Anda di halaman 1dari 67

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PENGEMBANGAN PELAYANAN POLI GIGI MOBILE UNTUK


MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SARANG 2

Disusun oleh:
Nama : drg. Diah Enggar Winantu
NIP :19910628 201902 2 001
Gol./Angkatan : IIIb / CLXVIII
No. Presensi : 17
Jabatan : DOKTER GIGI AHLI PERTAMA
Unit Kerja : PUSKESMAS SARANG 2
Coach : Diyah Mubarokah Akhadiyati, SPi., MPi
Mentor : Dr. Mikke Faridha Shanty

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KABUPATEN DEMAK BEKERJASAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PENGEMBANGAN PELAYANAN POLI GIGI MOBILE UNTUK


MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SARANG 2

Disusun Oleh :
Nama : drg. Diah Enggar Winantu
NIP :19910628 201902 2 001

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari, tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019


Tempat : BKPP Kabupaten Demak

Demak, 15 Agustus 2019


Menyetujui,
Coach, Mentor,

DIYAH MUBAROKAH AKHADIYATI, SPi., MPi Dr. MIKKE FARIDHA SHANTY


NIP. 19690109 1997032002 NIP. 19790324 200903 2 004

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGANAKTUALISASI DANHABITUASI
NILAI-NILAI DASARAPARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : PENGEMBANGAN PELAYANAN POLI GIGI MOBILE


UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SARANG 2
Nama :drg. Diah Enggar Winantu
NIP :19910628 201902 2 001
Unit Kerja : Puskesmas Sarang 2

Telah diseminarkan,
Di : BKPP kabupaten Demak
Hari, tanggal : Kamis, 15 agustus 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS,

drg. Diah Enggar Winantu


NIP. 19910628 201902 2 001

Coach, Mentor, Narasumber,

Diyah Mubarokahi,SPi.,Mpi dr.Mikke Faridha S Ungguh P,S.STP


Widyaiswara Ahli Madya Puskesmas Sarang 2 Penata Tingkat I
NIP. 19690109 1997032002 NIP. 19790324 200903 2 004 NIP. 198203072000121003

Mengetahui,
Kepala BKPP Kab. Demak

Hadi Waluyo, S.H.,M.Pd


Pembina Utama Muda
NIP 196409121986011002PRAKATA

iii
Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sholawat dan
salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul : “Pengembangan
Pelayanan Poli gigi Mobile untuk Meningkatkan Kesehatan gigi dan
Mulut di Wilayah kerja Puskesmas Sarang 2”.
Rancangan Aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III dan
golongan II Angkatan CLXVIII Tahun 2019 yang diselenggarakan di
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten
Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Selesainya Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan
dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Kepala BPSDM Drs. Mohamad Arief Irwanto, Msi.
2. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Demak beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dan Golongan II
3. Pemerintah Kabupaten Demak
4. Ungguh Prakoso, S.STP selaku narasumber atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini.
5. Diyah Mubarokah Akhadiyati, SPi., MPi selaku coach atas semua
inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya dalam membuat
rancangan aktualisasi ini.
6. Dr. Mikke Faridha Shanty selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi.

iv
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
9. Segenap tenaga medis dan karyawan Puskesmas Sarang 2.
10. Suami tercinta serta keluarga besar yang telah mendukung dan
mendoakan selalu sejak awal mendaftar CPNS sampai sekarang, dan
11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III dan golongan II Angkatan
CLXVIII tahun 2019
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari
berbagai pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik sehingga
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Demak, 14 Agustus 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. iii
PRAKATA.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah.................................. 2
C. Tujuan..................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan.................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara.................................................... 9
B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ........................................... 10
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............................... 21
D. Tinjauan Umum tentang Karies Gigi...................................... 26
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 30
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi............................ 30
2. Kondisi Geografis............................................................... 31
3. Visi, Misi, Nilai dan Nilai Organisasi................................... 33
4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi............................... 35
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 36
C. Role Model.............................................................................. 37
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan KegiatanAktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 39
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 54

vi
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 55
B. Saran........................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. 59

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1Puskesmas Sarang 2.........................................................30


Gambar 3.2 Peta Wiliyah Puskesmas Sarang 2...................................33
Gambar 3.3 Role Model.........................................................................37

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu........................................................................3


Tabel 1.2 Analisis Isu Strategi...............................................................5
Tabel 4.1 Kegiatan Rancangan Aktualisasi...........................................40
Tabel 4.2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi............52
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala.......................54

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara yang
kemudian disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan pegawai negeri sipil yang kemudian disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan (UU Nomor 5, 2014).
Tiga fungsi penting, Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu
bangsa. ASN menjalankan fungsi dan perannya tersebut diikat oleh asas,
prinsip, nilai dasar, serta kode etik dan kode perilaku yang tertuang dalam
UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Maka dari itu
pelaksanaan pelatihan dasar CPNS, diharapkan menghasilkan ASN yang
memiliki nilai-nilai dasar meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta mampu menjalankan
tiga fungsinya (UU Nomor 5, 2014).
Setelah pembentukan nilai-nilai dasar ASN yang mencakup ANEKA,
agenda penting yang harus dilakukan oleh peserta pendidikan dan
pelatihan adalah habituasi. Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk
melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap
kompetensi yang telah diperoleh melalui mata diklat yang telah dipelajari.
Selain itu, dalam proses habituasi peserta dibekali dengan konsepsi dan
tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian rancangan aktualisasi,

1
2

pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil aktualisasi di


tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar yang relevan (LAN, 2015).
Menurut Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang pedoman
Manajemen Puskesmas. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana
fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu; upaya
peningkatan kualitas kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan di tingkat
Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat (Azwar Azrul, 1996).
Penulis sebagai dokter gigi ahli pertama di Puskesmas Sarang 2
mengidentifikasi isu-isu yang perlu mendapat perhatian serius dalam
rangka mewujudkan visi misi Puskesmas Sarang 2 serta untuk
membentuk PNS yang professional dalam bidangnya. Melalui kegiatan
aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)
maka penulis berharap dapat memberikan kontribusi melalui kegiatan-
kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif sehingga nantinya bisa
menjadikan Puskesmas yang lebih baik dan menjadikan ASN yang
profesional sebagai. (LAN, 2015).

