Anda di halaman 1dari 20

MODUL KELAS XII

Indonesia Pada Masa Demokrasi Parlementer (Demokrasi Liberal) dan Demokrasi


Terpimpin

DISUSUN OLEH :

Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI


STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga Lahirnya
Orde Baru

KOMPETENSI DASAR
Menganalisis Perkembangan Politik dan Ekonomi serta Perubahan Masyarakat
di Indonesia dalam Upaya Mengisi Kemerdekaan

Nilai-nilai Spiritual Santa Angela yang dikembangkan :


Kedisiplinan, Kejujuran dan Kegigihan.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat :

1. Mendeskripsikan kegigihan bangsa Indonesia dalam proses kembali ke


NKRI
2. Mendeskripsikan kabinet-kabinet pada masa Demokrasi Liberal
3. Menganalisis program-program kerja Kabinet pada masa Demokrasi Liberal
4. Menganalisis perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia di
masa Demokrasi Liberal
5. Menganalisa latarbelakang munculnya Dekrit Presiden 5 Juli 1949
6. Mendesripsikan kondisi Ekonomi pada masa Demokrasi Liberal
7. Mendeskripsikan Perjuangan merebut Irian Barat
PETA KONSEP

kembali ke NKRI

Kondisi Kondisi Ekonomi


Politik
Merebut Irian Barat

Konfrontasi
Konfrontasi Konfrontasi Total
POLITIK Militer
MASA DEMOKRASI LIBERAL
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi
demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui
perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara
Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang
menganut sistem kabinet parlementer di Indonesia. Kemudian muncullah pergantian
Perdana Menteri selama 7 kali dan hal tersebut sangat mempengaruhi perpolitikan di
Indonesia.
Demokrasi Liberal disebut juga Demokrasi konstitusional karena sistem politik
yang melindungi secara konstitusional hak–hak individu dari kekuasaan pemerintah.

CIRI DEMOKRASI LIBERAL


a. Sistem pemerintahan → Parlementer
b. Terdapat Multi partai → PNI, Masyumi, NU
c. Landasan → UUDS 1950
d. Adanya ketidakstabilan politik
e. Presiden berhak membubarkan DPR

BIDANG POLITIK
Ditandai dengan dibentuknya Kabinet dan peristiwa Pemerintahan Perdana Menteri
 Kabinet yang terbentuk :
1. Kabinet Sukiman Kabinet Wilopo
2. Kabinet Ali – Wongso ( PNI-PIR)
3. Kabinet Burhanuddin Harahap Kabinet Ali Satroamidjojo II Kabinet Djuanda /

1. KABINET NATSIR ( 6 September 1950-21 Maret 1951)


 Merupakan Kabinet Koalisi
 Dipimpin oleh Muhammad Natsir dari Masyumi
 Program kerja kabinet Natsir :
1. Menggiatkan atau meningkatkan usaha keamanan
dan ketentraman.
2. Pelaksanaan Pemilu secepatnya
3. Menguatkan konsolidasi dan menyempurnakan susunan
pemerintahan.
4. Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang.
5. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat sebagai fondasi
ekonomi nasional.
6. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat

KELEBIHAN / HASIL KERJA


1. Memetakan politik luar negeri Indonesia → Bebas Aktif

2. Indonesia menjadi anggota PBB


3. Terbentuknya DPRD
4. Ada perundingan masalah Irian Barat

KEKURANGAN / KENDALA

1. Terjadi pemberontakkan di hampir seluruh wilayah Indonesia seperti :


DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS
2. Gagalnya memperjuangkan Irian Barat kepada pihak Belanda

3. Pengunggulan partai Masyumi di DPRD

2. KABINET SUKIMAN SUWIRYO ( 27 April 1951-3 April 1952)

 Dipimpin oleh Sukiman Masyumi, wakilnya SUWIRYO (PNI)


