Anda di halaman 1dari 15

DESKRIPSI AKHLAK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

“Al Islam dan Kemuhammadiyahan III”

Dosen Pengampu: Suprapto, Lc, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok I
1. Barit Fatkur Rosadi (20194711258)
2. M. Agus Hasan Nahari (20194711260)
3. M. Zainul Muttaqin (20194711272)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.

Penyusunan makalahini dibuat dengan seksama guna memenuhi tugas mata kuliah
“Al-Islam dan Kemuhammadiyahan III”, dan khususnya membahas tentang “Deskripsi
Akhlak”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada Dosen pengampu Bapak
Suprapto, Lc, M.Ag yang telah membimbing dan mendukung dalam penyelesaian makalah
ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah ini jauh dari sempuna. Oleh sebab itu, penulis
memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan penulis sendiri.

Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.

                                                                           

Tulungagung, September 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Pembahasan 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak 2

B. Macam-macam akhlak 4

C. Perbedaan akhlak dan Moral 5

D. Urgensi akhlak dalam kehidupan 6

E. Urgensi akhlak dalam kehidupan pendidikan 7

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan 11

B. Kritik dan Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia
agar selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan
Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun
mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena
dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-
Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta
agar  akhlak dan keluhuran  budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam
kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin
keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi akhlak?
2. Apa saja macam-macam akhlak?
3. Apakah perbedaan akhlak dan Moral?
4. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan?
5. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahu definisi Akhlak
2. Untuk mengetahui macam-macam akhlak
3. Untuk mengetahui perbedaan akhlak dan Moral
4. Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam kehidupan
5. Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam kehidupan pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,

jama’nya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi

pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah),

dan agama (ad-din).1

Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia

apakah itu baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan

agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia,

bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat

dikemukakan contohnya:

1. Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu

perbuatan.

2. Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena

membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu

perbuatan.2

Adapun diantara ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam

(Q.S. al-ahzab, 33:21) Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”3

Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa

pendapat para ahli :

1 Tiswarni, “Akhlak Tasawuf” (Jakarta: Bina Pratama, 2007). Hal: 1


2 Mahjuddin, “Akhlak Tasawuf” (Jakarta: Kalam Mulia, 2009). Hal: 7
3 Departemen Agama, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Serajaya Santra, 1987), Cet. Ke-1, Hal. 670

2
a. Ibnu Maskawaih

Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau

mengajak melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan

pertimbangan terlebih dahulu.

b. Prof. Dr. Ahmad Amin

Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang

menjelaskan baik dan buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan

tujuan yang harus dituju dan menunjukkan apa yang harus di perbuat.

Di dalam buku akhlak dalam berbagai dimensi, akhlak yaitu sifat-sifat

yang berurat berakar dalam diri manusia, serta berdasarkan dorongan dan

pertimbangan sifat tersebut, dapat dikatakan bahwa perbuatan tersebut baik atau

buruknya dalam pandangan manusia.4

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa

akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara

spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada

unsur paksaan. Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya

bersumber dari kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :

1) Tabiat (pembawaan); yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh

lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri (gharizah) dan factor

warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya.

2) Akal pikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia

setelah melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat

kejiwaan ini hanya dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata)

4. Ibid,. Hal. 1

3
3) Hati nurani; yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan

yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan

ini mendapatkan keterangan(ilham) dari Allah swt.Rasulullah sallallahu 'alaihi

wa sallam bersabda:"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan

demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah

berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang

bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan

dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk

selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu,

terutama untuk umat islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang

muslim, mencerminkan kesucian hati dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk

mencerminkan seseorang yang telah gelap hatinya sehingga ia tidak bisa

menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu telah

mendarah daging dalam dirinya

B. Macam-macam Akhlak

1. Akhlakul karimah.

Akhlakul karimah yaitu akhlak yang terpuji merupakan salah satu golongan

macam akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim. Seseorang yang memiliki

akhlak terpuji biasanya akan selalu menjaga sikap dan tutur katanya kepada orang

lain dan merasa bahwa dirinya diawasi oleh Allah.

Contoh dari akhlakul karimah adalah kesopanan, sabar, jujur, derwaman,

rendah hati, tutur kata yang lembut dan santun, gigih, rela berkorban, adil,

4
bijaksana, tawakal dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita

selalu menjaga akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Akhlakul madzmumah.

Akhlak mazmumah yaitu akhlak tercela merupakan salah satu tindakan buruk

yang harus dihindari dan dijauhi setiap manusia karena dapat mendatangkan

mudharat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Akhlak tercela sangat dibenci oleh Allah dan tidak jarang orang yang

memilikinya juga tidak disukai oleh masyarakat di sekelilingnya.