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat bekerja, yaitu di
Puskesmas Sarang 2. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi
ini bersumber dari aspek: (1) whole of goverment, (2) layanan publik, dan
(3) manajemen ASN. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berasal dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi dan
inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach.
3

Adapun daftar isu yang diperoleh dengan Agenda Ketiga Pelatihan


Dasar CPNS (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik) pada unit
kerja penulis yang dirumuskan bersama dengan pihak mentor dapat
ditampilkan pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang Optimalnya Managemen Tenaga medis dan Tenaga medis dan
Peran Tenaga ASN karyawan belum karyawan sudah
Medis dan optimal optimal
Karyawan Dalam memberikan memberikan
Memberikan edukasi PPI edukasi PPI
Edukasi Terhadap kepada kepada
Masyarakat masyarakat masyarakat
Mengenai PPI sehingga
Khususnya masyarakat masih
Pemakaian Sandal melepas sandal di
Di Puskesmas luar gedung
Sarang 2 Puskesmas
Sarang 2
2. Belum adanya 1. Whole Of Pelayanan gigi Pelayanan gigi dan
pelayanan poli gigi Governme dan mulut untuk mulut bisa merata
mobile bagi nt warga yang untuk warga yang
masyarakat di 2. Manajeme lokasinya jauh lokasinya jauh dari
wilayah kerja n ASN belum optimal puskesmas Srang
puskesmas sarang 2 3. Pelayanan karena jarak yang 2
publik jauh dan
susahnya
kendaraan umum
untuk menuju
puskesmas
sarang 2,
terutama untuk
lansia karena
harus melewati
jalan besar.
3. Kurang Optimalnya Pelayanan Penggunaan Adanya
Penggunaan Dental Publik dental unit belum perbaikan dental
Unit untuk optimal chair.
Memeriksa Pasien dikarenakan
Gigi dan Mulut kondisi dental
chair yang rusak
sehingga
pelayanan gigi di
puskesmas
sarang 2 masih
terbatas.
4

Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
4. Kurang Optimalnya Manajemen Tenaga medis dan Tenaga medis dan
Kesadaran Tenaga ASN karyawan belum karyawan
Medis dan seluruhnya seluruhnya telah
Karyawan melakukan melakukan budaya
Puskesmas Sarang budaya cuci cuci tangan yang
2 Dalam Melakukan tangan yang benar
Budaya Cuci benar
Tangan yang Benar
5. Rendahnya Whole of Masyarakat di Masyarakat di
pengetahuan Government wilayah kerja wilayah kerja
masyarakat puskesmas puskesmas Sarang
terhadap cara Sarang 2 masih 2 mengerti, dan
menyikat gigi yang banyak yang dapat melakukan
benar dan belum mengerti cara menyikat gigi
pentingnya menyikat bagaimana cara yang benar, di
gigi 2 kali sehari dan waktu yang waktu yang tepat
(pada pagi dan tepat untuk dan dapat
malam sebelum membersihkan menjadikan
tidur) gigi kebiasaan sehari
hari

1. Penetapan Isu
a. Penetapan Kualitas Isu
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah
dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan
isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh
penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu yakni berupa:
1) APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
a) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
b) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
c) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
5

d) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta


relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
2) USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabeldengan rentang skor 1-5.
a) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
c) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
dicegah.

Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis


Kriteria A Kriteria B Peri
ngk
Prinsip
Identifikasi Isu at
ASN
A P K L Ket U S G ∑

Pelaya Kurang Optimalnya + + + - Tidak


nan Peran Tenaga Medis Meme
publik dan Karyawan Dalam nuhi
Memberikan Edukasi syarat
Terhadap Masyarakat
Mengenai PPI
Khususnya Pemakaian
Sandal Di Puskesmas
Sarang 2
Whole Belum adanya poli gigi + + + + Meme 4 5 5 14 1
Of mobile bagi nuhi
Govern masyarakat di wilayah syarat
ment, kerja Puskesmas
Manaje Sarang 2
men
ASN
dan
6

Kriteria A Kriteria B Peri


ngk
Prinsip
Identifikasi Isu at
ASN
A P K L Ket U S G ∑

pelayan
an
Publik
Pelaya Kurang Optimalnya + + - -
Tidak
nan Penggunaan Dental Meme
Publik Unit Untuk Memeriksa nuhi
Pasien Gigi dan Mulut syarat
Manaje Kurang Optimalnya + + + + Meme 3 4 3 10 3
men Kesadaran Tenaga nuhi
ASN Medis dan Karyawan syarat
Dalam Melakukan
Budaya Cuci Tangan
yang Benar
Whole Rendahnya + + + + Meme 3 5 4 12 2
of pengetahuan nuhi
Govern masyarakat terhadap syarat
ment cara menyikat gigi yang
benar dan pentingnya
menyikat gigi 2 kali
sehari (pada pagi dan
malam sebelum tidur)

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2.


Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi
syarat, yaitu sebagai berikut:
1. “Belum adanya pelayanan poli gigi mobile bagi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas sarang 2” dengan skor USG total 14
sebagai peringkat 1.
2. Kurang Optimalnya Kesadaran Tenaga Medis dan Karyawan
Dalam Melakukan Budaya Cuci Tangan yang Benar dengan skor
USG 10 sebagai peringkat 3.
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap cara menyikat gigi
yang benar dan pentingnya menyikat gigi 2 kali sehari (pada pagi
dan malam sebelum tidur) dengan skor USG 12 sebagai
peringkat 2.
7

2. Dampak
Berdasarkan hasil identifikasi isu di atas didapatkan isu “Belum adanya
pelayanan poli gigi mobile bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas
sarang 2”. Isu di atas sangat penting untuk dilakukan pemecahannya,
Karena jika isu tersebut tidak diselesaikan, maka akan timbul banyak
akibat, antara lain:
a. Tidak ada kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi
dan mulut.
b. Angka kesakitan gigi dan mulut masyarakat yang lokasinya jauh
dari puskesmas sarang 2 akan meningkat seperti penyakit karies
gigi.
c. Dapat menyebabkan kematian apabila terjadi infeksi gigi dan mulut
berkelanjutan sehingga menutup jalan nafas karena kurangnya
edukasi dari tenaga medis puskesmas Sarang 2.
d. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap cara menyikat gigi
yang benar dan pentingnya menyikat gigi 2 kali sehari (pada pagi
dan malam sebelum tidur)

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada perancangan
aktualisasi ini adalah :
a. Bagaimana cara agar tenaga kesehatan berperan secara
optimal dalam meningkatkan pelayanan gigi dan mulut untuk
masyarakat di desa yang jauh dari puskesmas Sarang 2?
b. Bagaimana cara mengaktualisasikan Nilai Dasar ASN dalam rangka
mengoptimalkan pelayanan gigi dan mulut di puskesmas Sarang 2
karena lokasi yang jauh?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini adalah :
8

1. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan


pelayanan Gigi dan mulut di Puskesmas Sarang 2 untuk
masyarakat desa yang jauh dari puskesmas Sarang 2.
2. Untuk mengaktualisasikan nilai dasar ASN dalam rangka
mengoptimalkan Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Sarang
2.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter gigi yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan
Puskesmas Sarang 2 pada khususnya dan Kabupaten Rembang
pada umumnya.