 Program Kerja :
1. Bidang keamanan, menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai
negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
2. Sosial-ekonomi,mengusahakan kemakmuran rakyat secepatnya dan
memperbaruhi hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani. Juga
mempercepat usaha penempatan bekas pejuang di lapangan usaha.
3. Mempercepat persiapan-persiapan pemilihan umum.
4. Di bidang politik luar negeri: menjalankan politik luar negri secara bebas-
aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
5. Di bidang hukum, menyiapkan undang-undang tentang pengakuan serikat
buruh, perjanjian kerja sama,penetapan upah minimum,dan penyelesaian
pertikaian buruh.
KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Usaha penjaminan 1. Adanya pertukaran Nota Keuangan antara


keamanan dan MenLu Indonesia dengan Dubes Amerika
kententraman lebih baik
2. Kerja sama MSA 2. Krisis moral
(Mutual Security Act)
dengan Amerika
3. Masalah Irian Barat belum teratasi

4. Ketidakstablian keamanan dan ketentraman &


pemberontakkan

3. KABINET WILOPO
 Dipimpin oleh Wilopo dari PNI ( 3 April 1952-3 Juni 1953)
 Program kerja :
1. Program dalam negeri : Menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante,
DPR, dan DPRD).Program untuk menyelenggarakan pemilu ini merupakan
program yang diutumakan dalam kabinet ini.
2. Meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan taraf pendidikan rakyat,
dan pemulihan keamanan rakyat.
3. Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta konsisten
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
KELEBIHAN KEKURANGAN

Tidak ada Krisis Ekonomi


Defisit kas negara
Muncul gerakan Separatisme dan sikap Provinsialisme
Muncul sentimen kedaerahan
Terjadi peristiwa Tanjung Morawa, dan peristiwa 17
Oktober 1952

4. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I dari PNI, wakilnya Wongsonegoro dari PIR (Partai
Indonesia Raya). ( 31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
 Program kerja :
1. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera
menyelenggarakan Pemilu.
2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
3. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
4. Penyelesaian Pertikaian politik

KELEBIHAN KEKURANGAN

Berhasil mengadakan Adanya perselisihan militer 27 Juni 1955


Konferensi Asia Afrika
(KAA) 18-24 April 1955
Persiapan pemilu Pemberontakkan daerah

Keadaan ekonomi memburuk

Hilangnya kepercayaan masyarakat kepada


pemerintah

5. KABINET BURHANUDDIN HARAHAP dari Masyumi ( 12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)


 Program Kerja :
1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan
kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum secara baik, maksimal, dan secepat
mungkin menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat
terbentuknya parlemen baru.
3. Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi.
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat.
5. Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.

KELEBIHAN KEKURANGAN

Penyelenggaraan pemilu 29 Banyak mutasi dalam pemerintahan


September dan 15 Desember
1955
Perjuangan diplomasi Banyak perseteruan antar peserta
menyelesaikan masalah Irian pemilu
Barat
Pemberantasan Korupsi

Menyelesaikan peristiwa 27
Juni 1955

Kabinet BH diberhentikan karena hasil Pemilu memenangkan PNI, sehingga dipilih PM


dari PNI untuk menyusun kabinetnya.

6. KABINET ALI SASTROAMIJOYO II dari PNI sebagai partai pemenang Pemilu 1955 ( 20
Maret- 4 Maret 1957)
 Program Kerja :
1. Perjuangan pengembalian Irian Barat ke Indonesia.
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya
anggota-anggota DPRD.
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai serta
menyehatkan dan menyeimbangkan anggaran belanja dan keuangan
negara.
4. Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional
berdasarkan kepentingan rakyat.

Selain itu program pokoknya adalah,


1. Pembatalan KMB, pada tanggal 3 Mei 1956 untuk memperbaiki masalah
ekonomi yang mengalami kesulitan, disusul oleh munculnya gerakan
separatisme yang dikenal dengan PRRI/Permesta.
2. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun,
menjalankan politik luar negeri bebas aktif,
3. Melaksanakan keputusan KAA.

