Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha milik negara (BUMN)
agribisnis perkebunan dengan core business gula. Perusahaan ini bahkan satu-satunya BUMN yang
mengusahakan komoditas tunggal, yakni gula, dengan kontribusi sekitar16-18% terhadap produksi
nasional. Sebagian besar bahan baku berasal dari tebu rakyat yang diusahakan para petani sekitar melalui
kemitraan dengan pabrik gula (PG).

Pendirian perusahaan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1996 tanggal 14
Pebruari 1996 dan merupakan gabungan antara PT Perkebunan XX (Persero) dan PT Perkebunan XXIV-
XXV (Persero) yang masing-masing didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6
Tahun 1972 dan No. 15 Tahun 1975. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan yang dibuat berdasarkan
Akte Notaris Harun Kamil SH, No. 44 tanggal 11 Maret 1996, telah dilakukan perubahan dan mendapat
persetujuan sesuai Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-
21048HT.01.04.Th.2002 tanggal 29 Oktober 2002.

Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar tersebut sesuai dengan format isian Akta Notaris Model II yang
tersimpan dalam database Salinan Akta Nomor 02 tanggal 02 Oktober 2002, yang dibuat oleh Notaris Sri
Rahayu Hadi Prasetyo SH, berkedudukan di Tangerang.

Walaupun demikian, secara umum sebagian besar unit usaha di lingkungan PTPN XI telah beroperasi
sejak masa kolonial berkuasa di Hindia Belanda. Kantor Pusat PTPN XI sendiri merupakan peninggalan
HVA yang dibangun pada tahun 1924 dan merupakan lambang konglomerasi industri gula saat itu. Bentuk
perusahaan berulang kali mengalami perubahan dan restrukturisasi terakhir terjadi pada tahun 1996
bersamaan dengan penggabungan 14 PTP menjadi 14 PTPN.

Permodalan Perusahaan

Sesuai peraturan pemerintah No.16 tahun 1996, PT. PERKEBUNAN XX (PERSERO) dan PT.
PERKEBUNAN XXIV XXV (PERSERO) digabungkan/dilebur tanpa melakukan likuidasi
dengan menjadi perseroan baru yang bernama “PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO).modal
dari perseroan baru ini didapatkan dari aset PT. PERKEBUNAN sera aset dari PT. PERKEBUNAN XXIV
XXV (PERSERO), tidak termasuk aset pabrik gula palaiharidi Kalimantan Selatan yang pengelolaannya
diserahkan kepada PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO).

Dalam akte pendirian Notaris Harun Kamil, SH No. 44 tanggal 11 maret 1996 modak dasar
perusahaan ditetapkan sebesar Rp. 300 milyar, dalam perkembangannya sesuai
dengan akte Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH, tanggal 02 oktober 2002 yang telah disahkan
berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C 21048 HT.01.04 TH 2002, modal dasar perseroan berubah menjadi Rp. 650
Milyar
Modal disetor perusahaan sebesar Rp. 165 milyar terdiri dari : 75.000 Saham utama dengan nilai
Rp. 75 milyar.
90.000 saham biasa dengan nilai Rp. 90.000 milyar.

Berdasarkan Anggaran dasar perseroan, Struktur Permodalan perusahaan adalah sebagai berikut :

Uraian Rp / Juta
Modal Dasar 65.000,-
Modal Disetor 165.000,-
Modal yang masih harus disetor 485.000,-
Nilai Nominal per saham 1

Penelitian dan Pengembangan Usaha

Untuk menunjang percepatan peningkatan kinerja, PTPN XI telah melakukan kerja-sama dengan sejumlah
pihak khususnya dalam bentuk penelitian dan uji lapang (kalibrasi)  hasil-hasil penelitian sebelum dapat
diaplikasikan secara luas.

Kerja-sama dengan mitra usaha

 PT. Indo Aciditama Tbk. – Uji efikasi pupuk Pomi


 PT. Petrokimia Gresik – Uji efikasi pupuk organik Super Petro
 PT. Petrokimia Kayaku – Uji efikasi pupuk Petronio
 PT. Petrosida Gresik – Uji efikasi kapur pertanian
 PT. Nutrisi Pertanian – Uji efikasi pupuk Ergon Super
 PT. Windu Kamukten – Uji efikasi pupuk cantik Cap Kuda
 PT. Agrimas Cipta Mandiri – Uji efikasi pupuk Wuxal basis
 PT. Agrimas Cipta Mandiri – Uji efikasi pupuk majemuk Real Steany
 PT. Jaya Abadi Manunggal Sejati – Uji efikasi pupuk Nutrisi Saputra
 PT. Bogor Highgrow – Uji efikasi pupuk Higrow Super Tani
 PT. Saprotan N. AgroUtama – Uji efikasi herbisida Posat SA & 865
 PT. Ragam Mandiri – Uji efikasi Maron 50 f & Godam 520 SL
 PT. Windu Kamukten – Uji efikasi herbisida Tarnat 80v/p & DMA6
 PT. Pijar Nusa Pasifik – Uji efikasi Insektisida Furadan 3 G