2. Bagi Instansi Puskesmas Sarang 2


a. Mendukung visi dan misi Puskesmas Sarang 2
b. Meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kecamatan
Sarang secara menyeluruh dan berkesinambungan.
3. Bagi masyarakat
a. Mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
b. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan dan harapan dalam bidang pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara.
Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
10

prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual,


dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki
sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan
latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;

B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil

Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas


jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai
dasar tersebut meliputi ANEKA (LAN, 2015):
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
11

a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,


yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
12

2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas


yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
13

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
14

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.


4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
15

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap


manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
16

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat


berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2. Dimensi Modalitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik
17

c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
18

negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat


memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
19

4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang


menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.


Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab
20

mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan


di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan

5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
21

6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan,
dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi
dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan
lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Pegawai ASN berkedudukan sabagai Aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN juga dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksutkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan, dan persatuan ASN, serta dapat
22

memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang


dibebankan kepadanya.
Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,
namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
1. Peran ASN
Sebagai ASN peran ASN adalah sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan
pembangunan tugas umum nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
2. Fungsi ASN :
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayanan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa
3. Tugas ASN :
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkwalitas.
c. Mempercepat persatuan dan kesatuan Nrgara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
23

selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status


jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional (Fatimah & Irawati,
2016).
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, 2014).
5. Whole of Government (WoG)
WOG adalah sebuah pendekatan yang menyatukan upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
a. Alasan WOG penting adalah
1. Adanya factor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan
dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik, serta perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang
lebih kompleks.
2. Factor internal seperti adamya fenomena ketimpangan
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
disintegrasi bangsa.
24

b. Cara Pendekatan WOG:


1. Penguatan koordinasi antar lembaga
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
3. Membentuk gugus tugas
4. Koalisi social, dilakukan oleh Negara Australia
c. Tantangan dalam praktik WOG :
1. Kapasitas SDM dan Institusi, mendorong adanya merger
atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi, terjadi kolaborasi atau
penyatuan kelembagaan
3. Kepemimpinan
d. Praktik Pelayanan WOG dalam Pelayanan Publik:
1. Pelayanan yang bersifat administrative, yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi. Contoh :
PTSP, Samsat
2. Pelayanan jasa, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan dan lainnya
3. Pelayanan barang, misalnya perumahan, jalan, jaringan
telepon, listrik, air bersih
4. Pelayanan regulative, penegakan hukuman dan peraturan
perundang-undangan.
e. Macam pola Pelayanan
1. Pola pelayanan teknis fungsional, yang diberikan oleh
instansi sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangnnya.
2. Pola pelayanan satu atap, dilakukan secara terpadu pada
satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing.
3. Pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan yang diberikan
secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah
25

berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja


pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.
4. Pola Pelayanan Terpusat, hamper sama dengan pola
pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu, hanya saja
bertindak selaku coordinator.
5. Pola Pelayanan Elektronik, menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
f. Persyaratan Best Practice:
1. Budaya dan filosofi yaitu menggabungkan dan adaptasi
nilai WOG yang dianut sebelumnya merupakan keharusan
agar tidka terjadi ‘culture shock’ dalam dinamika
organisasi.
2. Cara Kerja yang Baru terkait bagaimana penyelenggaraan
kepemimpinan yang berbagi antara satu sektor dengan
sektor lainnya.
3. Akuntabilitas dan insentif outcome dan pelaporan yang
dibagi antar sektor, fleksibilitas, serta bagaimana reward
dan pengakuan menjadi bagian dari manajemen horizontal.
4. Cara Baru Pengembangan Kebijakan, Mendesain Program
Dan Pelayanan Collegate Aproach, yaitu melalui
pendekatan kolegial dimana masing-masing sektor
mempunyai kesetaraan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan
6. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan


pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di
pusat dan daerah, dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga administrasi Negara: 1998)
26

Departemen dalam negri menyebutkan bahwa pelayanan


publik adalah suatu proses bantuan kepada oran lain dengan cara-
cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. (Pengembangan
Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).
Unsure yang memenuhi barang/jasa publik adalah
barang/jasa publik dapat dikonsumsi bersama-sama. Barang jasa
publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry ( rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah.

D. Tinjauan Umum tentang Karies Gigi


1. Pengertian Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit yang mengenai pada jaringan
keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang mengalami proses
kronis regresif. Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang
dimulai dari email yang bila didiamkan akan menembus dentin dan
dapat mengenai bangian pulpa (Dorland, 2010).
Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple
factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang
lain. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme,
substrat dan waktu (Chemiawan, 2004).
2. Faktor Risiko Terjadinya Karies
Faktor risiko karies gigi adalah faktor-faktor yang memiliki
hubungan sebab akibat terjadinya karies gigi atau faktor yang
mempermudah terjadinya karies gigi. Beberapa faktor yang dianggap
sebagai faktor risiko antara lain:
a. Pengalaman Karies Gigi
Adanya hubungan antara pengalaman karies dengan
perkembangan karies di masa mendatang. Prevalensi karies
27

pada gigi desidui dapat memprediksi karies pada gigi permanen


(Sondang, 2008)
b. Kurangnya Penggunaan Fluor
Ada berbagai macam konsep mengenai mekanisme kerja fluor
berkaitan dengan pengaruhnya pada gigi, salah satunya adalah
pemberian fluor secara teratur dan terukur dapat mengurangi
terjadinya karies karena dapat meningkatkan remineralisasi. V
c. Oral Hygiene yang Buruk
Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan persentase
karies lebih tinggi. Pemeriksaan gigi yang teratur tersebut dapat
membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang
berpotensi menjadi karies. Kontrol plak yang teratur dan
pembersihan gigi dapat membantu mengurangi insidens karies
gigi. Bila plaknyasedikit, maka pembentukan asam akan
berkurang dan karies tidak dapat terjadi.
d. Saliva
Saliva atau air liur berguna untuk membersihkan sisa-sisa
makanan di dalam mulut. Aliran rata-rata saliva meningkat pada
anak-anak sampai berumur 10 tahun. Namun setelah dewasa
hanya terjadi sedikit peningkatan. Pada individu yang berkurang
fungsi salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara
signifikan.
e. Pola makan dan jenis makanan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih
bersifat lokal dari pada sistemik, terutama dalam hal frekuensi
mengonsumsi makanan. Anak memiliki kegemaran
mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan, setiap kali
seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung karbohidrat (tinggi sukrosa) maka beberapa bakteri
penyebab karies di rongga mulut akan memulai memproduksi
asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama
28