KELEBIHAN KEKURANGAN

Adanya dukungan Adanya semangat anti Cina di masyarakat


dari Presiden

Muncul kekacauan / pemberontakan di daerah

Pembatalan KMB

Konfilik Masyumi dan PNI

Mohammad Hatta mengundurkan diri dari Wapres

7. KABINET DJUANDA, kabinet non Partai disebut juga dengan sebutan Kabinet Karya
(9 April 1957 – 5 Juli 1959)
 Disebut juga Zaken Kabinet (kabinet berdasarkan keahlian)
 Program kerja :
1. Membentuk Dewan Nasional dan menampung atau menyalurkan aspirasi
dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada di masyarakat.
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan persetujuan KMB.
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat.Mempergiat dan mempercepat proses
Pembangunan
KELEBIHAN KEKURANGAN

Lahir Deklarasi Djuanda 1957 Peristiwa Cikini

Terbentuknya Dewan Nasional Puncak krisis ekonomi

Mengadakan Musyawarah Pemberontakkan PRRI/Permesta


Nasional

Pembersihan pejabat yang


melakukan korupsi

Kabinet Djuanda dibubarka Presiden, karena dikeluarkannya Dekrit oleh Presiden pada
hari Minggu tanggal 5 Juli 1959

AKIBAT DEMOKRASI LIBERAL


 Ketidakstabilan politik disebabkan oleh :
1. Kabinet sering berganti
2. Separatisme daerah terus bergolak
3. Adanya politik dagang sapi
4. Partai-partai mementingkan dirinya sendiri
5. Kondisi perekonomian nasional semakin buruk

AKIBAT BIDANG EKONOMI


Hal-hal yang membuat pembangunan ekonomi tersendat-sendat saat itu :
1. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan akibat
terjadinya berbagai pemberontakan
2. Adanya instabilitas politik karena sering bergantinya kabinet
3. Hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi (pertanian dan
perkebunan)
4. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi ekonomi karena
masih baru negaranya dan tidak memiliki tenaga ahli dan dana yang besar
Usaha-usaha memperbaiki perekonomian :

1. Gunting Syarifuddin
Kebijakan gunting syarifuddin adalah pemotongan nilai uang (sanering) . tindakan
keuangan
ini di lakukan pada tanggal 20 maret 1950 dengan cara memotong semua uang yang
bernilai Rp 2,50 ke atas hanga nilainya tinggal setengahnya .

2. Program Benteng
Masa liberal adalah Dr.Sumitro Djojohadikusumo . sumitro berpendapat bahwa yang
perlu dilakukan dalam pembangunan ekonomi imdonesia adalah mengubah struktur
ekonomi
kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Pada umumnya bermodal lemah, maka
hendaknya pemerintah berperandalam membantu memberikan bantuan kredit.
Kegagalan program ini disebabkan para pengusaha pribumi. Akibatnya program atau
gerakan benteng (benteng group) menjadi salah satu sumber defisit keuangan.
Walaupun dilanda krisis moneter , namun menteri keuangan pada masa cabinet.

3. Nasionalisasi De javache Bank


Dalam perjanjian tersebut ditetapkan bahwa suatu peraturan pemerintah Indonesia
tentang De Javasche Bank dan pemberian kredit Dari De Javasche bank kepada
pemerintah indonesia harus di konsultasikan kepada pemerintah Belanda. Pada tanggal
19 Juni 1951kabinet sukiman membentuk panitia nasionalisme De Javasche Bank.

4. Sistem Ekonomi Ali-Baba


Diprakasai oleh Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo mentri perekonomian Dalam kabinet Ali
Sastroamijoyo 1. kabinet ini memprioritaskan kebijakan Indonesia. Dalam sistem ini Ali
digambarkan sebagai pengusaha Pribumi, sedangkan Baba digambarkan sebagai
pengusaha non pribumi. Program ini tidak dapat berjalan dengan baik, sebab
pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk
mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.

6. Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek)


Pada masa pemerintahan kabinet burhanudin harahap dikirimkan suatu deligasi ke
Jenewa yang dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung untuk merundingkan masalah
finansial ekonomi antara pihak indonesia dengan belanda Pada tanggal 7 Januari 1956
dicapai kesepakatanrencana persetujuan vinek diantaranya berisi :
a. persetujuan vinek hasil KMB dibubarkan
b. hubungan vinek indonesia dan belanda didasarkan atas hubungan
bilateral.
c. hubungan vinek didasarkan pada undang-undang Nasional antara
kedua belah pihak.
Pada tanggal 13 Februari 1956, kabinet Burhanudin Harahab melakukan pembubaran
Uni Indonesia dan Belanda secara sepihak. Akibatnya banyak pengusaha-pengusaha
Belanda yang menjual perusahaannya, Sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi
belum mampu mengambil ahli perusahaan-perusahaan Belanda tersebut.