Kerjasama dengan lembaga/ instansi dalam negeri

 Pusat Penelitian Perkebunan Gula – kerja-sama aplikasi kebun orientasi varietas dan introduksi
varietas unggul baru lokal.
 Balai Penelitian Bioteknologi Genetika Tanaman Pangan (BALITBIOGENTAN) Bogor mengenai
aplikasi varietas tebu Rekayasa genetika
 Universitas Jember – penelitian tanaman tebu rekayasa genetik metoda SPS ( sucrose phospate
syntase).
 Institut Teknologi Bandung – penelitian mengenai rekayasa genetic metoda PFP ( pyrophospate
fructose phospo- fructokinase) dan gula platinosa.
 Institut pertanian Bogor – peneletian mengenai tebu rekayasa genetika efisien pupuk Phospat gen
PS-IPB 1 (phytase)
 Balai Penelitian dan Pengembangan Mutu Benih – penelitian  mengenai sertifikasi mutu benih
kebun bibit di unit-unit usaha.

Kerjasama Luar Negeri

 Ajinomoto International Inc. Japan – penelitian tanaman tebu rekayasa genetika  toleran
kekeringan.
 CIRAD  - introduksi varietas unggul ex luar negeri.
 Program Uitzending Manager (PUM) pengganti dari The Nederland Management Cooperation –
kerja-sama peningkatan kinerja petani, bidang tanaman, bidang pabrikasi dan pengolahan, bidang
kesehatan / rumah sakit

Keuangan

Laba  (Rugi)  Usaha Tahun 2008

Dari resultante sejumlah faktor yang mencakup  produksi, harga jual, upaya pengendalian biaya,  dan
pemanfaatan peluang sesuai strategi bisnis  tahun 2008, perusahaan memperoleh laba sebelum pajak
sebesar Rp  35.784 juta, dengan perincian sebagai berikut :

Laba (Rugi) Usaha Sebelum Pajak  Tahun 2008

No Uraian Jumlah (unit) 2007 2008 % Capaian


1 Pabrik Gula 16 45.592 38.609 84,7

(gula dan tetes)


2 Pabrik Karung 1 (1.763) (3.277) 185,9

(karung goni dan plastik)


3 PASA (alkohol dan spiritus) 1 1.604 (3.297) (309,9)
4 Rumah Sakit 1 (2.197) 3.749 (170,6)
5 Gula Impor 0 70.158 0 0

(white dan raw sugar)


LABA SEBELUM PAJAK 22 112.854 35.784 31,7

Penyebab turunnya laba usaha sebelum pajak, antara lain :

 Turunnya hasil produksi gula milik PTPN XI sebesar 15,3% dan harga jual gula jika dibandingkan
dengan realisasi 2007  akibat pasar kurang kondusif  yang ditandai  tertekannya harga jual.
 Tidak terealisasinya penjualan gula impor yang menyumbangkan laba  Rp. 8.323 juta karena
perusahaan tidak mendapatkan ijin impor menyusul jumlah tebu yang dinilai cukup.

Investasi Baru

Investasi dilakukan baik pada level usahatani ( on farm) maupun pabrik (off farm).  Pada level budidaya,
investasi diarahkan pada perbaikan infrastruktur pertanian agar mampu menunjang proses produksi secara
berkelanjutan, antara lain introduksi varietas unggul berproduyktivitas tinggi, kecukupan agro-inputs,
penggunaan alat/mesin pertanian, dan perbaikan manajemen tebang-angkutn yang menunjang
keberhasilan teknologi pascapanen.  Sedangkan investasi pada level beriorentasikan penggantian mesin
dan peralatan (replacement) adalah meningkanya produktivitas, efisiensi dalam pengalokasian sumber-
daya, dan mutu produk sehingga secara keseluruhan berdampak positip terhadap membaiknya kinerja
operasional.

