan
harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap saat dijual.

Jika ;

Harga Jual > Nilai Buku = Laba

Harga Jual < Nilai Buku = Rugi

Harga Jual ≠ Nilai Buku = Tidak Laba/Rugi

Contoh kasus :

a.) Sebuah aktiva yang berbentuk Sepeda motor, pada tanggal 1 Juni 2017 telah disusutkan
sebesar Rp. 7.500.000. harga perolehan pada saat dibeli baru sebesar Rp. 12.500.000.
seandainya motor tersebut dijual pada harga
1. Rp.6000.000
2. Rp.5000.000
3. Rp.4000.000

Apakah yang terjadi? Ataukah laba,rugi atau impas? Berikut perhitungannya

Perhitungan penjualan Rp.6000.000

Harga Jual   Rp. 6.000.000


Harga perolehan sepeda motor Rp. 12.500.000  
Akumulasi depresiasi Rp.7.500.000  
Nilai Buku Rp.5.000.000 (Rp. 5.000.000)
Laba Penjualan Sepeda Motor   Rp. 1.000.000

Jurnal Penjualan tersebut adalah:

Kas 6.000.000  
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000  
Sepeda Motor   12.500.000
Laba penjualan sepeda motor   1.000.000

Perhitungan penjualan Rp. 5000.000

Harga Jual   Rp. 5.000.000


Harga perolehan sepeda motor Rp. 12.500.000  
Akumulasi depresiasi Rp.  7.500.000  
Nilai Buku Rp.  5.000.000 (Rp. 5.000.000)
Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor Rp. 0

Jurnalnya Adalah

Kas 5.000.000
 
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor   12.500.000

Perhitungan penjualan Rp. 4000.000 adalah:

Harga Jual   Rp. 4.000.000


Harga perolehan sepeda motor    Rp. 12.500.000  
Akumulasi depresiasi Rp.7.500.000  
Nilai Buku Rp.5.000.000 (Rp. 5.000.000)
Rugi Penjualan Sepeda Motor   (Rp. 1.000.000)

Jurnal penjualannya adalah

Kas 4.000.000  
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000  
Rugi Penjualan spd mtr 1.000.000  
Sepeda Motor   12.500.000

E Pertukaran Asset Tetap


ada tanggal 1 Juli 2011 PT. Tani Maju membeli sebuah mesin pembajak sawah dengan harga
perolehan Rp. 35.000.000, umur ekonomis diperkirakan 4 tahun dengan nilai sisa pada akhir
umur ekonomis sebesar Rp. 5.000.000. Mesin didepresiasi dengan metode garis lurus. Pada
tanggal 1 April 2014 mesin ditukar dengan mobil seharga Rp. 15.000.000, dimana pada saat
pertukaran tersebut diketahui harga pasar mesin Rp. 15.375.000, dan dari pertukaran tersebut
perusahaan menerima uang kas sebesar Rp. 125.000. Buat jurnal pertukaran mesin!

Jawaban

Akumulasi depresiasi mesin (1 Juli 2011 s/d 1 April 2014):

31 Desember 2011 ~~~> 6/12 x (35.000.000-5.000.000)/4 = 3.750.000


31 Desember 2012 ~~~> 12/12 x (35.000.000-5.000.000)/4 = 7.500.000
31 Desember 2013 ~~~> 12/12 x (35.000.000-5.000.000)/4 = 7.500.000
1 April 2014 ~~~> 3/12 x (35.000.000-5.000.000)/4 = 1.875.000 +
20.625.000

Nilai Buku mesin:

Harga perolehan mesin 35.000.000


Akumulasi depresiasi mesin 20.625.000 -
Nilai buku mesin 14.375.000

Laba/Rugi Pertukaran:

Harga pasar mobil 15.375.000


Nilai buku mesin 14.375.000 -
Laba pertukaran mesin 1.000.000

Harga perolehan mobil:

(perusahaan menerima tambahan kas atas pertukaran)


~~~~~~~~~~~> harga pasar aktiva yang diserahkan - kas tambahan
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~> 15.375.000 - 125.000 = 15.250.000

Jurnal yang dibuat pada 1 April 2014

Beban depresiasi mesin Rp. 1.875.000


Akumulasi depresiasi mesin Rp. 1.875.000

Kas Rp. 125.000


Mobil Rp. 15.250.000
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 20.625.000
Mesin Rp. 35.000.000
Laba pertukaran mesin Rp. 1.000.000

F. PENILAIAN KEMBALI ASSET TETAP


Contoh Kasus
Hotel Swissbellin
Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar Rp. 5.420.090.031,24. Dari
selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10% bersifat final, sehingga pajak yang harus dibayar
akibat adanya revaluasi adalah sebesar Rp. 542.009.003,12. Selisih revaluasi akan tampak pada
neraca sisi pasiva di bagian modal. Sedangkan pengaruhnya terhadap laporan laba rugi
perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi aktiva tetap.
Perhitungan penghematan pajak nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut :
§ Tanah Rp 900.000.000.
§ Bangunan permanent (20 tahun) Rp 1.200.000.000.
§ Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 420.000.000)
§ Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000.
§ Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun (Rp 1.400.000.000).
Hasil penilaian sesuai harga pasar
Ø Tanah Rp 3.960.000.000
Ø Bangunan Rp 2.420.000.000
Ø Peralatan / kendaraan Rp 920.000.000
Prediksi laba tahun 2002 (sebelum penyusutan) : Rp 350.000.000

Jika melakukan revaluasi

Aktiva Tetap Nilai Buku Harga Pasar Selisih Lebih Revaluasi


(dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp)

Tanah 900.000.000 3.960.000.000 3.060.000.000


Bangunan 780,000,000 2.420.000.000 1.640.000.000
Peralatan dan 200,000,000 920.000.000 720.000.000
Kendaraan

PPh final 10% 1.880.000.000 5.420.000.000


542.000.000

Laba Rp 350.000.000
Penyusutan

- Bangunan = Rp (Rp 198.000.000)


3.960.000.000 x 5%

- (Rp 115.000.000)
Peralatan&kendaraan =
Rp920.000.000 x
12,5%

Penghasilan Kena Pajak Rp 37.000.000

Pajak PPh badan 25% Rp 9.250.000

Jumlah pajak yg harus Rp 551.250.000


dibayar

Jika tidak melakukan revaluasi

Laba Rp 350.000.000

Penyusutan

- Bangunan (Rp 60.000.000)

- (Rp 20.000.000)
Peralatan&kendaraan

Penghasilan Kena Rp 270.000.000


Pajak

Pajak PPh badan 25% Rp 67.500.000

Contoh kasus : model revaluasi, kenaikan nilai


Pada awal tahun buku 1 Januari 2011 PT Jambia, Tbk. merevaluasi aset tetapnya dalam kelompok mesin.
Biaya perolehan awal Rp50 juta dengan penyusutan kumulatif Rp30 juta. Jadi, jumlah tercatat adalah
Rp20 juta. Nilai wajar Rp36 juta è intinya naik Rp16 juta. Sisa umur manfaat 4 tahun. Nilai residu Rp 0.
Metoda penyusutan: garis lurus. Buatlah jurnal revaluasi. Demi kepraktisan, abaikanlah pajak tangguhan.

Jurnal:
Depresiasi kumulatif Rp 30.000.000
Mesin Rp 14.000.000
Surplus revaluasi Rp 16.000.000
Melanjutkan contoh di atas,
hitunglah penyusutan tahun 2011, dan
buatlah jurnal pada akhir tahun 2011 untuk mencatat penyusutan.

Jawab
Penyusutan 2011 dari nilai baru = 36 juta/4 = 9 juta
Penyusutan 2011 dari nilai lama =20 juta/4 = 5 juta
Selisih penyusutan = 4 juta

31 Des beban penyusutan mesin 9.000.000


akumulasi penyusutan mesin 9.000.000

31 Des surplus revaluasi 4.000.000


laba ditahan 4.000.000
(mencatat selisih penyusutan baru – lama)

G. REVALUASI ASET TETAP

- Contoh
Setelah jurnal diatas, aset tetap PT. Bali Andalan memiliki nilai buku sebesar Rp 80.000.000 (Rp
100.000.000 - Rp 20.000.000). Pada akhir tahun pertama perusahaan jasa penilai independen
menetapkan bahwa nilai wajar aset tersebut adalah Rp 85.000.000. untuk melaporkan aset
sebesar nilai wajarnya, maka PT. Bali Andalan harus mengeliminasi akun Akumulasi Depresiasi
aset tetap, menurunkan Aset Tetap menjadi sebesar nilai wajarnya, dan mencatat Surplus
Revaluasi Rp 5.000.000. 
Jurnal untuk mencatat revaluasi adalah:

- Pembahasan
Des. 31 (untuk mencatat beban depresiasi tahun 1)
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap Rp 20.000.000
          Aset Tetap                                                             Rp 15.000.000
          Surplus Revaluasi                                                  Rp 5.000.000

H. Penjualan Aset Tetap Berwujud Setela Revaluasi

Bank ABC Surabaya membeli tanah seluas 300 m2 @ Rp 1.000.000.


 Biaya perataan tanah Rp 5.000.000