20-30 menit setelah makan (Sondang, 2008). Anak yang sering


mengkonsumsi jajanan yang mengandungi gula, seperti biskut,
permen, es krim memiliki skor karies yang lebih tinggi di
bandingkan dengan anak yang mengonsumsi jajanan
nonkariogenik seperti buah-buahan (Sondang, 2008).
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi,
tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan
manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya
daripada saat waktu makan utama. Di antara periode makan,
saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses
remineralisasi. Tetapi apabila makanan dan minuman
berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan
sempurna sehingga terjadi karies (Sondang, 2008).
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

Gambar 3.1

A. Profil Organisasi
Sesuai dengan Perda Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun
2008, Puskesmas adalah Unit Pelaksana pembangunan kesehatan
diwilayah kecamatan. Yang dimaksud “Unit Pelaksana” adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), yaitu unit organisasi di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten yang melaksanakan tugas teknis
operasional
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma
Sehat; Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat;
Pemerataan; Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan
kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri
Dokter Gigi;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas
.
2. Kondisi Geografis
UPT Puskesmas Sarang 2 terletak di Jalan Raya kalipang

No. 5 SarangKabupaten Rembang, letaknya strategis karena

berada di jalur panturaRembang – Surabaya dengan batas wilayah

sebelah utara adalah laut jawa, sebelah selatan adalah wilayah

kerja Puskesmas Sale, sebelah barat adalah wilayah kerja

PuskesmasKragan I dan Sedan dan sebelah timur adalah wilayah

kerja Puskesmas Sarang 1.


32

Sesuai Izin Operasional Nomor: 019.6/ 0981, pada tanggal

16 Mei 2016 Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang memberikan

Izin Operasional Penyelenggaraan puskesmas kepada Puskesmas

Sarang 2dengan masa berlaku 01 April 2016 sampai dengan 01

April 2021.

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sarang 2meliputi 10 Desa

dari 23 Desa yang ada di Kecamatan Sarang dengan topografi

wilayah sebagian besar pantai di sebelah utara,pegunungan dan

sebagian dataran rendah di sebelah selatan, dengan mata

pencaharian penduduk sebagian besar sebagai nelayan dan

petani. UPT Puskesmas Sarang 2 mempunyai Puskesmas

Pembantu (Pustu) sebanyak 2 buah yaitu Pustu Kalipang dan

Pustu Nglojo. Jumlah penduduk di Kecamatan Sarangpada tahun

2018 tercatat sebanyak 63.748 Jiwa (BPS Kabupaten Rembang

Tahun 2016), adapun jumlah penduduk wilayah kerja UPT

Puskesmas Sarang 2 jumlahnya sebanyak 24.250 jiwa.

Sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Rembang Nomor 440/103/2016 tahun 2016 tentang
pembagian wilayah kerja Puskesmas Sarang 1 dan Sarang 2 di
Kabupaten Rembang, wilayah kerja UPT Puskesmas Sarang 2
sebanyak 10 desa yang ada di wilayah kecamatan Sarang,yaitu :
1. Desa Lodan Kulon
2. Desa Nglojo
3. Desa Jambangan
4. Desa Pelang
5. Desa Gilis
6. Desa Gunung Mulyo
7. Desa Gonggang
33

8. Desa Sumber Mulyo


9. Desa Kalipang
10. Desa Dadap Mulyo

SUM B ERM UL YO

GO NGGA NG

GUNUNG M UL Y O

NGLO JO
GILIS

DA DA PMULYO

JA M BA NGAN

LO DA N KULON

Gambar 3.2

3. Visi, Misi dan Tata Nilai

 Visi
Meningkatkan kesehatan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas Sarang 2 dengan berperilaku hidup bersih, sehat,
dan mandiri.
 Misi
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
masyarakat, beserta lingkungan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
34

4. Meningkatkan kemampuan, tanggung jawab, kerja sama


rekan kerja dalam manajemen dan pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan kerja sama yang harmonis dengan lintas
sektor terkait.
 TATA NILAI
“SEMANGAT”
Senyum Sapa Salam
Empati terhadap kondisi pasien
Memberi pelayanan yang terbaik
Amanah dalam menjalankan tugas
Niat tulus dan ikhlas
Giat dan Sigap melayani masyarakat
Aktif dalam berkomunikasi
Terampil dan Kreatif
35

4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


Adapun struktur organisasi dan tata kerja UPT Puskesmas Sarang 2 sesuai dengan Perda Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut :
Bagan
Struktur Organisasi Puskesmas
Kepala UPT Puskesmas Sarang 2 (dr Mikke Faridha S)

Kepala Tata Usaha


Devi, Amd.Keb

PJ UKM (Irwan AMG) PJ UKP (drg Diah Enggar W) PJ Jejaring (dr Tutik)

UKM Esensial UKM Pengembangan Loket/ Pelayanan Pendaftaran


Puskesmas Pembantu
Pelayanan Pemeriksaan Umum
Poliklinik Kesehatan Desa
Pelayanan Pemeriksaan Gigi & Mulut
Bidan Praktek Mandiri
Pelayanan Pemeriksaan KIA/ KB
Upaya Promkes Upaya UKS Dokter Praktek Mandiri
Pelayanan Laboratorium
Upaya P2P Upaya Kesehatan Jiwa Apotik
Pelayanan Obat
Upaya KIA/KB Upaya KRR Laboratorium Swasta
Pelayanan Persalinan
Upaya Gizi Masyarakat Upaya Kesehatan Lansia Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD)
Upaya Kesling Upaya Kesehatan Kerja Pelayanan Konseling
Upaya Perkesmas Upaya UKGS Pelayanan Ambulance
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
Pasal 11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Fungsi pokok : Penanggungjawab semua tindakan medis pada
semua unit pelayanan
3. Tugas Pokok Dokter Gigi
a. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi
dengan tanggung jawab sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai
standart prosedur operasional, tata kerja dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pimpinan puskesmas
c. Membuat rekam medik gigi yang baik dan lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan
d. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi sesuai standart
profesi dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan dan meningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi
dan mulu