7. Rencana Pembangunan 5 tahun (RPLT)


Masa kerja kabinet pada masa liberal yang relatif sangat singkat dan programnya
berganti ganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi. Pada masa kabinet Ali
sastroamijoyo II, pemerintah membentuk badan perencanaan pembangunan Nasional
yang disebut Biro perancang Negara. Pada tahun 1957 akibat perubahan situasi politik
dan ekonomi, sasaran prioritas RPLT diubah melalui musyawarah nasional
pembangunan (MUNAP)

8. Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap)


Ketegangan antara pusat dan daerah pada masa kabinet juanda untuk sementara
waktu dapat diredahkan dengan diadakannya musyawarah nasional pembangunan.
Akan tetapi, pelaksanaan rencana pembangunan ini tidak dapat dilaksanakan dengan
baik, karena kesulitan dalam menentukan prioritas.

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


1. Dekrit Presiden 5 juli 1959

Pada tanggal 15 Desember 1955, telah terpilih anggota DPR dan Konstituante dilantik
pada tanggal 10 November 1956 tugas merumuskan UUD 20 November 1956
menyusun dan menetapkan UUD Republik Indonesia tanpa ada pebatasan waktu.
Tetapi sampai awal tahun 1957 konstituante belum juga berhasil Merampungkan
tugasnya. Tanggal 21 Februari 1957 Presiden Soekarno mengajukan gagasan yang
dikenal sebagai konsepsi Presien.

Konsepsi presiden ini menimbulkan perdebatan dalam masyarakat dan di DPR.Tanggal


25 April 1959 Presiden berpidato lagi untuk menganjurkan agar dala pelaksanaan
demokrasi terpimpin, konstituante menetapkan kembali UUD 1945 sebagi UUD RI dan
menjadi perdebatan di sana. hasilnya dari 474 anggota yang hadir sebanyak 269
mendukung dan sebanyak 199 menolak.

Pada tanggal 3 Juni 1959 mengadakan reses(masa istirahat) untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak di inginkan, maka kepala Staf Angkatan Darat (KSDA) Letnan Jendral
A.H. Nasution atas nama pemerintah / Penguasa Perang Pusat (Peperpu),
mengeluarkan peraturan No. Prt / Peperpu / 040 / 1959 yang berisi larangan melakukan
kegiatan – kegiatan politik. Tanggal 16 Juni 1959, PNI Suwirjo mengirimkan surat
kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945 dan membubarkan
konstituante, Akhirnya demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoodrecht (hukum
keadaan bahaya bagi negara) pada hari minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00, dalam
suatu upacara resmi di istana Negara Merdeka . Presiden Soekarno mengeluarkan
dekrit Presiden yang isinya sebagai berikut :
a. pembubaran konstituante
b. tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945
c. pebentukan MPRS dan DPAS

Dekrit Presiden ini mendapatkan sambutan baik dari masyarakat luas yang selama
hampir 10 tahun berada dalam kegoyahan masa liberal dan mendambakan stabilitas
politik. Tanggal 22 Juli 1959 DPR secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk
melaksanakannya UUD 1945.

2. Sistem Politik Demokrasi Terpimpin

Demokrasi terpimpin di tafsirkan dari sila ke-4 “kata dipimpin kemudian ditafsirkan
bahwa demokrasi harus Dipimpin oleh Presiden.
Tanggal 9 juli 1959 kabinet juanda dibubarkan dan diganti dengan kabinet kerja Kabinet
ini dilantik pada tanggal 10 juli 1959, Dengan programnya disebut tri progra kerja
meliputi:Sandang, pangan, keamanan dalam negeri dan pengembalian Irian Barat

Dewan pertimbangan agung (DPA) dibentuk berdasarkan PenPres No.3 thn


1959dipimpin oleh presiden dengan Ruslan Abdulgani sebagai ketuanya pelantikan DPA
yaitu tanggal 15 Agustus 1959
Kemudian dikeluarkan penpres no.3 tahun 1960 yang menyatakan pembubaran DPR
hasil pemilu 1955. tanggal 24 juni 1969 presiden soekarno telah berhasil menyusun
anggota DPR baru yang diberi nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong telah
dilantik pada tanggal 25 juni 1960
Tugas DPR-GR adalah melaksanakan manipol, merealisasikan amanat penderitaan
rakyat, dan melaksanakan demokrasi terpimpin.