 Biaya notaris Rp 7.500.000
 Biaya perantara Rp 15.000.000
Semuanya dibayar secara tunai. Maka cara pencatatan jurnal transaksi pembelian tanah tersebut
adalah:
Aktiva tetap dan inventaris Tanah Rp 327.500.000 …. [Debit]
Kas Rp 327.500.000 …. [Kredit]
Pembelian aset tetap secara gabungan sering terjadi, misalnya membeli tanah beserta bangunan
yang berdiri di atasnya.
Bila hal ini dilakukan maka perlu adanya alokasi harga perolehan yang didasarkan pada
perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva.
Perhatikan contoh berikut:
Dibeli tanah berikut gedung yang berdiri di atasnya seharga Rp 500.000.000.
 Biaya notaris Rp 12.500.000
 Biaya perantara Rp 25.000.000
Berdasarkan perkiraan konsultan jasa penilai, bahwa harga tanah Rp 400.000.000, sedangkan
harga gedung Rp 120.000.000.
Pembelian dilakukan secara tunai.
Maka, perhitungan nilai perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:

Pencatatan jurnal transaksi pembelian gedung dan tanah itu adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap dan Inventaris Tanah Rp 413.461.540 …. [Debit]
Aktiva Tetap dan Inventaris Gedung Rp 124.038.460 .. [Debit]
Kas Rp 537.500.000 …………….[Kredit]
I. Asuransi Asset Tetap Berwujud

Contoh:
Mesin diasuransikan sebesar Rp15.000.000,00. Suatu ketika mesin terbakar dengan kerugian
Rp12.000.000,00. Pada saat kebakaran harga pasar mesin tersebut sebesar Rp30.000.000,00.
Polis asuransi menyebutkan syarat asuransi bersama 80%. ?
Pembahasan:
Coinsurance requirement: 80% x Rp30.000.000,00 = Rp24.000.000,00
Jumlah pertanggungan Rp15.000.000,00
Selisih Rp9.000.000,00
Kerugian sebesar Rp12.000.000,00 ditanggung oleh kedua belah pihak, masing-masing sebesar:
1. Perusahaan asuransimenanggung kerugian sebesar:
Rp15.000.000,00
x Rp12.000.000,00 = Rp7.500.000,00
80% x Rp30.000.000,00
2. Pihak yang mengasuransikanmenanggung kerugian sebesar:
Rp9.000.000,00
x Rp12.000.000,00 = Rp4.500.000,00
80% x Rp30.000.000,00
Apabila kerugian yang timbul lebih besar dari jumlah pertanggungan (Rp15.000.000,00), maka
perusahaan asuransi akan mengganti kerugian yang timbul maksimum sebesar jumlah
pertanggungan.

I. Akuntansi Asuransi Asset Tetap Berwujud

Contoh soal
PT Foraz pada tanggal  6 Juni 2014 meresmikan sekaligus memakai untuk pertama kalinya
gedung ekspansi PT Foraz yang di perolehnya dengan harga perolehan senilai Rp 1.000.000.000,
(1M)

Diperkirakan, gedung baru tersebut akan bertahan selama umur ekonomisnya  hingga 50 tahun
lamanya.

Untuk menghitung penyusutan gedung. manajemen memutuskan untuk menggunakan metode


garis lurus.

Tetapi celakanya,pada 28 agustus 2014 gedung yang baru saja diresmikan tersebut mengalami
musibah kebakaran yang meludeskan hampir seluruh bagian gedung.

Beruntungnya PT foraz, gedung yang terbakar tersebut telah diasuransikan dan mendapat uang
pertanggungan pada tanggal 29 Agustus sebesar Rp 800.000.000.

Pembahasan :

Langkah Pertama: Update Nilai Buku terakhir Aset Tetap Gedung

Penyusutan 6 Jan – 28 Agustus 2014:

Penyusutan = 3/12 x (Rp 1.000,000,000/50) = Rp 5.000.000

Akui penyusutan dengan jurnal:

[Debit]      Depreciation        Rp 5.000.000


[Credit]             Accum. Deprec                 Rp 5.000.000

catatan: penyusutan hanya 3 bulan, karena gedung sempat dipakai selama 3 bulan

Dari penjurnalan seperti diatas maka Akumulasi penyusutan sebesar  Rp 5.000.000

Sehingga nilai buku aktiva gedung per tanggal 28 Agustus 2014 menjadi:

Nilai Perolehan – Akumulasi penyusutan asset tetap gedung


1000.000.000 – 5000.000 = Rp.995.000.000

Langkah ke dua: Hapus Aset Tetap Gedung

Pada tanggal 28 Agustus 2014, Aset Tetap Gedung yang terbakar dihapus, jurnalnya:
[Debit ] Accum Deprec.             Rp       5,000,000
[Debit ] Fire Lost Rp                  Rp   995.000.000
[Credit] Aset Tetap Gedung                               Rp 1.000.000,000

Langkah Selanjutnya: Pengakuan Klaim Asuransi

Tanggal 29 Agustus 2014, penerimaan klaim asuransi sebesar Rp 800,000,000 jurnalnya:

[Debit] Kas                 Rp 800,000,000


[Credit] Fire Lost                                   Rp 800,000,000

Jadi, dari penjurnalan diatas, maka kerugian akibat kebakaran gedung per tanggal 29 Agustus
2014 tinggal:
Rp 995.000.000 - Rp 800.000.000
= Rp 195.000.000

Notes:
Pada akhir periode, sama seperti aset tetap yang hilang, aset tetapnya tentu tidak kelihatan lagi
pada neraca karena saldonya sudah nol.

Anda mungkin juga menyukai