Contoh dari macam akhlak akhlakul mazmumah yaitu sombong, iri, dengki,

takabur, aniaya, ghibah dan lain sebagainya. Karena akhlak ini dibenci oleh Allah,

maka sebagai umat muslim yang taat harus menghindari perbuatan yang dapat

menghasilkan akhlak tercela.5

C. Perbedaan Akhlak dan Moral

Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan,

kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari

ajaran Allah swt. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang

nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi etika bersumber dari pemikiran

yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat

dan hati nurani. Etika bersifat temporer, sangat bergantung pada aliran filosofis yang

menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

5 https://www.brilio.net/serius/macam-macam-akhlak-dalam-islam-lengkap-dengan-penjelasan-dan-contohnya-
2008065.html, diakses pada tanggal, 30 September 2020.

5
Dengan kata lain, perbedaan antar akhlak dan moral adalah : Akhlak tolak

ukurnya adalah al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan moral tolak ukurnya adalah

norma yang hidup dalam masyarakat.6

D. Urgensi Akhlak dalam Kehidupan

Akhlak mulia merupakan pondasi utama bagi terciptanya hubungan baik

antara  hamba dengan Allah SWT (Hablumminallah) dan antar sesama manusia

(Hablumminannas) serta  antara manusia dengan alam sekitarnya (hewan dan

tumbuh-tumbuhan).

Rachmat Djatnika, dalam bukunya menjelaskan : Kedudukan akhlak dalam

kehidupan manusia menempati posisi yang sangat penting, baik sebagai individu,

sebagai masyarakat atau bangsa. Sebab jatuh-bangun, jaya-hancurnya suatu

masyarakat atau bangsa,  tergantung kepada bagaimana akhlak masyarakat atau

bangsa itu sendiri…(Rachmat Djatnika, 1987: 11). Senada dengan Rachmat Djatnika,

Syauqi Bey seorang pujangga Islam  belasan abad yang silam pernah bersenandung

dengan syairnya  yang artinya sebagai berikut: “Suatu bangsa akan tegak dengan 

tegaknya  akhlak  bangsa itu  dan bangsa itu akan hancur dan musnah  apabila

akhlak bangsa itu telah tiada”.

Syair  di atas bukan hanya  sekedar  pemanis  kata dan tanpa  dasar. Hal ini 

dapat ditelusuri dari historis  umat terdahulu, misalnya hancurnya kaum Nabi Luth,

runtuh dan hancurnya suku bangsa  Quraisy.  Kehancuran dan kebinasaan mereka itu 

kalau  diamati jelas  ada kaitannya  dengan kemerosotan moral  atau akhlak  dari

bangsa itu sendiri.

6 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 19-20

6
Maka dengan demikian semakin jelas begitu urgennya akhlak mulia bagi 

seseorang, baik ia sebagai individu, maupun kelompok (masyarakat). Lebih jauh hal 

ini dapat ditelusuri dari salah satu misi diutusnya Nabi Muhammad SAW, yakni untuk

memperbaiki akhlak atau budi pekerti  manusia “ Innamā bu’istu li utammima

makārima al  akhlāq” Artinya :  “Sesungguhnya  saya  diutus adalah untuk

menyempurnakan akhlak atau budi pekerti  manusia”.

Memahami makna hadits di atas, maka agama yang dibawa oleh nabi

Muhammad SAW merupakan agama penyempurna budi pekerti atau akhlak. Hal ini

dapat dimaklumi karena ketika itu (masa jahiliah), akhlak manusia pada masa itu

sudah sangat memprihatinkan, sampai-sampai orang-orang kafir kurais menganggap

hina jika melahirkan anak perempuan dan karenanya mesti dibunuh dengan cara

menguburnya hidup-hidup.

Dari uraian singkat di atas, tampak semakin jelas, begitu urgennya akhlak bagi

manusia dalam menjani kehidupan ini, jikalau  ia menginginkan dan mendambakan

kehidupan serta hubungan  yang harmonis, rukun dan damai, baik dengan sang

Pencipta (Allah SWT), dengan manusia dan lingkungannya. Kehidupan yang

demikian pada akhirnya akan menuai kesuksesaan dan kebahagiaan, baik di dunia

maupun di akhirat kelak.7

E. Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Pendidikan

Sejarah menunjukkan bahwa suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya

kokoh dan sebaliknya akan runtuh apabila akhlaknya rusak. Oleh karena itu, tujuan

pendidikan akhlak harus diarahkan pada terbentuknya manusia yang berakhlak

mulia (al-akhlaq a/-karimah).

7 https://jirhanuddin.wordpress.com/2013/09/11/pengertian-akhlak/, diakses pada tanggal, 30 September 2020.

7
Cara yang ditempuh untuk mencapai akhlak mulia tersebut berbeda-beda

sehingga jangan sampai seseorang lebih mengedepankan akhlak tercela.

Sekarang, banyak sekolah atau lembaga pendidikan lain yang masih berorientasi

hanya pada satu aspek kecerdasan, yaitu kognitif atau pada beberapa aspek

kecerdasan. Namun, semuanya itu belum mewakili dalam pembentukan  akhlak   

mulia.   Apalagi di tengah persaingan, banyak sekolah yang “mengunggulkan”

lembaga pen didikannya, alias sebagai sekolah unggulan. Ada yang mengunggulkan

sarana dan prasarana, tenaga pendidik, hingga kurikulum.