36
37

C. Role Model

Foto
Gambar 3.3 Role Model

Nama Lengkap : Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf
Habibie
Tempat, Tanggal Lahir : Parepare, 25 juni 1936
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :

B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen


Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas
Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung)
pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik
penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di  Rhein Westfalen
Aachen Technische Hochschule Aachen, Jerman Barat, menerima
gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor
ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
B. J Habibie adalah tokoh nasional yang sudah tidak diragukan lagi
kecintaannya terhadap Negara Indonesia. Nilai dasar ANEKA pun sangat
melekat pada beliau. Nilai akuntabilitas tak lepas dari sosok beliau.
38

Bagaimana beliau menjadi seorang pemimpin, bagaimana integritas dan


konsistensinya BJ Habibie untuk selalu membela Negara Indonesia. Beliau
selalu menjunjung tinggi nama baik bangsa Indonesia (Nasionalisme).
Serta bagaimana inovasi (Etika Publik) beliau untuk merancang sebuah
pesawat buatan Indonesia yaitu N250 Gatutkaca dengan sepenuh hati
(Komitmen mutu) hanya untuk Indonesia. Selain itu juga beliau sangat
disiplin (Anti korupsi) dalam berbagai hal, kejujurannya (Anti korupsi) pun
tidak ada yang meragukannya, serta keberaniannya (Anti korupsi) selalu
mebuat inspirasi bagi kami untuk selalu memberikan yang terbaik untuk
bangsa dan Negara ini.
39

BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


ANEKA dan Peran Kedudukan ASN

Unit Kerja : Puskesmas Sarang 2


Identifikasi Isu :
Belum adanya pelayanan poli gigi mobile bagi masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Sarang 2, membuat kesehatan gigi dan mulut dianggap
sebagai hal yang tidak penting dan tidak memberikan efek apapun pada
kesehatan secara menyeluruh, padahal pada kenyataannya mulut adalah
port the entry yang apabila tidak di jaga akan menyebabkan penyakit yang
serius. Selain itu masalah yang terjadi di puskesmas Sarang 2 adalah
masyarakat wilayah kerja merasa berat untuk memeriksakan gigi di
puskesmas sarang 2 karena jaraknya yang jauh dan sulitnya transportasi
untuk pergi ke Puskesmas sarang 2. Dan untuk pasien lansia mengeluhkan
akses ke puskesmas yang harus melewati jalan pantura membuat
masyarakat mengurungkan niat untuk periksa gigi ke puskesmas Sarang 2.

Analisis isu
Isu yang diangkat : Belum adanya pelayanan poli gigi mobile bagi
masyarakat di wilayah kerja puskesmas sarang 2
Gagasan kegiatan pemecahan isu :
1. Screening kesehatan gigi dan mulut di kegiatan posbindu
2. Sosialisasi dengan desa tentang kegiatan poli gigi mobile
3. Mereview Perda tentang tarif rawat jalan Poli Gigi di Puskesmas
4. Pembuatan banner poli gigi mobile
5. Pemeriksaan dan pengobatan gigi di desa dengan poli gigi mobile
6. Monitoring Poli gigi Mobile melalui sosmed
40

Tabel 4.1 Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Screening 1. Konsultasi dengan pimpinan 1. Adanya arahan 1. Konsultasi dengan Kegiatan screening Dengan
kesehatan terkait dan surat kejelasan kesehatan gigi dan adanya
gigi dan 2. Koordinasi dengan rekan di persetujuan dari (Akuntabilitas), mulut ini membuat kegiatan ini
mulut di puskesmas sarang 2 atasan musyawarah dengan masyarakat maka terjadi
kegiatan 3. Koordinasi dengan kader 2. Terjalin kerjasama pimpinan mengetahui keadaan penguatan
posbindu 4. Koordinasi dengan perawat tim puskesmas (Nasionalisme), sopan kesehatan giginya pada nilai
gigi 3. Terjalin kerjasama santun (Etika publik) , sehingga hal ini dapat organisasi
Su 5. Menyiapkan alat dan bahan dengan kader jujur (Anti korupsi), dan mendukung visi yaitu ”
mbe pemeriksaan gigi (form pelaksana orientasi mutu puskesmas yaitu Semangat”
r : pemeriksaan gigi, alat 4. Tersedia form (Komitmen mutu). “meningkatkan Sinergi,
SK diagnostic set) pemeriksaan dan 2. Koordinasi dan kesehatan masyarakat empati,
P 6. Pemeriksaan gigi dan mulut alat untuk pembentukan tim di wilayah kerja melayani,
pemeriksaan gigi dengan puskesmas sarang 2 amanah,
di desa kepemimpinan dengan berperilaku nyaman,
5. Mendapatkan (Akuntabilitas),menerim hidup bersih, sehat, giat, adil,
informasi tentang a masukan dari tenaga dan mandiri. terampil.
indeks kesehatan terkait/musyawarah Serta mendukung misi Terutama
gigi dan mulut di (Nasionalisme), poin 1 dan 4 yaitu : dalam nilai
desa (hasil kebersamaan (Etika melayani,
Screening) public), efisien dan 1. Memelihara giat dan
6. Terdokumentasi efetif (Komitmen mutu) dan terampil
kegiatan dan sopan santun meningkatkan dalam hal
screening (Etika public) kesehatan melayani
3. Kepercayaan individu, masyarakat
(Akuntabilitas), masyarakat, untuk
41

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
musyawarah dengan beserta memeriksak
kader (Nasionalisme), Lingkungan an giginya.
kepedulian (Etika 2. meningkatkan
public), sepenuh hati kemampuan,
(Komitmen mutu) dan tanggung
kepedulian (Anti jawab, kerja
korupsi) sama rekan
4. responsibilitas kerja dalam
(Akuntabilitasi), manajemen
orientasi mutu dan pelayanan
(Komitmen mutu), kesehatan
koordinasi
(Nasionalisme), dan
tanggungjawab (Anti
korupsi)
5. melaksanankan
screening dengan
penuh integritas
(Akuntabilitas),
memberikan
pelayanan kepada
masyarakat
(Nasionalisme)
kepedulian (Etika
publik), tanggung
jawab (Anti korupsi)
dan layanan sepenuh
hati (Kmitmen mutu).
42