Dari kalangan PNI muncul reaksi dari Mr.sartono, ketua DPR hasil pemilu 1955 dan Mr.
Iskaq Tjokroadisuryo. Para tokoh yang menentang pembentukan DPR-GR tergabung
dalam Liga Demokrasi yang diketuai oleh Imron Rosyadi dari
NU.
Melalui penpres no.13 tahun 1959 presiden Soekarno membentuk Front Nasional,
Sementara itu TNI dan polisi dipersatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI),. ABRI diakui sebagai salah satu golongan fungsional yang mempunyai
wakil dalam MPRS.

a. Nasakom dan Peranan PKI

Kegiatan politik pada masa demokrasi terpimpin didominasi oleh PKI. PKI menyatakan
“Revolusi Belum Selesai” Sehingga Pki dapat ditempatkan pada barisan terdepan dalam
demokrasi Terpimpin yang berlandaskan Manipol .Pada masa demokrasi terpimpin ini
PKI mendapatkan kedudukan penting. Selanjutnya TNI-AD mensinyalir adanya tindakan-
tindakan pengacauan yang dilakukan oleh PKI di jawa tengah, sumatra selatan, dan
sulawesi selatan.

Pada tahun 1964 pimpinan partai Murba menentukan dokumen perjuangan PKI, yang di
beri nama Resume program dan kegiatan PKI dewasa ini. Presiden Soekarno
menanggapi dokumen itu dengan dengan mengatakan bahwa dalam suasana
konfrontasi terhadap Malaysia sebagai proyek Neokolim.

Tahun 1963 PKI berusaha duduk dalam kabinet, sebelumya mereka Hanya melontarkan
kritik terhadap mentri-mentri PKI juga mendesak salah satu satelit mereka yakni barisan
tani Indonesia (BTI) untuk melakukan aksi-aksi sepihak terutama menyangkut masalah
Landfrom. Sehingga terjadilah peristiwa Bandar Betsy di Sumatra Utara yang
mengakibatkan pelda Sujono dianiaya sampai mati oleh PKI dan peritiwa Jengkol Tujuan
dari tindakan PKI adalah untuk mematahkan pembinaan keamanan teritorial oleh TNI-
AD, sedangkan tujuan politiknya adalah menguasai desa untuk mengepung kota seperti
yang diajarkan Mao Tse Tung.

PKI juga berupaya menyusup kedalam partai Nasional Indonesia (PNI) Sehigga PNI
pecah menjadi dua.
Satu-satunya kekuatan yang masih tetap menjadi kekuatan pengimbang yang dapat
menggagalkan usaha PKI adalah ABRI.

b. dari Non-Blok ke Nefo-Oldefo

Pada awal pelaksanaan demokrasi terpimpin, indonesia cukup aktif dalam kegiatan
internasional, Hal itu tampak dalam hal sbg berikut :
a. pengiriman pasukan garuda II ke kongo untuk bergabung dengan pasukan
perdamaian PP, UNOC
b. pada tangal 30 september 1960 Soekarno berpidato dalam sidang umum PBB
berjudul “To Built The World A New”
c. Indonesia ikut memprekarsai berdirinya gerakan Non-Blok (Non-Aligned)
d. Indonesia berhasil melaksanakan Asian Games IV di jakarta, 24 agustus-4
september 1962

Indonesia mengkondisikan adanya dua kubu kekuatan dunia, yaitu:


1. Oldefo (Old Established Forces) adalah kunu negara-negara kapitalis-imperialis
2. Nefo (New Emerging Force) adalah kubu bangsa-bangsa tertindas yang
progresif revolusioner menentang imperialisme dan neo-kolonialisme