Ada pula anggapan bahwa keberhasilan sekolah dalam mendidik anak

didiknya dilihat dari kuantitas lulusan. Apabila banyak anak didiknya yang lulus

dengan nilai yang baik, sekolah tersebut dinyatakan baik atau unggul, bahkan menjadi

sekolah favorit. Begitu pula sebaliknya, apabila di sekolah tersebut banyak yang tidak

lulus, sekolah tersebut dikatakan tidak unggul. Oleh karena itu, siap-siaplah sekolah

tersebut akan kekurangan anak didiknya pada tahun ajaran berikutnya.

Lebih ironisnya, fenomena tersebut diakui oleh mayoritas masyarakat di

Indonesia. Dengan jaminan akan lulus, banyak orangtua yang memasukkan anaknya

ke sekolah tersebut. Padahal, beIum tentu semua anak didik yang lulus dari segi

akademik (kognitif), lulus juga dari segi afektif (akhlak).

Sejak dini. Pendidikan akhlak harus ditekankan kepada anak didik sedini

mungkin untuk dimanifestasikan dalam kehidupan. Tidak hanya secara teoretis, tetapi

juga praktis. Bahkan, berhasil atau tidaknya pendidikan akhlak di Iihat dari perbuatan

yang dilakukan seseorang atau anak didik dalam kehidupannya.

Berakhlak yang baik harus dilakukan secara vertikal (kepada Allah) dan secara

horizontal (kepada makhluk-Nya), karena dalam bahasa Arab, kata akhlaq itu

8
mengandung segi-segi persamaan dengan kata khaliq (Yang Menciptakan)

dan makhluq (yang diciptakan).

Dengan demikian, diharapkan manusia itu berakhlak, baik terhadap Tuhan

(Khaliq) maupun terhadap sesama manusia dan alam sekitarnya (makhluq). Berakhlak

baik terhadap Tuhan dengan cara melaksanakan ibadah yang biasa dilakukan oleh

setiap umat beragama sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedangkan berakhlak

baik terhadap makhluk sangat luas cakupannya. Tidak hanya menjaga dan berakhlak

baik terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap binatang dan tumbuhan serta alam

sekitarnya.

Nilai dari pendidikan akhlak ada lah akhlak itu sendiri karena akhlak

merupakan salah satu dimensi manusia yang sangat diutamakan dalam pendidikan

Islam. Untuk itu, pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari pendidikan  agama.  Sebab  yang  baik adalah yang dianggap

baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang di anggap buruk oleh agama. Oleh

karena itu, nilai nilai akhlak dan keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah

akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.

Dengan demikian, seorang Muslim tidak sempurna agamanya bila akhlaknya

tidak baik. Para filosof pendidikan Islam sepakat bahwa pendidikan akhlak adalah

jiwa pendidikan Islam, sebab salah satu tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah

pembinaan a/-akhlaq a/-karimah.

Untuk itu, pendidikan akhlak tidak dapat dipisahkan dengan unsur-unsur

pendidikan lainnya. Harus ada perpaduan (integrated) antara pendidik, anak didik,

kurikulum, dan penunjang keberhasilan pendidikan akhlak lainnya.

9
Selain itu, meskipun materi ajar berbeda-beda   sesuai   dengan   bidang

ilmunya, materi ajar tersebut harus mengandung nilai-nilai akhlak mulia. Pendidikan

akhlak pun menjadi tolok ukur pada diri seseorang dalam menilai tingkat

kesempurnaannya. Pendidikan akhlak ini tidak hanya cukup dipelajari sebagai disiplin

ilmu, tetapi juga harus sampai kepada tingkat  pemahaman dan pengamalan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, pembentukan akhlak masing-masing individu (anak didik)

merupakan kebutuhan yang sangat mendesak yang harus diberikan sedini mungkin

sehingga dengan demikian akan terus terbawa dalam aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial.8

8. https://www.unisba.ac.id/urgensi-pendidikan-akhlak-untuk-zaman-now/, diakses pada tanggal, 1 Oktober


2020

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan
secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada
unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama Islam yang berguna
untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan
etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-
perbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. Ilmu akhlak
bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan
manusia itu sendiri yang selalu dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam
diri manusia itu sendiri.
B. Kritik dan Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Rosihon, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)

Tiswarni, “Akhlak Tasawuf” (Jakarta: Bina Pratama, 2007)

Mahjuddin, “Akhlak Tasawuf” (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)

Departemen Agama, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Serajaya Santra, 1987)

https://jirhanuddin.wordpress.com/2013/09/11/pengertian-akhlak/

https://www.brilio.net/serius/macam-macam-akhlak-dalam-islam-lengkap-dengan-

penjelasan-dan-contohnya-2008065.html

https://www.unisba.ac.id/urgensi-pendidikan-akhlak-untuk-zaman-now/

12

Anda mungkin juga menyukai