Realisasi Investasi Baru Tahun 2008 (dalam  juta Rupiah)

No Uraian 2007 2009 % Capaian


1 Aktiva Tak Berwujud 612 3.573 583,8
2 Gedung dan Penatara 7.487 7.406 98,9
3 Mesin dan Instalasi 96.497 263.642 273,2
4 Jalan dan Jembatam 1.712 2.981 174,1
5 Alat Pengangkutan 4.801 7.612 158,6
6 Alat Pertanian 3.059 4.611 150,7
7 Inventaris Kantor/Rumah 5.943 2.215 37,3
Jumlah 120.111 292.040 243,1

Investasi baru terealisasi mengalami kenaikan 143,1% dibanding realisasi 2007 antara lain dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja operasional.  Revitalisasi dalam bentuk peningkatan kapasitas pada 2 PG
besar, yakni PG Djatiroto (dari 5.500 menjadi 8.000 TCD) dan PG Semboro (dari 4.500 menjadi 7.000
TCD), merupakan upaya nyata PTPN XI untuk dapat menggiling semua tebu saat rendemen optimal, giling
berakhir sebelum musim penghujan tiba, sera memberikan pelayanan lebih baik dan lebih cepat kepada
para petani tebu rakyat.  Investasi untuk peningkatan mutu produk juga dilakukan di PG Semboro melalui
alih proses dari sulfitasi ke remelt karbonatasi dengan harapan gula dihasilkan setara semi-rafinasi. 
Dengan produk semacam itu, PTPN XI siap melakukan penetrasi ke pasar eceran secara langsung.

Tingkat Kesehatan Perusahaan  dan KPI

Hasil perhitungan tingkat kesehatan PTPN XI berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Negara Nomor KEP-
100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 mencapai total skor sebesar 60.91 dengan   kurang sehat (BBB). 
Rincian skor tersaji  pada tabel berikut   :

Tingkat Kesehatan Perusahaan

No Uraian 2007 2008 % Capaia


1 Aspek Keuangan 64,00 35,75 55,9
2 Aspek Operasional 14,21 13,16 92,6
3 Aspek Administrasi 12,00 12,00 100,0
Total Skor 90,21 60,91 67,5
4 Klasifikasi AA BBB
5 Kinerja Sehat Kurang Sehat

Salah  satu kesepakatan yang harus dipenuhi sesuai kontrak manajemen dengan Pemegang Saham
adalah tercapainya target KPI Tahun 2008 minimal sebesar 100%. Hasil kajian perhitungan skor KPI
berdasarkan realisasi kinerja tahun 2008 dibandingkan target KPI RKAP Tahun 2008, sebagai berikut :

Key Performance Indicators (KPI)

No Uraian 2007 2008 % Capaian


1 KPI Finansial 29,99 26,89 89,66
2 KPI Operasional 38,42 36,70 95,52
3 KPI Dinamis 24,31 23,67 97,38
Total Skor KPI 92,72 87,26 94,12

Pencapaian realisasi KPI tahun 2008 sebesar 87,26 poin atau 94,12 % dari realisasi 2007 :

 Pencapaian laba  lebih rendah  berpengaruh terhadap rasio EBIT, profit margin dan ROCE secara
signifikan, sebagai konsekuensi tidak tercapainya realisasi produksi gula milik PTPN XI sesuai
target 2008.
 Meningkatnya collection period (CP) akibat naiknya piutang usaha akibat kebijakan pengakuan
pendapatan secara akrual
 Investasi pabrik di bawah sasaran sebagai akibat kondisi likuiditas perusahaan

Pemasaran
Gula masih merupakan sumber pendapatan utama PTPN XI.  Sangat logis bila fluktuasi perolehan
gula milik PG (baik yang berasal dari tebu sendiri maupun bagi hasil atas kemitraan dengan tebu rakyat)
dan harga berdampak luas terhadap kinerja perusahaan.  Keberadaan Indonesia sebagai produsen (untuk
gula kistal putih) dan importir (gula rafinasi dan raw sugar) menjadikan perubahan sekecil apa pun pada
lingkungan strategik berimbas terhadap terbentuknya harga domestik.  Para pedagang menggunakan
transaksi di Bursa Berjangka London dan New York sebagai referensi saat melakukan transaksi atas gula
milik PTPN XI.
Realisasi penjualan hasil produksi gula milik sendiri, tetes, alkohol, spiritus, karung dan tali/ kain
goni, karung plastik serta gula impor tahun 2008 dibandingkan realisasi tahun 2007 dan RKAP 2008
sebagai berikut.

Volume Penjualan Hasil Produksi Tahun 2008

No Uraian Satuan 2007 2008 % Capaian


1 Gula ton 204.338 228.722 138,4
2 Tetes ton 279.487 363.285 130,0
3 Alkohol liter 4.119.033 6.055.820 147,0
4 Spiritus liter 1.746.750 1.600.900 91,7
5 Karung Plastik lembar 68.731 9.823.962 104,0
6 Karung Goni lembar 128.082 105.047 152,8
7 Tali dan Kain Goni kg 128.520 125.596 98,1
8 White Sugar eks Impor ton 98.520 0 0
9 Eks Raw Sugar ton 40.225 0138,4 0
Realisasi penjualan gula mencapai 282.722 ton atau 38,4% lebih tinggi dibanding realisasi  2007
sebesar 204.388 ton sebagai upaya mengkompensasi jatuhnya  akibat jenuhnya pasar  karena ditengarai
merembesnya gula rafinasi di pasaran konsumen.  Murahnya harga gula dunia mendorong industri
makanan dan minuman meningkatkan volume impor gula rafinasi secara langsung ke pasar global.  Pasar
gula rafinasi produksi dalam negeri berbahan baku raw sugar impor yang tertekan dan jumlahnya impor
yang disinyalir lebih banyak dibanding kebutuhan, menyebabkan stagnasi penjualan sesuai segmennya
membuat sebagian mengalir ke pasar eceran.  Meskipun pada periode triwulan IV/2008 terdapat
kecenderungan kenaikan harga gula, tetapi karena kondisi pasar belum cukup kondusif peluang tersebut
belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dalam pada itu, penjualan hasil produksi non core business seperti tetes, alkohol, karung plastik,
dan tali/kain goni relatif lebih baik dibanding realisasi tahun 2007.  Jumlah persediaan akhir gula dan tetes
dapat dilihat di tabel.
Realisasi Persediaan dan Penjualan Gula dan Tetes .

No Uraian Satuan 2007 2008 % Capaian


GULA
16.754 62.000 370,1
Persediaan Awal
249.584 231.760 92,9
Produksi Milik Sendiri
1 ton 266.338 293.760 110,3
Siap Jual
204.338 282.722 138,4
Penjualan
62.000 11.038 17,8
Persediaan Akhir
TETES
29.497 74.183 251,5
Persediaan Awal
324.173 309.245 95,4
Produksi
2 ton 353.670 383.428 108,4
Siap Jual
279.487 366.733 131,2
Penjualan
74.183 16.694 22,5
Persediaan Akhir

Sebagai akibat terjadinya penurunan produksi,  realisasi penjualan gula eks produksi 2008 dan
persediaan akhir gula tahun 2008 mengalami penurunan cukup signifikan.  Kondisi lainnya adalah harga
gula yang kurang kondusif menyusul murahnya harga gula dunia, sebagian gula rafinasi ditengarai masuk
ke pasar eceran dan menjadi kompetitor tidak sehat terhadap gula lokal sebagaimana diuraikan di atas. 
Dalam beberapa kali tender gula milik petani, harga terbentuk berada di bawah harga pokok penyanggaan
(floor price) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp. 5.000 per kg

Penjualan dan Analisis Pasar

TENTANG BIDANG PENJUALAN DAN ANALISIS PASAR

Penjualan produk merupakan upaya perusahaan untuk mendapatkan pendapatan secara riil. 
Ketepatan waktu menjual menjadi momen paling berharga guna mendapatkan nilai produk tertinggi yang
pada gilirannya berdampak signfikan terhadap pendapatan secara keseluruhan.  Untuk bisa menjalankan
fungsi penjualan dengan baik, dengan sendirinya selain pelayanan prima dan berorientasi terhadap
kebutuhan konsumen, upaya memahami pasar mesti dilakukan melalui sebuah analisis secara
komprehensif yang di dalamnya menyangkut pula market intelligent.  Dalam praktek nyata, untuk
mendapatkan harga jual gula terbaik, PTPN XI misalnya melakukan analisis pasar yang mengacu harga
gula dunia terakhir, harga pada tingkat konsumen akhir (pasar tradisional dan swalayan), dan harga tender
beberapa perusahaan terkini.

Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut, Bidang Penjualan dan Analisis Pasar telah menetapkan
kebijakan :

 mengembangkan jakur distribusi penjualan


 mengefektifkan sistem dan pola kerja
 meningkatkan efektivitas dan efiensi biaya pemasaran
 mengendalikan pencapaian target
 meningkatkan profitabilitas melalui harga jual optimal

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PKBL pada dasarnya adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap kondisi masyarakat sekitar,
khususnya untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan koperasi dari laba disisihkan.  Melalui PKBL,
perusahaan merasa terpanggil untuk turut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendorong
kegiatan produktif dan perluasan kesempatan berusaha sehingga dapat diperoleh kemajuan bersama. 
PKBL memungkinkan hubungan antara perusahaan dan masyarakat menjadi lebih harmonis.

Program Kemitraan

Realisasi penggunaan dana program kemitraan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. 
Pengembangan kapabilitas mitra binaan dalam peningkatan volume dan kualitas produk terus diupayakan. 
PKBL tidak hanya memberikan pinjaman lunak untuk keperluan pengembangan usaha, namun juga
bimbingan manajemen dan perluasan akses pasar.  Beberapa mitra binaan sering diiukutkan dalam
pameran yang bersifat lokal maupun nasional, seperti PKBL BUMN Expo yang digelar di sejumlah kota. 
Salah satu di antaranya, Anindita, yang berkonsentrasi pada sulam lukis dan batik beberapa kali
mendapatkan penghargaan.  Kreativitas Anindita antara lain keberhasilannya mengembangkan batik khas
Surabaya bertajuk Bayu Sumilir.

Selain untuk pengembangan usaha bagi masyarakat yang tidak terkait secara langsung dengan core
business gula, PKBL PTPN XI juga memberikan pinjaman lunak kepada para petani tebu rakyat mandiri
yang selama ini belum tersentuh modal kerja berupa kredit program.  Pinjaman kepada petani semacam ini
diharapkan lebih memantapkan kerja-sama yang telah terjalin, khususnya dalam penyediaan bahan baku
tebu.  PTPN XI berharap penyaluran pinjaman tidak sekedar memperkuat pola pembiayaan usahatani,
namun juga upaya nyata dalam peningkatan produktivitas.
Adanya pinjaman memungkinkan para petani lebih serius dalam melakukan perbaikan mutu intensifikasi
budidaya, penyediaan agro-inputs sesuai kebutuhan tanaman, perbaikan manajemen tebang-angkut, dan
ekpansi areal.  Realisasi program kemitraan disajikan pada tabel.

Realisasi Program Kemitraan (dalam jutaan rupiah)

No Uraian 2007 2008


1 Saldo Awal 5.890.446 7.166.067
2 Penyisihan Laba 1.370.375 509.839
3 Penerimaan 5.805.500 3.291.744

Pengembalian Pinjaman 292.584 216.237

Jasa Administrasi 192.814 366.711

Jasa Giro 0 0

Lain-lain 6.290.899 11.550.599

Jumlah Dana Tersedia


3 Penggunaan 4.294.597 2.732.190

Pinjaman Mitra Binaan 1.193.000 1.198.000

 Petani Tebu Rakyat Mandiri 499.000 175.000


 Usaha Kecil
274.261 468.942
 Koperasi

124.813 394.236
Hibah
6.385.673 4.968.369
Biaya Operasional

Jumlah Penggunaan
4 Sisa Dana 7.166.067 6.582.230

Program Bina Lingkungan

Bina Lingkungan merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan terjadap komunitas lokal yang
bersifat jangka menengah dan jangka panjang, khususnya yang berada di sekitar unit usaha.  Meskipun
jumlah tidak terlalu besar, namun manfaat langsung yang dirasakan masyarakat dapat menjadi pengikat
rasa persaudaraan dan kebersamaan yang selama ini menjadi tolok ukur keberhasilan.  Sebagian dana
dialokasikan untuk bantuan bagi para korban bencana alam, pembangunan infrastruktur fisik (jalan,
jembatan, rumah ibadah), peningkatan sarana kesehatan, pendidikan dan latihan.

Program Bina Lingkungan 2007 dan 2008 (dalam jutaan rupiah)


No Uraian 2007 2008
1 Dana Tersedia 2.971.816 4.635.893

Saldo Awal 2.740.750 1.019.679

Penyisihan Laba 83.051 149.639

Jasa Giro 5.795.618 5.805.211

Jumlah Dana Tersedia


2 Penyaluran 68.417 127.878

Bencana Alam 250.864 456.294

Pendidikan dan Latihan 125.041 447.766

Pelayanan Kesehatan 114.500 231.886

Sarana dan Prasarana Umum 532.153 375.823

Sarana Ibadah 0 52.200

Pelestarian Alam 68.0000 497.000

BUMN Peduli 747.000 9.478

Biaya Operasional 1.159.724 2.198.330

Realisasi Penggunaan
3 Sisa Dana 4.635.893 3.606.881

Anda mungkin juga menyukai