Mulai saat itu indonesia bersikap konfrontatif terhadap negara-negara barat , di


antaranya konfrontasi terhadap malaysia yang di anggap sebagai proyek Nekolim, maka
pada tanggal 3 mei 1964 di Jakarta, Soekarno mengumumkan Dwikora (Dwi Komando
rakyat). Yang isinya
1. perhebat pertahanan revolusi indonesia
2. bantu perjuangan revolusi rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Sarawak, Brunai,
untuk membubarkan negara boneka Malaysia

3.Sistem Ekonomi Terpimpin

Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dibawah kabinet karya maka


dikeluarkanlah UU no. 80 thn 1958 dan peraturan pemeritah tentang pembentukan
dewan peracang nasional,Tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru bagi
perbaikan ekonomi secara menyeluruh.
Tujuan di betuknya dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
demokratis, nasional dan bebas dari sisa-sisa impralismeTetapi,pada tahun 1961-1962
harga barang pada umumnya naik 400% Kegiatan-kegiatan ekonomi banyak diatur oleh
peraturan-peraturan pemerintahSedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak
diabaikan, akibatnya tanggal 13 Desember 1965 melalui penetapan presiden No.27
tahun 1965 di ambil langkah devaluasi .

Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu semakin diperparah karena


pemerintah tidak mempunyai kemauan politik yang kuat untuk menghemat
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Ekonomi terpimpin, presiden Soekarno merasa
perlu mempersatukan semua Bank negara ke dalam satu bank sentral.

Perjuangan dan Pengembalian Irian Barat


pengakuan kedaulatan dari pemerintah belanda kepada pemerintah RIS tertera dalam
hasil keputusan KMB di den haag, 27 Desember 1949, pasal 1 persetujuan KMB
mengenai penyerahan kedaulatan atas Indonesia ,tetapi KMB tidak berhasil
menyelesaikan masalah penyerahan irian barat dari pemerintahan Belanda kepada
indonesia, maka di tempuh penyelesaian dengan cara:

a.Penyelesaian lewat jalur Diplomasi


upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah
RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan
perundinganbilateral,tetapi tidak membawakan hasil, ahkan pada tahun 1952 Belanda
denganpersetujuan parlemennya memasukkan Ierian Barat sebagai bagian dari
wilayahnya.Tahun 1954 kabinet Ali-wongso membawa masalah Irian Barat ke sidang
umumPBBSementara itu dalam KAA yang diadakan di Bandung pada tanggal 18-24
Desember1955 negara-negara peserta Mengakui bahwa Irian Barat merupakan bagian
dari NegaraKesatuan Republik Indonesia

b.Konfrontasi ekonomi
Konfrontasi ekonomi dilakukan terhadap aset-aset dan kepentingan-kepentingan
ekonomi Belanda di Indonesia, antara lain :
1.pada tahun 1956 diumumkan pembatalan utang-utang RI kepada Belanda.
2. selama tahun 1957 dilakukan :
a. pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan belanda
b. melarang terbitan-terbitan dan film berbahasa belanda
c. melarang penerbangan kapal-kapal belanda
d. memboikot kepentingan-kepentingan belanda di ndonesia
3.selama tahun 1958-1959 dilakukan:
a. nasonalisasi terhadap kurang lebih 700 perusahaan-perusahaan
b. mengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dari Rotterdam (belanda) ke
Bremen, Jerman
c.Konfrontasi politik
upaya penyelesaian pengembalian irian barat melalui jalur perundingan tidak
membawa hasilmaka konfrontasi politik dilakukan melalui tindakan-tindakan sebagai
berikut

1. tahun 1956, kabinet Sukiman menyatakan bahwa ahubungan indonesia dengan


Belanda merupakan hubungan bilateral biasa
2. tanggal 13 Mei 1956, di umumkan pembatalan semua hasil KMB
3. tanggal 17 agustus 1956 dibentuk provinsi Irian Barat dengan ibu kotanya di
Soa Siou, Tidore
4. tanggal 18 november 1957 rapat umum pembebasan Irian Barat
5. tahun 1958, pemerintah RI menghentikan kegiatan-kegiatan konsuler belanda
di Indonesia
6. tanggal 8februari 1958, di bentuk Front Nasional pembebasan Irian Barat
7. tanggal 17 agustus 1960 pemutusan hubungan diplomatic dengan Belanda

