Anda di halaman 1dari 18

LAS LISTRIK

I. TUJUAN
 Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengelas logam dengan las listrik
 Mengetahui teknik penyambungan logam dengan menggunakan las listrik
 Mengetahui tata cara mengelas logam yang aman dengan menggunakan
perlengkapan

II. LANDASAN TEORI


A. Definisi Las Busur Listrik
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan
tetap. Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias
Iistrik antara lain yaitu :
1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:
 Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
 Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:
 Las-listrik dengan elektroda berselaput
 Las iistrik TIG (Tungsten Inert Gas)
 Las Iiarik submerged

B. Prinsip-Prinsip Las Listrik


Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat
melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan
kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori
seperti rumus dibawah ini :
H=ExIxt
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik delam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik

C. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon


Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau
diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang
akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau
elektroda yang berselaput fluksi.

D. Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )


Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah.
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur
Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan
selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput
dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal
negetif sedang bahan ke terminal positif.
Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari
elektroda ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi
daerah ini.

E. Las Listrik TIG


Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan
dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda
wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat
terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur
gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan.

Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan
didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.

Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas
tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses
Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

F. Las Listrik MIG


Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.
Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik..
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan
dari botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan
baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan
Aluminium dan baja tahan karat.

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah
pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias
MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai las
bersama dengan gas pelindung.
G. Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik
menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik
diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk
sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam
hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup
Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak Ias.

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol)


digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh
motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

H. Arus Listrik
1. Arus Searah (DC)
Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya dalam
satu arah.
2. Arus Bolak-Balik (AC)
Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida yang
memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan
frekwensi 50 Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif
dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah
dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).

I. Pengkutuban Elektroda
1. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal
negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering
disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

2. Pengkutuban Terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal
positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative.. Pengkutuban terbalik
sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
3. Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las.
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :
 Jenis bahan dasar yang akan dilas
 Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.
Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan
Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik
penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

J. Pesawat Las
Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari
jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut:
 pesawat las arts bolak-balik (AC)
 pesawat las arus searah (DC)
 pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC) yang merupakan gabungan dari
pesawat AC den DC.
1. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit
listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan
digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.
Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah
disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat
transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

2. Pesawat Las Arus Searah (DC)


Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit
listrik yang digerakkan oleh motor listrik.

Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit
listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)

3. Pesawat Las AC-DC.


Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik
dan arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan
pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-
balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit
listrik motor diesel.

transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.


K. Alat – Alat Bantu Las
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan
karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
 kabel elektroda
 kabel massa
 kabel tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan


elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel
tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik
dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC -
DC.

Dalam tabel 1 ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel


elektroda atau kabel massa) untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat
las.

2. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada
gantungan dari bahan fiber atau kayu.

3. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las
pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las..
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan
akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
 membersihkan benda kerja yang akan dilas
 membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
5. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke
benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem
massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik .

Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan


klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,
cat, minyak.

6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas

L. Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan
mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit
maupun mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan
mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca
khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran
kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun
dalam dilapisi dengan kaca putih.

2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai
sepasang sarung tangan.
3. Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas
kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya
dapat dipakai apron.

4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga
dipakai.
5. Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang
ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.

Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim


ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari
bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya
kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

6. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

M. Cara-cara Menyalakan Busur


Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere)
yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat
dilakukan dengan 2 (dua) cara.
 Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan
dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
 Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti
pada Gbr

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk


melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini
dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar.
Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk
melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit
dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda
diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.

Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah
kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.

Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan
mengendap dengan baik.
Hasilnya :
 rigi-rigi las yang halus dan baik.
 tembusan las yang baik
 perpaduan dengan bahan dasar baik
 percikan teraknya halus.

Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk
bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
 rigi-rigi las kasar
 tembusan las dangkal
 percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.
Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan
ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
Hasilnya :
 rigi las tidak merata
 tembusan las tidak baik
 percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
N. Pengaruh Besar Arus.
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah
akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi
tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan
dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta
penembusan yang kurang dalam.

Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat
dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam.
Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi
pengelasan serta tebal bahan dasar.

O. Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal
daripada ayunan ke bawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk


mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada
tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah
sambungan.

Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan
gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama,
sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar.
Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan
dasar.

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

P. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.


Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus
stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-
rigi las yang berbentuk gergaji

Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat dan
lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar
tipis.

Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena
kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
monembus bahan dasar. Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan
dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik

Anda mungkin juga menyukai