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Integritas
(Akuntabilitas),
Keadilan
(Nasionalisme), empati
(Etika Publik),
perbaikan
berkelanjutan
(Komitmen Mutu),
kepedulian (Anti
korupsi).
2. Sosialisasi 1. konsultasi pimpinan 1.arahan dari 1. Konsultasi dengan Kegiatan screening Dengan
dengan 2. menyiapkan surat pimpinan kejelasan kesehatan gigi dan adanya
desa untuk desa 2.surat (Akuntabilitas), mulut ini membuat kegiatan ini
tentang 3. menyiapkan materi pemberitahuan ke musyawarah dengan masyarakat maka terjadi
poli gigi untuk desa pimpinan mengetahui keadaan penguatan
mobile disosialisasikan ke 3. materi sosialisasi (Nasionalisme), sopan kesehatan giginya pada nilai
desa poli gigi mobile santun (Etika publik) , sehingga hal ini dapat organisasi
4. berkoordinasi 4.persetujuan jujur (Anti korupsi), dan mendukung visi yaitu ”
dengan perangkat perangkat desa orientasi mutu puskesmas yaitu Semangat”
desa tentang poli tentang poli gigi (Komitmen mutu). “meningkatkan Sinergi,
gigi mobile mobile 2. Transparansi kesehatan masyarakat empati,
5. mempersiapkan 5.menentukan (Akuntabilitas), di wilayah kerja melayani,
pelaksanaan poli jadwal kegiatan memupuk persatuan puskesmas sarang 2 amanah,
gigi mobile poli gigi mobile dengan mengiri surat ke dengan berperilaku nyaman,
6. pelaksanaan dan tempat desa (Nasionalisme), hidup bersih, sehat, giat, adil,
sosialisasi poli gigi pelaksanaan efisien dan efektif dan mandiri. terampil.
mobile 6.kegiatan (Komitmen mutu), dan Serta mendukung misi Teruatama
sosialisasi orientasi organisasi puskesmas poin 5 dalam hal
43

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. (Etika public) yaitu : “meningkatkan bersinergi
3.orientasi mutu kerja sama yang dengan
(Komitmen mutu), harmonis dengan lintas
tanggung jawab (Anti lintas sector terkait.” sektoral.
korupsi), kepercayaan
(Akuntabilitas), suka
berkerja keras
(Nasionalisme), inovatif
(Etika Publik).
4.koordinasi dan
musyawarah
(nasionalisme),
transparansi
(akuntabilitas), sopan
santun (etika public),
adaptasi (Komitmen
mutu).
5.menetapkan jadwal
sehingga ada kejelasan
jadwal kegiatan
(akuntabilitas),
musyawarah
(Nasionalisme), integritas
(Komitmen mutu), sopan
santun (Etika Publik), jujur
(Anti korupsi)
44

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4.

3. Mereview 1. Konsultasi dengan 1. Arahan dari 1. Arahan Kegiatan screening Dengan


perda pimpinan pimpinan kepemimpinan kesehatan gigi dan adanya
tentang 2. Mencari Perda tentang 2. Perda tentang dari pimpinan mulut ini membuat kegiatan ini
tarif rawat Tarif rawat jalan tarif rawat jalan tentang tarif masyarakat maka terjadi
jalan poli Puskesmas puskesmas (Akuntabilitas), mengetahui keadaan penguatan
gigi 3. Menetapkan tarif poli gigi 3. Tarif musyawarah kesehatan giginya pada nilai
mobile berdasarkan pendaftaran dan dengan pimpinan sehingga hal ini dapat organisasi
perda pengobatan poli (Nasionalisme), mendukung visi yaitu ”
4. Membuat rekapan atau gigi mobile sopan santun puskesmas yaitu Semangat”
mengetik tarif tindakan 4. Tulisan tarif poli (Etika publik), “meningkatkan Sinergi,
yang dilakukan poli gigi gigi mobile orientasi mutu kesehatan masyarakat empati,
mobile 5. Bidan menerima (Komitmen di wilayah kerja melayani,
5. Menyerahkan daftar tarif daftar tarif poli mutu), kejujuran puskesmas sarang 2 amanah,
poli gigi mobile ke bidan gigi mobile (Anti korupsi). dengan berperilaku nyaman,
desa untuk di 2. Kejelasan hidup bersih, sehat, giat, adil,
sosialisasikan ke warga dengan mencari dan mandiri. terampil.
perda tarif rawat Serta mendukung misi Terutama
jalan puskesmas puskesmas poin 2 dalam hal
(Akuntabilitas), yaitu : “meningkatkan amanah
kearifan dengan mutu pelayanan dalam
mencari perda yang berorientasi penentuan
yang ada (Etika pada kepuasan tariff dengan
publik), efisien pelanggan.” tidak
dan efektif mengambil
mencari perda keuntungan.
45

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Komitmen
mutu), mandiri
mencari perda
yang sudah ada
(Anti korupsi).
3. Transparansi
(Akuntabilitas),
musyawarah
(Nasionalisme),
kearifan dengan
menggunakan
perda yang ada
(Etika publik),
efisien dan
efektif
menggunakan
perda (Komitmen
mutu), kejujuran
menggunakan
perda yang ada
(Anti korupsi).
4. Integritas
dengan merekap
perda yg sesuai
dengan poli gigi
mobile
(Akuntabilitas),
keluwesan
46

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan merekap
tarif poli gigi
mobile (Etika
publik), sepenuh
hati merekap tarif
(Komitmen
mutu), kerja
keras merekap
tarif (Anti
korupsi).
5. Kepercayaan kepada
bidan desa untuk
mensosialisasikan tarif
poli gigi mobile
(Akuntabilitas),
koordinasi dengan
bidan desa
(Nasionalisme),
kebersamaan dengan
bidan desa (Etika
publik), efisien dan
efektif (Komitmen
mutu), kejujuran (Anti
korupsi).
4. Me 1. Konsultasi dengan pimpinan 1. Arahan dari 1. Arahan Kegiatan screening Dengan
mb 2. Mengumpulkan referensi pimpinan kepemimpinan dari kesehatan gigi dan adanya
uat design banner 2. Mendapat pimpinan tentang mulut ini membuat kegiatan ini
ban 3. Membuat design banner poli beberapa tarif (Akuntabilitas), masyarakat maka terjadi
47

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
ner gigi mobile Design banner musyawarah mengetahui keadaan penguatan
poli 4. Konsultasi design dengan 3. Design Banner dengan pimpinan kesehatan giginya pada nilai
gigi pimpinan poli gigi mobile (Nasionalisme), sehingga hal ini dapat organisasi
mo 5. Pencetakan banner 4. Design banner sopan santun mendukung visi yaitu ”
bile yang fix (Etika publik), puskesmas yaitu Semangat”
5. Banner orientasi mutu “meningkatkan Sinergi,
(Komitmen mutu), kesehatan masyarakat empati,
kejujuran (Anti di wilayah kerja melayani,
korupsi). puskesmas sarang 2 amanah,
2.kejelasan dengan berperilaku nyaman,
(Akuntabilitas), hidup bersih, sehat, giat, adil,
musyawarah dengan dan mandiri. terampil.
teman membuat design Serta mendukung misi Teruatama
banner (Nasionalis), puskesmas poin 3 dalam hal
kebersamaan (Etika yaitu : “meningkatkan menciptakan
publik),inovatif (Komitmen kualitas dan suasana
mutu), kerja keras (Anti kuantitas sarana dan yang
korupsi). prasarana” nyaman.
3.kejelasan
(Akuntabilitas), sila ke-3
pancasila (Nasionalisme),
Kebersamaan (Etika
publik),inovatif (Komitmen
mutu), kerja keras (Anti
korupsi).
4.kepercayaan
(Akuntabilitas),
musyawarah
48

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Nasionalisme) sepenuh
hati menyiapkan tempat
untuk kenyaman pasien
(Komitmen mutu), kerja
keras (Anti korupsi).
5.transparansi
(Akuntabilitas),
musyawarah dengan
rekan puskesmas
(Nasionalisme),
kebersamaan dengan
rekan puskesmas (Etika
publik),orientasi mutu
(Komitmen mutu),
tanggung jawab (anti
korupsi).

5. Pemeriksaa 1. Koordinasi dengan pimpinan 1. Arahan dari 1. Arahan dari pimpinan Kegiatan screening Dengan
n dan 2. Mempersiapkan alat dan pimpinan tentang tarif kesehatan gigi dan adanya
pengobata bahan bersama perawat gigi 2. Alat dan bahan (akuntabilitas), mulut ini membuat kegiatan ini
n di desa 3. Membuka pendaftaran poli yang akan dibawa musyawarah dengan masyarakat maka terjadi
dengan gigi mobile di poli gigi mobile pimpinan mengetahui keadaan penguatan
poli gigi 4. Memeriksa pasien 3. Pasien terdaftar (nasionalisme), sopan kesehatan giginya pada nilai
mobile 5. Melakukan untuk poli gigi santun (etika publik), sehingga hal ini dapat organisasi
pengobatan/tindakan mobile orientasi mutu mendukung visi yaitu ”
berdasarkan diagnosa 4. Mendapat hasil (komitmen mutu), puskesmas yaitu Semangat”
pemeriksaan kejujuran (anti “meningkatkan Sinergi,
49

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(diagnosa) korupsi). kesehatan masyarakat empati,
5. Pasien mendapat 2. Integritas untuk di wilayah kerja melayani,
pengobatan/tindak kegiatan poli gigi puskesmas sarang 2 amanah,
an di poli gigi mobile (Akuntabilitas), dengan berperilaku nyaman,
mobile tolong menolong hidup bersih, sehat, giat, adil,
(Nasionalisme), dan mandiri. terampil.
kebersamaan Serta mendukung misi Terutama
bersama rekan puskesmas poin 1 dalam hal
puskesmas (Etika yaitu : “memelihara melayani,
publik), sepenuh hati dan meningkatkan amanah,
menuju desa tujuan kesehatan individu, empati, giat,
(Komitmen mutu), masyarakat, beserta adil dan
tanggung jawab (Anti lingkungan.” terampil
korupsi). dalam
3. Integritas memberikan
(Akuntabilitas), pengobatan
persamaan derajat poli gigi
(Nasionalisme), mobile.
kebersamaan (Etika
publik), efisien dan
efektif (Komitmen
mutu), keadilan (Anti
korupsi).
4. Kemanusiaan
(Nasionalisme),
konsistensi
(Akuntabilitas),
kepedulian (Etika
50

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
publik), sepenuh hati
(Komitmen mutu),
keadilan (Anti
korupsi).
5. Responbilitas
(Akuntabilitas),
kemanusiaan
(Nasionalisme),
empati (Etika publik),
sepenuh hati
(Komitmen hati),
kepedulian (Anti
Korupsi).
6. Monitoring 1. Konsultasi dengan pimpinan 1.arahan dari 1. Arahan kepemimpinan Kegiatan screening Dengan
Poli gigi 2. Mengidentifikasi nomor kader pimpinan dari pimpinan tentang tarif kesehatan gigi dan adanya
Mobile 3. Membuat grup WA 2.Nomor (Akuntabilitas), mulut ini membuat kegiatan ini
melalui monitoring poli gigi mobile kontak kader musyawarah dengan masyarakat maka terjadi
MedSos 4. Sosialisasi monitoring poli 3.grup WA pimpinan (Nasionalisme), mengetahui keadaan penguatan
gigi mobile monitoring sopan santun (Etika kesehatan giginya pada nilai
5. Melakukan monitoring dan poli gigi publik), orientasi mutu sehingga hal ini dapat organisasi
evaluasi poli gigi mobile mobile (Komitmen mutu), mendukung visi yaitu ”
4.chat kejujuran (Anti korupsi). puskesmas yaitu Semangat”
sosialisasi 2.responsibilitas “meningkatkan Sinergi,
grup (Akuntabilitas), saling kesehatan masyarakat empati,
monitoring berkomunikasi di wilayah kerja melayani,
5.chat (Nasionalisme), tanggung puskesmas sarang 2 amanah,
monitoring jawab (Anti Korupsi) dengan berperilaku nyaman,
dan evaluasi 3.Integritas (Akuntabilitas) hidup bersih, sehat, giat, adil,
51

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan


N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil dengan ANEKA Visi Misi Organisasi nilai-nilai
o
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4.kebersamaan (Etika dan mandiri. terampil.
Publik) Serta mendukung misi Terutama
5.Orientasi mutu puskesmas poin 2 dalam hal
(Komitmen mutu) yaitu : “meningkatkan melayani,
mutu pelayanan amanah,
yang berorientasi empati, giat,
pada kepuasan adil dan
pelanggan.” terampil
dalam
memberikan
monitoring
dan evaluasi
poli gigi
mobile.
52

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sarang 2 antara tanggal 19 Agustus 2019
sampai dengan tanggal 27 September 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada
tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Bulan/Mingggu
Portofolio/Bukti Kegiatan
ke-
No Kegiatan
Mei
1 2 3 4
surat persetujuan dari atasan, form
Screening kesehatan gigi dan mulut di desa pemeriksaan,hasil screening,dokumentasi
1
alat untuk pemeriksaan gigi di
desa, ,Terdokumentasi kegiatan screening
Notulen konsultasi dengan pimpinan, surat
pemberitahuan ke desa, konsep poli gigi
Koordinasi dengan desa terkait tentang mobile,persetujuan perangkat desa tentang
2
kegiatan poli gigi mobile poli gigi mobile,jadwal kegiatan poli gigi
mobile

3 Mereview Perda tentang tariff Rawat Jalan Notulen Arahan dari


53

pimpinan,Perda tarif rawat jalan


puskesmas, Perda tarif rawat jalan
poli gigi, Tarif pendaftaran dan
Poli Gigi di Puskesmas
tindakan poli gigi mobile,
dokumentasi serah terima dengan
bidan desa
Notulen arahan pimpinan, referensi
4 Pembuatan Banner design banner, design banner poli
gigi mobile, banner poli gigi mobile
dokumentasi arahan dari pimpinan,
lat dan bahan yang sudah
disiapkan, data pasien terdaftar
Pemeriksaan dan pengobatan gigi di desa
untuk poli gigi mobile, rekam medis
5 dengan poli gigi mobile
hasil pemeriksaan (diagnosa),
rekam medis pengobatan di poli
gigi mobile

Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan


C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi dalam pelaksanaannya dimungkinkan
terjadi kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan tersebut
sehingga menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan
antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga
dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir.
Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi
dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan
No. Kegiatan Kendala
StrategiMenghadapi Kendala
Screening kesehatan Masyarakat sulit Kolaborasi dengan bidan desa
1. gigi dan mulut di desa berpartisipasi untuk kegiatan screening dilakukan
di posyandu
Sosialisasi dengan Desa tidak aktif Koordinasi dengan kepala desanya
desa terkait tentang berpartisipasi dan menjelaskan tentang poli gigi
2.
kegiatan poli gigi mobile dan manfaat adanya poli
mobile gigi mobile
Mereview tarif Poli Banyak warga tidak Menerima pemeriksaan dan
3. Gigi mobile mampu pengobatan dengan
menggunaakan kartu BPJS.
Pembuatan banner Jadinya lama Pembuatan dilakukan minimal 1
4
Poli gigi mobile minggu sebelum kegiatan
Pemeriksaan dan Pasien minta obat Pemberian obat pasien berdasar
pengobatan gigi di untuk keluarganya data pendaftaram pasien
5
desa dengan poli gigi
mobile
Monitoring Poli gigi Kader yang tidak Pengumuman oleh bidan desa
6. mobile punya kepada kader
whatsApp/sosmed
55

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur


Sipil Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia saat ini. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Terdapat beberapa nilai-nilai dasar yang harus dikuasai ASN. Nilai-
nilai dasar tersebut diantaranya akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima nilai-nilai dasar
tersebut harus dimiliki oleh ASN yang profesional.
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit lingkungan kerja
akan dilakukan di Puskesmas Sarang 2 guna menyelesaikan berbagai
isu permasalahan yang terjadi dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN
yang telah dipelajari. Diharapkan setelah aktualisasi, dapat dijadikan
habituasi di unit tempat kerja. Nilai-nilai yang perlu diaktualisasikan
antara lain nilai-nilai dasar ASN berupa akuntabilitas, nasionalisme,
etika public, komitmen mutu, dan anti korupsi, serta nilai-nilai peran
dan kedudukan ASN dalam NKRI seperti Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik.
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalah di bidang pelayanan public terkait “Pengembangan
Pelayanan Poli Gigi Mobile untuk Meningkatkan Kesehatan Gigi dan
Mulut di Wilayah Kerja Puskesmas Sarang 2 ”. Isu tersebut dipilih
berdasarkan hasil analisis menggunakan alat bantu analisis APKL
(Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency,
Seriousness, Growth) mendapatkan skor penilaian tertinggi. Apabila
permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan maka akan
56

berdampak pada pelayanan puskesmas yang tidak optimal dan tidak


berorientasi pada visi dan misi Puskesmas Sarang 2.

B. Saran
Untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dirancang, sebaiknya
dilakukan dengan menerapkan prinsip WoG,menaati semua peraturan
berkaitan dengan managemen ASN, dan berorientasi pada pelayanan
publik yang bisa memuaskan pengguna layanan. Selain dapat
terealisasi dengan baik penulis juga berharap kegiatan dalam
rancangan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan mendukung
visi misi Puskesmas Sarang 2.
57

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar


Harapan: Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara,2014.Pola Pikir Aparatur Sipil Negara
Sebagai Pelayan Masyarakat. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.AkuntabilitasModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.NasionalismeModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Etika PublikModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Komitmen MutuModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Anti KorupsiModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara, Fatimah & Irawati,2016.Manajemen
ASNModul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Pelayan Publik Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Whole of GovernmentModul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, Suwarno & Sejati,2017.Manajemen
58

ASNModul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi


Negara.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 38 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Calon Pegawai Sipil Golongan III.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Shergold, P., et al, 2004. Connecting government: Whole of government
responses to Australia‟s priority challenges.[Launching speech made
on 20 April 2004.]. Canberra Bulletin of Public Administration, (112).
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara
59

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI
Nama : drg. Diah Enggar Winantu
Tempat, Tanggal Lahir : Rembang, 28 juni 1991
Status : Menikah
NIP : 19910628 201902 2 001
Jabatan : Dokter gigi ahli pertama
Unit Kerja : Puskesmas Sarang 2
Alamat Unit Kerja : Ds Kalipang, Kec. Sarang, Kab. Rembang
Alamat Rumah : Ds. Leteh RT 02/RW 02, Kec/Kab. Rembang
No HP : 085641299036
Email : engwinantu.drg@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan

1. SD N : 1997 – 2003

2. SMP N2 DEMAK : 2003 – 2006

3. SMA SEMESTA : 2006 – 2009

4 UNISSULA : 2009 - 2015

Semua data yang saya isikan 2dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demak,14 Agustus 2019
Penyusun,

drg. Diah Enggar Winantu


NIP. 19910628 201902 2 001

Anda mungkin juga menyukai