d.Konfrontasi Total

Pada Desember 1960, presiden soekarno menyatakan bahwa masalah Irian Barat
terkait dengan masalah imprealisme .pada sidang majelis umum PBB tahun 1961
masalah Irian Barat kembali diperdebatkan .
Agar pihak Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada Republik Indonesia
penyerahan itu dilakukan melalui PBB dalam waktu dua tahun, pada prinsipnya
pemerintahan RI dapt menyetujui usul tersebut, tetapi oleh belanda irian barat akan di
buat menjadi negara papua. Oleh karena itu indonesia membulatkan tekad untuk
menempuh cara drastis, yaitu konfrontasi militer pada tanggal 19 desember
merumuskan TriKora yang di ucapkan presiden, yang berbunyi:
a. gagalkan pembentukan ”Negara Papua” bikinan kolonial belanda
b. kibarkan sang merah putih dib irian barat
c. bersiaplah untuk mobilitasi umum\

pada tanggal 2 Januari 1962 , keputusan No.1 tahun 1962 membentuk komando
Mandala, dipimpin oleh Mayor Jendral Soeharto. Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi
pertempuran di laut Aru.
Konfrontasi total dalam perjuangan merebut kembali Irian Barat direncanakan melalui 3
tahap, yaitu :
1. tahap infiltrasi (penyusupan)
2. tahap eksploitasi (penyerangan wilayah yang dikuasai Belanda)
3. tahap konsolidasi (tahap kemenangan, mengibarkan bendera merah putih di
wilayah-wilayah yang dikuasai Indonesia)

pada tanggal 15 agustus 1962 Indonesia dan Belanda mengadakan kesepakatan


dimarkas PBB yang di kenal sebagai perjanjian New York

Kesepakatan tersebut berisi sebagai berikut :


1. kekuasaan pemerintah di Irian Barat untuk sementara waktu diserahkan
kepada badan Perwalian PBB yang disebut UNTEA
2. akan diadakan Pepera di irian barat sebelum tahun 1969
3. untuk menjamin keamanan di irian barat dibentuklah pasukan penjaga
perdamaian PBB yang disebut UNSF.

Akhirnya, Irian Barat kembali ke pangkuan RI melalui PBB tanggal 1 Mei 1963.

Kegiatan Siswa :
Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan tepat !

1. Sebutkan isi dekrit presiden soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 !


2. Sebutkan beberapa faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi bangsa
Indonesia dan kondisi keuangan negara menjadi suram pada masa Orla !
3. Apa latar belakang munculnya penerapan demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno ?
4. Apakah tujuan dilaksanakan sistem ekonomi gerakan benteng ?
5. Sebutkan isi Dwi Komando Rakyat ( Dwikora ) yang diumumkan oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 !
6. Apa saja masalah yang muncul akibat pengaruh dekrit presiden tanggal 5 Juli
1959 8. Apakah tujuan utama pelaksanaan pemilihan umum tahun 1955?
7. Sebutkan empat partai besar yang memenangkan hasil Pemilu Umum Pertama
pada tahun 1955 ?
8. Pemilihan anggota parlemen diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955
dan tanggal 15 Desember 1955 pemilihan untuk anggota ....... ?
9. Apa nama kebijakan yang dibuat oleh syafruddin ?
10. Tanggal berapa kebijakan tersebut berlaku ....
11. Gagasan ekonomi sumitro dikenal dengan nama apa ?
12. Apa tujuan dari ekonomi gerakan benteng ?
13. Kapan gerakan bentang mulai berlaku ? , berapa tahun ?
14. Apa yang dimaksud system alibaba ?
15. sebutkan hal yang menyebabkan kondisi keungan pemerintah/negara sangat
suram?
16. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menaggulangi
kemerosotan ekonomi, ternyata mengalami kegagalan. Sebutkan 2 sebab
terjadinya kegagalan ?
17. Mengapa program pembangunan itu tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
yang direncanakan?
18. Sebutkan upaya pemerintah mengatasi kemerosotan ekonomi ?

DAFTAR PUSTAKA :

Album 30 tahun Indonesia Merdeka, edisi 1945-1949, 1981.


Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1991
Marwadi Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. (1984). Sejarah
Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta : Balai Pustaka.
ariesgoblog.wordpress.com
Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai